Fine
Fine
LANDASAN TEORI
2.2 Outage
Pada SPLN K7.001:2007 Outage adalah Istilah yang di gunakan apabila suatu
unit pembangkit Keluar dari sistem atau tidak sinkron ke jaringan karena ada nya
pemeliharaan maupun perbaikan. Otage terjadi apabila suatu unit tidak sikron ke
jaringan san bukan dalam status Reserve Shutdonwn.Suatu Outage di mulai ketika
unit di keluarkan ke jaringan atau pindah status, misalnya dari reserve shutdown
menjadi Maintenance Outage.Outag berakhir ketika unit terhubung ke jaringan.
Status Outage di bedakan menjadi beberapa status yaitu :
2.2.1Planed Outage (PO)yaitu keluarnya unit pembangkit akibat adanya pekerjaan
pemeliharaan periodik pembangkit seperti ispeksi, overhaul atau pekerjaan
lainnya yang sudah di jadwalkan sebelumnya dalam rencana tahunan
pemeliharaan pembangkit atau sesuai rekomendasi pabrikan
2.2.2 Maintenance Outage (MO) yaitu keluarnya pembangkit untuk keperluan
pengujian, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif, perbaikan atau
penggantian suku cadang atau pekerjaan lainnya pada pembangkit yang di
anggap perlu di lakukan yang tidak dapat di tunda pelaksanaannya.
2.5 Durasi
2.5.1 Service Hours (SH) : adalah jumlah jam operasi unit pembangkit baik dalam
kondisi operasi normal maupun kondisi derating.
2.5.2 Available Hours (AH) : adalah jumlah jam unit siap dioperasikan yaitu
service hour ditambah Reserve Shutdown Hours
2.5.3 Period Hours (PH) : adalah total jumlah jam dalam suatu periode tertentu
yang sedang diamati.
2.5.4 Planed Outage Hours (POH) : adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi
sebagai akibat dari Planed Outage untuk pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi
dan overhaul, yang telah dijadwalkan jauh hari sebelumnya (misalkan :
Simple Inspection, Major inspection)
2.5.6 Force Outage Hours (FOH) : adalah jumlah jam unit keluar paksa sebagai
akibat dari gangguan. Bila unit yang periode forced hours lebih dari hari
Jumat jam 24.00 pada Minggu dimana unit keluar, maka Forced Outage
Hours dihitung hanya sampai hari Jumat jam 24.00 selebihnya disebut
Maintenance Outage Hours (MOH).
2.5.7 Maintenance Outage Hours (MOH) : adalah jumlah jam unit tidak dapat
beroperasi untuk keperluan pengujian, pemeliharaan preventif, pemeliharaan
korektif, perbaikan atau penggantian suku cadang pada pembangkit yang
dianggap perlu dilakukan yang pelaksanaanya tidak dapat ditunda pada jadwal
Planned Outage berikutnya dan telah dijadwalkan dalam ROM berikutnya.
2.5.8 Equivalent Forced Derated Hours (EFDH) : adalah perkalian antara jumlah
jam unit pembangkit derating secara paksa (Forced derating) dan besar
penurunan dearting dibagi dengan kapasitas.
2.5.9 Equivalent Planned Derated Hours (EPDH) : adalah perkalian antara jumlah
jam unit pembangkit mengalami maintenance derating dan besar penurunan
derating dibagi dengan kapasitas.
..................................(2-1)
Keterangan :
AH = Availability Hours
PH = period Hours
EPDH = Equivalent planned Derated Hours
ESDH = Equivalent Seasonal Derated Hours
Jika pembangkit memiliki EAF 100% maka pembangkit tersebut siap
beroperasi selama setahun penuh (8760 jam) tanpa berhenti, namun realisasi seperti
ini tidak mungkin terjadi karena dalam satu tahun setiap pembangkit mengalami
Outage dan pemeliharaan yang memaksa pembangkit untuk mengubah status menjadi
Outage yang dapat mempengaruhi produksi energy listrik yang akan di hasilkan.
Semakin baik nilai EAF maka semakin bak pula kinerja unit pembangkit tersebut
dalam memproduksi energy listrik yang di hasilkan.Kebalikan dari EAF yaitu EFOR
dimana EFOR merupakan keadaaan dimana unit pembangkit tidak dapat beroperasi
karena adanya Outage dan oemeliharaan yang memaksa unit menjadi berstatus
Outage. Nilai EFOR harus seminimal mungkin, jika nilai EFOR melebihi …. Sesuai
ketetapan yang mengacu pada GADS DRI NERC 2007. Untuk menghitung Total
tingkat gangguan mesin pembangkit EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) yaitu :
..........................................(2-2)
Keterangan :
EFDH = Equivalent Forced derating Hours
FOHD = Forced Outage Hour Dalam/gangguan dalam
SH = Service Hour
EFDHRS = Equivalent Forced Derated Hour during Reserve
Shutdown
2.7.2 Separator
Alat ini dipasang untuk membersihkan uap dari partikel-partikel berat,
karena uap untuk keperluan turbin harus terbebas dari kontaminasi.Separator
yang dipakai adalah jenis cyclone. Artinya uap yang masuk kedalam separator
akan berputar, kemudian akaibat pengaruh gaya sentrifugal akan mengakibatkan
partikel berat terlempar atau jatuh, sementara uap yang sudah bersih akan
mengalir pada demister.
2.7.4 Kondensor
Kondensor yang digunakan adalah jenis kontak langsung ( direct contact )
yaitu dengan cara menyemprotkan air pendingin dari menara pendingin langsung
pada uap bekas yang dipakai turbin. Uap bekas yang tidak mengembun dikeluarkan
dari kondensor oleh ejector.Ejector juga berfungsi untuk mempertahankan hampa
kondensor pada saat operasi normal atau membuat hampa tekanan kondensor sewaktu
kondisi awal start.Pada saat operasi normal perbedaan tekanan antara air.
Gambar II-6 Gambar Kondensor PLTP
Kapasitas MW 55
2.7.7 Generator
Generator merupakan sebuah mesin listrik yang dapat mengubah daya
mekanis menjadi daya listrik.Terdapat dua jenis generator yaitu AC dan generator
DC.Tergantung jenis tegangan yang di hasilkannya. Menurut Yon Rinjoyo (2004),
perbedaan prinsip kerja generator AC dengan DC adalah untuk untuk generator DC
kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan terletak di antara kutub-kutub magnit
yang tetap di tempat. Pada generator AC adalah konstruksi yang sebaliknya yaitu
kumparan jangkar di sebut juga kumprana stator karna berada pada tempat yang tetap,
sedangkan kumparan rotor bersama-sama.
Gambar II-9 Gambar Generator
Adapun spesifikasi generator di PLTP Kamojang adalah :
Tabel II-2 Spesifikasi Genrator PLT Indonesia Power UPJP Kamojang
Uraian Satuan Kamojang Unit 2
Phase 3
Frekuensi Hz 50
Cos φ PF 0,8
2.7.8 Trafo
Trafo utama yang digunakan adalah tipe ONAN dengan tegangan 11.8 KV
pada sisi primer dan 150 KV pada sisi sekunder. Tegangan output generator 11.8 KV
ini kemudian dinaikkan melalui trafo step up menjadi 150 KV untuk dipararelkan
dengan sistem 150 KV
MCWP adalah salah satu system pendingin utama yang ada di PLTP Darajat,
yang fungsinya adalah untuk memompakan air dari kondensator yang suhunya
mencapai 100° C ke cooling tower untuk di dinginkan, selain itu MCWP juga
berfungsi untuk menjaga kestabilan ketinggian air di dalam kondensator agar
kondensator bisa bekerja secara maksimal
Gambar II-11MCWP PLTP IP kamojang
………………………………………………......(2-3)
2.8.2 Maintenance Outage Factor (MOF) adalah faktor unit keluar karena adanya
pemeliharaan.
………..………………………………………...(2-4)
2.8.3 Force Outage Factor (FOF) adalah faktor unit keluar karena adanya gangguan.
……………………………………………….…(2-5)
2.8.4 Reserve Shutdown Factor (RSF) adalah factor unit keluar karena kebutuhan
listrik turun.
…………………………………………………(2-6)
2.8.5 Output Factor (OF) adalah faktor pembebanan unit.Faktor ini tidak ada
rumusnya, biasanya diambil dengan memperhitungkan Derating unit dan sistem
kelistrikan.
2.8.6 Availability Factor (AF) adalah faktor kesiapan unit untuk membangkitkan
tenaga listrik.
…………………………………………………….(2-7)
……………………………………………………..(2-8)