Anda di halaman 1dari 4

ab1utama

PSYCHOSOCIAL HAZARD

ab1utama

6 years ago

Advertisements

Anugrah Budi Utama (1006668090)

Bahaya yang dialami oleh pekerja dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah bahaya yang dapat
dilihat secara fisik seperti ergonomi, lingkungan, mekanik, dan lainnya dikelompokkan menjadi bahaya
fisik. Sedangkan bahaya yang tidak nampak dari lua atau yang mengenai mental dan psikis pekerja
dikelompokkan menjadi hazard psikososial. Dalam psikososial hazard, bahaya yang berasal dari
pengorganisasian pekerjaan adalah penyumbang paling banyak. Dalam masalah pengorganisasian
pekerjaan dapat dibedakan menjadi work context dan work content. Selain itu, perubahan jaman juga
ikut menyumbang dalam perubahan pengorganisasian pekerjaan yang berdampak pada psikososial
pekerja.

Work Context

Work context adalah hubungan antara pekerja dengan oganisasi tempat dia bekerja. Dari work context
ini dapat dibagi menjadi beberapa hal, yaitu budaya organisasi dan fungsinya, peran pekerja dalam
perusahaan, karir, besarnya kontrol terhadap pekerjaan, hubungan interpersonal dalam pekerjaan, dan
hubungan rumah dan kerja.

Budaya organisasi adalah sistem bersama ataupun kesepakatan bersama antar anggota sehingga budaya
organisasi menjadi ciri organisasi tersebut. Fungsi dari budaya organisasi adalah menciptakan
pembedaan antar organisasi satu dengan lainnya, menciptakan rasa identitas bagi anggota suatu
organisasi, mempermudah timbulnya komitmen bersama, merupakan perekat sosial yang membantu
mempersatukan suatu organisasi, dan sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu
dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.

Role in organization adalah peran seorang pekerja dalam suatu organisasi. Ada beberapa masalah yang
berkaitan dengan peran pekerja. Pertama,role ambiguity yaitu ketidakjelasan peran karena tidak jelasnya
jobdesk, tidak lengkapnya perintah dari atasan, ataupun karena kurangnya pengalaman pekerja. Kedua,
role conflict yaitu konflik yang terjadi antaa peran seorang pria dalam keluarga dan peran seorang pria di
perusahaan. Ketiga, role insufficiency adalah ketidakpuasan terhadap perannya dalam perusahaan
karena kurang maksimalnya penggunaan kemampuannya oleh perusahaan. Keempat, responsibility for
people adalah tanggung jawab terhadap seseorang. Tanggung jawab kepada atasan dapat memberikan
tekanan psikososial.

Dalam career development, kurangnya harapan pengembangan karier dapat menjadi sumber stress,
terutama dalam organisasi yang mengedepankan hubungan antara pengembangan karir dan
kompetensi.Job insecurity atau tidak terjaminnya pekrjaan dan status incongruity atau ketidaksesuaian
dengan pekerjaan juga menyababkan stess pada pekerja.

Dalam decision latitude and control, rendahnya kebebasan untuk mengambil keputusan, partisipasi, dan
kontrol dalam suatu pekerjaan menyebabkan stress pada pekerja. Kemudian hubungan interpersonal
dengan pekerja lain, contohnya ketidakpuasan dalam hubungan interpersonal di tempat kerja dapat
beakibat stress. Selain itu, hubungan rumah dan kerja juga menjadi penyabab stress, terutama pekerja
yang memiliki anak. Terkadang pekerja kekurangan waktu untuk besama keluaga, dan itu dapat menjadi
penyebab stress.

Work Content

Work content menjelaskan bahaya psikososial yang berkaitan dengan isi pekerjaan dan sesuatu yang
dialami oleh pekerjanya, seperti stress yang dapat membahayakan kondisi pekerja. Ada bebeapa hal
yang berkaitan dengan work content yang menyebabkan stress. Pertama, job contentyang monoton,
kurang bermaknanya pekerjaan, kurang variasinya pekerjaan, pekerjaan yang tidak menyenangkan, tidak
sesuainya pekerjaan, dan pekerjaan yang berlawanan dengan harapan dapat menyebabkan stess. Kedua,
workload and work pace yaitu kapasitas kerja yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit dan
dituntunnya pekerja untuk bekerja dibawah tekanan waktu sehingga pekerja harus bekerja dengan
cepat. Ketiga, working hours yaitu waktu kerja yang ketat dan tidak fleksibel, sift kerja yang tidak teratur,
dan perubahan jam kerja yang tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi. Keempat, participation and control
yaitu kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan serta kurangnya kontrol terhadap pekerjaan
juga dapat menyebabkan stress.

3. New Hazard: “The Changing World of Work”


Perubahan jaman yang semakin kompetitif dan semakin canggihnya teknologi merubah tuntutan
pekerjaan. Penggunaan teknologi (mekanisasi) yang semakin marak menyebabkan tejadinya
perampingan jumlah pekerja dan out sourcing. Pekerja juga dituntut untuk meningkatkan
kemampuannya, tidak hanya menguasai satu kemampuan tetapi beberapa kemampuan. Atau dengan
kata lain perubahan sistem pengorganisasian dalam bekerja membawa dampak yang cukup serius.
Bertambahnya persaingan kerja, pekerja pada masa kini yang dituntut untuk memiliki banyak skill
pendukung, dan meningkatnya tuntutan pekerjaan membuat pekerja rawan terkena stress.

4. Distribution of Psychosocial Work Hazard

Berdasarkan suvei dari European Fondation pada tahun 1996 -1997, proporsi hazard psikososial yang
berkaitan dengan pengorganisasian pekerjaan lebih besar daripada hazard fisik. Untuk pembagian dalam
pengorganisasian pekerjaan sendiri terbagi sebagai berikut: kurangnya pengaruh seseorang terhadap
pekerjaan (35-40%), pekerjaan yang dilakukan sedikit dan berulang (25%), lama kerja yang panjang ( Pria
16% dan wanita 7%) bekerja sampai 50 jam per minggu. Selain itu, pada suvei di USA pada tahun 1982
didapat hasil bahwa pekerjaan manual memiliki kompleksitas dan variasi yang rendah, partisipasi yang
rendah, dan beban kerja yang tinggi, sedangkan pada pekerjaan managerial memiliki kompleksitas dan
variasi yang lebih banyak, partisipasi yang tinggi, dan kelebihan beban kerja serta masalah yang
berkaitan dengan peran dan jabatan.

DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P, 2003. Perilaku Organisasi, Jakarta : Indeks.

Luthans, Fred. 2001. Organizational Behavior. Ninth edition. New York: McGraw Hill.

Nimran, Umar. 1997. Perilaku Organisasi. Surabaya: CV Citra Media.

Mondy, R.W., A.Sharplin, Shane. R. Premeaux. 1990. Management and Organizational Behavior. USA:
Allyn and Bacon.

Cox et al. 2000. Research on Work Related-Stress. Belgium : European Agency for Safety and Health At
Work
http://www.explorehr.org/articles/HR_Planning/Work_Study_and_Employee_Productivity.htmlDiakses
tanggal 26 September 2012 pukul 20.00

WHO. 2003. Work Organisation &


Stress.http://www.who.int/occupational_health/publications/en/oehstress.pdf Diakses tanggal 26
September 2012 pukul 20.15

Advertisements

Categories: Uncategorized

Tags: PSYCHOSOCIAL HAZARD

Leave a Comment

ab1utama

Create a free website or blog at WordPress.com.

Back to top

Advertisements

Anda mungkin juga menyukai