K3
K3
PSYCHOSOCIAL HAZARD
ab1utama
6 years ago
Advertisements
Bahaya yang dialami oleh pekerja dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah bahaya yang dapat
dilihat secara fisik seperti ergonomi, lingkungan, mekanik, dan lainnya dikelompokkan menjadi bahaya
fisik. Sedangkan bahaya yang tidak nampak dari lua atau yang mengenai mental dan psikis pekerja
dikelompokkan menjadi hazard psikososial. Dalam psikososial hazard, bahaya yang berasal dari
pengorganisasian pekerjaan adalah penyumbang paling banyak. Dalam masalah pengorganisasian
pekerjaan dapat dibedakan menjadi work context dan work content. Selain itu, perubahan jaman juga
ikut menyumbang dalam perubahan pengorganisasian pekerjaan yang berdampak pada psikososial
pekerja.
Work Context
Work context adalah hubungan antara pekerja dengan oganisasi tempat dia bekerja. Dari work context
ini dapat dibagi menjadi beberapa hal, yaitu budaya organisasi dan fungsinya, peran pekerja dalam
perusahaan, karir, besarnya kontrol terhadap pekerjaan, hubungan interpersonal dalam pekerjaan, dan
hubungan rumah dan kerja.
Budaya organisasi adalah sistem bersama ataupun kesepakatan bersama antar anggota sehingga budaya
organisasi menjadi ciri organisasi tersebut. Fungsi dari budaya organisasi adalah menciptakan
pembedaan antar organisasi satu dengan lainnya, menciptakan rasa identitas bagi anggota suatu
organisasi, mempermudah timbulnya komitmen bersama, merupakan perekat sosial yang membantu
mempersatukan suatu organisasi, dan sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu
dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
Role in organization adalah peran seorang pekerja dalam suatu organisasi. Ada beberapa masalah yang
berkaitan dengan peran pekerja. Pertama,role ambiguity yaitu ketidakjelasan peran karena tidak jelasnya
jobdesk, tidak lengkapnya perintah dari atasan, ataupun karena kurangnya pengalaman pekerja. Kedua,
role conflict yaitu konflik yang terjadi antaa peran seorang pria dalam keluarga dan peran seorang pria di
perusahaan. Ketiga, role insufficiency adalah ketidakpuasan terhadap perannya dalam perusahaan
karena kurang maksimalnya penggunaan kemampuannya oleh perusahaan. Keempat, responsibility for
people adalah tanggung jawab terhadap seseorang. Tanggung jawab kepada atasan dapat memberikan
tekanan psikososial.
Dalam career development, kurangnya harapan pengembangan karier dapat menjadi sumber stress,
terutama dalam organisasi yang mengedepankan hubungan antara pengembangan karir dan
kompetensi.Job insecurity atau tidak terjaminnya pekrjaan dan status incongruity atau ketidaksesuaian
dengan pekerjaan juga menyababkan stess pada pekerja.
Dalam decision latitude and control, rendahnya kebebasan untuk mengambil keputusan, partisipasi, dan
kontrol dalam suatu pekerjaan menyebabkan stress pada pekerja. Kemudian hubungan interpersonal
dengan pekerja lain, contohnya ketidakpuasan dalam hubungan interpersonal di tempat kerja dapat
beakibat stress. Selain itu, hubungan rumah dan kerja juga menjadi penyabab stress, terutama pekerja
yang memiliki anak. Terkadang pekerja kekurangan waktu untuk besama keluaga, dan itu dapat menjadi
penyebab stress.
Work Content
Work content menjelaskan bahaya psikososial yang berkaitan dengan isi pekerjaan dan sesuatu yang
dialami oleh pekerjanya, seperti stress yang dapat membahayakan kondisi pekerja. Ada bebeapa hal
yang berkaitan dengan work content yang menyebabkan stress. Pertama, job contentyang monoton,
kurang bermaknanya pekerjaan, kurang variasinya pekerjaan, pekerjaan yang tidak menyenangkan, tidak
sesuainya pekerjaan, dan pekerjaan yang berlawanan dengan harapan dapat menyebabkan stess. Kedua,
workload and work pace yaitu kapasitas kerja yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit dan
dituntunnya pekerja untuk bekerja dibawah tekanan waktu sehingga pekerja harus bekerja dengan
cepat. Ketiga, working hours yaitu waktu kerja yang ketat dan tidak fleksibel, sift kerja yang tidak teratur,
dan perubahan jam kerja yang tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi. Keempat, participation and control
yaitu kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan serta kurangnya kontrol terhadap pekerjaan
juga dapat menyebabkan stress.
Berdasarkan suvei dari European Fondation pada tahun 1996 -1997, proporsi hazard psikososial yang
berkaitan dengan pengorganisasian pekerjaan lebih besar daripada hazard fisik. Untuk pembagian dalam
pengorganisasian pekerjaan sendiri terbagi sebagai berikut: kurangnya pengaruh seseorang terhadap
pekerjaan (35-40%), pekerjaan yang dilakukan sedikit dan berulang (25%), lama kerja yang panjang ( Pria
16% dan wanita 7%) bekerja sampai 50 jam per minggu. Selain itu, pada suvei di USA pada tahun 1982
didapat hasil bahwa pekerjaan manual memiliki kompleksitas dan variasi yang rendah, partisipasi yang
rendah, dan beban kerja yang tinggi, sedangkan pada pekerjaan managerial memiliki kompleksitas dan
variasi yang lebih banyak, partisipasi yang tinggi, dan kelebihan beban kerja serta masalah yang
berkaitan dengan peran dan jabatan.
DAFTAR PUSTAKA
Luthans, Fred. 2001. Organizational Behavior. Ninth edition. New York: McGraw Hill.
Mondy, R.W., A.Sharplin, Shane. R. Premeaux. 1990. Management and Organizational Behavior. USA:
Allyn and Bacon.
Cox et al. 2000. Research on Work Related-Stress. Belgium : European Agency for Safety and Health At
Work
http://www.explorehr.org/articles/HR_Planning/Work_Study_and_Employee_Productivity.htmlDiakses
tanggal 26 September 2012 pukul 20.00
Advertisements
Categories: Uncategorized
Leave a Comment
ab1utama
Back to top
Advertisements