Anda di halaman 1dari 7

FSCEJ 2 (1) (2013)

Food Science and Culinary Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/fsce

NASI JAGUNG INSTAN BERPROTEIN SEBAGAI MAKANAN POKOK


ALTERNATIF UNTUK PENDERITA DIABETES MELITUS

Mikha Riandani

Jurusan Teknik Jasa Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Nasi jagung instan berprotein sebagai makanan pokok alternative untuk penderita diabetes mellitus merupakan nasi jagung
Diterima Agustus 2013 yang dibuat denganpenambahankedelaisebagaisumber protein, jagung merupakan sumber makanan pokok yang memiliki
Disetujui September 2013 kandungyan karbohidrat lebih rendah di bandingkan beras, sehingga tidak beresiko menaikan kadar gula dara h. Peneliti
membuat Nasi jagung instan berprotein dengan penambahan kedelai untuk menambah protein di dalamnya dan kedelai juga
Dipublikasikan Oktober
berfungsi untuk meningkatkan variasi rasa pada nasi jagung instan tersebut. Penelitian pembuatan Nasi jagung instan
2013
berprotein bertujuan untuk mengetahui kualitas inderawi Nasi jagung instan berprotein eksperimen ditinjau dari aspek
________________ warna, rasa, aroma, dan tekstur. Teknik analisis data yang di gunakan adalah analisis varian klasivikasi tunggal. Variabel
Keywords: bebas yang digunakan adalah Nasi jagung instan berprotein 5%, 15% dan 25%.. Hasil penelitian uji inderawi menunjukkan
corn instant rice, corn, and adanya perbedaan nyata terhadap aspek warna, rasa, tekstur, danaspek aroma pada ketiga sampel. Nasi jagung instan
soybeans berprotein yang memiliki kualitas terbaik adalah Nasi jagung instan berprotein dengan penambahan kedelai 5%. Saran dari
____________________ peneliti adalah perlu adanya pempublikasian Nasi jagung instan berprotein sebagai makanan pokok alternative untuk
penderita diabetes mellitus dengan penambahan kedelai. Perlu adanya pengembangan makanan dari jagung serta kedelai
untuk makanan bagi penderita diabetes mellitus, dengan mengolah menjadi berbagai macam makanan lainnya, dengan
mengolah menjadi berbagai produk makanan lainnya

Abstract
___________________________________________________________________
Instant rice protein maize as a staple food for people with diabetes mellitus alternative is corn rice made with the addition of soy
protein as sumbe. Rice researchers make instant corn with the addition of soy protein to add soy protein in it and also serves to
increase the variety of flavors on the instant corn rice. Research making instant rice protein maize aims to determine the se nsory
quality of instant rice protein maize experimental results in terms of the aspects of color, taste, aroma, and texture. Data
analysis techniques in use are single klasivikasi variance analysis. The independent variables used were corn instant rice
protein 5%, 15% and 25% .. The results of sensory test showed significant differences on aspects of color, taste, texture, and
aroma aspect in all three samples. Rice instant corn flour that has the best quality breadfruit is instant corn rice soy prot ein
with the addition of 5%. Advice from researchers is the need for publication of instant rice protein maize as a staple food for
people with diabetes mellitus alternative with the addition kedelai.Perlu the development of corn and soybean meal for food f or
people with diabetes mellitus, by processing a variety of other foods, by processing a variety of other food products.

© 2013 Universitas Negeri Semarang

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6587


Gedung E10 Lantai 2 FT Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: journal.tjp@gmail.com

10
Mikha Riyandani / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)

PENDAHULUAN sedikit lebih tinggi, namun demikian


pengolahan dan lebih sulit daripada beras
Jagung merupakan tanaman palawija (Achmad, 2009: 99). Tanaman jagung
yang berumur pendek, sehingga cepat mempunyai nama botani Zea mays L.
mendatangkan hasil (Sugeng, 2001: 42). Kandungan gizi yang terdapat didalam
Dibandingkan dengan beras, kadar berbagai jagung juga cukup tinggi yaitu sebagai
zat gizi di dalam jagung pada umumnya mana di jelaskan pada table di bawah ini

Tabel 1. Kandungan Komponen gizi dalam 100 g Jagung Kuning


N Komponen K
o adar
1 Air (g) 2
4
2 Kalori (kal) 3
07
3 Protein (g) 7
,9
4 Lemak (g) 3
,4
5 Karbohidrat 6
(g) 3,6
6 Ca (mg) 9
7 P (mg) 1
48
8 Fe (mg) 2
,1
9 Vitamin A 4
(SI) 40
1 Vitamin B1 0
0 (mg) ,33
1 Vitamin C 0
1 (mg)

( Retno Arianingrum, 2008: 7)


Dengan demikian jagung penghambat utama sehingga malas untuk
dapat dijadikan sebagai sumber sumber memasak nasi jagung. Karena hal
makanan pokok pengganti beras. Namun, tersebut, timbulah pemikiran untuk
pembuatan nasi jagung memerlukan memformulasikan nasi jagung yang cepat
proses yang lama, karena pembuatan nasi masak dengan tujuan untuk mempercepat
jagung bertahap, tentunya menjadi faktor waktu pemasakan
Nasi jagung baik dikonsumsi oleh mengandung indeks glikemik yang tinggi
penderita diabetes melitus. Karena yang dapat mengakibatkan kadar gula
penderita diabetes mellitus tidak darah meningkat. Maka dari itu di
diperkenankan mengkonsumsi nasi yang perlukan sumber makanan pokok
berasal dari beras dalam jumlah banyak pengganti nasi, salah satunya adalah nasi
disebabkan nasi yang berasal dari beras jagung, karena nasi jagung mengandung

11
Mikha Riyandani / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)

indeks glikemik yang rendah daripada protein dan serat di dalamnya dan
nasi dari beras. memberikan variasi rasa dari nasi jagung
Untuk meningkatkan variasi dari instan tersebut, dengan prosentase 5%,
olahan nasi jagung instan tersebut 15%, dan 25%. Berdasarkan pemikiran di
diperlukan penambahan sumber protein atas, maka peneliti tertarik untuk
dan penderita diabetes mellitus harus mengangkatnya kedalam penelitian
mencapai asupan protein yang memenuhi, dengan judul penelitian ”Nasi Jagung
tapi tidak melebihi (Joni J. Pagenkemper: instant berprotein sebagai makanan pokok
2012), sumber potein tersebut salah alternatif untuk penderita Diabetes
satunya adalah kedelai, kedelai adalah Melitus”
bahan makanan yang memiliki Tujuan penelitian ini adalah
kandungan komposisi proksimat kedalai Untuk mengetahui kualitas nasi jagung
per 100 gram adalah air 8,5 gram, energi instan berprotein dengan penambahan
416 Kkal, protein 35,5 gram, Lemak (lipid kedelai 5%, 15%, dan 25%, Untuk
total) 19,9 gram, karbohidrat 30,2 mg, mengetahui profil kesukaan masyarakat
serat 9,3 gram, abu 4,9 gram (Deddy terhadap nasi jagung instan berprotein
Muchtadi, 2010: 66) . Penambahan hasil eksperimen, Untuk mengetahui
kedelai pada nasi jagung instan berprotein kadar protein dan serat pada nasi jagung
bertujuan untuk meningkatkan kandungan hasil eksperimen terbaik
aroma, rasa, dan tekstur. 2) Mutu
METODE PENELITIAN organoleptik dari nasi jagung instant
berprotein hasil eksperimen dengan
Objek penelitian dalam penelitian indikator berupa tingkat kesukaan. 3)
ini adalah nasi jagung instan berprotein Kadar Protein dan serat dari nasi jagung
dengan penambahan kedelai 5%, 15% dan instant berprotein. Variabel kontrol pada
25%. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah penambahan bahan-
penelitian ini berdasarkan pada ciri-ciri bahan yang digunakan, pengendalian
tertentu yang diperkirakan dapat peralatan yang digunakan, penimbangan
memperoleh hasil yang sesuai atau bahan, proses pembuatan, ukuran, jumlah
mendekati kriteria yaitu dalam pembuatan air serta suhu dan lama pengukusan
nasi jagung instan berprotein. Berdasarkan dimana semua variabel dikondisikan
hal tersebut maka peneliti menggunakan sama. Metode penelitian menggunakan
teknik pengambilan sampel “simple random metode eksperimen dengan Desain
sampling” yaitu teknik penentuan yang eksperimen yang digunakan dalam
dalam pengambilan sampelnya dilakukan penelitian ini adalah adalah one-shot case
secara acak. dengan demikian maka study. desain ini sangat sederhana.
peneliti memberi hak yang sama kepada Peneliti hanya mengadakan treatment satu
setiap subjek untuk memperoleh kali yang diperkirakan sudah mempunyai
kesempatan dipilih menjadi sampel. pengaruh. Metode penilaian yang
Variabel bebas dalam penelitian ini digunakan ada 2, yaitu penilaian subyektif
adalah, Nasi jagung instan dengan dan penilaian obyektif. Penilaian subyektif
penambahan kedelai putih 5%, 15% dan dilakukan dengan uji inderawi
25%. Variabel terikat dalam penelitian ini menggunakan panelis agak terlatih yang
adalah : 1) Mutu atau kualitas inderawi berjumlah 16 orang, dan uji kesukaan
dari nasi jagung instant berprotein hasil menggunakan panelis tidak terlatih
eksperimen meliputi indikator warna, dengan jumlah 80 orang penderita

12
Mikha Riyandani / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)

diabetes mellitus yang merupakan pasien dan tekstur. Adapun deskripsi data per
rawat jalan Puskesmas 1 Purwonegoro. aspek berdasarkan penilaian dari masing-
Penilaian obyektif yaitu dengan penilaian masing panelis agak terlatih (dalam
kandungan gizi yang meliputi kandungan bentuk skor bulat) dipaparkan sebagai
protein dan serat. Untuk hasil uji inderawi berikut:
data yang diperoleh kemudian dianalisis Warna, hasil uji inderawi
dengan menggunakan Analisis Klasifikasi menunjukkan bahwa rerata skor tertinggi
Tunggal, sedangkan untuk uji kesukaan berdasarkan indikator warna
menggunakan analisis deskriptif menunjukkan bahwa selisih rerata skor
prosentase. antara sampel 137 dengan sampel 574
adalah 0,1, selisih rerata skor antara
HASIL DAN PEMBAHASAN sampel 137 dengan sampel 362 adalah
1,06 , dan selisih rerata skor antara sampel
Hasil Uji Inderawi 574 dengan sampel 362 adalah 0,63 .
Uji inderawi dilakukan oleh 16 Untuk mempermudah dan memperjelas
orang panelis agak terlatih untuk menilai dapat dilihat pada grafik digram batang
ketiga nasi jagung instan hasil eksperimen rerata skor seperti pada gambar berikut ini
berdasarkan aspek warna, rasa, aroma, :

5,00
4,20
3,40
2,60
1,80
1,00
5% 15% 25%

Series1

Rasa, hasil uji inderawi tidak berbeda nyata. Pada sampel 137
menunjukkan bahwa rerata skor tertinggi dengan sampel 362 menujukkan adanya
berdasarkan indikator rasa menunjukan berbeda nyata. Untuk mempermudah dan
bahwa selisih rerata skor lebih besar memperjelas dapat dilihat pada grafik
dibandingkan nilai pembandingnya yaitu digram batang rerata skor seperti pada
0,77. Pada sampel 137 dengan sampel 574 gambar berikut ini:
dan sampel 574 dan 362 menunjukkan
5,00
4,20
3,40
2,60
1,80
1,00
5% 15% 25%

Series1

Aroma, hasil uji inderawi bahwa selisih rerata skor lebih besar
menunjukkan bahwa rerata skor tertinggi dibandingkan nilai pembandingnya yaitu
berdasarkan indikator aroma menunjukan 0,71. Pada sampel 137 dengan sampel 574

13
Mikha Riyandani / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)

menunjukkan berbeda nyata. Sedangkan menunjukkan bahwa sampel tersebut


pada sampel 137 dengan sampel 362 tidak berbeda nyata Untuk mempermudah
berbeda nyata. Sampel 574 dengan sampel dan memperjelas dapat dilihat pada grafik
362 diperoleh selisih rerata lebih kecil digram batang rerata skor seperti pada
dibandingkan nilai pembanding sehingga gambar berikut ini:

5,00
4,20
3,40
2,60
1,80
1,00
5% 15% 25%

Series1

Tekstur, hasil uji inderawi Dan 574 dengan sampel 362 diperoleh
menunjukkan bahwa rerata skor tertinggi selisih rerata lebih kecil dibandingkan nilai
berdasarkan indikator tekstur menunjukan pembanding sehingga menunjukkan
bahwa selisih rerata skor lebih besar bahwa sampel tersebut tidak beda nyata.
dibandingkan nilai pembandingnya yaitu Untuk mempermudah dan memperjelas
0,74. Pada sampel 137 dengan sampel 574 dapat dilihat pada grafik digram batang
menunjukkan tidak berbeda nyata. rerata skor seperti pada gambar berikut
Sedangkan pada sampel 137 dengan ini:
sampel 362 menunjukan berbeda nyata.
5,00
4,20
3,40
2,60
1,80
1,00
5% 15% 25%

Series1

Hasil uji Kesukaan


Hasil uji kesukaan masyarakat
berdasarkan hasil analisis deskriptif
prosentase terhadap nasi jagung instan
berprotein hasil eksperimen dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

14
Mikha Riyandani / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)

Tabel 2. Hasil Uji Kesukaan


Aspek Sampel  Kriteria
Skor kesukaan
Warna 137 311 Suka
574 245 Kurang suka
362 135 Tidak suka

Rasa 137
574 307 Suka
362 213 Kurang suka
167 Tidak suka

Aroma 137 304 Suka


574 212 Kurang suka
362 186 Tidak suka
Tekstur 137 302 suka
574 192 kurang suka
362 153 Tidak suka
Hasil analisis deskripsi presentase uji menggunakan penambahan kedelai sebanyak
kesukaan dapat disimpulkan bahwa nasi jagung 5% dengan kode sampel 137. Nasi jagung instan
instan berprotein yang paling di sukai berprotein tersebut mengandung protein 7,41%
masayarakat pada khususnya penderita diabetes dan mengandung serat sebanyak 0,84%,
pasien rawat jalan Puskesmas 1 Purwonegoro sedangkan yang tidak ditambahkan kedelai atau
adalah nasi jagung instan berprotein dengan penambahan kedelai 0% mengandung protein
penambahan kedelai sebanyak 5% dengan kode sebanyak 7,02% dan serat sebanyak 0,68%,
sampel 137. Dari segi warna, nasi jagung instan dengan Metode uji yang digunakan adalah SNI.
dengan penambahan 5% dengan kode sampel 01-2891-1992, Btr. 11.
137 berwarna kuning, sedangkan nasi jagung
instan berprotein dengan penambahan kedelai SIMPULAN
15% dengan kode sampel 574 dan nasi jagung
instan berprotein dengan penambahan kedelai Nasi jagung instan berprotein ada
25% berwarna kuning agak kecoklatan itu perbedaan kualitas nasi jagung instan berprotein
disebabkan semakin banyak penambahan dengan penambahan kedelai sebanyak 5% (kode
kedelai maka nasi jagung instan yang dihasilkan sampel 137), 15% (kode sampel 574) dan 25%
akan lebih tampak kecoklatan, begitupun aroma, (kode sampel 362) Nasi jagung instan dengan
rasa dan tekstur semakin banyak penambahan penambahan kedelai dilihat dari aspek inderawi
kedelai maka aromanya akan semakin langu, yaitu rasa, warna, aroma dan tekstur hasil
rasa manis khas jagung semakin tidak nyata, eksperimen. Nasi jagung hasil eksperimen yang
dan teksturnya akan semakin tidak pulen karena paling disukai oleh masyarkat pada khususnya
kandungan amilosa pada nasi jagung akan penderita diabetes mellitus pasien rawat jalan
semakin berkurang di sebabkan penambahan Puskesmas 1 Purwonegoro adalah nasi jagung
kedelai tersebut sehingga teksturnya tidak pulen, instan berprotein dengan penambahan kedelai
sehingga tidak disukai oleh masayarakat. sebanyak 5% dengan kode sampel 137. Nasi
jagung instan berprotein hasil eksperimen
Hasil Uji kandungan Gizi dengan penambahan kedelai sebanyak 5% (kode
Berdasarkan hasil pengujian sampel 137) mengandung protein sebanyak
laboratorium nasi jagung instan berprotein hasil 7,41% dan serat sebanyak 0,84%.
terbaik yaitu nasi jagung instan dengan

15
Mikha Riyandani / Food Science and Culinary Education Journal 2 (1) (2013)

UCAPAN TERIMA KASIH Sugeng. 2009. Bercocok Tanam Palawija.


Semarang: CV. Aneka Ilmu
1. Dosen beserta staf akademisi Fakultas ____.____.2013. Panduan implementasi publikasi
Teknik Universitas Negeri Semarang yang karya ilmiah. Semarang: Unnes press
telah membantu yang telah membantu Joni J. 2012. Diabetes Mellitus.
dalam penyelesaian penelitian ini. http://link.springer.com/chapter/10.10
2. Panelis atas partisipasinya dalam penelitian 07/978-1-59745-032-4_6 (Diunduh Juli
ini 2013)
Liang Yu. 2012. Twin-screw Extrusion of Corn
DAFTAR PUSTAKA Flour and Soy Protein Isolate (SPI) Blends:
A Response Surface Analysis.
Achmad. 2009. Ilmu Gizi 2. Jakarta: PT. Dian http://link.springer.com/article/10.100
Rakyat 7/s11947-009-0294-8. (Diunduh Juli
Deddy. 2010. Kedelai komponen untuk kesehatan. 2013)
Bandung: Cv. Alfa Beta

16

Anda mungkin juga menyukai