Oleh:
CIAWI – BOGOR
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS, KEDUDUKAN
DAN PERAN PNS DALAM NKRI
Mentor, Pembimbing,
Penguji,
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas rahmat yang telah dianugerahkan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar sebagai seorang
Aparatur Sipil Negara.
Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak sedikit hambatan yang
penulis temui, tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
dapat terselesaikan pula rancangan aktualisasi ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Ayah dan Ibu beserta keluarga atas segala motivasi dan doanya;
2. Pimpinan dan para pegawai Balai Pengawas dan Makanan di Gorontalo;
3. Bapak Muindar, S.Si., Apt., M.Si selaku Mentor dari Balai Pengawas Obat dan
Makanan di Gorontalo;
4. Bapak R. Achmad Ramdoni, SE., MM selaku Pembimbing dari Pusat Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, Ciawi, Bogor – Jawa Barat;
5. Bapak Nasrullah Djamaluddin, SH., M.Pd selaku Penguji dari Pusat Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, Ciawi, Bogor – Jawa Barat;
6. Rekan-rekan Angkatan 10 Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil di
PPMKP Ciawi.
Penulis menyadari bahwa dokumen rancangan aktualisasi ini masih kurang
dari sempurna, oleh karenanya kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
penyempurnaan penulisan ini. Akhirnya, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat
dan petunjuk kepada kita semua serta berkenan memberikan pahala yang berlipat
ganda kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada
penulis.
Ciawi, 24 September 2019
Asrul
NIP.19840404 201903 1 004
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan......................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup ........................................................................... 3
iv
BAB III PENUTUP........................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 33
LAMPIRAN
- Formulir 1. Rancangan Aktualisasi
- Lembar Konsultansi
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki semua pra kondisi untuk mewujudkan visi negara
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, yang ditandai dengan kekayaan alam
yang melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan
politik demokrasi yang relatif stabil. Namun pra kondisi yang sudah terpenuhi
itu belum mampu dikelola secara efektif dan efisien oleh para aktor
pembangunan, sehingga Indonesia masih tertinggal dari cepatnya laju
pembangunan global dewasa ini.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan dalam
mengelola pra kondisi tersebut. Sejumlah keputusan strategis mulai dari
merumuskan kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam berbagai
sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Untuk memainkan peranan
tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu
memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan
tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS
profesional seperti tersebut diatas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur
pelatihan. Selama ini pelatihan pembentukan Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) dilakukan melalui Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan (Diklat
Prajabatan), dimana praktik penyelenggaraan pelatihan yang pembelajarannya
didominasi oleh ceramah, sulit membentuk karakter PNS yang kuat dan
profesional.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3)
dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui
proses Diklat terintegerasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter, kepribadian
yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionlisme serta
kompetensi bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang
1
inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja
sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional. Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan dapat
menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan
jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan
pemersatu bangsa.
Berdasarkan hal di atas, penyempurnaan dan pengayaan konsep Diklat
Prajabatan dilakukan dengan mengembangkan desain Diklat terintegrasi sejalan
dengan perkembangan dinamika tuntutan jabatan dan penguatan terhadap
kompetensi bidang sesuai dengan formasi jabatan yang ditetapkan.
Nomenklatur Diklat Prajabatan diubah menjadi Pelatihan Dasar Calon PNS,
sebagai salah satu jenis Pelatihan yang strategis pasca UU ASN dalam rangka
pembentukan karakter PNS dan membentuk kemampuan bersikap dan
bertindak profesional mengelola tantangan dan masalah keragaman social
kultural dengan menggunakan perspektif whole of government atau one
government yang didasari nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan dan
peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap
pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat.
Beberapa isu pengelolaan aset / barang milik negara (BMN) yang
belum optimal yang melatarbelakangi,yang kemudian dicarikan beberapa faktor
penyebab dan solusi.
B. TUJUAN
Rancangan aktualisasi ini bertujuan supaya peserta pelatihan dapat
memahami serta dapat menerapkan nilai nilai Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi di dalam tugas dan fungsi
pekerjaannya. Sehingga dapat terbentuk karakter seorang PNS yang
berkualitas, kompeten dan profesional sesuai dengan bidangnya. PNS sebagai
2
pelaksana kebijakan, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa dapat
ditunjukan dengan:
1. Mampu melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya dengan akuntabel;
2. Mampu melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya disertai dengan jiwa dan
semangat nasionalisme;
3. Mampu melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya dengan menjunjung
tinggi standar etika pubik;
4. Mampu melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya dengan efisien dan
efektif demi tercapainya komitmen mutu;
5. Mampu melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya dengan jujur dan
bertanggung jawab serta menjauhi tindakan korupsi.
Nilai-nilai tersebut akan diimplementasikan dalam kegiatan rancangan
aktualisasi sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil dengan jabatan Pengelola
Barang Milik Negara, agar lebih tertib dan disiplin dalam pengelolaan aset milik
negara.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari aktualisasi ini yaitu pelaksanaan kegiatan
aktualisasi selama 20 hari kerja mulai dari tanggal 30 September 2019 hingga
25 Oktober 2019 di lingkungan Balai Pengawas Obat dan Makanan di
Gorontalo. Pelaksanaan dilakukan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS berupa akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai Pengelola Barang Milik
Negara.
3
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk termaksud cenderung
terus meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk
pola konsumsinya. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum
memadai untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar
dan aman. Di lain pihak iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen
untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional.
Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional dan
gaya hidup konsumen tersebut pada realitasnya meningkatkan resiko dengan
implikasi yang luas pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Apabila terjadi
produk sub standar, rusak atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka
risiko yang terjadi akan berskala besar dan luas serta berlangsung secara amat
cepat.
Untuk itu Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan
Makanan (SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi,
mencegah dan mengawasi produk-produk termaksud untuk melindungi
keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di
luar negeri. Untuk itu telah dibentuk BPOM yang memiliki jaringan nasional
dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki
kredibilitas profesional yang tinggi.
Balai Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo merupakan salah satu
Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Badan Pengawas Obat dan Makanan
(Badan POM) RI yang berada di daerah (provinsi/kabupaten). Terkait visi, misi
dan nilai-nilai organisasi yang telah ditetapkan oleh Badan POM RI.
4
1. Visi, Misi Tujuan dan Fungsi, Nilai-nilai Organisasi
a. Visi
Visi Badan POM RI tahun 2015 – 2019 adalah : “Obat dan Makanan
Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa.”
b. Misi
1) Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis
risiko untuk melindungi masyarakat;
2) Mendorong kapasitas dan komitmen pelaku usaha dalam
memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta
memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan;
3) Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.
c. Tugas
d. Fungsi
Berdasarkan pasal 3 pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017
tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan, BPOM mempunyai
fungsi:
5
1) Dalam melaksanakan tugas pengawasan Obat dan Makanan, BPOM
menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat dan
Makanan;
b) Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat dan
Makanan;
c) Penyusunan dan penetapan norma, standar, prosedur, dan
kriteria di bidang Pengawasan Sebelum Beredar dan
Pengawasan Selama Beredar;
d) Pelaksanaan Pengawasan Sebelum Beredar dan Pengawasan
Selama Beredar;
e) Koordinasi pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan
instansi pemerintah pusat dan daerah;
f) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pengawasan Obat dan Makanan;
g) Pelaksanaan penindakan terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan
Makanan;
h) Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan BPOM;
i) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab BPOM;
j) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPOM; dan
k) Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan BPOM.
2) Pengawasan Sebelum Beredar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pengawasan Obat dan Makanan sebelum beredar sebagai
tindakan pencegahan untuk menjamin Obat dan Makanan yang
beredar memenuhi standar dan persyaratan keamanan,
khasiat/manfaat, dan mutu produk yang ditetapkan;
6
3) Pengawasan Selama Beredar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pengawasan Obat dan Makanan selama beredar untuk
memastikan Obat dan Makanan yang beredar memenuhi standar dan
persyaratan keamanan, khasiat/ manfaat, dan mutu produk yang
ditetapkan serta tindakan penegakan hukum.
7
2. Kewenangan
Berdasarkan pasal 4 pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017
tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan, dalam melaksanakan tugas
pengawasan Obat dan Makanan, BPOM mempunyai kewenangan :
a. Menerbitkan izin edar produk dan sertifikat sesuai dengan standar dan
persyaratan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu, serta pengujian obat
dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Melakukan intelijen dan penyidikan di bidang pengawasan Obat dan
Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. Pemberian sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8
6) Responsif
Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.
4. Struktur Organisasi
a. Struktur Badan POM
Pada kegiatan aktualisasi ini, Penulis ditempatkan di Sub Bagian Tata Usaha
9
B. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN, Kedudukan, dan Peran ASN dalam NKRI
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok, atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Sebagai seorang ASN, amanah yang harus dipenuhi adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik yang berupa :
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan
10
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, artinya akuntabilitas
diwujudkan dengan laporan yang dapat menjelaskan tindakan dan hasil
yang telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi serta menunjukkan
bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi, artinya terdapat penghargaan
atau sanksi atas pemenuhan tanggung jawab yang diamanahkan
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja, artinya akuntabilitas sebagai
sebuah hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya
yang tepat, dan evaluasi kinerja. Sehingga,
individu/kelompok/institusiakan diminta pertanggungjawaban secara
aktif yang terlibat dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan
kinerja.
1) Jujur
2) Transparan
3) Integritas
4) Tanggung jawab
5) Keadilan
6) Cermat dan Teliti
7) Kejelasan
8) Konsistensi
9) Netral
11
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan suatu paham yang menganggap kesetiaan
tertinggi atas setiap pribadi harus disertakan kepada negara kebangsaan atau
sebagai sikap mental dan tingkah laku individu maupun masyarakat yang
menunjukkan adanya loyalitas dan pengabdian yang tinggi terhadap bangsa
dan negaranya (Depdikbud, 1997). Nasionalisme secara politis bermakna
sebagai manifestasi kesadaran nasional sebagai pendorong bagi suatu
bangsa untuk merebut kemerdekaan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya.
1) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa
3) Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia
4) Mengembangkan sikap tenggang rasa
12
15) Cinta tanah air
16) Memelihara ketertiban
17) Disiplin
18) Musyawarah
19) Kekeluargaan
20) Menghormati keputusan
21) Tanggung jawab
22) Kepentingan bersama
23) Gotong royong
24) Sosial
25) Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya
26) Hidup sederhana
27) Kerja keras
28) Menghargai karya orang lain.
3. Etika Publik
13
5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
6) Non diskriminatif
7) Menjunjung tinggi standar etika luhur
8) Bertanggungjawab kepada publik
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
10) Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat, dan akurat
11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
14) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
15) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir
4. Komitmen Mutu
14
8) Melayani dengan hati
9) Inovatif
10) Efektif dan efisien dalam bekerja
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Korupsi merupakan kejahatan luar biasa yang
bertujuan untuk memperkaya diri sendiri, orang lain, maupun golongan.
Terdapat 9 nilai-nilai dasar anti korupsi, yaitu :
1) Jujur
2) Peduli
3) Mandiri
4) Disiplin
5) Tanggung jawab
6) Kerja keras
7) Sederhana
8) Berani
9) Adil
6. Whole of Government
Whole of government merupakan upaya kolaboratif antar instansi
pemerintah yang lintas sektoral untuk mencapai tujuan bersama. Whole of
government sangat diperlukan dalam pemerintahan di Indonesia karena :
1) Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan
agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik
2) Adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari
adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan
3) Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa
15
7. Manajemen ASN
16
8. Pelayanan Publik
Pelayanan publik berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat tiga (3) unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu :
1) Organisasi penyelenggara pelayanan publik
2) Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi
yang berkepentingan
3) Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan)
Terdapat sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Non Diskriminatif
5) Mudah dan Murah
6) Efektif dan Efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan
C. Rancangan Aktualisasi
1. Identifikasi Isu
Beberapa isu yang yang teridentifikasi di Balai Pengawas Obat dan
Makanan di Gorontalo, khususnya pada pengelolaan aset dan persediaan
yaitu :
1) Belum optimalnya penatausahaan persediaan reagen dan baku
pembanding;
17
2) Belum adanya daftar klasifikasi peralatan dan mesin berdasarkan
fungsi, serta prosedur pemeliharaan;
3) Belum terlaksananya pemutakhiran penataan barang milik negara pada
setiap ruangan dan gedung;
4) Belum tertibnya pengarsipan dokumen terkait barang milik negara;
5) Belum optimalnya penatausahaan alat gelas laboratorium;
18
Keterangan :
A : Aktual
P : Problematik
K : Kekhalayakan
L : Layak
Berdasarkan alat bantu penetapan isu yang telah digunakan di atas,
dapat disimpulkan bahwa isu nomor 1, 2, dan 3 memenuhi kriteria APKL.
Isu nomor 2 yaitu “Belum adanya daftar klasifikasi peralatan dan mesin
berdasarkan fungsi, serta prosedur pemeliharaan (operasional, penunjang
laboratorium, laboratorium utama), serta prosedur pemeliharaan” memenuhi
semua kriteria APKL. Isu ini aktual karena isu ini benar-benar terjadi dan
masih terjadi di unit kerja Balai Pengawas Obat dan Makan di Gorontalo,
tujuannya yaitu agar memudahkan dalam perencanaan anggaran terkait
pemeliharaan dan perencanaan barang milik negara. Isu ini juga termasuk
kriteria problematik untuk tidak berlarut-larutnya kondisi peralatan mesin
yang rusak dan cepat ditangani, serta mempunyai riwayat perbaikan. Hal ini
juga unuk menjamin dan sebagai alat kontrol untuk peralatan kondisi barang
yang baik. Isu ini juga termasuk dalam kekhalayakan karena kelangsugan
dan kelancaran aktifitas pengujian. Selain itu, isu tersebut juga memenuhi
19
kriteria kelayakan karena isu tersebut memungkinkan untuk ditangani karena
tidak membutuhkan biaya yang tinggi dan penulis memiliki kapasitas dan
kapabilitas untuk menanganinya.
2. Prioritas Isu
Setelah dianalisis menggunakan metode APKL (aktual, problematik,
kekhalayakan, dan kelayakan), diperoleh tiga buah isu yang memenuhi
seluruh kriteria. Isu-isu tersebut yaitu :
1) Belum optimalnya penatausahaan persediaan reagen dan baku
pembanding;
2) Belum adanya daftar klasifikasi peralatan dan mesin berdasarkan fungsi,
serta prosedur pemeliharaan;
3) Belum terlaksananya pemutakhiran penataan barang milik negara pada
setiap ruangan dan gedung.
Isu-isu yang memenuhi kriteria APKL tersebut kemudian dianalisis
kembali menggunakan metode USG (urgency, seriuousness, dan growth).
Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu untuk segera dibahas,
dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu
untuk segera dibahas dengan dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
20
Sedangkan growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak segera ditangani.
Hasil analisis isu menggunakan metode USG adalah sebagai berikut :
No Isu U S G Total Prioritas
Belum optimalnya
penatausahaan persediaan
1 reagen dan baku 4 4 5 13 II
pembanding
Belum terlaksananya
pemutakhiran penataan
3 5 4 5 14 I
barang milik negara pada
setiap ruangan dan gedung
Tabel 2.2 Pemilihan Isu Melalui Kriteria USG
Keterangan :
21
3. Pemecahan Isu
a. Alternatif Pemecahan Isu
22
Kriteria Alternatif Gagasan Total
No Alternatif Gagasan Kontribusi Biaya Layak Skor Prioritas
Pelabelan khusus
dengan warna tertentu
1 dengan mencantumkan 5 4 3 12 II
kode ruang terhadap
setiap barang;
Melakukan
pemutakhiran pada
aplikasi Sistem
2 Informasi Manajemen 5 4 4 13 I
dan Akuntansi Barang
Milik Negara (SIMAK-
BMN)
Tinjau ulang prosedur
3 3 4 4 11 III
pengelolaan barang
Peningkatan kapasitas
4 petugas pengelola 3 3 4 10 IV
barang milik negara
Tabel 2.3 Gagasan Pemecahan Isu Tapisan Mc. Namara
Catatan :
Skor 5 = sangat k, b, l
Skor 4 = k, b, l
Skor 3 = cukup k, b, l
Skor 2 = kurang k, b, l
Skor 1 = tidak k, b, l
23
b. Prioritas Pemecahan Isu
24
c) Etika Publik
Nilai etika publik dalam kegiatan ini adalah menghargai
komunikasi, konsultasi, dan kerjasama dalam menyepakati
rencana kegiatan pemutakhiran daftar barang ruang aset milik
negara.
d) Komitmen Mutu
Kegiatan ini dilakukan secara akurat sesuai arahan pimpinan
agar kegiatan menjadi efektif dan efisien.
e) Anti Korupsi
Nilai anti korupsi dalam kegiatan ini adalah berani, dimana
penulis berani memberikan mengungkapkan ide dan saran dalam
berkonsultasi ke atasan.
4) Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisasi
Terlaksananya kegiatan ini akan mendukung misi organisasi, yaitu
Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM. Hal ini dengan
tertibnya administrasi penataan aset, kelembagaan menjadi dinilai
baik oleh pihak stakeholder khususnya di bidang pengawasan dan
reformasi birokrasi
5) Penguatan Nilai Organisasi
25
3) Keterkaitan Substansi Materi Pelatihan
a) Akuntabilitas
Nilai akuntabilitas dalam kegiatan ini adalah kejelasan target.
Hal ini berkaitan kejelasan target jumlah sasaran yang akan
dikerjakan terkait penataan aset pada daftar barang ruang
b) Nasionalisme
Nilai nasionalisme dalam kegiatan ini adalah memelihara
ketertiban. Penertiban kode ruang sebagai salah satu alur
tahapan untuk melanjutkan pemutakhiran selanjutnya.
c) Etika Publik
Nilai etika publik dalam kegiatan ini adalah profesional dalam
melaksanakan kegiatan yaitu dengan standar sesuai ketentuan
yang berlaku.
d) Komitmen Mutu
Kegiatan ini dilakukan secara akurat sesuai arahan pimpinan
agar kegiatan menjadi efektif dan efisien.
6) Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisasi
Terlaksananya kegiatan ini akan mendukung misi organisasi, yaitu
Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM. Hal ini dengan
tertibnya administrasi penataan aset, kelembagaan menjadi dinilai
baik oleh pihak stakeholder khususnya di bidang pengawasan dan
reformasi birokrasi
7) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini memberikan penguatan nilai organisasi yaitu integritas
dan kredibelitas, karena dengan melaksanakan sesuai standar
ketentuan dan teratur, merupakan bentuk implementasi kedua nilai
tersebut.
26
2) Output/hasil
Daftar Barang Ruang terbaru
3) Keterkaitan Substansi Materi Pelatihan
a) Akuntabilitas
Nilai akuntabilitas dalam kegiatan ini adalah cermat dan teliti.
Hal ini berkaitan kebenaran dan ketepatan data yang terinput.
b) Nasionalisme
Nilai nasionalisme dalam kegiatan ini adalah memelihara
ketertiban. Penertiban kode ruang sebagai salah satu alur
tahapan untuk melanjutkan pemutakhiran selanjutnya.
c) Etika Publik
Nilai etika publik dalam kegiatan ini adalah profesional dalam
melaksanakan kegiatan yaitu dengan standar sesuai ketentuan
yang berlaku.
d) Komitmen Mutu
Nilai komitmen mutu kegiatan ini adalah membangun mindset
dan komitmen pegawai terhadap budaya mutu, karena
dilakukan secara akurat dan terpercaya.
e) Anti Korupsi
Nilai anti korupsi dalam kegiatan ini adalah tanggung jawab,
dimana data yang dimasukan ke aplikasi adalah data yang benar.
8) Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisasi
Terlaksananya kegiatan ini akan mendukung misi organisasi, yaitu
Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM. Hal ini dengan
tertibnya administrasi penataan aset, kelembagaan menjadi dinilai
baik oleh pihak stakeholder khususnya di bidang pengawasan dan
reformasi birokrasi
9) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini memberikan penguatan nilai organisasi yaitu integritas
dan kredibelitas, karena dengan melaksanakan sesuai standar
ketentuan dan teratur, merupakan bentuk implementasi kedua nilai
tersebut.
27
d. Pengecekan hasil pemutakhiran pada setiap ruangan
1) Tahapan kegiatannya
a) Cetak daftar barang ruang
b) Pengecekan kembali cetakan daftar barang pada setiap ruangan
2) Output/hasil
Dokumen Daftar Barang Ruang terbaru terverifikasi
3) Keterkaitan Substansi Materi Pelatihan
a) Akuntabilitas
Nilai akuntabilitas dalam kegiatan ini adalah cermat dan teliti.
Hal ini berkaitan kebenaran dan ketepatan data yang terinput.
b) Nasionalisme
Nilai nasionalisme dalam kegiatan ini adalah memelihara
ketertiban. Penertiban kode ruang sebagai salah satu alur
tahapan untuk melanjutkan pemutakhiran selanjutnya.
c) Etika Publik
Nilai etika publik dalam kegiatan ini adalah profesional dalam
melaksanakan kegiatan yaitu dengan standar sesuai ketentuan
yang berlaku.
d) Komitmen Mutu
Nilai komitmen mutu kegiatan ini adalah membangun mindset
dan komitmen pegawai terhadap budaya mutu, karena
dilakukan secara akurat dan terpercaya.
e) Anti Korupsi
Nilai anti korupsi dalam kegiatan ini adalah tanggung jawab,
dimana data yang dimasukan ke aplikasi adalah data yang benar.
4) Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisasi
Terlaksananya kegiatan ini akan mendukung misi organisasi, yaitu
Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM. Hal ini dengan
tertibnya administrasi penataan aset, kelembagaan menjadi dinilai
baik oleh pihak stakeholder khususnya di bidang pengawasan dan
reformasi birokrasi
28
5) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini memberikan penguatan nilai organisasi yaitu integritas
dan kredibelitas, karena dengan melaksanakan sesuai standar
ketentuan dan teratur, merupakan bentuk implementasi kedua nilai
tersebut.
29
d) Komitmen Mutu
Nilai komitmen mutu kegiatan ini adalah meningkatkan mutu
proses secara berkelanjutan, karena prosedur dan ketentuan
terkait pemutakhiran daftar barang tetap dilakukan jika terjadi
perubahan.
e) Anti Korupsi
Nilai anti korupsi dalam kegiatan ini adalah jujur, dimana data
laporan yang disampaikan adalah data yang benar.
4) Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisasi
Terlaksananya kegiatan ini akan mendukung misi organisasi, yaitu
Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM. Hal ini dengan
tertibnya administrasi penataan aset, kelembagaan menjadi dinilai
baik oleh pihak stakeholder khususnya di bidang pengawasan dan
reformasi birokrasi
5) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini memberikan penguatan nilai organisasi yaitu integritas
dan kredibelitas, karena dengan melaksanakan sesuai standar
ketentuan dan teratur, merupakan bentuk implementasi kedua nilai
tersebut.
30
5. Penjadwalan
Jadwal aktualisasi dan habituasi dilakukan sesuai jadwal pada tabel berikut:
Oktober
N
Kegiatan
o 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Konsultasi dan
menyampaikan
rencana kegiatan
kepada atasan
2 Pemetaan ruangan
pada setiap
gedung
Penginputan data
3 barang sesuai
ruangan
Pengecekan hasil
pemutakhiran
4
pada setiap
ruangan
Melaporkan hasil
5 pemutakhiran ke
pihak terkait
31
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan analisis terhadap isu yang ada di Balai Pengawas Obat dan
Makanan di Gorontalo, isu prioritas yang diangkat dalam rancangan aktualisasi ini
adalah belum terlaksananya pemutakhiran penataan barang milik negara pada setiap
ruangan dan gedung, gagasan untuk pemecahan isu dilakukan dengan pemutakhiran
daftar barang ruang pada aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
Barang Milik Negara. Rancangan kegiatan pemecahan isu tersebut akan
dilaksanakan dalam masa habituasi (off campus) selama 20 hari kerja, yaitu mulai
tanggal 30 September s.d 25 Oktober 2019.
Demikian laporan rancangan aktualisasi ini dibuat semoga penulis mampu untuk
menerapkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS serta peran dan
kedudukan PNS sebagai kebiasaan dan mersakan manfaatnya, sehingga akan
terbentuk karakter PNS yang berkualitas kompeten dan profesional sesuai dengan
bidangnya.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Ramdoni, Ahmad (2018). Bahan Ajar Pelatihan Dasar PNS “Manajemen ASN”.
Ciawi: Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Pusat Pelatihan
Manajemen Dan Kepemimpinan Pertanian.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 25 Tahun 2009. Tentang Pelayanan
Publik.
Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 31 Tahun 1999. Tentang.
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha
Esa. Presiden Republik Indonesia.
Yuniarti, Wiwik (2018). Bahan Ajar Prajabatan untuk Golongan III Tentang
Nasionalisme. Ciawi: Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan
Pusat Pelatihan Manajemen Dan Kepemimpinan Pertanian.
34
LAMPIRAN
35
32
Unit Kerja : Balai Pengawas Obat dan Makanan di Gorontalo
Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya penatausahaan persediaan reagen dan baku pembanding;
2. Belum adanya daftar klasifikasi peralatan dan mesin berdasarkan fungsi, serta prosedur
pemeliharaan;
3. Belum terlaksananya pemutakhiran penataan aset pada setiap ruangan dan gedung;
4. Belum tertibnya pengarsipan dokumen terkait barang milik negara;
5. Belum optimalnya penatausahaan alat gelas laboratorium;
Isu yang Diangkat : Belum terlaksananya pemutakhiran penataan aset pada setiap ruangan dan gedung;
Gagasan Pemecahan Isu : Pemutakhiran Daftar Barang Ruang Aset Milik Negara dengan Aplikasi SIMAK-BMN pada
Balai Pengawas dan Makanan di Gorontalo.
33
Penguatan
No Jenis kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil Nilai-nilai ANEKA Visi Misi Nilai
Organisasi
1. Konsultasi dan Menyepakati waktu janjian Notulensi, catatan Akuntabilitas : Terlaksananya Kegiatan ini
menyampaikan konsultasi dengan atasan . saran dan Transaparan kegiatan ini memberikan
draft rencana instruksi dari akan penguatan
kegiatan kepada Pengecekan kembali atasan Nasionalisme: mendukung nilai
atasan cetakan daftar barang pada Amanah misi organisasi, organisasi
setiap ruangan yaitu yaitu
Etika Publik : meningkatkan profesional
Menghargai kapasitas dan kerjasama
komunikasi, kelembagaan tim.
konsultasi, dan BPOM.
kerjasama
Komitmen Mutu:
Efektif dan efisien
34
2. Pemetaan Identifikasi jumlah dan Daftar kode ruang Akuntabilitas : Terlaksananya Kegiatan ini
ruangan pada kode ruang Kejelasan target kegiatan ini memberikan
setiap gedung Review hasil identifikasi akan penguatan
Nasionalisme: mendukung nilai
Merubah kode ruang Memelihara ketertiban misi organisasi, organisasi
Print label kode ruang yaitu yaitu integritas
meningkatkan dan
Menempelkan label kode Etika Publik : kapasitas kredibelitas
ruang terbaru Profesional kelembagaan
BPOM
Komitmen Mutu:
Efektif dan efisien
3. Penginputan data Identifikasi data aset Daftar Barang Akuntabilitas : Cermat Terlaksananya Kegiatan ini
barang sesuai Ruang terbaru dan teliti kegiatan ini memberikan
ruangan akan penguatan
Review hasil inventarisasi / Nasionalisme: mendukung nilai
sensus Memelihara ketertiban misi organisasi, organisasi
yaitu yaitu integritas
Penginputan data Etika Publik : meningkatkan dan
Profesional kapasitas kredibelitas
kelembagaan
Komitmen Mutu: BPOM
membangun mindset
dan komitmen
35
pegawai terhadap
budaya mutu
Anti Korupsi :
Tanggungjawab
4. Pengecekan hasil Cetak daftar barang ruang Dokumen Daftar Akuntabilitas : Cermat Terlaksananya Kegiatan ini
pemutakhiran Barang Ruang dan teliti kegiatan ini memberikan
pada setiap terbaru akan penguatan
ruangan terverifikasi Nasionalisme: mendukung nilai
Pengecekan kembali pada Memelihara ketertiban misi organisasi, organisasi
setiap ruangan yaitu yaitu integritas
Etika Publik : meningkatkan dan
Profesional kapasitas kredibelitas
kelembagaan
Komitmen Mutu: BPOM
membangun mindset
dan komitmen
pegawai terhadap
budaya mutu
Anti Korupsi :
Tanggungjawab
36
5. Melaporkan hasil Cetak daftar barang ruang Daftar Barang Akuntabilitas : Terlaksananya Kegiatan ini
pemutakhiran ke terverifikasi Ruang terbaru Transparan kegiatan ini memberikan
pihak terkait terverifikasi telah akan penguatan
Konsultasi dan melaporkan ditandatangani Nasionalisme: mendukung nilai
ke penanggungjawab oleh Kepentingan Bersama misi organisasi, organisasi
ruangan Penanggungjawab yaitu yaitu integritas
ruangan dan Etika Publik : meningkatkan dan
Konsultasi dan melaporkan UAKPB dan telah Profesional kapasitas kredibelitas
ke Unit Akuntansi Kuasa terpasang di kelembagaan
Pengguna Barang ruangan Komitmen Mutu: BPOM
(UAKPB) Meningkatkan mutu
Memasang daftar barang proses secara
ruang yang telah berkelanjutan
ditandatangani
penanggungjawab ruangan Anti Korupsi : Jujur
dan UAKPB
37