Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan SAK Umum, SAK ETAP, dan SAK EMKM

1. Tujuan Laporan Keuangan


a. SAK Umum : Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi sebagian besar
pengguna untuk pengambilan keputusan ekonomi suatu perusahaan.
b. SAK ETAP : Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi sebagian besar
pengguna untuk pengambilan keputusan ekonomi suatu perusahaan.
c. SAK EMKM : Menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan bagi
sejumlah besar pengguna (Contoh Investor dan Kreditor) dalam pengambilan
keputusan ekonomi suatu entitas
2. Entitas Pengguna
a. SAK Umum : Perusahaan yang sudah memiliki akuntabilitas publik yang signifikan
dan sudah listed di bursa efek Indonesia.
b. SAK ETAP : Perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan
dan bertujuan untuk mengeluarkan laporan keuangan untuk pengguna eksternal.
c. SAK EMKM : Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut UU no. 20 tahun 2008
kekayaan bersih dari :
i. Mikro <= Rp.50.000.000
ii. Kecil <= Rp.500.000.000
iii. Menegah <= Rp.10.000.000.000
Size Akuntabilitas Publik Bukan Publik
Besar SAK Umum SAK ETAP (Minimal)
Menengah SAK Umum SAK EMKM (Minimal)
Kecil SAK Umum SAK EMKM (Minimal)
Mikro SAK Umum SAK EMKM (Minimal)

3. Komponen Laporan Keuangan


a. SAK Umum :
i. Laporan Posisi Keuangan
ii. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain
iii. Laporan Perubahan Ekuitas
iv. Laporan Arus Kas
v. Catatan Atas Laporan Keuangan
b. SAK ETAP :
i. Neraca : Sama seperti laporan posisi keuangan di SAK Umum, kecuali
informasi yang disajikan dalam neraca, yang menghilangkan pos:
1. Aset keuangan
2. Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
3. Aset biolojik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED
PSAK 1)
4. Kewajiban berbunga jangka panjang
5. Aset dan kewajiban pajak tangguhan
6. Kepentingan nonpengendalian
ii. Laporan Laba Rugi
iii. Laporan Perubahan Ekuitas
iv. Laporan Arus Kas
v. Catatan atas Laporan Keuangan
c. SAK EMKM :
i. Laporan Posisi Keuangan
ii. Laporan Laba Rugi
iii. Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Keuangan SAK EMKM adalah laporan keuangan yang paling minimal
untuk dimiliki suatu entitas.
4. Persediaan
a. SAK Umum :
i. Pengakuan & Pengukuran awal : Menggunakan metode LCNRV dimana
membandingkan Acquisition Cost dengan Net Realizable Value dari
persediaan tersebut. Dipilih mana yang paling rendah dari kedua hal tersebut
ii. Pengukuran Selanjutnya : Menggunakan 2 metode yang
diperbolehkan di Indonesia yaitu metode First in First Out (FIFO) dan metode
Weighted Average.
b. SAK ETAP :
i. Pengakuan & Pengukuran Awal : Sama seperti SAK Umum menggunakan
metode LCNRV dimana membandingkan Acquisition Cost dengan Net
Realizable Value dari persediaan tersebut. Dipilih mana yang paling rendah
dari kedua hal tersebut.
ii. Pengukuran Selanjutnya : Sama juga seperti SAK Umum perhitungan
menggunakan 2 metode yaitu First In First Out (FIFO) dan metode Weighted
Average.
c. SAK EMKM:
i. Pengakuan & Pengukuran Awal : Entitas mengakui persediaan ketika
diperoleh, sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan mencakup seluruh
biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lainnya untuk membawa
persediaan ke kondisi dan lokasi siap digunakan.
ii. Pengukuran Selanjutnya : Entitas melakukan perhitungan selanjutnya
menggunakan 2 metode yang diakui di Indonesia yaitu First In First Out (FIFO)
dan Weighted Average.
5. Aset Tetap
a. SAK Umum :
i. Pengakuan & Pengukuran Awal : Perusahaan mengakui aset tetap dengan
jumlah harga beli + biaya yang dapat diatribusikan secara langsung + estimasi
biaya pembongkaran, pemindahan dan restorasi + finance cost (kalau dicicil)
ii. Pengkuran Selanjutnya : Pada SAK Umum perusahaan
menggunakan 2 metode dalam mengukur aset tetap selanjutnya. Yaitu Cost
Model yang dimana harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan
aset tetap tersebut. Dan metode yang kedua adalah revaluation model
dimana perusahaan membandingkan nilai buku dengan nilai wajar aset saat
itu.
b. SAK ETAP :
i. Pengakuan & Pengukuran Awal : Sama seperti SAK Umum Perusahaan
mengakui aset tetap dengan jumlah harga beli + biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung + estimasi biaya pembongkaran, pemindahan
dan restorasi + finance cost (kalau dicicil)
ii. Pengukuran Selanjutnya : Di SAK ETAP perusahaan hanya menganut
Cost model saja. Yaitu dimana harga perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan dari aset tersebut. Perusahaan diperbolehkan menggunakan
revaluation model jika ada peraturan yang memperbolehkan.
c. SAK EMKM :
i. Pengakuan & Pengukuran Awal : Entitas mengakui pengeluaran sebagai
biaya perolehan aset tetap, jika manfaat ekonomi dapat dipastikan ke dalam
atau dari entitas dan biaya dapat diukur dengan andal.
ii. Pengukuran Selanjutnya : Entitas mengukur seluruh aset tetap,
kecuali tanah, setelah pengakuan awal pada biaya perolehan dikurangi
dengan akumulasi penyusutan. Biaya perbaikan dan renovasi aset tetap
dicatat sebagai beban dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
Entitas juga tidak mengakui penurunan nilai atas aset tetap maupun atas
tanah dan bangunan yang dimiliki untuk menghasilkan sewa atau untuk
kenaikan nilai atau untuk keduanya.
6. Properti Investasi
a. SAK Umum :
i. Pengakuan dan Pengukuran Awal : Pada SAK Umum, pengakuan awal
property investasi diakui sebesar biaya perolehan ditambah dengan biaya
yang dapat diatribusikan secara langsung.
ii. Pengukuran Selanjutnya : Untuk pengukuran selanjutnya.
Perusahaan dapat menggunakan metode fair value method ataupun dengan
cost method. Dua-duanya diperbolehkan.
b. SAK ETAP :
i. Pengakuan dan Pengukuran Awal : Sama seperti SAK Umum. SAK ETAP
juga mengakui property investasi sebesar biaya perolehan ditambah dengan
biaya yang dapat diatribusikan secara langsung.
ii. Pengukuran Selanjutnya : Untuk pengukuran selanjutnya. SAK
ETAP hanya mengakui dan memperbolehkan menggunakan cost method saja.
Fair value diperbolehkan jika ada peraturan lebih lanjut.
c. SAK EMKM :
i. Pengakuan dan Pengukuran Awal : SAK EMKM tidak mengatur secara
spesifik mengenai property investasi. Namun entitas dapat menggunakan
peraturan di SAK ETAP sebagai acuannya.
ii. Pengukuran Selanjutnya : SAK EMKM tidak mengatur secara
sepesifik bagaimana peroperti investasi diukur selanjutnya.
7. Aset tak Berwujud :
a. SAK Umum :
i. Pengakuan dan Pengukuran Awal : SAK Umum mengakui bahwa aset
tak berwujud memiliki masa manfaat yang terbatas dan tidak terbatas. SAK
Umum juga mengakui adanya goodwill sehingga kelompok aset tak berwujud
lebih banyak di SAK Umum.
ii. Pengukuran Selanjutnya : SAK Umum menggunakan 2
metode dalam mengukur aset tak berwujud yaitu cost method dan
revaluation method. Cost method dimana harga perolehan aset dikurangi
dengan akumulasi amortisasi aset tersebut. Sedangkan revaluasi method
dimana harga perolehan dibandingkan dengan fair value dari aset tersebut.
b. SAK ETAP :
i. Pengakuan dan Pengukuran Awal : Perbedaan dengan SAK Umum
adalah umur manfaat dari aset tak berwujud terbatas dan juga mereka tidak
mengakui dan memiliki goodwill.
ii. Pengukuran Selanjutnya : SAK ETAP hanya mengakui Cost
Method saja Perhitungan tersebut adalah dimana harga perolehan dikurangi
dengan akumulasi amortisasi dari aset tersebut.
c. SAK EMKM :
i. Pengakuan dan Pengukuran Awal : Entitas mengakui aset takberwujud
yang diperoleh secara terpisah, jika:
1. dapat dipastikan entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa
depan dari aset tersebut; dan
2. biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal.
ii. Pengukuran Selanjutnya : Entitas mengukur aset takberwujud
pada biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi. Selain itu
Entitas tidak mengakui penurunan nilai atas aset takberwujud.
8. Investasi di Instrument Utang
a. SAK Umum :
i. Pengakuan : Pada SAK Umum, instrument utang diklasifikasikan
menjadi 3 tipe yaitu, Amortised Cost, FVTPL, FVOCI
ii. Pengukuran Awal : Di SAK Umum, FVOCI mengakui unrealized
gain/loss, dan juga ada Fair Value Adjustment yang masuk kedalam OCI di
Perusahaan. Lalu di FVTPL mengakui adanya fair value adjustment tetapi tidak
ada OCI di laporan keuangan tersebut
b. SAK ETAP :
i. Pengakuan : Pada SAK ETAP, instrument utang diklasifikasikan
menjadi 3 yaitu, Hold to Maturity, Trading, dan Avaible for Sale.
ii. Pengukuran : Pada SAK ETAP pengukurannya adalah :
1. Held to Maturity disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan
amortisasi premia tau diskonto
2. Trading disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca.
3. Avaible for sale dinilai pada nilai wajar pada tanggal neraca.
c. SAK EMKM :
i. Pengakuan & Pengukuran Awal : Dalam SAK EMKM, instrument utang tidak
diatur sehingga entitas harus melihat SAK ETAP sebagai acuan minimal dalam
mengakui instrument utang.
ii. Pengukuran Selanjutnya : Dalam SAK EMKM, instrument utang tidak
diatur sehingga entitas harus melihat SAK ETAP sebagai acuan minimal dalam
mengukur instrument utang

Anda mungkin juga menyukai