Anda di halaman 1dari 11

JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah

HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Internasional. Internasional.

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI PADA


ANAK 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN/ GOLDEN
PERIOD DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA
SITANGGAL KECAMATAN LARANGAN
KABUPATEN BREBES TAHUN 2018

Laelatul Mubasyiroh, Ziyadatul Chusna Aya

Akbid YPBHK Brebes

E-mail: ellaaxella@gmail.com

Abstrak

Salah satu perhatian SDGs pada sektor kesehatan terdapat pada tujuan. meningkatkan
gizi. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi balita gizi buruk
sebesar 5,7 persen dan kekurangan gizi 13,9 persen. Langkah awal yang paling penting untuk
dilakukan adalah pemenuhan gizi pada anak sejak dini, bahkan saat masih di dalam kandungan
atau yang dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan. Ibu memegang peranan yang sangat
penting dimana perilaku pemenuhan gizi yang baik dapat meningkatkan status gizi anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada
anak 1000 hari pertama kehidupan dengan status gizi Balita di Desa Sitanggal Kabupaten
Brebes.Penelitian ini dilakukan menggunakan deskriptif korelasi kepada 51 responden Ibu
balita 0-3 tahun dengan membagikan kuesioner dan status gizi diukur dengan menimbang dan
melihat dengan KMS. Hasil penelitian menunjukkan ibu sebagian besar mempunyai perilaku
yang kurang yaitu 51,0%, sedangkan status gizi anak sebagian besar anak memiliki status gizi
kurang yaitu 49,0 %. Berdasarkan hasil Uji statistik dengan chi square diperoleh p=0,003 <α
(0,05) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada anak
1000 hari kehidupan dengan status gizi balita. Perlunya meningkatkan pemberian gizi, dan
pemantauan status gizi balita di setiap posyandu untuk memantau tumbang anak balita.

Kata kunci:Balita, Ibu Balita, Perilaku, Pemenuhan Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan,
Status Gizi,

Pendahuluan mencukupi bagi semua orang, khususnya


masyarakat miskin dan usia rentan seperti
Salah satu perhatian SDGs pada bayi. Sedangkan target kedua yaitu, pada
sektor kesehatan terdapat pada tujuan tahun 2030, mengakhiri segala bentuk
menanggulangi kelaparan dan kemiskinan, malnutrisi, termasuk mencapai target
mencapai ketahanan pangan, meningkatkan internasional 2025 untuk penurunan stunting
gizi, serta mendorong pertanian yang dan wasting pada balita dan mengatasi
berkelanjutan. Selain itu, terdapat dua target kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita
yang diharapkan dapat terwujud pada tujuan hamil dan menyusui, serta lansia (Depkes
SDGs ini. Target pertama yaitu, pada tahun RI).
2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin Berdasarkan data riset kesehatan
akses pangan yang aman, bergizi, dan dasar (Riskesdas) 2013, secara nasional

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 18


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Internasional. Internasional.

prevalensi balita gizi buruk sebesar 5,7 pemberian multivitamin dan asupan gizi
persen dan kekurangan gizi 13,9 persen. seimbang (BAPENNAS, 2011).
Prevalensi balita stunting di Indonesia Dengan meningkatkan kuliats
Prevalensi di Indonesia sebanyak 37,2%, kesehatan ibu hamil dan anak sejak dalam
Wasting 12,1%, dan 19,6% overweight per kandungan akan didapatkan generasi
1.000 kelahiran hidup (UNICEF, WHO, and penerus yang lebih produktif sehingga dapat
World Bank, 2014 dalam Achadi, 2015). memajukan kualitas generasi muda.
Sedangkan Pemantauan Status Gizi (PSG) Sembilan pesan inti 1000 hari pertama
di Kabupaten Brebes jumlah balita dengan kehidupan yaitu, Selama hamil, makan
gangguan gizi (Stunting) di tahun 2010 yaitu makanan beraneka raga, memeriksa
sebesar 22,10%, pada tahun 2011 sebesar kehamilan 4 x selama kehamilan, minum
22,54%, tahun 2012 sebesar 19,57% dan tablet tambah darah, bayi yang baru lahir
ditahun 2013 adalah 17,14%. (Profil Dinkes Inisiasi Menyusui Dini (IMD), memberikan
Brebes, 2014). Sedangkan jumlah bayi baru ASI eksklusif selama 6 bulan, menimbang
lahir yang ditimbang sebanyak 33.312 BB bayi secara rutin setiap bulan,
balita, sebanyak 1.572 balita (4,72%) memberikan imunisasi dasar wajib bagi
dikategorikan BBLR yaitu Berat Bayi Lahir bayi, melanjutkan pemberian ASI hingga
Rendah. Kondisi ini dapat terjadi karena berusia 2 tahun, memberikan MP ASI secara
diantaranya dipengaruhi oleh faktor gizi ibu bertahap pada usia 6 bulan dan tetap
hamil yang kurang baik (Profil Dinkes memberikan ASI (Irawati, 2018).
Brebes, 2015). Seribu hari pertama kehidupan telah
Untuk mencetak anak Indonesia disepakati oleh para ahli di seluruh dunia
yang sehat dan cerdas, langkah awal yang sebagai saat yang terpenting dalam hidup
paling penting untuk dilakukan adalah seseorang. Sejak saat perkembangan janin di
pemenuhan gizi pada anak sejak dini, dalam kandungan, hingga ulang tahun yang
bahkan saat masih di dalam kandungan atau kedua menentukan kesehatan dan
yang dikenal dengan 1000 Hari Pertama kecerdasan seseorang. Makanan selama
Kehidupan (1000 HPK). 1000 HPK dimulai kehamilan dapat mempengaruhi fungsi
sejak dari fase kehamilan (270 hari) hingga memori, konsentrasi, pengambilan
anak berusia 2 tahun /730 hari (Achadi EL, keputusan, intelektual, mood, dan emosi
2014). seorang anak di kemudian hari (Irawati,
Gerakan 1000 hari pertama 2018).
kehidupan merupakan suatu gerakan Anak-anak yang mengalami
percepatan perbaikan gizi yang diadopsi dari hambatan dalam pertumbuhan disebabkan
gerakan Scaling up Nutrition(SUN) kurangnya asupan makanan yang memadai
Movement yang merupakan suatu gerakan dan penyakit infeksi yang berulang, dan
global dibawah koordinasi sekertaris jendral meningkatnya kebutuhan metabolik serta
PBB. Tujuan global dari Scaling up mengurangi nafsu makan, sehingga
Nutrition (SUN) adalah untuk menurunkan meningkatnya kekurangan gizi pada anak.
gizi yang dibuktikan secara ilmiah Keadaan ini semakin mempersulit untuk
merupakan metode untuk menentukan mengatasi gangguan pertumbuhan yang
kualitas kehidupan seseorang (Erna, 2017) akhirnya berpeluang terjadinya stunted.
Untuk pemenuhan gizi pada anak Pada pemenuhan gizi seorang balita,
diantaranya adalah dengan menggunakan ibu meme-gang peranan yang sangat
pendekatan aksi nutrisi essensial (The penting. Ibu merupakan orang yang paling
Essential Nutrition Actions/ENAs) yang dekat dengan anak, orang pertama yang
dicanangkan WHO yaitu pemberian zat besi berhubungan dengan anak, dan yang
dalam jumlah tertentu selama kehamilan, memberikan alokasi waktu lebih banyak
persiapan menyusui, nutrisi selama dalam pengasuhan anak. Sikap merupakan
menyusui, pemberian Asi ekslusif, faktor yang memengaruhi perilaku

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 19


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Internasional. Internasional.

kesehatan seseorang. Perubahan sikap 98. Sedangkan kriteria eksklusi sampel


secara berkelanjutan dapat memengaruhi antara lain ibu yang mempunnyai anak cacat
perilaku seseorang, dimana perilaku dan gizi buruk, sehingga didapatkan sampel
pemenuhan gizi yang baik dapat sebanyak 51 responden. Adapun teknis
meningkatkan status gizi anak (Apooh, Yaa, pengambilan sampel menggunakan teknik
& Krekling, 2005). Status gizi adalah simple random sampling yaitu pengambilan
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi sampel dengan acak tanpa memperhatikan
makanan dan penggunaan zat-zat gizi. strata yang ada dalam anggota populasi.
Keadaan tersebut dapat dibedakan dengan Instrumen yang digunakan dalam
status gizi kurang, baik, dan lebih penelitian ini berbentuk kuesioner
(Almatsier, 2001). terstruktur dengan item pertanyaan yang
Penelitian ini bertujuan untuk ditanyakan langsung kepada responden,
mengetahui hubungan perilaku ibu dalam dimana kuesioner tersebut dibuat
pemenuhan gizi pada anak 1000 hari sedemikian rupa sehingga responden hanya
pertama kehidupan/ Golden Perioed dengan tinggal memilih atau menjawab jawaban
status gizi Balita. yang sudah ada (hidayat, 2007). Dengan
teknik wawancara dipergunakan untuk
menilai perilaku ibu dalam pemenuhan gizi
Metode Penelitian pada anak 1000 hari pertama kehidupan/
Golden Perioed sedangkan status gizi dapat
Jenis penelitian yang dilakukan dengan menimbang berat badan
berdasarkan jenis data adalah adalah menggunakan timbangan dan dengan
penelitian kuantitatif dan berdasarkan cara melihat pada lembar KMS. Variabel yang
pengumpulan data adalah survey yang non digunakan meliputi: perilaku ibu dalam
eksperimen dengan desain penelitian pemenuhan gizi pada anak 1000 hari
deskriptif korelasi yang bertujuan pertama kehidupan/ Golden Perioed dan
mengungkap hubungan korelasi survei status gizi.
deskriptif perilaku ibu dalam pemenuhan Analisis univariat untuk
gizi pada anak 1000 hari pertama kehidupan/ mendiskripsikan karakteristik umur ibu,
Golden Perioed dengan status gizi. pendidikan ibu, pekerjaan ibu, perilaku ibu
Pendekatan yang digunakan adalah dalam pemenuhan gizi pada anak 1000 hari
menggunakan studi cross sectional ialah pertama kehidupan/ Golden Perioed dan
suatu penelitian untuk mempelajari status gizi kurang pada balita. Analisis
dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko bivariat menggunakan chi square, karena
dengan efek, dengan cara pendekatan, semua variabel penelitian dengan skala
observasi atau pengumpulan data sekaligus nominal untuk melihat perilaku ibu dalam
pada suatu saat (point time approach). pemenuhan gizi pada anak 1000 hari
Artinya, tiap subjek penelitian hanya pertama kehidupan/ Golden Perioed dengan
diobservasi sekali saja dan pengukuran status gizi balita.
dilakukan terhadap status karakter atau
variabel subjek pada saat pemeriksaan.
Populasi penelitian ini adalah semua ibu Hasil dan Pembahasan
yang mempunyai balita di posyandu wilayah
sitanggal,kriteria inklusi sampel adalah ibu Penelitian dilakukan pada 51
yang mempunyai balita 0-3 tahun berjumlah responden yang memiliki balita.

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 20


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Internasional. Internasional.

Tabel 1. Karakteristik Responden


%
KarakteristikResponden jumlah
Umur
< 20 tahun 0 0
20-30 tahun 10 19,6
>30 tahun 1 80,4
Pendidikan
SD 12 23,5
SMP 23 45,1
SMA 12 23,5
PT 4 7,8
Pekerjaan
IRT 30 58,8
Petani 3 59
Swasta 18 35,3
PNS 0 0
Mengikuti Penyuluhan
Tidak pernah 24 47,1
pernah 27 52,9

Hasil survey menunjukkan ibu rata- termasuk di dalamnya berperilaku


rata telah memiliki umur lebih dari 30 tahun kesehatan (Aritama, 2000).
(80,4%). Menurut Huclock (1998), Pekerjaan ibu mayoritas
semakin cukup umur, tingkat kematangan mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah
dan kekuatan seseorang akan lebih matang tangga yaitu sebanyak 30 (58,8%). Hasil ini
dalam berfikir dan bekerja sehingga masih menunjukkan bahwa sebagian ibu memiliki
dapat menyerap informasi sebanyak- waktu yang lebih banyak untuk mengasuh
banyaknya. Umur berpengaruh dalam dan merawat anaknya karena ibu tidak
proses belajar menyesuaikan diri, seiring bekerja diluar rumah untuk mancari nafkah.
dengan bertambahnya umur seseorang Namun hal ini tidak diimbangi dengan
maka semakin banyak pengalaman yang pemberian makanan yang baik dan bergizi
akan didapat dari lingkungan dalam pada anak balitanya. Sebagian besar ibu
membentuk perilakunya (Notoadmodjo, sudah pernah mendapatkan informasi atau
2003). penyuluhan tentang pemenuhan gizi pada
Pendidikan ibu berdasarkan dengan anak 1000 hari pertama kehidupan/ Golden
hasil penelitian menunjukkan mayoritas Perioed dengan status gizi yaitu sebanyak
subyek penelitian berpendidikan SMP yaitu 27 (52,9%). Berkembangnya berbagai
sebanyak 23 (45,1%). Semakin rendah media cetak maupun elektronika semakin
tingkat pendidikan ibu, maka kemungkinan kuat untuk memudahkan ibu mendapatkan
sulit bagi mereka untuk menangkap berbagaikan informasi khususnya tentang
informasi maupun ide-ide termasuk tentang pemenuhan gizi pada anak 1000 hari
pengetahuan pemenuhan gizi pada anak pertama kehidupan/ Golden Perioed.
1000 hari pertama kehidupan/ Golden Mayoritas responden juga sudah
Perioed. Manusia membutuhkan mendapatkan penyuluhan tentang
pendidikan dalam kehidupannya. Tingkat pemenuhan gizi pada anak 1000 hari
pendidikan yang tinggi akan menambah pertama kehidupan/ Golden Perioed yaitu
pengetahuan yang dimiliki serta dapat 52,9%. Ibu yang sebagian besar ibu rumah
membentuk suatu perilaku yang baik pula, tangga juga mempunyai banyak waktu
luang untuk menghadiri penyuluhan yang

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 21


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Internasional. Internasional.

dilakukan oleh bidan dan juga dapat kehamilan akan mempengaruhi


mencari atau mendapatkan informasi baik pengetahuan ibu dalam pengetahuan
di media cetak maupun media massa. pemenuhan gizi pada anak 1000 hari
Informasi yang didapatkan dari berbagai pertama kehidupan/ Golden Perioed.
sumber tentang hubungan seksual selama

Tabel 2. Perilaku pemenuhan gizi pada anak 1000 hari pertama kehidupan/ Golden
Perioed dan status gizi balita
%
Perilaku & Status gizi jumlah
Perilaku Ibu
Kurang 26 51,0
Baik 25 49,0
Status Gizi Balita
Kurang 27 52,9
Normal 24 47,1

Hasil survey menunjukkan ibu jangan minum minuman bersoda,


sebagian besar mempunyai perilaku yang beralkohol, jangan makan mie instan
kurang didalam pemenuhan gizi pada anak sebagai makanan pokok, hindari makanan
1000 hari pertama kehidupan/ Golden berpengawet, dan jangan minum obat tanpa
Perioed (51,0%). Menurut Lewit yang resep dokter. mengikuti kelas ibu hamil,
dikutip oleh Notoatmodjo, perilaku dan melakukan perawatan payudara untuk
merupakan hasil pengalaman dan proses menjamin keberhasilan pemberian ASI,
interaksi dengan lingkungannya yang serta melakukan kunjungan pemeriksaan
berwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap kehamilan ke Bidan, minimal 4 kali selama
dan tindakan sehingga diperoleh keadaan masa kehamilan untuk memantau
seimbang antara kekuatan pendorong dan pertumbuhan janin (Irawati, 2018).
penahan (Maulana, 2009). Telah diketahui bahwa kebutuhan
Perilaku ibu dapat dilihat dari sejak gizi akan meningkat selama kehamilan
dari ibu hamil hingga anak berusia 2 tahun. yaitu pertambahan energi sekitar 330 kkal
Anak yang sehat hanya mungkin dilahirkan per hari, pertambahan ini diperlukan untuk
dari seorang ibu yang menjaga pertumbuhan jaringan ibu seperti
kehamilannya dari asupan gizi yang cukup penambahan volume darah, uterus dan
(gizi mikro dan protein). Ibu hamil yang payudara serta pertumbuhan janin (Erna,
yang mengalami kekurangan gizi kronik 2017).
sejak masa kehamilannya akan berisiko Berdasarkan analisis peniliti dari
melahirkan anak yang kurang sehat, atau hasil kuesioner yang diberikan ibu yang
berat badan lahir rendah (Priyatna, 2014). mempunyai perilaku kurang dalam
Perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pemenuhan gizi pada anak 1000 hari
pada anak 1000 hari pertama kehidupan/ pertama kehidupan adalah mayoritas ibu
Golden Perioed selama kehamilan dapat tidak pernah melakukan perawatan
dilihat dari Makan lebih banyak (dua porsi) payudara sehingga setelah lahir anak belum
dan beraneka ragam lauk pauk, sayur dan siap dilakukan pemberian ASI. Hal ini juga
buah, agar kebutuhan gizi janin terpenuhi dapat ditegaskan dalam penelitian
dengan cukup sejak awal dan selama masa Haeriyanti (2016), untuk mengetahui
kehamilan, dan minum tablet tambah darah hubungan perawatan payudara selama
1 butir sehari, berarti total minimal 90 butir hamil dengan produksi ASI didapatkan
selama masa kehamilan, Jangan merokok, hasil analisis statistik dengan uji chi square

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 22


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Internasional. Internasional.

yaitu terdapat hubungan antara perawatan pendamping ASI (MP ASI), menimbang
payudara selama hamil dengan produksi bayi tiap bulan di Posyandu untuk dipantau
ASI didapatkan P 0,0041 (P <0,05). tumbuh kembangnyaa. memberikan kapsul
Ibu juga mayoritas kurang didalam vitamin A dan imunisasi lengkap sesuai
mengkonsumsi tablet tambah darah. jadwal serta mencuci tangan pakai sabun
Kebutuhan zat gizi mikro seperti zat besi, dengan air mengalir sebelum memberi ASI.
asam folat dan kalsium juga meningkat. Berdasarkan analisis peniliti dari
Untuk kebutuhan gizi meningkat 200 %. hasil kuesioner yang diberikan ibu yang
Hal ini diperlukan untuk pembentukan mempunyai perilaku kurang dalam
plasenta dan sel darah merah dan pemenuhan gizi pada anak 1000 hari
disarankan menelan 90 tablet selama pertama kehidupan pada saat setelah
kehamilan. Suplemen zat besi dan asam melahirkan adalah mayoritas tidak
folat juga untuk mencegah anemia pada ibu dilakukannya IMD (Inisiasi Menyusui
dan kejadian BBLR pada bayi (Erna, 2017). Dini) termasuk juga tidak mendapatkan
Sesuai penelitian dari iriyani K (2016), atau kurang memberikan kesempatan
berdasarkan hasil uji statistic Chi Square kepada bayinya untuk memperoleh
diperoleh nilai ρ value = 0,001 (<0,05) kolostrum /cairan pertama yang
maka dapat disimpulkan bahwa ada dikeluarkan warna kuning, kental (Erna,
hubungan pemberian suplemen Fe pada ibu 2017).
hamil. Hasil perhitungan Risk Estimate Inisiasi menyusui dini (IMD)
diperoleh OR=8,25, yang artinya ibu hamil adalah inisiasi yang dilakukan ketika bayi
yang mengkonsumsi suplemen Fe kurang lahir, tali pusat dipotong, lalu dilap kering
dari 90 tablet mempunyai peluang 8,25 kali dan langsung diberikan pada ibu. Harus ada
melahirkan bayi dengan BBLR sentuhan skin to skin contact, dimana bayi
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak boleh dipisahkan dulu dari ibu. Yang
mengkonsumsi lebih dari 90 tablet Fe. perlu dijaga adalah suhu ruangan, dan
Didapatkan juga mayoritas ibu sebaiknya bayi memakai topi, karena pada
kurang menkonsumsi garam beryodium. bagian kepala merupakan daerah yang
Kebutuhan yodium sangat penting selama banyak mengeluarkan panas(Roesli 2007).
kehamilan. Yodium merupakan bahan Beberapa manfaat dari IMD antara lain
dasar tiroksin yang berfungsi dalam adalah Bayi yang diberi kesempatan
pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. menyusu dini lebih berhasil menyusui
Ibu hamil dianjurkan untuk menambah eksklusif dan akan lebih lama disusui,
asupan yodium sebesar 50 μg/hari hentakan kepala bayi ke dada Ibu, sentuhan
sedangkan sebelum hamil kebutuhan ibu tangan bayi di puting susu dan sekitarnya,
adalah 150 μg/hari. emutan, dan jilatan bayi pada puting Ibu
Perilaku ibu dalam pemenuhan gizi merangsang pengeluaran hormon oksitosin
pada anak 1000 hari pertama kehidupan/ yang dapat membantu pengeluaran ASI dan
Golden Perioed juga dapat dilihat dari saat bayi juga bisa mendapatkan ASI
bayi lahir yaitu dengan melakukan Inisiasi kolostrum- ASI yang pertama kali keluar.
Menyusu Dini (IMD) langsung setelah bayi Cairan emas ini kadang juga,
lahir, dan inisiasi ini sangat mendukung dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi
keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. kesempatan inisiasi menyusui dini lebih
Memberikan ASI secara Ekslusif mulai dulu mendapatkan kolostrum daripada
bayi usia 0 – 6 bulan, dan semua kebutuhan yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum
gizinya sampai dengan usia 0-6 bulan berkhasiat untuk membuat bayi tetap
sudah terpenuhi dengan sempurna hanya merasa kenyang untuk hari-hari
dengan ASI saja. Setelah usia 6 bulan pertamanya sebelum ASI bisa keluar
sampai usia 2 tahun, meneruskan dengan lancar (Roesli, 2007). Hal ini
pemberian ASI dengan makanan tambahan selaras dengan penelitian dari Ridha

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 23


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Internasional. Internasional.

(2014), hasil penelitian menunjukkan ada manfaat penting bagi ibu dan bayi yang
pengaruh yang signifikan antara inisiasi disusuinya. Vitamin A berfungsi dalam
menyusui dini terhadap produksi ASI. sistem penglihatan, fungsi pembentukan
Terlihat dari hasil variabel produksi ASI kekebalan dan fungsi reproduksi.
pada responden yang melakukan inisiasi Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas
menyusui dini yang normal sebesar 87,5% dapat menaikkan jumlah kandungan
(p<0,05%) dan lebih sebesar 12,5% vitamin A dalam ASI, sehingga pemberian
(p<0,05). Sedangkan produksi ASI pada kapsul vitamin A (200.000 unit) pada ibu
responden yang tidak melakukan inisiasi nifas sangatlah penting. Hasil penelitian
menyusui dini, produksi ASInya kurang menunjukkan cakupan pemberian vitamin
semua atau sebesar 100% dimana p<0,05 A dosis tinggi di wilayah Bantul Timur
(Ridha, 2014) adalah tinggi (90.48%) namun masih
Berdasarkan survey dari kuesioner ditemukan 9.52% tidak memberi kapsul
Jarang ibu yang memberikan bayinya vitamin A ibu nifas. Pemberian kapsul
secara ekslusif. Bayi yang mendapatkan pertama diberikan pada ibu 24 pasca
ASI mempunyai kenaikan berat badan yang melahirkan sebanyak 100% sedangkan
baik setelah lahir, pertumbuhan setelah pemberian kapsul kedua tergolong kecil
periode perinatal baik, dan mengurangi yaitu 52.63%. Faktor tidak meratanya
kemungkinan obesitas. Ibu-ibu yang diberi pemberian kapsul kedua diantaranya adalah
penyuluhan tentang ASI dan laktasi, kurangnya ketersediaan kapsul yang
umumnya berat badan bayi (pada minggu dimiliki tenaga kesehatan
pertama kelahiran) tidak sebanyak ibu-ibu Sedangkan dari status gizi anak
yang tidak diberi penyuluhan. Alasannya hasil survey menunjukkan sebagian besar
ialah bahwa kelompok ibu-ibu tersebut anak memiliki status gizi kurang yaitu 49,0
segera menghentikan ASInya setelah %. Status gizi adalah suatu keadaan yang
melahirkan. Frekuensi menyusui yang ditunjukkan oleh keseimbangan antara
sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan asupan dan pemakaian zat gizi dalam
bermanfaat karena volume ASI yang tubuh. Status gizi baik yaitu keadaaan
dihasilkan lebih banyak sehingga dimana asupan zat gizi sesuai penggunaan
penurunan berat badan bayi hanya sedikit untuk aktifitas tubuh. Keadaan kurang gizi
(Kristiyansari, 2009). Menurut penelitian (status gizi kurang dan status gizi buruk)
dari sulistya (2014) menunjukkan bahwa terjadi karena tubuh kekurangan satu atau
ada hubungan pemberian ASI ekslusif beberapa zat gizi yang diperlukan Gizi
dengan status gizi balita usia 12-59 bulan lebih adalah suatu keadaan karena
dengan nilai p sebesar 0,039 (p<0,05). kelebihan konsumsi pangan yang berkaitan
Berdasarkan data Dinkes Brebes jumlah dengan kelebihan energi dalam hidangan
bayi yang diberi Asi ekslusif di daerah yang dikonsumsi relative terhadap
sitanggal tahun 2015 adalah 74,64%. kebutuhan penggunaannya. Kebutuhan zat
Ibu juga minoritas tidak gizi pada anak laki-laki berbeda dengan
menkonsumsi Vitamin A merupakan anak perempuan dan biasanya lebih tinggi
suplementasi yang diberikan pada ibu karena anak laki-laki memiliki aktivitas
menyusui selama masa nifas yang memiliki fisik yang lebih tinggi (Depkes, 2009).

Tabel 3. Hubungan perilaku pemenuhan gizi pada anak 1000 hari pertama
kehidupan/ Golden Perioed dengan status gizi balita
Status gizi p
Perilaku balita
K % N %
Kurang 0 4,1 7 5,9

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 24


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Internasional. Internasional.

Baik 7 29,2 17 70,8 0,0


03

Hasil tabel 3. menunjukan bahwa ibu yang Kurangnya gizi pada balita dapat
mempunyai perilaku baik dalam disebabkan sikap atau perilaku ibu yang
pemenuhan gizi pada anak 1000 hari menjadi faktor dalam pemilihan makanan
kehidupan lebih banyak yang mempunyai yang tidak benar. Pemilihan bahan
anak dengan statug gizi normal yaitu 70,8 makanan, tersedianya jumlah makanan
% dibandingkan dengan ibu yang yang cukup dan keanekaragaman makanan
mempunyai perilaku kurang yaitu 29,2%. ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
Hal ini menunjukkan ada kecenderungan ibu tentang makanan dan gizinya.
semakin baik perilaku ibu dalam Ketidaktahuan ibu dapat menyebabkan
pemenuhan gizi pada anak 1000 hari kesalahan pemilihan makanan terutama
kehidupan, maka semakin baik pula status untuk anak balita (Mardiana, 2005).
gizi balitanya. Penelitian dari Nainggolan (2012), yang
Berdasarkan hasil Uji statistik dilakukan dengan metode observasional
dengan chi square diperoleh nilai p=0,003. dengan pendekatan cross-sectional.
Oleh karena p=0,003 <α (0,05) maka Ho Populasi dalam penelitian ini seluruh Ibu
ditolak, kemudian dapat disimpulkan dari balita yang menjadi responden di
bahwa ada hubungan secara bermakna wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah
perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada kelurahan Rajabasa Raya yang berjumlah
anak 1000 hari kehidupandengan status gizi 264 respoden. Sampel yang digunakan
balita. Nilai koefisien kontingensi (C) sebanyak 159 responden dengan teknik
sebesar 0,410 yang artinya antara hubungan pengambilan sampel secara Accidental
perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada sampling. Analisis Bivariat menunjukkan
anak 1000 hari kehidupan dengan status ada hubungan yang signifikan antara
gizi balita mempunyai hubungan yang pengetahuan gizi Ibu dengan status gizi
cukup kuat. Pada hasil OR yaitu 6,939 balita dan ada hubungan yang signifikan
sehingga dapat diartikan ibu yang antara sikap gizi Ibu dengan status gizi
mempunyai perilaku ibu dalam balita (p=0,000).
pemenuhan gizi pada anak 1000 hari
kehidupan mempunyai peluang 6,939 kali
untuk memiliki anak yang mempunyai Kesimpulan
gaizi normal dibandingkan dengan ibu
yang mempunya perilaku kurang didalam Berdasarkan hasil penelitian
pemenuhan gizi pada anak 1000 menunjukkan ibu sebagian besar
hari kehidupan. mempunyai perilaku yang kurang didalam
Hal ini sesuai dengan penelitian dari pemenuhan gizi pada anak 1000 hari
Suliyah (2010), yang bertujuan mengetahui pertama kehidupan/ Golden Perioed yaitu
hubungan perilaku ibu dalam pemberian 51,0%. Sedangkan dari status gizi anak
makan dengan status gizi pada balita 13-59 hasil survey menunjukkan sebagian besar
bulan di posyandu Lada Pakuncen anak memiliki status gizi kurang yaitu 49,0
Wirobrajan Yogyakarta Tahun 2010 %. Berdasarkan hasil Uji statistik dengan
dengan hasil uji statistik nilai π 0,379 chi square diperoleh nilai p=0,003. Oleh
dengan taraf signifikan (p) 0,011 dengan karena p=0,003 <α (0,05) maka Ho ditolak,
taraf kesalahan (0,05), maka dapat kemudian dapat disimpulkan bahwa ada
disimpulkan hubungan perilaku ibu dalam hubungan secara bermakna perilaku ibu
pemberian makan dengan status gizi pada dalam pemenuhan gizi pada anak 1000 hari
balita usia 13-59 bulan mempunyai kehidupan dengan status gizi balita. Nilai
hubungan yang bermakna (Suliyah, 2010) koefisien kontingensi (C) sebesar 0,410

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 25


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Internasional. Internasional.

yang artinya antara hubungan perilaku ibu BAPPENAS.2011. Rencana Aksi Nasional
dalam pemenuhan gizi pada anak 1000 hari Pangan dan Gizi 2011 – 2015.
kehidupan dengan status gizi balita BAPENNAS
mempunyai hubungan yang cukup kuat. Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman
Pada hasil OR yaitu 6,939 sehingga dapat Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan
diartikan ibu yang mempunyai perilaku ibu Interval Dini Tumbuh Kembang Anak.
dalam pemenuhan gizi pada anak 1000 hari Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
kehidupan mempunyai peluang 6,939 kali Departemen Kesehatan RI. 2009. Buku
untuk memiliki anak yang mempunyai Saku Gizi. Jakarta : Departemen
gaizi normal dibandingkan dengan ibu Kesehatan RI.
yang mempunya perilaku kurang didalam Departemen Kesehatan RI. 2015.
pemenuhan gizi pada anak 1000 Kesehatan dalam
hari kehidupan. Kerangka Sustainable Development
Diharapkan kepada ibu balita Goals (SDGs). 2015. 4 Juni
hendaknya lebih memberikan makanan 2018.http://www.pusat2.litbang.depke
yang bergizi dan cukup energi untuk s.go.id/pusat2_v1/wpcontent/uploads/
anaknya, aktif dalam mengikuti kegiatan 2015/12/SDGs-Ditjen-BGKIA.pdf
posyandu setiap bulannya untuk memantau Erna, Yasmina.2017. 1000 hari Pertama
pertumbuhan dan perkembangan anak Kehidupan. Pandan wangi: Majalah
balita. Perlunya semakin meningkatkan Hijrah. Ed. 68 Vol.6 (September 2017)
pemantauan status gizi balita di setiap Haeriyati. 2010. Hubungan Perawatan
posyandu sehingga balita dengan status gizi Payudara dengan Produksi ASI pada
kurang terjaring secara dini dan mendapat Ibu Nifas di RSUD Sinjai (Skripsi. UN
penanganan segera. Alauddin Makasar. Mak
Hidayat AAA. 2007. Metode Penelitian
Kebidanan Dan Teknis Analisis Data.
Daftar Pustaka Jakarta: Salemba Medika.
Irawati ,2018. ada apa dengan 1000 hari
Achadi, A., W. Soerojo, and S. Barber. Pertama Kehidupan Sang anak. 2 Mei
(2005). “The Relevance and Prospects 2018.
of Advancing Tobacco Control in https://www.tanyadok.com/artikel-
Indonesia.” Health Policy 72 (3): 333– kesehatan/ada-apa-dengan-1000-hari-
49. pertama-kehidupan-sang-anak .2 Mei
Achadi EL. 2014. Periode Kritis 1000 Hari 2018.
Pertama Kehidupan dan Dampak Iriyani K. 2016. Hubungan Pemberian
Jangka Panjang terhadap Kesehatan Suplemen Zat Besi Pada Ibu Hamil
dan Fungsinya. Fakultas Kesehatan dengan BBLR di RSUD Abdul Wahab
Masyarakat. Universitas Indonesia Sjahrani Samarinda. Jurnal Ilmiah
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Manuntuang, 2 (1), 56-59.
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Mardiana. 2006. Hubungan Perilaku
Utama. dengan Status Gizi Balita di Puskesmas
Apooh, Yaa, L., & Krekling, S. 2005. Tanjung Beringin Kecamatan Hinai
Maternal nutritional knowledge and Kabupaten, Skripsi Program S1 Ilmu
child nutritional status in the volta kesehatan Masyarakat Fakultas
region of Ghana. London: Blackwell Kesehatan Masyarakt Universitas
Publishing Sumatera Utara.
Badan Penelitian dan Pengembangan Maulana HDJ. 2009. Promosi Kesehatan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Yudha EK, editor. Jakarta: EGC
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Nainggolan, Julita. 2012 Hubungan Antara
Laporan Nasional 2013. Jakarta Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 26


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Internasional. Internasional.

dengan Status Gizi Balita di Wilayah


Kerja Puskesmas Rajabasa Indah
Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung
(Skripsi). Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Ilmu.
Priyatna A. 1000 hari Pertama Kehidupan.
2014. PT Elex Media kompurindo.
Jakarta
Ridha, Rusmiyati, Purnomo. 2014.
Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini
Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Post
Partum di Ruah Bersalin Semarang.
Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan (JIKK)
Roesli, U. 2005. Mengenal ASI ekslusif.
Jakarta : Trubus Agiwidya
Sulistya. 2014. Hubungan pemberian asi
ekslusif dengan status gizi balita usia
12-59 bulan di posyandu dewi sartika
candran Sidoarum Sleman Tahun 2014
(Skripsi). Yogya: Aisyiyah yogykarta
Suliyah. 2010. Hubungan perilaku Ibu
Dalam Pemberian Makan Dengan
Status Gizi Pada Balita Usia 13-59
Bulan Di Posyandu Lada V Pakuncen
Wirobrajan Yogyakarta Tahun 2010
Suliyah, anjarwati, stikes aisyiyah
yogya

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 27


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: Ciptaan disebarluaskan di bawah
HEALTH SCIENCES JOURNAL, VOL. 09 NO. 01, JUNI 2018 Lisensi Creative Commons Atribusi-
NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v9i1.58
Internasional. Internasional.

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 28

Anda mungkin juga menyukai