Ti07919 PDF
Ti07919 PDF
Oleh:
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya sehingga penulis dapat
melaksanakan kerja praktek di PT. Itokoh Ceperindo dengan baik dan menyelesaikan laporan
ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan berperan penting
dalam pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan ini:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat dan karunia-Nya selama pelaksanaan
kerja praktek berlangsung
2. Theodorus Hanandoko, S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing yang mengarahkan penulis
untuk melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan dengan baik
3. Abdul Qorib selaku Manajer Produksi di PT. Itokoh Ceperindo sekaligus pembimbing
lapangan
4. P. Totok Suisilio sebagai Kepala Bagian Logistik dan seluruh staff logistik
5. Seluruh karyawan PT. Itokoh Ceperindo yang telah membantu dan berbagi ilmu selama
kerja praktek
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun baik lisan maupun
tulisan dari semua pihak.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
v
BAB 5 PENUTUP............................................................................................................ 103
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.21. Contoh Pembuatan Pola Untuk Produk Casing Pump ............................ 29
vii
Gambar 3.23. Water Glass Digunakan Sebagai Bahan Perekat Pasir Sillica. ............... 30
Gambar 3.25. Proses Pengerjaan Cetakan Menggunakan Kanawaku dan Oshiu ......... 31
Gambar 3.26. Contoh Cetakan Setelah Dilakukan Pengecatan dan Pembakaran ....... 31
(a) Sebelum Peleburan Material dan (b) Saat Dilakukan Peleburan Material ............... 32
Gambar 3.30. Bahan Adjektif antara lain : (a). Carbon, (b) FeCrLc, (c) Nikel ................ 34
Gambar 3.37. Mesin Drill Untuk Merontokkan Pasir Larut Pada Ben ............................ 38
(a) Lubang (b) Permukaan Tidak Rata (c) Pasir Larut ................................................... 40
viii
Gambar 3.46. Diagram Alir Proses Produksi Sand Casting ........................................... 43
Gambar 3.54. Tabung Slurry Tetap Berputar Untuk Menjaga Kekentalan Cairan.......... 48
Gambar 3.67. Mesin Vibrator Untuk Merontokkan Pasir Pada Cetakan ........................ 53
Gambar 3.70. Diagram Alur Proses Produksi V-pro atau β – Set .................................. 57
ix
Gambar 3.72. Tree ........................................................................................................ 60
x
Gambar 4.16. Tab Daftar (1) ......................................................................................... 92
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan
kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang
kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali
suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan
etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku sistem
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
Secara khusus, dalam lingkup Teknik Industri haruslah selalu disadari bahwa yang
dikaji adalah kesatuan elemen sistem yang terdiri atas Manusia (man), Mesin
(machine), Material (material), Metode (method), Uang (money), Energi (energy),
Lingkungan (environment) dan Informasi (information). Hal itu berarti, dalam
melaksanakan aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya, Sarjana Teknik Industri
harus selalu memandang aktivitasnya dalam kerangka sistem yang melingkupi
aktivitas itu.
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
1
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
Kerja Praktek dilaksanakan selama 30 hari kerja aktif yang dimulai pada 1 Juli
2017 sampai 4 Agustus 2017. Pelaksanaan Kerja Praktek dilakukan di PT. Itokoh
Ceperindo yang terletak di Jalan Diponegoro, Gumulan, Klaten Tengah, Klaten,
Jawa Tengah. Kerja Praktek dilaksanakan pada hari dan jam kerja karyawan yaitu
Senin sampai Sabtu. Jam kerja pada hari Senin yaitu 07.00-16.00 WIB dengan
jam istirahat pada 12.00-13.00 WIB. Jam kerja pada Hari Selasa-Jumat yaitu
08.00-16 WIB. Dengan jam istirahat pada Selasa-Kamis yaitu 12.00-13.00 WIB,
sedangkan pada Jumat jam istirahat pada 11.30-13.00 WIB. Jam kerja pada Sabtu
yaitu 08.00-12.30 WIB tanpa waktu istirahat. Pada saat kerja praktek, Perusahaan
memberikan kesempatan untuk belajar di departemen Logistik, khususnya di
bagian Gudang (Warehouse).
2
BAB 2
Pres.
Dir
QMR
Dir
Off Fact
Pur WH
LW Patt Mld Sett Melt Fins MC QC Mai WS Mai WS
3
Keterangan:
Pres. Dir : President Direktur Mai : Maintenance
Dir. : Direktur Pur : Purchasing
QMR : Quality Management Log : Logistik
Representative
Off : Office WH : Wear House
Fact : Factory Patt : Pattern
HRD & GA : HRD & General Affair Mld : Moulding
Fin : Finance Sett : Setting
Mkt : Marketing Melt : Melting
Prod : Produksi Fins : Finishing
PPC : Product Planning Control MC : Machining
Foun : Foundry LW : Lost Wax
QC : Quality Control WS : Work Shop
4
2.2.3. Asisten Direktur (Bidang Office)
Tanggung Jawab:
a. Memimpin dan mengoordinasi bagian yang berhubungan dengan Proses
Produksi
b. Mengawasi pelaksanaan aktivitas Marketing dan ketercapaian target
Perusahaan.
c. Mewakili Direktur bila Direktur berhalangan
Wewenang:
a. Memeriksa dan menyetujui rencana penjualan dan pemasaran.
2.2.4. Asisten Direktur (Bidang Produksi)
Tanggung Jawab:
a. Memimpin dan mengoordinasi bagian yang berhubungan dengan Proses
Produksi
b. Mengawasi pelaksanaan
c. Mewakili Direktur bila Direktur berhalangan
Wewenang:
d. Memeriksa dan menyetujui aktivitas Produksi
e. Memeriksa dan menyetujui Rencana Produksi
f. Memastikan Efektivitas Produksi berjalan dengan baik.
2.2.5. Manager Human Resource Development & General Affair
Tanggung Jawab:
a. Menyediakan & mengembangkan Sumber Daya Manusia.
b. Menyediakan dan mengendalikan sarana prasarana Perusahaan.
Wewenang:
a. Memeriksa, menyetujui rencana pelatihan, pengurangan dan penambahan
Karyawan
b. Merencanakan dan melaksanakan perawatan atau penambahan
prasarana Perusahaan.
c. Mengatur sistem keamanan Perusahaan (Satpam)
d. Berhubungan dengan pihak eksternal mengenai perizinan dan
pengelolaan Sumber Daya Manusia.
2.2.6. Manager Pemasaran (Marketing)
Tanggung Jawab:
a. Menjamin terpenuhinya pencapaian target penjualan dan pemasaran.
Wewenang:
5
a. Menerima dan memberikan solusi untuk setiap keluhan Pelanggan.
b. Membuat estimasi harga lengkap dengan detail scope of work nya
bersama Produksi.
2.2.7. Manager Produksi
Tanggung Jawab:
a. Memimpin dan mengoordinasi Proses Produksi.
b. Mengawasi pelaksanaan Proses Produksi.
c. Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang ditetapkan.
Wewenang:
a. Memeriksa dan menyetujui Rencana Produk
b. Memimpin dan mengoordinasi pelaksanaan Produksi dalam pencapaian
target dan ketepatan waktu pengiriman.
2.2.8. Supervisor PPC
Tanggung Jawab:
a. Membuat Master Schedule Produksi dan kebutuhan material.
b. Membuat rencana produksi.
c. Memantau pelaksanaan Proses Produksi
Wewenang:
a. Memeriksa dan menyetujui desain.
b. Memeriksa dan menyetujui rencana produksi.
c. Memastikan kesiapan bahan baku di Logistik.
d. Memastikan produk-produk dalam kondisi bagus dan siap kirim.
e. Menunjuk ekspedisi pengiriman barang.
6
2.2.10. Quality Control
Tanggung Jawab:
a. Mengendalikan Alat Ukur dan Alat Pantau.
b. Memastikan bahwa produk yang dihasilkan baik dan sesuai dengan
standard yang direncanakan.
Wewenang:
a. Memeriksa dan memastikan bahwa produk dan Alat Ukur yang digunakan
telah sesuai dengan standard yang direncanakan.
b. Mengevaluasi hasil produk dan memberi masukan kepada Produksi.
7
c. Memberitahukan mesin yang tidak layak untuk dilakukan peremajaan atau
penggantian mesin baru.
2.2.14. Supervisor Lost Wax
Tanggung Jawab:
a. Membuat perencanaan kerja Casting
b. Mengendalikan unit kerja dari Wax Injection, Coating, De-Waxing, Melting,
sampai Finishing
Wewenang:
a. Memeriksa dan mengontrol Proses Produksi di Lost Wax.
2.3.1. Visi
PT. Itokoh Ceperindo memiliki visi yakni “Menjadi pilihan pertama bagi industri
casting dan masyarakat dalam penerapan industri casting di Indonesia”
2.3.2. Misi
PT. Itokoh Ceperindo melaksanakan proses produksi casting dengan
mengedepankan produk yang berkualitas tinggi, waktu pengiriman yang pendek,
dan harga yang layak.
8
3. Peningkatan Kompetensi Karyawan dengan parameter standard
kompetensi karyawan terpenuhi 98% dari standard kompetensi yang ditetapkan
perusahaan
9
e. Rajin/ Pembiasaan/ Shitsuke
Rajin berarti disiplin pada diri sendiri dan meningkatkan apa yang sudah dicapai.
Sehingga pekerja harus disiplin menerapkan etika dan standar kerja. Rajin dapat
dilakukan dengan menetapkan target bersama, teladan dari atasan dan
komunikasi yang baik di lingkungan kerja.
2.3.6. Ketenagakerjaan
A. Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2003:244) pengertian sumber daya manusia adalah
kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku
dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi
kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. SDM terdiri dari
daya pikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia
ditentukan oleh daya pikir dan daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi unsur
utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih
tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang
dibawa sejak lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha
(belajar dan pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan
Emotion Quality (EQ).
Dalam perusahaan ini terdapat karyawan tetap dan karyawan kontrak. Setiap
karyawan yang masih baru maka menjadi karyawan kontrak. Hal ini berarti jika
kontrak telah selesai maka karyawan tersebut bukan lagi karyawan PT. Itokoh
Ceperindo. Namun karyawan kontrak dapat memperpanjang kontrak dengan
pertimbangan dari HRD. Karyawan yang telah lama bekerja di perusahaan ini akan
diangkat menjadi karyawan tetap jika memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
perusahaan.
10
B. Prosedur Perekrutan Karyawan
Menurut Hasibuan (2008:41) rekrutmen merupakan usaha mencari dan
mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada
dalam suatu organisasi.
PT. Itokoh Ceperindo menentukan dan menyediakan orang-orang yang diperlukan
supaya proses bisnis perusahaan dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.
Oleh sebab itu perusahaan melakukan perekrutan karyawan. Berikut ini adalah
prosedur perekrutan karyawan di PT. Itokoh Ceperindo:
i. Seleksi berkas
Berkas yang diperlukan bagi calon karyawan yaitu fotokopi ijazah dan transkrip
nilai, pas foto berwarna 4x6 sebanyak 4 lembar serta fotokopi KTP, Kartu keluarga
dan SKCK
ii. Tes tertulis
iii. Tes wawancara
iv. Tes kesehatan
11
d. Sabtu
Pada hari Sabtu, pekerja hanya bekerja pada pukul 08.00-12.30 WIB tanpa jam
istirahat.
e. Jika listrik padam
PT. Itokoh Ceperindo saat ini masih mengandalkan listrik untuk melakukan
aktivitas produksi sehingga jika listrik padam maka dapat mempengaruhi jam kerja
perusahaan tersebut. Jika terjadi pemadaman listrik yang lama, pihak PLN akan
memberikan surat kepada PT. Itokoh Ceperindo sehingga perusahaan tersebut
meliburkan karyawannya. Namun sebagai gantinya, dihari berikutnya setelah listrik
padam, selama satu minggu, pekerja bekerja pukul 07.30-15.30 WIB.
12
Gambar 2.2. Ruang P3K
13
Gambar 2.3. Loker Pekerja Perempuan
14
2.3.7. Pemasaran
PT. Itokoh Ceperindo merupakan perusahaan yang menerapkan sistem produksi
Make to Order sehingga perusahaan pemasaran produk sangat berpengaruh
terhadap perusahaan. Jika tidak ada order maka perusahaan tidak akan
melakukan proses produksi. Pemasaran produk telah tersebar luas di berbagai
wilayah Indonesia seperti Yogyakarta, Sumatera, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Nusa Tenggara, Bali, Sulawesi dan lain
sebagainya. Selain itu PT. Itokoh Ceperindo memiliki konsumen manca negara
yaitu Singapura dan Jepang.
15
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
16
(Duplex), HiCr, HiCrMo, SCH 12, SCH 13, SCMnH11, dan lain-lain. Perbedaan
yang mendasari antara material yang satu dengan material yang lain yakni
kandungan unsur logam yang terdapat di material tersebut seperti Carbon (C), Si
(Sillikon), Mn (Mangan), Cr (Krom), Ni (Nikel), dan Mo (Molibdenum). Material
yang digunakan dalam proses produksi antara lain:
1. Steel Use Stainlees (SUS)
SUS merupakan jenis logam stainless steel yang digunakan PT. Itokoh Ceperindo
sebagai bahan baku pengecoran logam. PT. Itokoh Ceperindo membeli material
tersebut bukan dalam bentuk biji namun dalam bentuk scrap seperti yang terlihat
pada Gambar 3.2, Gambar 3.3, dan Gambar 3.4. Material tersebut dibersihkan dari
kotoran yang melekat seperti debu dan pasir. Karena material yang dibeli dalam
bentuk scrap, maka bentuk material tersebut tidak beraturan. Terdapat material
yang besar dan kecil. Oleh sebab itu material SUS dipotong oleh bagian logistik
supaya mudah disimpan. Terdapat 3 jenis SUS yang digunakan yaitu SUS 304,
316 dan 430. Berikut ini adalah karakter dari masing-masing jenis SUS:
a. SUS 304
SUS 304 merupakan jenis SUS yang paling fleksibel dan sering digunakan. Paling
fleksibel yang dimaksud di sini yaitu karena memiliki daktilitas yang tinggi.
Daktilitas adalah kemampuan material mengembangkan regangannya dari
pertama kali leleh hingga akhirnya putus. Material ini digunakan karena tahan
terhadap korosi dasar dan intergranual.
17
b. SUS 316
SUS 316 efektif digunakan pada lingkungan yang memiliki tingkat keasaman tinggi
karena tahan terhadap korosi yang disebabkan oleh asam cuka, asam tartart,
belerang, klorida dan asam sulfat. Material ini juga tahan terhadap panas karena
terdapat 2%-3% molybdeum yang meningkatkan ketahanan terhadap suhu tinggi
dan korosi.
c. SUS 430
SUS 430 memiliki kandungan chrome sebanyak 17%, magnet dan kandungan
baja yang rendah. Material ini tahan terhadap suhu yang tinggi.
18
2. Mild Steel (MS) Plate
MS Plate digunakan karena memiliki sifat mudah ditempa dan diproses machining.
MS Plate dibeli oleh PT. Itokoh Ceperindo tidak dalam bentuk biji namun dalam
bentuk yang tidak beraturan. Berikut ini adalah bentuk MS Plate yang dijelaskan
pada Gambar 3.5.
19
Gambar 3.6. Casing Pump PT. Surabaya Mekabox
b. Impeller
Merupakan satu dari komponen pembentuk casing pump yang berguna sebagai
pemutar pompa. Impeller memiliki berbagai macam jenis, bentuk, dan ukuran.
Impeller ETA-N 200x150x315 merupakan order atau permintaan dari PT Pabrik
Kertas Noree. Material yang digunakan dapat bermacam-macam. Produk impeller
dibawah ini menggunakan material DIN 14460 atau Duplex. Kandungan atau
komposisi material yakni kadar C < 0.05, kadar Si <1,00, kadar Mn < 2.00, kadar
Ni antara 4,5 – 6,0, kadar Cr antara 25-28, dan kadar Mo < 0.045. Spesifikasi
produk impeller tersebut memiliki diameter luar 333 mm, diameter dalam 210 mm,
dan tinggi 131 mm serta berat estimasi beserta box sekitar 25 Kg. Berikut ini
adalah bentuk Impeller ETA-N 200x150x315 yang di jelaskan pada Gambar 3.7.
Impeller Ahlstrom memiliki fungsi yang sama yakni sebagai pemutar pompa.
Perbedaannya yakni terletak pada ukuran dan bentuk benda tersebut. Produk ini
merupakan salah satu permintaan dari PT Surabaya Mekabox. Produk ini
20
menggunakan material SUS 304 dengan komposisi material antara lain kadar C <
0.08, kadar Si < 1.0, kadar Mn < 1.0, kadar Ni antara 8.0 – 10.5, dan kadar Cr
antara 18 – 20. Spesifikasi produk ini memiliki diameter 348 mm, tinggi 100 mm,
dan berat benda beserta box sekitar 18.5 kg. Berikut ini adalah bentuk Impeller
Ahlstrom yang dijelaskan pada Gambar 3.8.
c. Stuffing Box
Produk ini merupakan permintaan atau order yang berasal dari PT. Sukses Inti
Solusindo. Produk Stuffing Box menggunakan material SUS 316 dengan
komposisi materialnya antara lain kadar C < 0.08, kadar Si <1,00, kadar Mn < 2.00,
kadar Ni antara 10 – 14, kadar Cr antara 16 - 18, dan kadar Mo < 2 – 3. Spesifikasi
produk tersebut memiliki diameter luar 280 mm, diameter dalam 178 mm, dan
tinggi 95 mm serta berat estimasi sekitar 3,5 kg. Berikut ini adalah Gambar 3.9.
yang menampilkan bentuk Stuffing Box.
d. Wear Plate
Produk ini merupakan permintaan atau order yang berasal dari PT Sukses Inti
Solusindo. Produk dengan merek dagang Wear Plate menggunakan material SUS
21
316 dengan komposisi materialnya antara lain kadar C < 0.08, kadar Si <1,00,
kadar Mn < 2.00, kadar Ni antara 10 – 14, kadar Cr antara 16 - 18, dan kadar Mo
< 2 – 3. Spesifikasi produk tersebut memiliki diameter luar 522 mm, diameter
dalam 275 mm, dan tinggi 39 mm serta berat estimasi produk dan box sekitar 3,6
kg. Berikut ini adalah bentuk Wear Plate yang ditampilkan pada Gambar 3.10.
e. Control Cage
Produk ini merupakan permintaan yang berasal dari PT. Bakrie Autopart.
Control Cage berbentuk seperti tabung tanpa tutup dan pada bagian bawah
terdapat alas yang berukuran lebih besar, seperti yang terlihat pada Gambar
3.11. Material yang digunakan yaitu material PC29%Cr yang memiliki
komposisi material antara lain kadar C antara 2.3 – 3.0, kadar Si < 0.7, kadar
Mn < 0.7, kadar Cr < 29, dan kadar Mo < 0.09. Spesifikasi produk ini memiliki
diameter 165 mm, tinggi 124.5 mm, dan berat benda beserta box pengiriman
sekitar 2.36 kg.
22
ini memiliki panjang 745 mm, lebar 745 mm, dan berat benda beserta box
pengiriman sekitar 70 kg. Bentuk produk tersebut dapat dilihat pada Gambar
3.12.
g. Base Tray
Salah satu produk yang dikerjakan oleh PT. Itokoh Ceperindo bernama Tray
Continous. Secara umum, benda ini digunakan sebagai media heat treatment
komponen spare part otomotif. Produk ini merupakan pesanan dari konsumen
PT. Musashi. Material yang digunakan yakni SCH 13 dengan komposisi
material sebagai berikut kadar C antara 0.2 – 0.5, kadar Si < 2.0, kadar Mn <
2.0, kadar Ni antara 11 – 14, dan kadar Cr antara 24 – 28. Spesifikasi produk
ini memiliki panjang 760 mm, lebar 620 mm, tebal 40 mm, dan berat benda
beserta box pengiriman sekitar 29 kg. Berikut ini adalah Gambar 3.12. yang
menampilkan bentuk Base Tray.
23
h. Elbow 45
Merupakan permintaan dari konsumen CV. Beltraco. Material yang digunakan
yakni SUS 304 dengan komposisi material antara lain kadar C < 0.08, kadar Si
< 1.0, kadar Mn < 1.0, kadar Ni 8 – 10.5 dan kadar Cr antara 18 - 20. Spesifikasi
produk ini memiliki panjang 501 mm, lebar 167 mm, tebal 23 mm, dan berat
benda beserta box pengiriman 12 kg. Berikut ini adalah Gambar 3.14. yang
menampilkan produk Elbow 45.
i. Frontdoor
Merupakan permintaan dari konsumen PT. Sukses Inti Solusindo. Material
yang digunakan yakni SUS 316 dengan komposisi material antara lain kadar
C < 0.08, kadar Si < 1.0, kadar Mn < 2.0, kadar Ni 10 – 14, kadar Cr antara 16
– 18, dan kadar Mo antara 2 - 3. Spesifikasi produk ini memiliki diameter luar
620 mm, diameter dalam 335 mm, tinggi 110 mm, dan berat benda beserta
box pengiriman 77.6 kg. Berikut ini adalah Gambar 3.15 yang menampilkan
produk Frontdoor.
24
3.2.2. Produk yang Dihasilkan dengan Teknik Investment Casting
a. Hinge Outer
Merupakan permintaan dari konsumen PT. Selectrix. Produk ini digunakan
sebagai engsel pintu. Material yang digunakan yakni SUS 316 dengan komposisi
material antara lain kadar C < 0.08, kadar Si < 1.0, kadar Mn < 2.0, kadar Ni 10 –
14, kadar Cr antara 16 – 18, dan kadar Mo antara 2 - 3. Spesifikasi produk ini
memiliki panjang 60 mm, lebar 35.5 mm, dan berat benda 0.14 kg. Berikut ini
adalah Gambar 3.16. yang menampilkan produk Hinge Outer.
b. Stik Pilar
Merupakan permintaan dari konsumen PT. Parker Metal. Produk ini digunakan
bersamaan dengan tray continous sebagai media heat treatment. Material yang
digunakan yakni SCH 13 dengan komposisi material antara lain kadar C antara
0.2 – 0.5, kadar Si < 2.0, kadar Mn < 2.0, kadar Ni 11 – 14, dan kadar Cr antara
21 – 28. Spesifikasi produk ini memiliki panjang 642 mm dan berat benda 1.3 kg.
Berikut ini adalah Gambar 3.17. yang menampilkan produk Stik Pilar.
25
c. Pivot Backrest
Merupakan permintaan dari konsumen PT. Gloster Furniture. Material yang
digunakan yakni SUS 304 dengan komposisi material antara lain kadar C < 0.08,
kadar Si < 1.0, kadar Mn < 2.0, kadar Ni 8 – 10.5, dan kadar Cr antara 18 – 20.
Spesifikasi produk ini memiliki diameter 45.4 mm x 73.5 mm dan berat benda 0.31
kg. Berikut ini adalah Gambbar 3.18 yang menampilkan bentuk Pivot Backrest.
d. Backrest
Merupakan permintaan dari konsumen PT. Gloster Furniture. Material yang
digunakan yakni SUS 304 dengan komposisi material antara lain kadar C < 0.08,
kadar Si < 1.0, kadar Mn < 2.0, kadar Ni 8 – 10.5, dan kadar Cr antara 18 – 20.
Spesifikasi produk ini memiliki ukuran 20 mm x 29 mm x 80 mm dan berat benda
0.15 kg. Berikut ini adalah Gambar 3.19. yang menampilkan bentuk Backrest
26
dimulai dari adanya order yang berasal dari konsumen. Order tersebut akan
diteruskan kebagian Marketing untuk diproses menjadi Work Order (WO) yang
berisi spesifikasi produk tersebut. Bagian PPC menerima WO yang berasal dari
bagian Marketing. Dari WO tersebut muncul keputusan perlu tidaknya membuat
desain produk. Hal tersebut disebabkan karena tidak semua WO berisi permintaan
untuk terlebih dahulu membuatkan desain produk. Akan tetapi sebagian besar
proses produksinya melibatkan adanya proses pembuatan cetakan dari pola yang
berasal dari desain produk karena spesifikasi dari setiap produk yang diminta
berbeda-beda. Proses pembuatan pola berlangsung di Unit Kerja Pattern. Setelah
pola selesai akan dilanjutkan menuju bagian produksi untuk dilakukan proses
pengerjaan produk. Akan lebih jelasnya dengan melihat flowchart yang ditampilkan
pada Gambar 3.20.
MULAI
Bagian Marketing
menerima order
dari konsumen
Bagian PPC/QC
menerima Work
Order (WO)
Bagian PPC
Perlu YA membuat desain
pembuatan gambar produk
pola baru ? dalam bentuk 2D
maupun 3D
TIDAK TIDAK
Bagian PPC
Sesuai dengan
menggunakan pola
desain gambar
lama yang
konsumen ?
tersimpan digudang
YA
Bagian PPC
memberi instruksi
kepada Bagian
Pattern untuk
membuat Pola
Bagian Produksi
melakukan proses
pengerjaan produk
SELESAI
27
Gambar 3.21. Contoh Pembuatan Pola Untuk Produk Casing Pump
28
Gambar 3.22. Proses Pencampuran Material Cetakan Menggunakan Mesin
Pengaduk
Gambar 3.23. Water Glass Digunakan Sebagai Bahan Perekat Pasir Sillica
29
Gambar 3.25. Proses Pengerjaan Cetakan Menggunakan Kanawaku dan
Oshiu
Plat cetak berisi cetakan setengah jadi kemudian dilapisi dengan cat berupa
campuran dari 30 kg isomol dan 8 liter metanol. Hal tersebut bertujuan untuk
mengeraskan permukaan cetakan yang telah dicat agar tidak larut saat casting
atau pengecoran. Proses pengeringan cat dilakukan dengan membakar cetakan
tersebut dengan api biru. Cetakan yang sudah dicat dan bakar, dapat dilihat pada
Gambar 3.26. Apabila terdapat inti atau dalam bahasa jepang yang berarti inti
produk, maka inti tersebut akan dimasukkan kedalam cetakan sebelum dilakukan
proses pengecatan dan pembakaran. Setelah itu, cetakan yang telah siap dibawa
ke UK Melting.
30
standar suhu pouring. Terdapat tiga buah tungku pembakaran yang digunakan
dengan kapasitas masing-masing 410 kg, 210 kg, dan 430 kg. Bentuk tungku
dapat dilihat pada Gambar 3.27. Proses peleburan menggunakan dua jenis mesin
induksi yang keduanya memiliki fungsi yang sama yakni menghasilkan panas yang
diperlukan agar material dapat meleleh dengan sempurna. Satu buah mesin dapat
digunakan untuk mengoperasikan dua buah tungkus sekaligus. Mesin induksi
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.28.
(a) (b)
Gambar 3.27. Tungku Pembakaran (a) Sebelum Peleburan Material dan (b)
Saat Dilakukan Peleburan Material
(a) (b)
31
(c)
Gambar 3.28. Mesin Induksi (a) Mesin Inducto, (b) Mesin KGPS China (c)
Mesin Induksi Toshiba
Dalam proses peleburan material tersebut dikenal dokumen yang bernama KESA.
Dokumen tersebut memuat hasil perhitungan persentase komposisi tiap material
dan bahan adjektif yang diperlukan untuk memenuhi target komposisi atau standar
JIS. Bahan adjektif berfungsi untuk memenuhi kebutuhan logam yang masih
kurang. Kebutuhan bahan adjektif tersebut dapat diketahui dengan dokumen
KESA. Contoh bahan adjektif antara lain FeCrLc (Ferro Chrome Low Carbon),
FeSi (Ferro Sillicon), CaSi (Calsium Sillicon), C (Carbon), Al (Aluminium), dan
Nikel. Bahan-bahan adjektif tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.30. Dengan
demikian, untuk setiap pengerjaan produk memiliki dokumen KESA-nya tersendiri
yang memiliki komposisi tiap material yang berbeda-beda.
32
(a) (b)
(c)
Gambar 3.30. Bahan Adjektif antara lain : (a). Carbon, (b) FeCrLc, (c) Nikel
33
untuk membersihkan atau menghilangkan lendir-lendir sisa casting yang masih
menempel pada tungku.
Cetakan diberi klem dan pemberat supaya cetakan tidak lepas atau terangkat
akibat tekanan dari suhu yang dihasilkan saat dilakukan pengecoran. Waktu
maksimal cetakan tersebut dapat dilepas dari plat cetak yakni selama 2 jam.
Setelah itu cetakan dilepas dari plat cetak untuk selanjutnya dipindahkan ke UK
Finishing. Berikut ini adalah Gambar 3.31. yang menampilkan cetakan setelah
dilakukan proses casting.
Cetakan yang berisi pasir dilepaskan dari plat cetak dan dibersihkan
menggunakan mesin Shoot Blasting seperti yang terlihat pada Gambar 3.33.
Mesin tersebut berguna untuk menghilangkan pasir yang masih menempel pada
34
produk. Kemudian produk dibawa ke mesin Plasma untuk memotong Oshiu yang
masih menempel pada produk. Oshiu tersebut dikelompokkan menjadi satu
dengan material yang sama kemudian dibawa ke UK Melting. Oshiu dapat
digunakan kembali sebagai material casting. Produk kemudian dibawa ke mesin
Gaujin untuk dilakukan proses perataan permukaan produk dari mesin Plasma.
Apabila permukaan benda masih kasar maka dapat dilakukan penghalusan
permukaan dengan mesin Gerinda. Mesin plasma, gaujin dan gerinda tangan
disajikan dalam Gambar 3.34, 3.35, dan 3.36.
35
Gambar 3.35. Mesin Gaujin
36
Gambar 3.37. Mesin Drill Untuk Merontokkan Pasir Larut Pada Benda
37
produk. Apabila diperlukan dilakukan pengujian dengan Color Check untuk
inspeksi terhadap benda untuk ketidaksesuaian yang kasat mata. Pengecekan
dimensi dilakukan menggunakan vernier calliper, penggaris, jangka luar dan
sebagainya sedangkan pengecekan visual dilakukan secara manual dengan
memberi tanda tertentu pada benda menggunakan spidol. Tanda lingkaran berarti
benda memerlukan proses pengerjaan ulang untuk menghilangkan adanya lubang
dan retakan serta karatan. Tanda arsiran menunjukkan benda memerlukan proses
penggerindraan akibat permukaan yang tidak rata. Tanda panah menunjukkan
adanya pasir larut sehingga benda memerlukan proses penghilangan pasir larut
dengan mesin drill. Berikut ini adalah Gambar 3.40 yang menampilkan produk
hasil pengecekan.
(a) (b)
(c)
Gambar 3.40. Produk Hasil Pengecekan menunjukkan adanya (a) Lubang
(b) Permukaan Tidak Rata (c) Pasir Larut
Produk yang dinyatakan lulus inspeksi dapat langsung dibawa ke bagian Gudang
untuk dilakukan packaging dan ekspedisi. Produk yang memerlukan proses
pengerjaan machining dapat dibawa ke UK Machining. Proses pengerjaan di UK
38
Machining meliput pengikisan lapisan permukaan benda atau roughing, finishing,
balancing, spie, dan hard surface. Proses machining ini dapat dilakukan secara
internal atau menggunakan pihak luar (sub kontrak). Oleh karena itu terdapat
mesin milling, mesin drilling, dan mesin bubut masing-masing berjumlah 1 buah, 2
buah, dan 4 buah beserta 2 mesin pressing. Mesin pressing dilakukan untuk
meluruskan benda yang mengalami pembengkokan (bending). Produk yang telah
dilakukan proses pengerjaan machining dibawa ke area pengecekan untuk di ukur
kesesuaian dimensi produk jadi dengan sketsa. Pengecekan produk hasil
pengerjaan machining dilakukan dengan menggunakan dial calliper. Setelah
dinyatakan lulus inspeksi produk dapat dibawa ke bagian Gudang untuk proses
packaging dan ekspedisi. Apabila produk dinyatakan tidak sesuai dengan standar,
maka terdapat pengerjaan ulang atau repairing terhadap ketidaksesuaian yang
terjadi ke UK yang dituju. Produk yang telah memenuhi standar kelayakan kualitas
langsung dibawa ke bagian Gudang untuk dilakukan tahapan proses packaging
dan ekspedisi menuju konsumen yang dituju. Mesin bubut, milling, drilling,
pressing dan area kerja UK dapat dilihat secara berturut-turut pada Gambar 3.41,
3.42, 3.43, 3.44, dan 3.45
39
Gambar 3.43. Mesin Drilling
40
Gambar 3.45. Area Kerja UK Machining
Proses pengecoran logam dengan teknik Sand Casting dapat dilihat melalui
diagram alir pada Gambar 3.46.
41
MULAI
Proses pengerjaan
pola di UK Pattern
Proses pengerjaan
cetakan beserta inti
cetakan di UK
Moulding
Proses
Proses peleburan
penyempurnaan
material untuk proses
cetakan beserta inti d
casting di UK Melting
UK Setting
TIDAK
Sesuai standar
kelayakan material
YA
Proses pengerjaan
finishing di UK
Finishing
Proses
Sesuai dengan
pengerjaan
standar yang telah YA
machining di UK
ditetapkan ?
Machining
TIDAK
YA Sesuai dengan
standar yang telah
ditetapkan ?
SELESAI
42
3.3.2. Investment Casting
Investment casting menggunakan material cetakan berbahan dasar lilin atau wax
dimana merupakan inovasi yang dikembangkan oleh PT. Itokoh Ceperindo untuk
menyempurnakan kualitas produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan
dengan teknik investment casting memiliki permukaan yang lebih halus, padat, dan
rata. Akan tetapi teknik ini tidak dapat digunakan untuk menghasilkan produk yang
berukuran besar.
Proses pengerjaan dengan investment casting terdiri dari persiapan bahan baku,
proses injection atau injeksi, assembly atau perakitan, heat treatment cetakan,
pembakaran, proses pengecoran material, dan quenching. Bahan baku atau
material yang digunakan yakni wax atau lilin yang berbentuk butiran. Lilin tersebut
dipanaskan kedalam tangki yang bersuhu 1100 Celcius. Tangki lilin dapat dilihat
pada Gambar 3.47. Setelah lilin meleleh, lilin dimasukkan kedalam tabung agar
dapat ditempatkan kedalam tabung penyimpanan bersuhu 500 Celcius agar lilin
mudah untuk diinjeksi kedalam plat cetak aluminium. Tabung penyimpanan lilin
dapat dilihat pada Gambar 3.48. Plat cetak alumunium ini digunakan sebagai
media pembentuk cetakan lilin yang kemudian digunakan sebagai cetakan casting
produk.
43
Gambar 3.48. Tabung Penyimpanan Lilin
Tabung penyimpanan yang berisi lilin cair bersuhu 500 Celcius dipasang kedalam
mesin injeksi. Mesin tersebut dapat diatur tekanan dan suhu lilin yang digunakan
yakni 50 Pascal dan 500 Celsius. Mesin injeksi seperti yang terlihat pada Gambar
3.49. memiliki pendorong berbentuk silinder panjang yang bekerja otomatis
dengan mendorong tabung penyimpanan lilin secara vertikal ke bawah sehingga
cairan lilin akan masuk kedalam plat cetak aluminum secara perlahan-lahan.
Sebelum memulai injeksi, plat cetak aluminium yang terdiri dari dua kepingan
logam dilepaskan terlebih dahulu dengan obeng. Kedua sisi plat cetak alumunium
diberi semprotan gas sillicon agar lilin yang telah diinjeksi dapat lepas dengan
mudah dari plat cetak alumunium. Kemudian plat cetak alumunium dirangkai
kembali untuk proses injeksi. Setelah cairan lilin dipastikan memenuhi plat cetak
alumunium maka plat cetak alumunium dilepas dengan cara membuka baut
pengunci dengan obeng. Lilin hasil injeksi dapat dilihat pada Gambar 3.50.
44
Gambar 3.50. Contoh Lilin Hasil Injeksi
Proses selanjutnya yakni merangkai cetakan lilin dengan runner atau tempat
saluran masuk material kedalam cetakan lilin. Proses tersebut dilakukan di stasiun
kerja yang bernama Kumitatex. Bekas penginjeksian lilin dibersihkan terlebih
dahulu menggunakan silet sebelum dirangkai dengan runner. Setelah itu, Cetakan
tersebut diberi lem agar runner dapat melekat pada cetakan. Ukuran runner
menyesuaikan ukuran cetakan lilin. Berikut ini adalah gambar lemari penyimpanan
runner, runner, dan area kerja proses kumitatex yang diperlihatkan secara
berturut-tutut pada Gambar 3.51, 3.53, dan 3.54.
45
Gambar 3.52. Runner Empat Kaki
Proses selanjutnya yakni proses pencelupan cetakan lilin kedalam cairan slurry
yang terdapat di tabung slurry seperti Gambar 3.54. Proses ini dinamakan dengan
proses coating. Terdapat dua jenis coating antara lain deeping yakni pencelupan
benda kedalam cairan slurry dan sanding yakni pencelupan benda kedalam
tumbukan pasir. Cairan slurry harus memiliki kekentalan yang baik agar saat
pemanasan pasir tidak larut kedalam cetakan. Suhu yang dianjurkan saat proses
coating yakni 20 0 Celsius sampai dengan 240 Celsius. Terdapat dua jenis pasir
yang digunakan saat proses sanding antara lain Zircon Sand dan Aluminium Sand.
Proses sanding terdiri dari tiga kali pencelupan pada pasir yang berbeda-beda.
Celupan pertama menggunakan pasir bernama Zircon Sand yang memiliki ukuran
46
bulk density 40 – 100 seperti yang terlihat pada Gambar 3.55. Pendinginan
berlangsung selama 4 jam. Celupan kedua menggunakan pasir bernama Allumina
Sand dengan ukuran bulk density 30 – 60 dengan pendinginan berlangsung
minimal 4 jam. Pasir celupan kedua dengan Allumina Sand dengan ukuran bulk
density 30 – 60 dapat dilihat pada Gambar 3.56. Celupan terakhir dengan pasir
Allumina Sand dengan ukuran bulk density 16 – 30 seperti yang terlihat pada
Gambar 3.57. Semakin kecil ukuran bulk density maka semakin halus pasir
tersebut. Pendinginan terakhir seperti yang terlihat pada Gambar 3.58 dan 3.59.
menggunakan conveyor berjalan dimana cetakan tersebut diletakkan di ruangan
ber-AC dan ditembak dengan kipas angin agar seluruh permukaan cetakan
dipastikan mengering.
47
Gambar 3.56. Pasir Celupan Kedua Menggunakan Allumina Sand 30 - 60
48
Gambar 3.59. Tahap Pendinginan Terakhir
49
Gambar 3.61 Contoh Lilin
50
pendinginan dengan udara dilakukan dengan mendiamkan cetakan sampai
cetakan dipastikan telah dingin. Proses pendinginan dengan air dapat dilihat pada
Gambar 3.66. Setelah itu pasir yang masih menempel di cetakan dirontokkan
dengan mesin Vibrator yang memiliki daya kebisingan yang kuat. Mesin vibrator
dapat dilihat pada Gambar 3.67. Setelah itu, benda di bawa ke UK Finishing untuk
dilakukan proses pengerjaan selanjutnya dimana memiliki prinsip pengerjaan yang
sama dengan teknik sand casting.
51
Gambar 3.65. Proses Pengecoran Material Menuju Cetakan
52
Gambar 3.68. Contoh Cetakan Jadi
Proses pengecoran logam dengan teknik investment casting dapat dilihat melalui
Gambar 3.69.
53
MULAI
Proses pengecekan
dimensi lilin hasil
injeksi
TIDAK
Sesuai dengan
standar ?
Proses peleburan material
YA untuk proses casting di UK
Melting
Proses
penyambungan lilin
hasil injeksi dengan TIDAK
runner
Sesuai standar
Proses coating lilin kelayakan material
hasil injeksi
Proses pemanasan
cetakan lilin
Proses pembakaran
cetakan lilin
Proses pengecoran YA
material menuju
cetakan
Proses pendinginan
cetakan
Proses perontokkan
pasir
Proses finishing di Uk
Finishing
YA
Proses packaging dan
ekspedisi di Bagian
Gudang
SELESAI
54
3.3.3. V-pro atau β – Set
V-pro atau β – Set merupakan inovasi dimiliki oleh PT. Itokoh Ceperindo. Teknik
ini diklaim sebagai teknik pertama yang diterapkan di Indonesia dan PT. Itokoh
Ceperindo sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang menerapkan teknik ini.
V-pro atau β – Set memiliki teknik pembuatan cetakan yang berbeda dibandingkan
dengan teknik sand casting dan lost wax. Teknik ini menggunakan pasir cetak AR-
Sand yang memiliki struktur halus, lembut, ringan, tahan api, dan dapat digunakan
secara berulang-ulang. Produk yang dapat dibuat dengan teknik ini adalah Base
Tray yang terdiri dari Tray Continous dan Tray Carbulizing. Produk tersebut biasa
digunakan sebagai media heat treatment komponen suku cadang otomotif.
Langkah awal untuk memulai proses produksi dengan teknik V-pro atau β – Set
adalah membuat pola atau kanawaku di unit kerja Pattern. Sebelum kanawaku di
pasang pada mesin vakum, mesin disiapkan terlebih dahulu. Kanawaku dari unit
kerja Pattern kemudian di pasang pada mesin vakum. Setelah itu dipasang plastik
di bawah pemanas plastic di atas kanawaku. Setelah itu plastik yang telah
dipasang kemudian di panaskan sampai plastik memuai dan permukaannya mulai
agak turun. Setelah itu plastik segera di turunkan dan ditempelkan pada
kanawaku. Pada tahap ini plastik harus benar-benar menempel pada permukaan
kanawaku agar cetakan berhasil dibuat. Setelah itu dimulai proses vakum untuk
membantu plastik menyesuaikan wujudnya dengan kanawaku.
Proses selanjutnya adalah menuangkan pasir AR-Sand di atas permukaan plastik.
Pasir ini kemudian diratakan. Sembari meratakan pasir, buat saluran turun (sprue)
dan cawan tuang (cup) di dalam pasir. Setelah itu tempatkan lembaran plastik lain
di atas rongga cetak dan di vakum lagi untuk memadatkan butiran pasir pada
cetakan. Setelah tekanan vakum dilepaskan kanawaku dilepas dari cetakan.
Proses ini berlaku untuk membuat cetakan kanawaku atas dan bawah.
Proses selanjutnya adalah menyatukan cetakan atas dan bawah untuk
membentuk kup dan drug. Pasangan cetakan ini melalui proses vakum lagi untuk
menguatkan kedua bagian tersebut. Setelah itu dilakukan proses penuangan
cairan logam pada cetakan. Keuntungan proses ini adalah setelah proses
penuangan dan pembekuan cairan logam selesai, pasir AR-sand dapat digunakan
kembali untuk proses pengecoran logam selanjutnya. Plastik yang digunakan
sebagai cetakan akan habis terbakar karena cairan logam, sehingga hanya perlu
mengganti plastiknya saja. Kelemahannya proses ini masih rumit dan memakan
waktu lebih lama dibandingkan proses lain. Persentase keberhasilannya juga kecil.
55
Berikut ini merupakan diagram alur proses produksi V-pro yang dijelaskan pada
Gambar 3.70.
Meratakan
MULAI permukaan pasir
dan membuat
saluran
Membuat
kanawaku di UK Menempatkan
Pattern lembaran plastik di
atas cetakan
Menyiapkan mesin
Vacuum pump
Proses Vakum
Memasang plat
kanawaku atas dan Menggabungkan
bawah pada mesin kanawaku atas dan
vacuum pump bawah
Memasang plastik
cetakan pada mesin Proses vakum
vacuum pump
TIDAK
Menempelkan
plastik pada
Sesuai standar
kanawaku
kelayakan material
YA
Proses vakum
Proses pengerjaan
finishing di UK
Finishing
Menaburkan pasir
Arsen di atas plastik Proses inspeksi produk
meliputi dimensi,
TIDAK visual, komposisi di
Check Area QC
Proses
Sesuai dengan
pengerjaan
standar yang telah YA
machining di UK
ditetapkan ?
Machining
TIDAK
YA Sesuai dengan
standar yang telah
ditetapkan ?
SELESAI
56
3.3.4. Titanium Casting
Selain sand casting dan investment casting (lose wax), PT. Itokoh Ceperindo juga
memiliki titanium casting untuk memenuhi permintaan konsumen. Kelemahan dari
sand casting yaitu tidak dapat membuat produk dengan ukuran yang kecil.
Kelemahan sand casting tersebut dapat diatasi dengan lose wax dan titanium
casting. Produk yang dibuat melalui titanium casting yaitu perhiasan, sloki, alat-
alat kesehatan, replika tulang manusia dan barang-barang arsitekual. Produk yang
dihasilkan dari proses produksi tersebut memiliki karakter kekuatan tinggi, tidak
berkarat, lembut di kulit, ringan, berat jenis 4,519/cm³, dan memiliki design yang
bagus. Pada dasarnya titanium casting memiliki proses yang hampir sama dengan
investment casting. Berikut ini adalah proses titanium casting yang dapat secara
ringkas dilihat pada Gambar 3.75.
a. Mold
Mold merupakan proses pembuatan cetakan dari cetakan produk. Cetakan dari
cetakan produk tersebut biasanya terbuat dari logam. Untuk produk yang memiliki
ukuran kecil dan detail tinggi seperti perhiasan, cetakan dari cetakan produk
terbuat dari karet seperti yang terlihat pada Gambar 3.71. Karet tersebut diproses
menggunakan mesin CNC supaya mendapatkan hasilnya lebih baik
b. Injeksi
Injeksi merupakan proses pembuatan cetakan produk. Cairan yang digunakan
untuk membuat cetakan produk adalah wax. Wax pada awalnya berbentuk
bongkahan kemudian dipanaskan. Setelah itu dimasukan kedalam mesin injeksi.
Lalu operator memasukan cairan wax ke dalam cetakan dari cetakan produk
57
melalui mesin injeksi pekerja pada bagian injeksi lost wax atau titanium
kebanyakan perempuan hal ini disebabkan karena proses injeksi memerlukan
ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Beberapa cetakan produk yang memiliki
bentuk yang sama dijadikan menjadi 1 tree. Tujuan dengan dibuatnya tree ini
supaya saat 1 tree diproses maka disaat yang bersamaan beberapa produk dalam
1 tree tersebut juga diproses. Berikut ini merupakan Gambar 3.72. yang
menunjukkan tree.
c. Setting
Setting merupakan proses penambahan berbagai lapisan pada cetakan. Terdapat
7 lapisan dalam titanium casting. Lapisan pertama terdiri dari zicron sand yang
berwarna kuning. Lapisan kedua yaitu zicron sand berwarna cokelat. Lapisan 3
dan 4 terbuat dari alumina sand kecil, Lapisan ke 5,6 dan 7 terbuat dari alumina
sand besar.
d. Melting
Proses melting dibedakan menjadi 2. Yang pertama proses melting merupakan
proses pelelehan wax sehingga tinggal cetakan yang terdiri dari berbagai lapis.
Proses melting yang kedua yaitu merupakan pelelehan material titanium. Bahan
baku dalam titanium casting merupakan 99% titanium. Logam titanium ditimbang
lalau dimasukan kedalam cawan. Cawan yang digunakan terbuat dari batu seperti
yang ditampilkan pada Gambar 3.73. Logam yang dimasukan harus diletakkan
dengan rapi dan rata sehingga semua dapat dileburkan. Cetakan pada titanium
casting merupakan cetakan dingin sehingga saat proses peleburan titanium harus
menggunakan gas argon untuk mengisolasi oksigen. Jika oksigen tidak terisolasi
58
maka proses peleburan tidak berjalan dengan baik. Berikut ini merupakan logam
titanium yang ditampilkan pada Gambar 3.72.
59
Mesin yang digunakan untuk peleburan logam yaitu Flash Caster seperti yang
terlihat pada Gambar 3.74. Cawan yang berisi logam titanium diletakkan di bagian
atas atau rak atas. Pada bagian bawah tree dipasang. Setelah itu mesin
dinyalakan lalu dilakukan proses peleburan logam. Setelah logam telah melebur
dan suhu sudah stabil maka operator menekan tuas yang berfungsi menuangkan
leburan logam ke dalam tree. Saat proses penuangan, tree berputar 10 rpm.
Penuangan ini memanfaatkan energi potensial dan kinetik. Leburan logam yang
dituang ke bawah akan segera menyebar untuk mengisi cetakan.
Ketika proses penuangan telah selesai maka tree dikeluarkan dan ditunggu
beberapa saat. Pada titanium casting, tree tidak disemprot atau dicelupkan air.
Tree hanya didiamkan. Sedangkan cawan harus disemprot menggunakan air
supaya cawan cepat dingin dan dapat dibersihkan keraknya.
e. Finishing
Proses finishing pada titanium casting yaitu merontokkan cetakan menggunakan
mesin vibrato. Setelah bersih dari pasir maka produk yang masih berada dalam
satu tree dipotong menggunakan mesin cutting. Selah dipotong maka benda
diamplas supaya permukaan benda lebih halus.
f. Machining
Proses machining yang dilakukan pada titanium casting yaitu memasukan produk
ke dalam mesin shot blasting. Proses memasukan produk pada mesin tersebut
dilakukan dua kali dengan material yang ditembakkan berbeda. Material yang
ditembakkan tersebut dapat membuat produk menjadi mengkilap. Setelah
melewati mesin shot blasting maka produk dibersihkan dengan kuas supaya
produk lebih bersih
g. QC
Setelah benda terlihat bagus, maka benda dibawa menuju bagian quality control
(QC). Proses pengecekan benda di QC menggunakan sistem sample sehingga
tidak semua benda dicek. Jika terdapat benda cacat maka produk dikembalikan di
finishing untuk diperbaiki. Setelah produk diperbaiki maka dibawa menuju QC lagi.
Jika produk lolos QC maka produk dibawa menuju logistik
60
h. Logistik
Jika benda lolos dari QC maka produk disimpan di logistik. Staff logistik berfungsi
mempacking produk. Namun sambil mempacking, petugas logistik harus meneliti
produk-produk yang dipacking. Jangan sampai produk cacat dikirim ke konsumen
61
3.4. Fasilitas Produksi
a. Meja Pemotong Kayu Gergaji Circular
Pada Gudang 2 yaitu gudang yang terletak di bagian belakang pabrik, terdapat
meja pemotong kayu gergaji circular seperti yang terlihat pada Gambar 3.76.
Sesuai dengan namanya, pada meja tersebut terdapat gergaji yang berbentuk
lingkaran. Alat tersebut berguna untuk memotong kayu yang akan digunakan
untuk membuat pallet dan kotak untuk packing produk. Material untuk packing
produk jadi ada 2 yaitu kardus dan kayu. Kardus digunakan untuk membungkus
produk yang ukurannya kecil dan ringan. Kayu digunakan untuk membungkus
produk jadi yang berukuran besar dan berat. Safety tool yang harus digunakan
untuk mengoperasikan alat ini hanya kaca mata bening. Pekerja justru tidak boleh
memakai sarung tangan ketika mengoperasikan alat ini hal ini dikarenakan sarung
tangan mudah tersangkut di mesin.
b. Timbangan
Gudang merupakan tempat penyimpanan material maupun produk jadi. Gudang
harus mengetahui jumlah barang yang masuk dan keluar sehingga diperlukan
timbangan. PT. Itokoh Ceprindo memiliki dua jenis timbangan yaitu timbangan
duduk dan timbangan platform. Timbangan duduk memiliki kapasitas maksimal
20kg sehingga timbangan ini hanya digunakan untuk menimbang material yang
kecil dan ringan.
62
Perusahaan memiliki timbangan platform sebanyak 2 buah. Masing-masing
diletakkan di gudang 1 dan gudang 2. Timbangan platform merupakan timbangan
elektronik yang terdiri dari lantai timbangan tempat meletakan benda yang akan
ditimbang dan penunjuk nilai. Timbangan ini merupakan timbangan digital yang
bekerja menggunakan energi listrik. Kapasitas timbangan terbut 1 ton. PT. Itokoh
Ceperindo selalu melakukan kalibrasi timbangan di Dinas Perdagangan Kota
Surakarta. Hal ini dilakukan supaya timbangan bekerja secara akurat. Berikut ini
merupakan Gambar 3.77. yang menunjukkan timbangan platform.
c. Pallet
Dalam kegiatan logistik tentunya tidak asing dengan benda yang bernama pallet.
Pallet merupakan sebuah benda yang pada umumnya terbuat dari kayu dan pada
bagian atas atau tampak atas berbentuk persegi atau persegi panjang. Pada
bagian bawah terdapat kaki pallet. Biasanya kaki tersebut berjumlah tiga atau
empat. Kaki-kaki tersebut berfungsi agar pallet seimbang. Selain itu kaki pallet
berfungsi sebagai pegangan ketika pallet diangkat untuk dipindahkan
menggunakan forklift.
Pada bagian gudang, pallet berfungi sebagai tempat menyimpan dan meletakan
barang dengan jumlah yang banyak. Selain itu, pallet berfungi untuk
mempermudah proses transportasi dan perhitungan barang atau material.
63
d. Forklift
Forklift merupakan suatu alat yang digunakan untuk memindahkan produk
maupun material. Sesuai namanya, pada Forklift terdapat besi yang berbentuk
seperti garpu (Fork) yang bisa digerakkan naik turun. PT. Itokoh Ceperindo
memiliki 2 forklift yang digunakan untuk transportasi material, produk jadi dan
produk setengah jadi. Forklift tersebut hanya boleh dikemudikan oleh karyawan
yang telah memiliki Surat Izin Operator (SIO). Bentuk Forklift PT. Itokoh Ceperindo
dapat dilihat pada Gambar 3.78.
e. Hand Truck
Hand truck merupakan alat yang berfungsi untuk transportasi barang. Alat ini
masih dikerjakan secara manual oleh operator. Cara menggunakannya yaitu
benda diletakkan diatas alat lalu tangan operator mendorong hand truck. PT.
Itokoh Ceperindo memiliki beberapa hand truck.
64
Gambar 3.79. Hand Truck
f. Komputer
Pada gudang terdapat 1 buah komputer. Komputer ini berfungsi untuk mengolah
data, membuat surat jalan, dan alat untuk merakap data-data yang telah dibuat
secara manual. Berikut ini adalah Gambar 3.80. yang merupakan Komputer di
bagian Gudang
g. Printer
Printer merupakan sebuah alat yang dapat output yang berfungsi mengubah soft
file menjadi hard file. Di dalam gudang terdapat 2 jenis printer. Printer pertama
merpakan printer dokumen. Printer ini berfungsi mencetak dokumen dan gambar.
65
Printer kedua yaitu printer nota yang berfungsi mencetak nota seperti surat jalan
dan berbagai surat untuk bagian purchasing. Berikut ini adalah Gambar 3.81. yang
menunjukkan printer nota.
h. Scanner
Scanner merupakan alat pemindai yang dapat mengubah hard file menjadi soft
file. Scanner pada logistik berfungsi untuk memindai nota-nota pembelian. Berikut
ini merupakan scanner yang ditampilkan pada Gambar 3.82.
i. Nota
Nota merupakan sebuah kertas yang terdiri dari 3 sampai 5 rangkap. Nota
berfungsi untuk mendata barang masuk atau keluar. Nota juga berfungsi untuk
pengajuan barang-barang yang diperlukan.
66
j. Rak
Rak merupakan sebuah benda yang terbagi menjadi beberapa tingkat. Rak pada
umumnya terbuat dari besi, plastik atau kayu. Pada gudang di PT. Itokoh
Ceperindo, rak terbuat dari besi dan kayu. Rak berfungsi untuk menyimpan
dokumen, material, sampel produk dan alat-alat produksi.
67
BAB 4
Bagian logistik membuat surat jalan pembelian material dan spare part yang telah
diketahui dan disetujui PPC, Purchasing dan Marketing. Lalu material dan barang
kebutuhan seperti spare part tersebut diterima. Barang yang diterima tersebut lalu
dicek apakah telah sesuai dengan stock material seharusnya. Jika sesuai maka
barang disimpan dan diberikan label kemudian barang tersebut diterima oleh
departemen yang membutuhkan. Jika jumlah barang yang diterima tidak sesuai
maka menunggu barang sesuai dengan jumlah yang diinginkan.
Bagian logistik membuat surat jalan untuk sample atau pola dari customer. Lalu
pola atau sample diterima. Setelah itu dilakukan pengecekan terhadap pola dan
sample. Jika jumlah telah sesuai maka disimpan lalu diberi label. Kemudian pola
dan sampel tersebut dikeluarkan untuk diberikan kepada departemen yang
menggunakan. Alur proses logistik dapat dilihat pada gambar 4.1.
68
Gambar 4.1. Flow Chart Alur Proses Logistik
69
b. Jenis Dokumen Logistik
Berikut ini adalah jenis dokumen yang ada pada departemen Logistik PT. Itokoh
Ceperindo:
i. Pengambilan barang
Barang yang telah diambil oleh beberapa departemen selama satu hari kemudian
direkap di form rekap pengeluaran barang harian seperti yang terlihat pada Tabel
4.2. Rekap Pengeluaran barang harian yang dibuat harus mendapat persetujuan
kepala logistik. Pada kolom nama barang, diisi nama barang. Pada kolom jumlah
diisi jumlah barang beserta satuannya. Kolom keterangan diisi keterangan
misalnya jika jumlah yang diambil dikonversikan ke satuan yang berbeda. Pada
sebelah kiri kolom no, ditulis kode barang. Berikut ini adalah Tabel 4.2. yang
menunjukkan form rekap pengeluaran barang harian.
70
Barang-barang yang diterima dalam satu hari seperti material dan spare part
direkap di dalam form rekap penerimaan barang harian. Rekapan yang dibuat
harus mendapat persetujuan dari kepala logistik. Form rekapan penerimaan
barang harian dapat dilihat pada tabel 4.3. Pada kolom nama barang ditulis nama
barang yang diterima. Pada kolom jumlah ditulis jumlah barang yang diterima.
Pada kolom keterangan ditulis nama supplier. Pada sebelah kiri kolom no, ditulis
kode barang. Berikut ini adalah Tabel 4.3. Form Rekap Penerimaan Barang
Harian.
Identitas Pola merupakan kartu yang diletakkan dipola. Identitas pola berisi no.
Pattern, nama barang, nama konsumen, nomer rak, dan tanggal pola dibuat.
Berikut ini adalah Tabel 4.4. yang menampilkan form identitas pola.
No Pattern
Nama Barang
Nama Customer
No Rak
Tanggal
Daftar induk pola merupakan rekapan dari identitas pola. Bentuk daftar induk pola
dapat dilihat pada Tabel 4.5. Pada daftar induk pola terdapat tanggal pola masuk,
nama barang, nomor WO, pelanggan dan keterangan. Pada kolom tanggal masuk,
diisi tanggal ketika pola masuk ke gudang. Kolom nama barang diisi nama pola
yang disimpan. Pada kolom WO ditulis nomer WO yang tertera pada Master
71
Schedule. Kolom pelanggan diisi nama konsumen dan kolom keterangan berguna
untuk menulis keterangan.
Nama Barang
Jumlah
Customer
Tanggal
72
Tabel 4.7. Daftar Induk Milik Pelanggan
Delivery order merupakan surat jalan yang digunakan untuk mengirim produk.
Bentuk DO dapat dilihat pada Tabel 4.8. Pada kolom D/O No. Berisi homer DO.
Kolom date berisi tanggal DO dibuat. Kolom customer code, invoice no, sales,
opr., due date tidak perlu diisi. Pada kolom No Wo diisi no WO. Pada kolom
description diisi deskripsi produk berupa nama produk, no PO, dan ukuran
produk. Kolom qty berisi jumlah produk. Kolom unit berisi satuan dari jumlah
produk. Pada kolom notes berisi berat produk. Kolom expedition berisi tanda
tangan petugas pengiriman, kolom PPC Dept. Berisi kepala departemen PPC,
kolom ware house berisi tanda tangan kepala bagian gudang, kolom authories
signature berisi tanda tangan marketing dan remark berisi tanda tangan bagian
purchasing. Pada bagian received by berisi tanda tangan penerima barang.
73
Tabel 4.8. Dokumen Delivery Order
Remark
Identitas barang merupakan kartu yang ditempel pada rak material atau spare
part dan berisi tabel. Namun karena tidak ada tempat untuk menempel maka
diletakkan di ruang logistik. Pada tabel tersebut terdapat nama barang yang berisi
nama barang, kolom tanggal yang berisi tanggal barang masuk atau keluar,
kolom masuk berisi jumlah barang yang masuk, kolom keluar berisi jumlah
barang yang keluar, kolom sisa berisi jumlah barang yang sisa, supplier berisi
nama supplier dan validasi berisi tanda tangan petugas logistik. Berikut ini adalah
Tabel 4.9. yang merupakan form identitas barang.
Nama Barang
74
x. Repair produk
Dokumen repair produk merupakan dokumen yang berisi mengenai data dari
produk yang diperbaiki. Pada dokumen repair barang terdapat baris nama barang
yang berisi nama barang yang dikembalikan, baris jumlah berisi jumlah barang dan
satuannya, baris customer berisi nama konsumen dan tanggal berisi tanggal
barang diperbaiki. Berikut ini merupakan tabel 4.10. yang merupakan tabel form
repair produk.
Nama Barang
Jumlah
Customer
Tanggal
Dokumen return produk merupakan dokumen yang berisi data produk yang
dikembalikan. Dokumen atau form ini terdapat nama barang, jumlah, customer,
dan tanggal. Pada baris nama barang diisi nama barang yang dikembalikan,
jumlah diisi jumlah barang yang dikembalikan beserta satuannya, customer berisi
nama konsumen, dan tanggal berisi tanggal produk dikembalikan. Berikut ini
merupakan Tabel 4.11. yang merupakan form return produk.
Nama Barang
Jumlah
Customer
Tanggal
Surat pengajuan barang unit kerja merupakan form yang digunakan unit kerja
untuk mengajukan barang yang diperlukan. Form tersebut berisi kolom nama
barang berisi nama barang yang diajukan oleh unit kerja. Pada kolom jumlah diisi
75
jumlah barang yang diajukan beserta satuannya. Kolom supplier diisi nama
supplier. Kolom tanggal dibutuhkan diisi tanggal barang tersebut dibutuhkan.
Kolom tanggal realisasi berisi tanggal barang. Berikut ini adalah Tabel 2.12. Form
Surat Pengajuan Barang Unit Kerja.
Dokumen Return Barang Customer merupakan kumpulan dari data return produk.
Pada dokumen ini terdapat kolom nama barang yang diisi nama barang yang
diperbaiki dan reject, kolom QTY berisi jumlah barang, No DO berisi No DO dari
barang tersebut. Berikut ini adalah Tabel 4.13. Return Barang Customer.
Perbaiki Reject
Dalam suatu pekerjaan tentu saja diperlukan rekan kerja yang dapat membantu
meringankan beban kerja dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini, rekan kerja
selama kegiatan kerja praktek berlangsung adalah:
76
b. Mawardi sebagai staff Logistik
c. Memastikan jumlah barang yang diterima atau dikirim sama dengan yang tertera
di nota atau surat jalan.
d. Memastikan produk yang akan dikirim ke konsumen adalah produk yang tepat.
4.2.3. Wewenang
77
b. Dapat meminta data perusahaan khususnya data yang terkait dengan
pekerjaan.
Tugas dapat terlaksana dengan baik jika menggunakan metode yang tepat.
Berikut ini adalah metode yang digunakan untuk membantu melaksanakan tugas
yang diberikan oleh perusahaan dan mendapat informasi seputar perusahaan:
a. Metode Observasi
a. Pengeluaran barang
78
vi. Merekap jumlah pengeluaran barang dalam laporan pengeluaran harian.
b. Penerimaan barang
c. Pengiriman barang
d. Penyimpanan Pola
79
vii. Jika ingin mengembalikan pola maka memeriksa kelengkapan pola dan
nakago yang akan dikembalikan. Lalu mengisi buku daftar pengambilan dan
pengembalian pola. Setelah itu pola dikembalikan pada rak penyimpanan pola
sesuai no label identitas pola.
viii. Masa simpan pola maksimal adalah 3 tahun terhitung dari permintaan
order terakhir.
ix. Pola yang sudah melebihi batas masa simpan diinformasikan kepada
marketing untuk diambil keputusan.
x. Pola yang tidak terpakai dikembalikan ke konsumen atas persetujuan
marketing.
f. Permintaan barang
80
i. Unit kerja mengajukan permintaan barang kepada logistik menggunakan
Surat Pengajuan Barang Unit Kerja lengkap dengan spesifikasi dan jumlah barang
yang digunakan.
ii. Logistik melihat stok yang tersimpan, apabila tersedia segera memenuhi
barang menggunakan stok dan memberikan barang kepada unit kerja yang
membutuhkan dengan mengisi form pengambilan barang.
iii. Apabila barang tidak tersedia, logistik merekap barang yang dibutuhkan
kemudian membuat surat pengajuan barang kepada purchasing untuk dilakukan
pembelian.
iv. Mengonfirmasikan barang yang dibeli ke unit kerja yang membutuhkan
untuk memastikan kesesuaian barang yang digunakan.
v. Jika barang yang diterima (dibeli), sama atau sesuai dengan permintaan,
segera mencatat dalam laporan penerimaan barang dan identitas barang.
vi. Menyerahkan barang kepada unit kerja yang membutuhkan menggunakan
form pengambilan barang.
Barang-barang berupa material atau spare part yang diterima gudang biasanya
terdapat nota. Nota-Nota yang telah diterima langsung direkap ke buku rekap
penerimaan barang harian. Hal ini masih dilakukan manual menggunakan alat tulis
dan kalkulator. Rekapan berisi nama barang, jumlah, supplier dan kode barang.
Kolom nama barang diisi nama barang yang diterima, kolom jumlah diisi total
jumlah barang yang diterima, kolom keterangan diisi nama supplier. Selain itu,
barang yang memiliki kode maka kode ditulis. Berikut ini merupakan Gambar 4.2.
dan 4.2. yang merupakan gambar sebelum merekap dan sesudah direkap.
81
Gambar 4.2 Sebelum Merekap Gambar 4.3 Setelah Direkap
82
Gambar 4.4. Nota Pengambilan Barang Melting Sand Casting
83
printer nota. Terkadang letak tulisan yang ada di File Maker tidak sesuai letaknya
di kertas yang telah dicetak sehingga perlu diulangi berkali-kali dalam membuat
DO. Berikut ini adalah Gambar 4.6. DO yang Dibuat Dengan Software File Maker.
Nota-nota DO yang telah dibuat, direkap kedalam buku DO. Terdapat 3 jenis DO
yaitu DO sand casting, DO Lose Wax dan DO Lain-lain yaitu untuk produk titanium.
Proses perekapan ini masih manual karena masih menggunakan buku. Berikut ini
adalah Gambar 4.7. dan 4.8. yang merupakan nota DO dan buku DO.
84
Gambar 4.7. Nota DO
85
Tabel 4.14. SO Juni 2017
SO. Fisik No. MS Plate SUS 304 SUS 316 SUS 430
1 323,2 153,2 59,8 122,2
2 103,2 166,4 131,2 100,2
3 157,8 55,8 177,4 74,2
4 224,2 81,2 102,8 129
5 161,6 155,6 40,2 91,8
6 428,2 132,6 126,6 117
7 391,8 90 175 129,2
8 207,4 131,4 155,8 90,8
9 186 46,8 202,2 96,8
10 425 85,4 40,6 331
11 134 107 30,4 75,4
12 55 123,2 87,6 22,4
13 95,8 42,2 131,8
14 107,8 76 156,8
15 102 137,6 155,2
16 95,2 131 160,4
17 136,8 245,8 155,2
18 10 489,8 119,4
19 88,2 826 373,8
20 82,6 207,6 392,4
21 108,6 116,4
22 74,8 125,2
23 133,0 169,2
24 100,4 136,2
25 81,8 119,8
26 128,6 127,0
27 88,8 99,6
28 105,8 22,0
29 75,6 117,6
30 111,0 133,2
31 112,0 99,8
32 87,2 81,8
33 84,0 14,0
34 490,2
35 492,0
Fisik 2.797,4 4.320,8 3.485,6 4.386,8
Adm. 2440,6 4.075,6 3.584,6 3.700,0
Selisih 356,8 245,2 (99,0) 686,8
86
Gambar 4.9. Rekap Barang Masuk dan Keluar
87
Gambar 4.11 Rekap Pengajuan Barang
PT. Itokoh Ceperindo telah memiliki ukuran safety stock yang harus terpenuhi.
Namun terkadang safety stock tidak terpenuhi. Oleh sebab itu dibuat penanda
peringatan stock. Jika stock kurang dari 50% safety stock maka akan berwarna
merah yang berarti segera beli. Jika stock lebih dari sama dengan 50% safety
stock dan kurang dari safety stock maka akan berwarna kuning yang berarti siap-
siap beli. Jika stock lebih dari sama dengan safety stock maka berwarna hijau yang
berarti aman. Untuk memunculkan tulisan aman, siap-siap beli dan segera beli
maka menggunakan fungsi IF dan AND pada Microsoft Excel seperti yang terlihat
pada Gambar 4.12.
Keterangan lain yang digunakan dalam peringatan safety stock yaitu warna.
Langkah pertama yaitu klik kolom yang akan diberi warna lalu klik conditional
formatting lalu klik new rule kemudian klik format only cell that contain. Pada format
only cell with diisi specific text, containing dan aman. Lalu klik format, fill pilih warna
88
hijau, dan ok. Langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.13. Ulangi langkah
tersebut namun kata aman dan warna diganti sesuai dengan keterangan stock.
89
Setelah dilakukan penyederhanaan hanya terdapat 3 tab seperti yang terlihat
pada Gambar 4.22. Tab In Out berisi tabel untuk memasukan data barang yang
masuk dan keluar, tanggal barang masuk dan keluar, nama supplier, kode barang
dan jumlah barang masuk serta keluar. Isi Tab In Out dapat dilihat pada Gambar
4.23. Tab Stock berisi kode barang, minimal stock, sisa stock bulan ini, peringatan
stock dan status stock ok atau no. Isi Tab Stock dapat dilihat pada Gambar 4.24.
Tab Perhitungan berisi Nama barang, kode barang, sisa bulan ini, barang masuk,
barang keluar, dan sisa bulan ini. Isi Tab Perhitungan dapat dilihat pada Gambar
4.25. Berikut ini adalah Gambar 4.14 dan 4.22. yang menunjukkan tab sebelum
dan sesudah penyederhanaan.
90
Gambar 4.16. Tab Daftar (1)
91
Gambar 4.18 Tab Daftar (3)
92
Gambar 4.20 Tab List Code
93
Gambar 4.22. Tab Setelah Dilakukan Penyederhanaan
94
Gambar 4.24. Tab Stock
95
Berikut ini merupakan Gambar 4.26. yang merupakan pengisian manual Ok,
Gambar 4.27. yang merupakan pengisian manual No, Gambar 4.28. yang
merupakan pengisian Ok setelah diperbaiki dan Gambar 4.29. yang merupakan
pengisian No setelah diperbaiki.
96
Gambar 4.27. Pengisian Manual NO
97
Gambar 4.29. Pengisian Ok Setelah Perbaikan
Pada Rekap Pengajuan Barang, Pengisian status Ok dan No, perubahan warna
tulisan dan pemberian high light masih manual seperti yang terlihat pada Gambar
4.30. Status barang OK jika tanggal realisasi kurang dari atau sama dengan
tanggal dibutuhkan. Status arang NO ketika tanggal realisasi lebih dari tanggal
dibutuhkan. Sehingga formula yang digunakan untuk pengisian kolom Ok dan No
yaitu IF. Pengisian Ok dan No setelah diperbaiki dapat dilihat pada Gambar 4.31
dan 4.32.
Jika Ok maka tulisan berubah warna menjadi hijau. Supaya tulisan menjadi hijau
maka langkah pertama block cell A5 sampai K250 lalu klik conditional formatting
pada tab Home. Setelah itu klik new formula- use a formula to determine which cell
to format. Pada format values where this formula is true diisi =$I$5:$I$250=1 yang
berarti cell I5 sampai I 250 berisi 1. Setelah itu klik format-font-color lalu pilih warna
hijau. Setelah itu klik ok. Pembuatan warna tulisan menjadi hijau dapat dilihat pada
Gambar 4.33.
Jika pengajuan dibatalkan maka akan di high light kuning. Cara membuat high
light yaitu langkah pertama block cell A5 sampai K250 lalu klik conditional
formatting pada tab Home. Setelah itu klik new formula- use a formula to determine
which cell to format. Pada format velues where this formula is true diisi
=$F:$F="cancel" yang berarti kolom F berisi tulisan cancel. Setelah itu klik format-
98
fill-color lalu pilih warna kuning. Setelah itu klik ok. Pemberian High Light dapat
dilihat pada Gambar 4.34.
Jika status No maka tulisan hitam. Perubahan warna tulisan menjadi hitam dapat
dilakukan dengan cara block cell A5 sampai K250 lalu klik conditional formatting
pada tab Home. Setelah itu klik new formula- use a formula to determine which cell
to format. Pada format values where this formula is true diisi =$J$5:$J$250=1 yang
berarti kolom J berisi angka 1. Setelah itu klik format – font - color lalu pilih warna
hitam. Setelah itu klik ok. Pemberian warna hitam pada tulisan dapat dilihat pada
Gambar 4.35.
99
Gambar 4.31. Pengisian Ok Sesudah Diperbaiki
100
Gambar 4.33. Mengubah Tulisan Menjadi Warna Hijau
101
Gambar 4.35. Mengubah Tulisan Menjadi Warna Hitam
102
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada tanggal 1 Juli 2017 – 4 Agustus 2017, PT. Itokoh Ceperindo memberi
kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek di PT. Itokoh Ceperindo
khususnya departemen logistik. Tugas yang dilakukan selama kerja praktik yaitu
mempelajari instruksi kerja di departemen logistik, merekap data, membuat
Delivery Order (DO), melakukan stock opname, membuat tanda peringatan stock
dan menyederhanakan data base logistik.
Software yang digunakan pada departemen logistik yaitu File Maker dan Microsoft
Excel. File Maker digunakan untuk membuat DO dan data base. Microsoft Excel
digunakan untuk data base penyimpanan material maupun produk. Saat
melakukan stock opname material, safety stock sering tidak terpenuhi oleh sebab
itu perlu dibuat peringatan stock menggunakan Microsoft Excel.
5.2. Saran
a. Persediaan akhir material pada PT. Itokoh Ceperindo sering berada dibawah
safety stock oleh sebab itu hasil dari penilaian kinerja pada departemen gudang
kurang maksimal. Sebaiknya PT. Itokoh Ceperindo membuat peringatan stock
supaya persediaan material tidak kurang dari safety stock.
103
DAFTAR PUSTAKA
Liengme, Bernad. 2009. A Guide to Microsoft Excel 2007 for Scientists and
Engineers. Inggris: Elsiver.
104