Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas 1 Yang


Dibina Oleh

Disusun oleh :
Kelompok 2

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITA BRAWIJAYA MALANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas 1 Yang
Dibina Oleh

Disusun oleh :
1. Gita Widya Wijayanti 185070201111013
2. Alliya Avisa 185070207111005
3. Moh. Arif hidayatulloh 185070200111013
4. Davit Wira Adi Pratama 185070207111003
5. Vara Adhimah 185070201111023
6. Pitria Dyah Nuralita 185070200111009
7. Diah Ika Milenia Kusumawati 185070200111011
8. Anggraeni Citra Kusuma 185070200111031
9. Dinda Iqlima Musayadah 185070201111015
10. Anggun Septiani 185070207111007
11. Berta Putri A. S 185070201111007

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITA BRAWIJAYA MALANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Kanker payudara
Sub Topik : Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Sasaran : Wanita dewasa madya/tengah
Tempat : Gedung A GPP 402
Hari/ Tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019
Penyuluh : Gita Widya Wijayanti
A. Latar belakang
Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang
dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya.Kanker payudara merupakan
salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Berdasarkan Pathological Based
Registration di Indonesia, KPD menempati urutan pertama dengan frekuensi
relatif sebesar 18,6%. (Data Kanker di Indonesia Tahun 2010, menurut data
Histopatologik ; Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi
Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI)). Diperkirakan angka
kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika
adalah sekitar 92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu
27/100.000 atau 18 % dari kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga
dapat diderita pada laki - laki dengan frekuensi sekitar 1 %.Di Indonesia, lebih
dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya
pengobatan sulit dilakukan. Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya
pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya
rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara
optimal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui dan memahami konsep kanker payudara.
b. Mengetahui dan memahami cara Periksa Payudara Sendiri (SADARI)
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi kanker payudara.
b. Mengetahui dan memahami faktor resiko kanker payudara
c. Mengetahui dan memahami pencegahan kanker payudara
d. Mengetahui dan mampu mempraktikkan SADARI
B. Manfaat
1. Bagi Wanita Pre Cancer
a. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk
mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker
payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan
dini akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.
b. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan pada
stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama.
2. Bagi Peneliti
a. Sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya
b. Sebagai penerapan klinis ilmu mengenai kanker payudara.
C. Sasaran
Wanita dewasa madya/tengah Jurusan Keperawatan Universitas Brawijaya 2018
Reguler 1 dan 2
C. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Kelompok kecil SADARI
d. Pre-Post Test
D. Media
a. Power point
b. Poster
c. Phantom
E. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS

Nama Jabatan Job Description Alat dan Bahan


Gita Widya Wijayanti Penyuluh a. Menyiapkan tempat dan Power Point
ceramah media sebelum memulai
penyuluhan.
b. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
c. Memperkenalkan diri kepada
peserta.
d. Membantu menjawab
pertanyaan dari peserta
mengenai topik “kanker
payudara dan SADARI”.
e. Memotivasi peserta agar
berpartisipasi dalam
penyuluhan.
1. Alliya Avisa Fasilitator a. Menyiapkan tempat dan a. Phantom
2. Moh. Arif Kelompok media sebelum memulai b. Poster
hidayatulloh penyuluhan.
3. Davit Wira Adi b. Membuka kegiatan dengan
Pratama mengucapkan salam.
Vara Adhimah c. Memperkenalkan diri kepada
4. Pitria Dyah Nuralita peserta.
5. Diah Ika Milenia d. Menjelaskan tujuan
Kusumawati penyuluhan.
6. Anggraeni Citra e. Menyebutkan materi yang
Kusuma akan diberikan yaitu
7. Dinda Iqlima SADARI
Musayadah f. Mengatur waktu kegiatan
8. Anggun Septiani penyuluhan.
Berta Putri A. S g. Menggali pengetahuan
peserta tentang “Konsep
kanker payudara dan
SADARI”.
h. Memberi dan menjawab
pertanyaan dari peserta
mengenai topik “Konsep
kanker payudara dan
SADARI”.
i. Memotivasi peserta agar
berpartisipasi dalam
penyuluhan.
j. Memperagakan pemeriksaan
payudara sendiri
menggunakan phantom.
k. Mempersilahkan peserta
kelompok untuk
memperagakan sendiri cara
SADARI.

F. Materi
a. Konsep kanker payudara.
b. Faktor resiko kanker payudara
c. Pencegahan kanker payudara
d. SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
G. Proses Kegiatan
Kegiatan Waktu Uraian Tugas Kegiatan Peserta
Pembukaan 15’ 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan diri. salam
3. Menyapa kabar peserta. 2. Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan kedatangan . 6’ 3. Menyetujui
5. Menjelaskan mekanisme 4. Menjawab soal
penyuluhan yang akan pre test
dilaksanakan.
6. Melakukan pre test (4’)
7. Mengkaji pengetahuan awal peserta. (5’)
Sosialisasi 20’ Ceramah Umum
a. Menjelaskan konsep kanker payudara. Memperhatikan
b. Menjelaskan faktor resiko kanker sosialisasi
payudara
c. Menjelaskan pencegahan kanker
payudara
d. Menjelaskan SADARI
20’ Kelompok Kecil 1. Memperhatika
a. Menjelaskan konsep SADARI.
n sosialisasi
b. Mereview materi ceramah umum.
2. Mempraktikka
c. Tanya jawab singkat.
n SADARI
d. Menjelaskan prosedur SADARI
e. Mempraktikkan SADARI secara
individu
Evaluasi 15’ a. Menanyakan kesan pesan peserta pada 1. Menjawab
acara penyuluhan dan bertanya bila ada pertanyaan.
peserta yang bertanya (2’) 2. Menjawab
b. Menyimpulkan isi materi. (2’) Salam
c. Melakukan post test (10’) 3.
d. Mengucapkan terima kasih Memperhatikan.
e. 5. Mengucapkan salam. (1’)

H. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
2. Kontrak waktu dengan peserta.
3. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan SAP.
4. Jumlah peserta yang hadir di tempat penyuluhan adalah 80% dari total
seluruh peserta.
5. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum acara
selesai kecuali yang diberikan izin meninggalkan ruangan.
b. Evaluasi Proses
1. Peserta antusias dan proaktif dalam menyimak uraian materi penyuluhan
dan atau bertanya apabila ada materi yang dianggap kurang mengerti.
2. Acara penyuluhan dimulai dan diakhiri tepat sesuai rundown.
c. Evaluasi Hasil
1. Beberapa peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh fasilitator
terkait konsep kanker payudara, faktor resiko kanker payudara, pencegahan
kanker payudara
dan prosedur SADARI.
2. Beberapa peserta mengajukan pertanyaan kepada penyaji mengenai hal yang
tidak dimengerti selama proses penyuluhan berlangsung.
I. Lampiran Materi
I.1 Pengertian Dan Epidiomologi
Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu
payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang
sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan
bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan. Kanker payudara (Carcinoma
Mammae) adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari
parenchyma. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar embuat air
susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara
(Olfah dkk, 2013).
Kanker payudara berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua,yaitu:
1. Kanker Payudara Invasif
Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta dinding
kelenjar susu, menyerang lemak dan jaringan konektif disekitarnya. Kanker
dapat bersifat invasif / menyerang tanpa selalu menyebar (metastatic) ke
simpul limfe atau organ lain dalam tubuh.
2. Kanker Payudara Non-Invasif
Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta
jaringan konektif disekitarnya. DCIS/Ductal Carcinoma In Situ merupakan
bentuk kanker payudara non-invasif yang paling umum terjadi sedangkan
LICS/Lobular Carcinoma In Situ lebih jarang terjadi justru lebih diwaspadai
karena merupakan tanda meningkatnya risiko kanker payudara.
I.2 Gejala dan Tanda Kanker Payudara
I.2.1 Gejala Kanker Payudara
Menurut Mulyani (2013), Setiati (2009), Bustan (2007), dan
Olfah dkk (2013) gejala dan pertumbuhan kanker payudara ini tidak
mudah dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker payudara juga tidak
diketahui dengan mudah. Sering kali, gejalanya baru diketahui setelah
stadium kanker berkembang agak lanjut. Untuk menentukan gejala awal
kanker payudara dapat dideteksi oleh kaum wanita, jadi perlu seorang ahli
untuk menemukan awal kanker payudara. Secara rutin wanita dapat
melakukan metode SADARI dengan cara memijat dan meraba seputar
payudara untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan disekitar payudara.
Menurut American Cancer Association, kemungkinan wanita wanita
terkena kanker payudara itu satu banding delapan orang atau 12 persen.
Adapun beberapa gejala kanker payudara :
a. Ditemukannya benjolan pada payudara yang tidak hilang dan
permanen biasanaya tidak sakit dan terasa keras bila disentuh atau
penebalan pada kulit payudara atau sekitar ketiak. Menurut
American Cancer Society, gejala awal yang signifikan dan sering
dialami wanita ialah benjolan yang biasanya ditandai rasa sakiy
bila dipegang atau ditekan.
b. Perubahan pada payudara
c. Biasanya gejala yang terjadi ialah berubahnya ukuran, bentuk
payudara dan puting. Dimana gejala itu awalnya ditandai dengan
permukaan payudara akan berwarna merah, kemudian perlahan
kulit mengerut seperti kulit jeruk, kemudian perlahan kulit
mengerut seperti kulit jeruk. Adapula dalam kasus lain, warna
payudaranya berubah orange.
d. Puting mengeluarkan cairan
e. Pada puting seringkali mengeluarkan cairan (nipple discharge)
seperti darah, tetapi juga terkadang juga berwarna kuning, kehijau-
hijauan berupa nanah.
f. Pembengkakan pada payudara
g. Gejala kanker payudara juga ditandai dengan pembengkakan
payudara tanpa ada benjolan, yang merupakan gejala umumnya.
Bahkan, kadang kadang salah satu payudara pembuluh darah jadi
tlebih terlihat.
h. Menurut Olfah dkk (2013) mengungkapkan tanda dan gejala
kanker payudara dibuat beedasarkan fasenya sebagai berikut:
I.3 Penyebab Kanker Payudara dan Faktor Resiko
I.3.1 Penyebab Kanker Payudara
Menurut Sitorus (2006), Kasdu (2005), Mulyani (2013) hingga saat ini,
penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti salah satunya
genetik (keturunan) dan faktor yang belum pasti tidak ada faktor lain
mendukung sperti
terlalu banyak mengonsumsi makanan yang berelmak, obata-obatan yang
mengandung hormon estrogen dan zat karsinogen (zat warna sintesis dan
bahan kimia).
1. Faktor Usia
Semakin tua usia seorang wanita, maka akan risiko untuk menderita
kanker payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah
kategori usia paling beresiko terkena kanker payudara, terutamabagi
mereka yang mengalami menopause terlambat.’
2. Faktor Genetik
Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi
faktor resiko pencetus knaker payudara. Bila ibu, saudara wanita
mengidap kanker payudara maka ada kemungkinan untuk memilki
risiko terkena kanker payudara dua kali lipat dibandingkan wanita lain
yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.
3. Penggunaan hormon estrogen
Penggunaan hormon estrogen (misalnya pada pengunaan terapi
estrogen replacemenet), penggunaan terapi estrogen replacement
mempunyai peningkatan risiko yang signifikan untuk mengidap
penyakit kanker payuadara.
1. Gaya hidup yang tidak sehat
Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat
dan tidak teratur, merokok serta mengkonsumsi alkohol akan
meningkatkan resiko kanker payudara.
2. Perokok pasif
Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak
sengaja menghisap asap rokok yang dikeluarkan olehorang perokok
sering kali didengar perokok pasif terkena risiko dari bahaya asap
rokok dibanding perokok aktif. Menurut ahli dari California
Enviromental Protection Agency Perokok asif memiki hubungan
erat dengan resiko terserang penyakit kanekr payuadara, oleh karena
itu jangan menjadi perokok aktif, hindarilah orang-orang yang
merokok di sekitar anda agar anda tidak menjadi perokok pasif.
3. Penggunaan kosmetik
Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon estrogen
beresiko menyebabkan peningkatan risiko mengalami penyakit
kanker payudara, sehingga berhati-hatilah dalam penggunaan alat
kosmetik untuk kesehatan diri kita.
2.2.3.2 Fakto Risiko Kanker Payudara
1. Faktor reproduksi
1. Riwayat kesehatan personal
2. Lokasi geografis dan ras
3. Status perkawinan
4. Paritas
5. Riwayat mesntruasi
6. Riwayat keluarga
7. Obesitas atau setiap penambahan 10 kg maka 80% lebih besar terkena
kanker payudara.
8. Penyakit payudara lain
9. Terpajan radiasi
10. kanker payudara.
11. Kanker primer kedua
12. Penyakit fibrokistik
13. Usia saat melahirkan anak pertama
14. Obesitas setelah menopause
15. Perubahan payudara
16. Penggunaan hormon estrogen dan progestin
17. Mengkonsumsi Alkohol
18. Mengkonsumsi makanan siap saji (junk food)
2.2.4 Upaya Pencegahan Kanker Payudara
Menurut Mulyani (2013) dan Olfah dkk (2013) Pencegahan kanker payudara
bertujuan untuk menurunkan insidensi kanker payudara dan secara tidak
langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara itu sendiri.
Pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah
promosi kesehatan dan deteksi dini, begitu pula pada kanker payudara. Adapun
strategi pencegahan yang dilakukan antara lain berupa :
a. Pencegahan primer
Merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada
orang yang sehat melalui upaya untuk menghindarkan diri dari keterpaparan
pada berbagai faktor risiko. Pencegahan primer dapat berupa deteksi dini,
SADARI serta melaksanakan ola hidup sehat untuk mencegah penyakit
kanker payudara.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk
terkena kanker payudara. Pada setiap wanita yang normal serta memiliki
siklus haid normal, mereka merupakan populasi at risk dari kanker payudara.
Pencegahan ini dilakukan dengan melakukan deteksi dini berupa skrining
melalui mammografi yang diklaim memiliki akurasi 90% tetapi keterpaparan
terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat itu tidak baik
karena payudara. Sehingga mammografi dengan pertimbangan.
c. Pencegahan tertier
Pada pencegahan tertier ini biasanya diarahakan pada individu yang telah
positif menderita kanker payudara. Dengan penangganan yang tepat
penderita kanker payudara sesuai dengan stadium kanker dengan tujuan
untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Pencegahan tertier ini berperan penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita dan mencegah komplikasi penaykit serta meneruskan pengobatan
(Mulyani,2013)
I.5 Stadium
Klasifikasi Stadium
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan Sistem Klasifikasi TNM
American Joint Committee on Cancer (AJCC) 2010, Edisi 7, untuk Kanker
Payudara
Kategori T (Tumor)
TX Tumor primer tidak bisa diperiksa
T0 Tumor primer tidak terbukti
Tis Karsinoma in situ
Tis (DCIS) = ductal carcinoma in situ Tis (LCIS) = lobular carcinoma in situ
Tis (Paget’s) = Paget’s disease pada puting payudara tanpa tumor
T1 Tumor 2 cm T1 a Tumor lebih dari 0.1 cm tetapi tidak lebih
atau kurang dari 0.5 cm pada dimensi terbesar
T1 b Tumor lebih dari 0.5 cm tetapi tidak lebih
pada dimensi
dari 1 cm pada dimensi terbesar
terbesar
T1c Tumor lebih dari 1 cm tetapi tidak lebih
T1 mic
dari 2 cm pada dimensi terbesar
Mikroinvasi
0.1 cm atau
kurang pada
dimensi
terbesar
T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm
padadimensi terbesar
T3 Tumor berukuran lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar
T4 Tumor T4 a Ekstensi ke dinding dada, tidak termasuk
berukuran otot pectoralis
T4 b Edema (termasuk peau d’orange) atau
apapun dengan
ulserasi
ekstensi
kulit payudara atau satellite skin nodules
langsung ke
pada payudara yang sama
dinding
T4 c Gabungan T4a dan T4b
dada / kulit T4d Inflammatory carcinoma

I.6 SADARI
I.6.1 Pengertian SADARI
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang
berumur 20 tahun ke atas. Indikasi utama SADARI adalah untuk
mendeteksi terjadinya kanker payudara dengan mengamati payudara dari
depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolah, perubahan warna kulit,
puttting berisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah (Olfah dkk,
2013). American Cancer Society merekomendasikan agar sejak usia 20
tahun, kaum wanita memeriksakan payudaranya setiap tiga tahun sekali
sampai usia 40 tahun. Sesudahnya pemeriksaan dapat dilakukan sekali
dalam setahun. Meskipun sebelum umur 20 tahun benjolan pada payudara
bisa dijumpai, tetapi potensi keganasannya sangat kecil (Setiati, 2009).
Pemeriksaan payuadara sendiri (SADARI) adalah pengembangan
kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan
ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara
awal penyakit kanker payudara. Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat
dilakukan oleh semua wanita tanpa perlu merasa malu kepada pemeriksa,
tidak membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya perlu
menyediakan waktuna selama kurang lebih lima menit. Tidak diperlukan
waktu khusus, cukup dilakukan saat mandi atau pada saat sedang berbaring.
SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat seorang wanita telah mengalami
menstruasi. Tingkat sensitivitasnya (kemampuannya untuk mendeteksi
kanker payudara) dalah sekitar 20-30% (Nisman, 20011).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker
payudara adalah cara termudah dan termurah mengetahui adanya benjolan
yang kemungkinan besar berkembang menjadi kanker ganas. SADARI atau
periksa payudara sendiri dengan rutin merabanya merupakan langkah
penting untuk deteksi dini kanker payudara. Kebiasaan karena mudah,
murah, cepat, dan efektif untuk semangkin “mengenal” dan menyadari jika
terdapat suatu hal yang tidak normal pada payudara.
SADARI optinum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus
menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam
keadaan lembut, tidak keras, membengkak sehingga jika ada
pemebengkakan akan lebih mudah ditemukan ( Mulyani, 2013).
I.6.2 Siapa Yang Perlu Melakukan SADARI?
Menurut Nisman 2011, wanita yang dianjurkan melakukan SADARI atau
Breast Self Examination (BSE) untuk mengurangi memicu kejadian kanker
payudara waktu pelaksanaan SADARI sebagai berikut:
1. Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi
2. Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan
3. Setiap wanita berusia diatas 20 tahun perlu melakukan pemeriksan
payudara sendiri (SADARI)setiap bulan.
4. Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai 50 tahun perlu melakukan
mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara oleh dokter setiap 2 tahun.
5. Wanita yang berusia antara 20-40 tahun :
a. Mamogram awal atau dasar antara usia 35 sampai 40 tahun.
b. Melakukan pengujian payudara pada dokter setiap 3 tahun.
6. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan payudara
pada dokter dan mamografi setiap 1-2 tahun.
7. Wanita yang berusia diatas 50 tahun melakukan pemeriksaan payudara
pada dokter dan mamogarfi setiap tahun.
I.6.3 Cara Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI)
Menurut Nisman (2011), Mulyani (2013), Bustan (2007), Sitorus (2006),
Proverawati (2010) dan Olfah dkk (2013) deteksi dini kanker payudara dapat
dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Waktu yang tepat untuk periksa
payudara sendiri adalah satu minggu setelah selesai haid. Jika siklus haid telah
berhenti, maka sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada waktu yang
sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukannya tidak
lebih dari 5 menit. Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal
kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah
terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita
menjalani SADARI (periksa payuadara sendiri) pada saat menstruasi, pada
hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid di rumah secara
rutin dan menyarankan
1. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak di depan
cermin dengan kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada-tidaknya
perubahan ukuran dan bentuk dari payudara Anda, seperti lekukan atau
kerutan dari kulit.
2. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin.
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris )
atau tidak). Cara melakukan :

Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu, serta kulit
payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua
lengan lurus ke bawah disamping badan. Perhatikan bentuk dan ukuran
payudara. Normal jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama.
Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata
payudara berubah tanpa kita SADARI. Perubahan yang perlu diwaspadai
adalah jika payudara berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan
karena benjolan. Puting yang berubah posisi di mana seharusnya menonjol
keluar, malahan tertarik ke dalam, dengan warna memerah, kasar, dan terasa
sakit.

Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala. Dengan maksud


untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot atau fascia
dibawahnya atau kelainan pada kedua payudara. Kembali amati perubahan
yang terjadi pada payudara Anda, seperti perubahan warna, tarikan,
tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting atau permukaan kulit menjadi
kasar.

Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang / tangan


menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
Lalu perhatikan apakah ada kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi
demikian, bungkukkan badan dan tandai apakah ada perubahan yang
mencurigakan perubahan atau kelainan atau puting.
Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri dengan
membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi
yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian
yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah
kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan.
Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau
penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan
Circular membentuk sudut 90 derajat.

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar
biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting
payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan
sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola
mammae. Tekanan payudara memutar searah jarum jam dengan bidang
datar dari jari-jari Anda yang dirapatkan. Dimulai dari posisi jan 12.00 pada
bagian puting susu.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat
adanya cairan abnormal dari puting payudara.

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda ke samping
dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau
tidak.
I.6.4 Cara Melakukan SADARI
Menurut Bustan (2007) dan Purnomo (2009) langkah-langkah tahapan
pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakuakan berbagai macam semasa
mandi, berdiri di hadapan cermin dan berbaring tempat tidur supaya membuat
kenya manan Anda untuk melakukan SADARI dalam setiap bulan untuk
mengurangi kematian akibat kanker payudara karena terlambat mendeteksi
dini kanker payudara yaitu sebagai berikut :
1. Semasa Mandi
Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari, gerakkan secara
mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap payudara. Gunakan
tangan kanan untuk memeriksa payuadara sebelah kiri dan tangan kiri untuk
memeriksa payuadara kanan. Periksa dan cari bila terdapat gumpalan/
kebetulan keras, menebal di payudara.
2. Berdiri di hadapan cermin
Dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala, putar-putar tubuh
perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cetak pinggang nda, tekan turun
perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan otot dada dan menolak
payudara Anda ke hadapan. Perhatikan dengan teliti segala perubahan
seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihat pula jika terdapat
kekakuan, lekukan atau puting tersorot ke dalam. Dengan perlahan-lahan,
picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa lanjut
apa cairan itu kelihatan jernih atau mengandungi darah.
3. Berbaring
Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah bahu
kanan dan tangan kanan diletakkan di belakang kepala. Tekan jari Anda
mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula
dari bagian pangkal payuadara. Selepas satu putaran, jari digerakkan 1 inci
(2,5 cm) ke arah puting. Lakukan putaran untuk memeriksa setiap bagian
payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama pada payudara sebelah kiri
dengan meletakkan bantal di bawah bahu kiri dan tangan kiri diletakkan di
belakang kepala. Coba rasakan sama ada terdapat sebarang gumpalan di
bawah dan di sepanjang atas tulang selangka.
K. LAMPIRAN PERTANYAAN PRE-POST TEST
1. Posisi yang benar saat melakukan SADARI adalah …..

a.Searah jam 12.00 b. Searah jam . Kanker Payudara Invasif


2. Apa yang terjadi pada kanker payudara invasive yaitu...
a. sel kanker merusak saluran serta dinding kelenjar epidermis
b. menyerang lemak dan jaringan konektif disekitarnya
c. menyerang lemak dan dermis
3. Saat melakukan SADARI semasa mandi, tangan….
a. Diangkat sebelah tangan
b. Diangkat kedua tangan
c. Tidak mengangkat tangan
4. Apa yang dibutuhkan saat pemeriksaan payudara sendiri waktu berbari….
a. Bantal b. Kayu c. Selimut
5. Apakah perlu membuka baju saat pemeriksaan payudara sendiri?
a. Ya b. Tidak c. Optional

Anda mungkin juga menyukai