Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Paragraf dan teknik penGembangannya

Dosen: Dr. Riva Rahayu, M.Ud

Disusun oleh :

Agus Yudi Surya Pratama 1188030004


Ammar Taufiqur Rohman 1188030012
Arlina Aryanti Putri 1188030020
Anisya Cahya Rahmayanti 1188030016
Bunga Apriliana 1188030028
Dandy Akbar Syuhara 1188030036

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN SOSIOLOGI

2018

1|Page
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Paragraf
dan Teknik Pengembangannya”. Kami berterima kasih pula kepada Ibu Riva Rahayu selaku
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Penulisan makalah Paragraf dan Teknik Pengembangannya ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dengan bantuan berbagai referensi dari buku-buku dan artikel-artikel di
internet, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pembuat referensi-referensi tersebut yang
telah membantu kami dalam menyempurnakan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Paragraf dan Teknik Pengembangannya, khususnya bagi
penyusun. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa mendatang, mengingat pentingnya saran demi
perkembangan dan kemajuan untuk karya berikutnya.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang
berkenan dan kesalahan-kesalahan yang tak disengaja.

Bandung, 31 Oktober 2018

Penyusun

2|Page
Daftar Isi

Halaman Judul ........................................................................................................................... 1

Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2

Daftar Isi .................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6

2.1 Pengertian dan Tujuan Penulisan Paragraf ....................................................................... 6

2.2 Syarat-syarat Paragraf ...................................................................................................... 6

2.3 Jenis-Jenis Paragraf ..........................................................................................................

2.4 Paragraf Berdasarkan Penalaran (Letak Kalimat Utama) ................................................ 6

2.5 Paragraf Berdasarkan Teknik Pemaparannya .................................................................. 7

2.6 Paragraf Berdasarkan Teknik Isi ...................................................................................... 7

BAB III PENUTUPAN.............................................................................................................. 9

3.1 Simpulan........................................................................................................................... 9

3.2 Saran ................................................................................................................................. 9

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 10

3|Page
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan media yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan
keberadaan bahasa, manusia sebagai makhluk sosial dapat berkomunikasi, berinteraksi, dan
sekaligus menjadi penanda atau identitas diri. Selain itu, bahasa memiliki peran penting
penyampaian budaya dan pengetahuan, baik itu secara lisan maupun tulisan.

Dalam menulis sebuah karya tertulis yang bersifat resmi dan formal, bahasa menjadi
sebuah medium untuk para penulis bisa menyampaikan suatu pengetahuan. Maka dari itu,
kemampuan para penulis dalam menulis suatu karya tulis harus bisa menulis susunan pargraf
demi paragraf dengan baik.

Mengingat akan hal tersebut, mempelajari bagaimana membuat suatu paragraf menjadi
begitu penting adanya. Terlebih bagi para mahasiswa di perguruan-perguruan tinggi. Dengan
mempelajari bagaimana menulis paragraf dengan mengetahui syarat-syarat dan teknik-
tekniknya, diharapkan para mahasiswa dapat memiliki kemampuan mengungkapkan gagasan
dengan baik dan benar, melalui tulisan. Selain itu, dengan kemampuan menulis suatu tulisan
yang mumpuni diharapkan dapat membantu para mahasiswa ketika mengerjakan karya ilmiah
dan tugas-tugas seperti makalah dan laporan sesuai kaidah berlaku.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan paragraf?


2. Apa tujuan menulis paragraf?
3. Apa saja syarat-syarat paragraf?
4. Bagaimana cara menulis paragraf sesuai teknik?

1.3 Tujuan
1. Memahami apa itu paragraf.
2. Mengetahui tujuan ditulisnya suatu paragraf.
3. Menerangkan syarat-syarat menulis suatu paragraf.
4. Mengetahui cara menulis suatu paragraf yang baik.

4|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Penulisan Paragraf

Paragraf ialah suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang kedudukannya lebih tinggi
serta lebih luas dari pada kalimat. Atau dapat diartikan pula paragraf adalah bagian dari sebuah
karangan yang terdiri dari beberapa kalimat, yang berisiskan tentang informasi dari penulis
untuk pembaca dengan pikiran utama sebagai pusatnya dan juga pikiran penjelas sebagai
pendukungnya. Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang berhubungan antara satu dengan
yang lain dalam suatu rangkaian yang mengahasilkan sebuah informasi. Paragarf juga dapat
disebut sebagai penuangan ide dari penulis melalui beberapa kalimat yang berkaitan dan
memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.

Menurut Marahimin, paragraf adalah bagian dari wacana tertulis dan setiap bagiannya
(maksudnya: setiap paragraf) terdiri atas satu kata, satu kalimat atau beberapa kalimat dan
hanya mengandung satu alur pikiran, atau satu pernyataan utuh mengenai satu pasal, sudut atau
sisi tertentu dari obyek yang sedang dibahas.

Adapun tujuan dari ditulisnya suatu paragraf adalah bagaimana seseorang bisa
menyampaikan suatu gagasan atau ide maupun suatu wacana dengan bentuk yang sistematis.
Yang dimaksud dengan kata sistem di sini yaitu bentuk keterkaitan antara kalimat yang satu
dengan kalimat lainnya sehingga menjadi kalimat yang utuh dan memiliki kesatuan yang jelas.
Selain itu, karangan yang baik juga terbentuk dari keterpautan antarparagraf yang satu dengan
paragraf yang lain.

2.2 Syarat-syarat

Untuk bisa membuat suatu paragraf yang baik dan benar, setidaknya kita harus
mengetahui dua syarat kapan suatu paragraf itu dikatakan sebagai paragraf yang baik dan
benar.

5|Page
1. Kesatuan paragraf atau yang kerap disebut sebagai kohesif, merupakan suatu
syarat yang mengharuskan paragraf memiliki satu gagasan atau ide pokok
beserta dengan gagasan-gagasan penjelas lainnya. Gagasan-gagasan tersebut
dikembangkan dengan saling menghubungkannya satu sama lain dengan suatu
kesatuan yang utuh sehingga tidak menyebabakan kalimat sumbang dalam
paragraf.
2. Kepaduan paragraf atau dalam istilah lain koherensif merupakan kalimat-
kalimat di dalam paragraf terjalin atau terangkai dengan logis dan serasi. Syarat
kepaduan di dalam suatu paragraf terpenuhi dengan menggunakan konjungsi
sehingga kalimat-kalimat tersebut menjadi saling berkaitan. Diantara kata-kata
yang menjadi pengait antarparagraf dapat berupa ungkapan transisi atau kata
ganti.

2.3 Jenis-jenis Paragraf

1.Paragraf Pembuka

 Rohmadi dan Nasucha (2010:39) mengemukakan bahwa Paragraf


pembuka dapat disebut juga paragraf pendahuluan (introduction).
 Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada pembicara yang
akan menyusul kemudian.
 Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca.
 Serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan
selanjutnya.
 Salah satu cara untuk menarik perhatian ini dengan mengutip pernyataan dari para
orang terkemuka atau orang terkenal.
 Jumlah paragraf pembuka dapat disusun sekitar 4 kalimat.
 Dan biasanya paragraf pembuka hanya satu paragraf.
 Contoh paragraf pembuka :

Bahasa sebagai alat komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam
menyampaikan visi, misi, ide, dan gagasan kepada orang lain. Begitupun dalam pelaksanaan
kampanye menjelang pilkada, semua calon melalui juru kampanye (jurkam) berusaha
menggunakan bahasa yang menarik perhatian masyarakat.

6|Page
2.Paragraf Penghubung

 Paragraf penghubung adalah paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dengan
paragraf penutup (Rohmadi dan Nasucha, 2010:40).
 Paragraf penghubung merupakan isi permasalahan yang diuraikan di dalam karangan.
 Antara paragraf dengan paragraf saling berhubungan secara logis (Nasucha, Rohmadi
dan Wahyudi. 2009: 34).
 Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang dan mengemukakan
inti persoalan yang akan dikemukakan yaitu dengan cara ekspositoris, deskriptif,
naratif, dan argumentatif.
 Contoh di buku paket Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia karangan Dr.Cecep Wahyu
Hoerudin, M.Pd., dan Tim Dosen MKU Pengembangan Karakter Bahasa Indonesia
UIN Sunan Gunung Djati Bandung di halaman 81.

3.Paragraf Penutup

 Bertujuan untuk mengakhiri karangan atau sebagian karangan.


 Biasanya paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan
pada bagian-bagian sebelumnya.
 Paragraf penutup juga dapat berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap
penting dalam paragraf penghubung (Nasucha dkk, 2009:35).
 Contoh paragraf penutup :

Kampanye setiap partai poitik sebenarnya sudah ada ketentuannya, yaitu Undang-Undang
No.12 tahun 2003 tentang pemilu BAB VIII pasal 71 ayat 5 dinyatakan bahwa : “Penyampaian
materi kampanye pemilu dilakukan dengan cara yang sopan, tertib, dan edukatif.” Juga dalam
SK KPU nomor 1 tahun 2004 pasal 4 ayat 3 yang intinya menyatakan bahwa kampanye
diharuskan sesuai dengan sopan santun dan tata krama. Untuk itu pergunakanlah bahasa yang
tepat, bertanggung jawab, jujur, dan santun, supaya masyarakat simpati.

2.4 Paragraf Berdasarkan Penalarannya (Letak Kalimat Utama)

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi

7|Page
yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Adapun paragraf berdasarkan
penalaran, terbagi menjadi tiga.

1. Paragraf Induktif

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-


permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri
dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan
menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi,
paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.

Contoh paragraf Induktif:

Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance,
Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan
jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian
dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat.
Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya
sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya
tradisional.

2. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-


permasalahan atau kasus-kasus umum, dan yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa
pernyataan khusus.

Contoh :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.

8|Page
3. Paragraf Campuran

Kalimat yang dimulai dengan kalimat topic atau hal yang umum kemudian dijelaskan oleh
hal khusus atau kalimat pengembang dan diakhiri topik sebagai penekanan pada pikiran
pokok pada kalimat topik pertama.

Contoh:
Gondongan termasuk penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.Penyakit
ini disebabkan oleh virus sehingga tidak membutuhkan antibiotik dalam
pengobatannya. Penderita hanya memerlukan istirahat cukup dan nutrisi yang bergizi
untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Jika perlu, boleh diberikan obat penurun panas
dan antinyeri. Penderita sebaiknya menghindari makanan asam agar tidak bertambah
nyerinya. Selain itu, diberikan makanan lunak untuk memudahkan pengunyahan. Jadi,
gondongan sebenarnya tidak perlu diobati karena bisa sembuh sendiri.

2.5 Paragraf Berdasarkan Teknik Pemaparannya

Paragraf berdasarkan teknik pemaparannya dapat dibagi menjadi empat macam.

1. Deskriptif
Berisi gambaran suatu objek yang ditangkap melalui apa yang terlihat atau tertangkap
panca indera.

Contoh:
Masih melekat di mataku, pemandangan elok pantai Parang Tritis. Gelombang ombak
bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku serasa ingin mengajak bermain.
Air yang jernih dan pasir putih lembut yang menghampar luas tanpa ada tumbuh-
tumbuhan atau karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Di sebelah
kanan-kiri, aku bisa memandang air laut sejauh mata memandang, pandai dengan bukit
berbatu, pesisir serta pemandangan bukit kapur di sebelah utara pantai. Kurasakan
dingin membasuh kakiku karena ombah menghempas kakiku dan terasa asin air itu
ketika bibirku terkena percikan. Sepanjang aku berjalan, hampir pinggiran pantai
dipenuhi oleh pengunjung wisatawan. Kulihat ada yang berlari berkejar-kejaran di bibir
pantai, bermain bola, bermain dengan air, berfoto-foto dengan latar sekitar pantai. Tapi
yang paling membuatku tertarik, kulihat ada beberapa turis manca negara yang

9|Page
menikmati keindahan pantai ini dengan naik delman. Seperti apa yang aku lihat, pantai
ini memang sangat ramai pengunjung. Tak pernah sunyi pantai Parang Tritis.
2. Ekspositoris
Menjelaskan atau memaparkan tentang sesuatu dengan tujuan memberi informasi.
Objek yang dibahas biasanya perwujudannya tertuju pada satu unsur saja berdasarkan
pengembangan kronologis.

Contoh:
Jumlah penduduk Gorontalo berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 mencapai
180.127 orang. Jumlah penduduk laki-laki 88.283 orang dan penduduk perempuan
berjumlah 91.844 orang, dengan kepadatan penduduk 2.780 orang pe km persegi.
3. Argumentatif
Paragraf yang mengemukakan suatu gagasan atau ide dari seorang penulis dengan
disertai dengan bukti dan fakta. Paragraf ini bisa meyakinkan atau membujuk pembaca
terhadap suatu hal.

Contoh:
Camat sebagai pemimpin tertinggi organisasi pemerintahan di kecamatan memegang
peranan yang penting terhadap maju atau mundurnya suatu kecamatan. Untuk itu,
camat mempunyai kewajiban dan wewenang menggerakan dan memberikan araha
kepada bawahannya agar dapat memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat.
4. Naratif
Paragraf ini memaparkan, menceritakan atau melaporkan suatu kejadian atau
pengalaman seseorang sehingga pembaca memperoleh informasi yang jelas. Paragraf
narasi bertujuan menyampaikan suatu cerita dengan tujuan agar pembaca seolah-olah
mengalami sendiri kejadian itu.

Contoh:
Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir
pada tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini
untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai
Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang
nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang5. .

10 | P a g e
Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku
sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku.
5. Persuasif
Paragraf persuasive adalah paragraf yang berisi tentang pendapat seseorang yang
dimaksudkan untuk mengajak, mempengaruhi, mengimbau, merayu, atau mengajak
pembaca mengikuti keinginan penulis.

Contoh:
Tanamkan nilai-nilai agama, keimanan, dan keyakinan kepada Allah kepada siswa. Hal
itu dilakukan tidak hanya oleh guru agama, tetapi oleh semua guru, sehingga apabila
siswa memiliki kegagalan dapat menerimanya dengan pikira positif dan hati yang
jernih, kemudian siswa tersebut akan instrospeksi diri, dan berusaha mengubah
perilakunya ke arah yang lebih baik.

2.6 Paragraf Berdasarkan Isi

1. Paragraf Perbandingan

Paragraf Perbandingan suatu upaya untuk mengamati persamaan atau perbedaan yang
dimiliki oleh dua buah objek atau lebih yang memiliki suatu kesamaan tertentu. Kalimat topik
berisi perbandingan dua hal, abstrak dan konkret. Kalimat tersebut dikembangkan dengan
merinci perbandingan.Pada paragraf perbandingan, gagasan utama dikemukakan dengan cara
membandingkan 2 hal yang memiliki kesamaan misalnya, antara sepak bola dan futsal. Di
karenakan paragraf perbandingan merupakan pengembangan dari paragraf eksposisi. Oleh
karena itu, hal yang dibandingkan haruslah bersifat konkret, logis dan umum. Kalimat-kalimat
pendukung yang disajikan pun harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau fakta.

Contoh :

Sepak bola adalah olahraga yang paling populer di muka bumi ini. Hampir semua usia, tidak
peduli pria ataupun wanita menyukai dan memainkan olahraga ini. Namun saat ini sepak bola
sudah jarang dimainkan lagi dikarenakan sulitnya menemukan lapangan sepak bola terutama
di kota-kota besar akibat banyaknya pembangunan. Di tengah-tengah masalah tersebut, kini
muncul sebuah olahraga yang bernama futsal. Olahraga ini sama dengan sepak bola tetapi
futsal tidak membutuhkan lapangan yang luas seperti sepak bola. Jumlah pemain futsal pun
lebih sedikit jika dibandingkan dengan sepak bola. Futsal bisa dimainkan hanya dengan 5 orang

11 | P a g e
saja sedangkan sepak bola membutuhkan 11 orang pemain. Meskipun begitu olahraga sepak
bola tetap digemari oleh masyarakat.

Paragraf perbandingan di atas, membandingkan dua buah objek yaiut sepak bola dan futsal
dengan menggunakan data-data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau fakta. Gagasan
utama yang ingin disampaikan oleh penulis adalah Sepak bola tetap menjadi olahraga yang
digemari walupun kini muncul olahraga baru yaitu futsal.

2. Paragraf Pertanyaan

Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan kalimat-kalimat
pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan jawaban-jawaban atas
pertanyaan tersebut.

Contoh:

Siapakah Osama Bin Laden itu? Dia seorang bangsa Arab anak pengusaha terkenal di negeri
tersebut. Dia seorang politis Muslim yang menentang pemerintahan kerajaan yang di Arab,
akibat pertentangannya dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke Afganistan dan memimpin
sebuah organisasi yang bernama Al-Qaeda. Selanjutnya, Dia dituduh Amerika Srikat sebagai
dalang teroris Internasional yang menyerang dan menghancurkan Petagon dan WTC. Oleh
karena itu , dia menjadi salah seorang daftar pencarian orang di Negara Amerika Serikat.

3. Paragraf Sebab-Akibat

Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat peristiwa-peristiwa atau sifat
objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang. Jika kalimat topiknya berupa sebab maka
kalimat pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika kalimat
topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari akibat itu.

Contoh :

DPRD tidak mencampuri urusan BED misalnya dengan menjadi sponsor untuk pengisian
jabatan tertentu. Menurut UU No. 43/1999, jabatan struktural di lingkungan pemerintahan
hanya dapat diisi oleh PNS. Oleh karena itu, orang orang dari partai politik tidak dapat duduk
dalam jabatan struktural. Hal tersebut bertujuan agar PNS dapat menjadi birokrasi yang netral
dan profesional.

12 | P a g e
4. Paragraf contoh

Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah paragraf dengan
menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai untuk memperjelas maksud dalam
kalimat topik.

Contoh :

Bencana alam di Yogyakarta mengakibatkan kerugian yang besar bagi masyarakat. Kerugian
itu dirasakan masyarakat DIY dan Jateng, baik secara material dan psikis. Secara matrial dapat
dilihat dari robohnya bangunan-bangunan, tempat tinggal, dan rusaknya sarana infrastuktur,
dan lain-lain. Secara psikologis bisa dilihat dari trauma yang dirasakan oleh masyarakat, baik
anak-anak maupun orang tua.

Berdasarkan paragraf di atas dapat dijelaskan bahwa paragraf contoh berusaha


mendeskripsikan berbagai contoh dengan fakta.

5. Paragraf Perulangan

Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang kata atau kelompok
kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa dilakukan dengan cara mengulang bagian-
bagian kalimat yang penting.

Contoh :

Ada kaitan yang kuat antara makan, hidup dan berpikir pada manusia. Setiap manusia perlu
makan, makan untuk hidup. Hidup tidak hanya unuk makan. Akan tetapi hidup manusia
mempunyai tujuan. Tujuan hidup berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainya, tetapi ada
persamaannya yakni salah satu diantaranya melangsungkan keturunan. Keturunan merupakan
penerus bangsa yaitu generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh menghadap segala
tantangan dan rintangan. Rintangan dan tantangan membuat manusia berpikir. Berpikir bukan
sembarang berpikir tetapi berpikir jernih utuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan
kehidupan.

13 | P a g e
6. Paragraf Definisi

Dalam paragraf definisi kalimat topiknya merupakan sesuatu pengertian atau istilah yang
memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya mudah dipahami oleh pembaca.

Contoh

Istilah penebangan pohon secara liar sering digunakan dalam kehidupan. Penebangan pohon
secara liar sering diartikan sebagai penebang pohon tanpa adanya surat izin dari pemerintah.
Penebangan pohon secara liar merupakan perbuatan seorang pencuri dan tidak terpuji.
Penebangan tersebut dilakukan demi kepentingan pribadi dan keserakahannya. Definisi
penebangan pohon secara liar adalah penebangan pohon secara sembunyi-sembunyi (tanpa
diketahui orang lain) dan tanpa adanya surat izin dari pemerintah.

14 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Paragraf merupakan elemen penting yang mesti diketahui oleh para penulis. Pentingnya
paragraf dalam dunia tulis-menulis juga sangatlah vital peranannya, karena jika seorang penulis
ingin menghasilkan suatu karya yang baik dan benar maka ia harus membuat paragraf demi
paragrafnya memiliki koheren dan kohesif. Maka dari itu, memahami apa itu paragraf, syarat-
syarat, dan jenis-jenis serta teknik-teknik pembuatannya merupakan hal-hal penting yang mesti
diketahui seorang penulis.

3.2 Saran

Saran dari kami penyusun makalah untuk para kita mahasiswa secara khusus dan untuk
siapa saja yang ingin menulis suatu karya tulis, hendaknya memerhatikan pentingnya suatu
paragraf dalam menumpahkan gagasan dalam bentuk tulisan. Hal ini dikarenakan peranannya
yang sangat amat vital dan penting dalm penyampaian suatu gagasan yang bisa diterima para
pembaca.

15 | P a g e
Daftar Pustaka:

1. Haerudin, Cecep Wahyu, dkk. 2015. Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter
Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Insan Mandiri.
2. Mulyati, Yeti., dkk. 2015. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Tangerang:
Universitas Terbuka.
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
4. https://rismarhaesa15.wordpress.com/2015/03/28/pengertian-penalaran-deduktif-dan-
induktif-beserta-contoh-dan-ciri-cirinya/
5. http://www.badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Buku%20P
enyuluhan%20Paragraf.pdf

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai