Anda di halaman 1dari 12

NAMA : GOGOT WIYOTO

NIM : 17111024310242

RANGKUMAN

Pengertian Manajemen Kualitas adalah sekumpulan kegiatan manajerial seperti


merencanakan kualitas, mengorganisasi kualitas, mengkoordinasi kualitas, mengendalikan
dan mengevaluasi kualitas yang dilakukan oleh setiap fungsi manajemen yang ada dalam
organisasi untuk meningkatkan kinerja dalam artian kualitas kerja. Sekumpulan kegiatan
baru dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas bila manajemen puncak menjadikan
kualitas sebagai sasaran dalam rencana bisnis dan menjabarkannya dalam sasaran dan
rencana tahunan yang tersosialisasi sampai tingkat pengambil tindakan. Pada periode awal
sejarah perkembangan konsep dan teori tentang kualitas, manajemen kualitas fokusnya
masih sebatas pada inspeksi atau pengawasan. Pada periode kedua, pengendalian kualitas
berkembang menjadi penjaminan kualitas. Saat ini, konsep manajemen kualitas
berkembang bersama dengan berkembangnya konsep e-learning. Perusahaan yang akan
memenangkan persaingan dalam segmen pasar yang telah dipilih harus mampu mencapai
tingkat mutu terbaik dari segala aspek. Secara teoritik, ada hubungan yang erat antara
mutu produk (barang dan jasa), kepuasan pelanggan, dan laba perusahaan. Makin tinggi
mutu suatu produk, makin tinggi pula kepuasan pelanggan dan pada waktu yang
bersamaan akan mendukung harga yang tinggi dan seringkali biaya rendah. Oleh karena
itu program perbaikan mutu bertujuan menaikkan laba.

Definisi Kualitas

Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan dalam hal ini, yang pertama kualitas berbasis
pengguna dimana kualitas tergantung kepada audiensnya. Pendekatan ini biasanya
digunakan oleh orang pemasaran dan pelanggan. Yang kedua, kualitas berbasis
manufaktur yang biasanya diterapkan oleh manajer produksi. Dalam pendekatan ini
kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar dan membuat produk dengan benar sejak
awal. Yang ketiga adalah kualitas itu berbasis produk yang memandang bahwa kualitas
sebagai variabel yang pesisi dan dapat dihitung.
Pengaruh Kualitas

Kualitas merupakan elemen yang penting dalam operasi, ada 8 alasan kualitas itu penting,
yaitu:

- Reputasi Perusahaan.

Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan
pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.

- Kehandalan Produk.

Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi-organisasi yang merancang,


memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan. Contohnya:Consumer Product Safety Act.

- Keterlibatan global.

Kualitas adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk perusahaan yang akan


bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi akan kualitas, desain, dan
harganya secara global.

- Biaya Kualitas

Adalah biaya akibat melakukan hal yang salah, yaitu harga yang harus dibayar karena
tidak sesuai dengan standar. Ada empat kategori utama yang dikaitkan dengan biaya
kualitas, yaitu:

- Biaya Pencegahan

Biaya yang terkait dengan mengurangi kemungkinan komponen atau jasa mengalami
kerusakan. Contoh: pelatihan, program peningkatan kualitas.

- Biaya Penaksiran

Biaya yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk, proses, komponen, dan jasa. Contoh:
biaya pengujian, laboraturium, dan pemriksa.
- Kegagalan internal

Biaya yang diakibatkan oleh produksi komponen atau jasa yang rusak sebelum diantarkan
ke pelanggan. Contoh: rework, scrap, dan waktu tunggu akibat mesin rusak

- Biaya eksternal

Biaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat. Contoh:rework, barang
yang dikembalikan, kewajiban, kehilangan kepercayaan, dan biaya pada masyarakat.

Tiga biaya pertama yang disebutkan diatas dapat diperkirakan, namun untuk biaya
eksternal sangat sulit untuk dihitung. Pada kondisi keseimbangan, biaya produk yang
berkualitas hanyalah sebagian dari keuntungan. Philip Crosby dan Genichi berpendapat
bahwa organisasi yang kalah adalah organisasi yang gagal berupaya agresif di bidang
kualitas.

Etika dan Manajeman Kualitas

Bagi seorang manajer operasi, memberikan produk dan jasa yang sehat, aman, dan
berkualitas kepada pelanggan adalah salah satu pekerjaan yang terpenting. Kurangnya
proses desain dan produksi, pengembangan produk-produk berkualitas rendah tidak hanya
mengakibatkan biaya produksi yeng lebih tinggi tetapi juga dapat menimbulkan
kecelakaan, tuntutan hukum, dan bertambahnya peraturan pemerintah.

Jika sebuah perusahaan yakin telah memperkenalkan sebuah produk yang layak
dipertanyakan, maka tindakan tanggung jawab harus didasari oleh perbuatan etis. Sebuah
perusahaan manufaktur harus menerima tangggung jawab untuk setiap produk berkualitas
rendah atau produk-produk yang terkontaminasi yang mereka pasarkan kepada
masyarakat.

Ada banyak pihak berkepentingan yang terlibat dalam produksi dan pemasaran
produk-produk berkualitas rendah, termasuk pemegang saham, para pekerja, pelangan,
pemasok, distributor dan kreditor. Dalam hal etika, setiap perusahaan harus
mengembangkan nilai inti yang menjadi panduan sehari-hari untuk semua orang.

IMPLIKASI MANAJEMEN KUALITAS


Prinsip Total Quality Management (TQM) yang digagas Deming untuk
menciptakan kualitas adalah sebagai berikut
Point 1: Tujuan yang Konstan
Menciptakan tujuan yang konstan untuk mendapatkan improvement dari produk dan jasa
sehingga produk/jasa yang dihasilkan merupakan produk/ jasa yang kompetitif, bertahan
dan menyediakan lapangan pekerjaan. Satu bagian manajemen harus memperhatikan
proses bisnis dengan basis kejadian hari perhari, namun juga harus ada bagian yang
memperhatikan masa depan perusahaan. Hal yang terakhir membutuhkan tujuan yang
konstan dan dedikasi penuh terhadap improvement. Top management sebaiknya
meluangkan waktu untuk berinovasi, melakukan riset dan edukasi, secara konstan
memperbaiki desain produk dan jasa. Dan memperhatikan perawatan alat-alat, perabotan
dan alat bantu.

Point 2: Filosofi Baru


Mengadopsi filosofi baru. Kita berada dalam zaman ekonomi. Kita seharusnya tidak lagi
memperbolehkan terjadinya delay, kesalahan-kesalahan, material cacat dan pekerja yang
lalai . Filosofi baru Deming cukup simpel. Tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi
kemarin tidak dapat ditolerir lagi hari ini. Deming menekankan bahwa hanya manajemen
yang dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan adalah tugas
manajemen untuk menghilangkan berbagai halangan yang dapat menghalangi pekerja
bekerja dengan baik.

Point 3: Hindarkan Inspeksi Massal


Jangan bergantung dari inspeksi yang dilakukan. Sebaliknya, dibutuhkan bukti secara
statistik bahwa kualitas yang sebenarnya terdapat di dalamnya. Problem dari inspeksi
massal adalah percobaan untuk lebih mengontrol produk dibanding mengontrol proses.
Dan dalam kasus apapun, inspeksi massal biasanya awal dari ketidakakuratan. Untuk
jangka pendeknya, cara ini sangat lama, tidak efektif dan mahal.

Point 4: Akhiri Kontrak Yang Paling Rendah


Memperbaiki kualitas dari material. Jangan menilai dari harganya saja. Sebaliknya,
selalulah bergantung pada ukuran kualitas yang bermakna, yang sejalan dengan harganya.
Banyak permasalahan mengenai kualitas yang buruk dan produktivitas yang rendah
biasanya terkait dengan material awal dan kualiltas alat dan mesin yang rendah
Point 5: Perbaiki Setiap Proses
Temukan masalahnya, secara konstan perbaiki sistem produksi dan jasa. Sebaiknya ada
pengurangan limbah secara kontinu dan perbaikan kualitas yang terus menerus pada setiap
aktivitas sehingga akan menghasilkan peningkatan produkstivitas dan pengurangan biaya.

Point 6: Adakan Pelatihan


Adakan pelatihan dan pendidikan mengenai metode modern yang akan digunakan untuk
setiap karyawan. Metode modern pada pelatihan kerja digunakan untuk mengontrol grafik
untuk menentukan apakah seorang pekerja telah dilatih secara baik dan mampu melakukan
pekerjaannya dengan benar. Metode-metode statistikal harus digunakan untuk menemukan
kapan pelatihan dapat selesai.

Point 7: Ciptakan Kepemimpinan


Buat metode pengawasan yang modern. Salah satu tujuan utama penyelia produksi adalah
untuk membantu pegawai bekerja dengan lebih baik lagi. Perkembangan kualitas akan
meningkatkan produktivitas secara otomatis. Manajemen perusahaan harus siap untuk
mengambil langkah instinctive untuk merespon pendapat penyelia mengenai masalah-
masalah yang terjadi misalnya saja cacat yang berkelanjutan, kurangnya maintenance, dan
alat yang rusak. Adalah tugas penyelia untuk membimbing pegawai yang ada di
bagiannya.

Point 8 : Hilangkan Rasa Takut


Ketakutan adalah penghalang untuk melakukan improvement, jadi hilangkan ketakutan itu
dengan melakukan komunikasi dua arah secara efektif dan mekanisme lain yang bisa
menempatkan setiap orang menjadi bagian dan merasa memiliki setiap perubahan yang
terjadi. Ketakutan yang biasanya muncul dalam level organisasi misalnya : takut akan
perubahan, takut bahwa kita harus mempelajari cara yang lebih baik lagi untuk bekerja,
takut posisi mereka akan direbut secara perlahan oleh level manajemen yang lebih tinggi.
Selain itu, karyawan biasanya takut bahwa perubahan yang terjadi akan memberi pengaruh
terhadap pekerjaan mereka.
Point 9 : Hancurkan Semua Penghalang
Hancurkan semua penghalang antara departemen dan area karyawan. Karyawan di area
yang berbeda misalnya penelitian, desain, penjualan, administrasi dan produksi harus
bekerja di dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang mungkin saja terjadi.
Penghalang ini biasanya muncul sebagai optimisasi awal ketika masing-masing area
berusaha melakukan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri dibandingkan berusaha untuk
bekerjasama dalam rangka mendapatkan hasil yang terbaik untuk organisasi secara
keseluruhan.

Point 10: Hilangkan Penggunaan Exhortations


Hilangkan penggunaan slogan, poster dan gangguan lain untuk tekanan kerja, penuntutan
zero defects dan tingkatan baru dalam produktivitas tanpa menyediakan metode yang
tepat. Gangguan seperti ini hanya akan menghasilkan hubungan yang merugikan.
Walaupun Deming dipandang beberapa penulis sebagai orang yang anti menggunakan
slogan atau poster, dia sebenarnya juga memiliki beberapa poster yang dia pikir sangat
bermanfaat. Poster yang menjelaskan kepada setiap orang apa yang dilakukan manajemen
tiap bulannya (misalnya saja) adalah membeli material awal dengan kualitas yang
lebih baik dari supplier yang lebih sedikit, dengan maintenance yang lebih baik, atau
untuk menyediakan pelatihan yang lebih baik, atau pengawasan yang lebih baik untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas, tidak dengan bekerja keras melainkan dengan
bekerja cerdas, hal ini akan menghasilkan sesuatu yang berbeda dalam hal peningkatan
semangat juang. Pegawai nantinya akan mengerti bahwa pihak manajemen telah
bertanggung jawab untuk tiap kesalahan yang terjadi dan berusaha menghilangkan
rintangan yang ada.

Point 11: Hilangkan Standar Kerja Numerik


Menghilangkan standar kerja yang menentukan kuota numerik kekuatan kerja dan tujuan-
tujuan numerik untuk pegawai di manajemen. Gantikan bantuan kepemimpinan, gunakan
metode-metode statistik untuk perbaikan yang berkelanjutan untuk kualitas dan
produktivitas.Joiner dan Scholtes menyebutkan contoh yang mendukung argumen Deming
terhadap Management By Objective & Management By Result. Perusahaan elektronik
biasanya mengirimkan 30 % dari hasil produksinya pada hari terakhir dari bulan yang
bersangkutan. Mengapa? Hal ini dilakukan utuk memenuhi kuota pengiriman bulanan.
Bagaimana caranya ? Dengan mengirimkan produk dari seluruh negara, dengan
memindahkan bagian perbagian dari satu kelengkapan instrumen dan biasanya dengan
membiarkan standar kualitas tidak terpenuhi.Perusahaan lain terkadang mengirimkan
produk yang belum jadi. Perwakilan perusahaan yang bergerak di bidang jasa dari seluruh
daerah akan berkeliling dan meng-install part-part yang belum jadi tersebut. Kuota
pengiriman untuk bulan ini pun terpenuhi lagi. Keuntungan, paling tidak di atas kertas,
akan melimpah.

Point 12: Tumbuhkan Kebanggaan Pegawai


Hilangkan penghalang yang menyusahkan pekerja honorer, dan karyawan di manajemen,
yang merupakan hak mereka sebagai pekerja. Hal ini mengimplikasikan, penghilangan
dari penilaian performansi dan Management By Objective. Sekali lagi tanggung jawab
dari penyelia, manajer dan mandor harus diubah dari penilaian kuantitas menjadi
kualitas.Deming menyatakan bahwa sistem penghargaan yang telah digunakan di banyak
organisasi adalah salah satu penghalang yang membuat mereka kesulitan untuk
mengembangkan budaya ‘win-win’

Point 13: Adakan Program Edukasi


Adakan program edukasi yang baik, yang berkaitan dengan self-improvement bagi setiap
orang. Apa yang dibutuhkan organisasi tidak hanya sumber daya yang cemerlang,
organisasi juga membutuhkan pegawai yang selalu berusaha untuk memperbanyak
ilmunya. Kemajuan dalam posisi yang bersaing akan memberikan awal bagi pengetahuan
mereka.

Point 14: Komitmen dan Tingkah Laku Top Management


Terdapatnya komitmen permanen dari pihak top management untuk selalu meningkatkan
kualitas dan produktivitas yang harus didefinisikan secara jelas dan struktur manajemen
yang dibuat untuk mengambil tindakan yang berkelanjutan untuk selalu memelihara 13
poin yang sebelumnya telah dibahas. Deming menekankan bahwa hal ini harus dilakukan
oleh pihak top management
Perbaikan Berkesinambungan
TQM membutuhkan perbaikan berkesinambungan yang tidak pernah berhenti yang
mencakup orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Dasar filosofi ini adalah setiap
aspek dari operasi perusahaan dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya adalah kesempurnaan
yang tidak akan pernah diraih, tetapi selalu diupayakan.
Walter Shewhart, pelopor manajemen kualitas, mengembangkan sebuah model
lingkaran yang dikenal sebagai Plan-Do-Check-Act (PDAC) yang menurutnya adalah
suatu perbaikan berkesinambungan versinya sendiri. Siklus PDCA diperlihatkan sebagai
sebuah lingkaran untuk menekankan sifat yang terus – menerus dalam proses perbaikan.

Six Sigma
Dipopulerkan oleh Motorola, Honeywell, dan General Electric mengacu pada
suatu program TQM dengan kemampuan proses yang sangat tinggi.
Definisi TQM untuk six sigma adalah sebuah program yang dirancang guna
mengurangi cacat untuk membantu mengurangi biaya, menghemat waktu, dam
meningkatkan kepuasan pelanggan. Six sigma merupakan sebuah sistem yang menyeluruh
suatu strategi, disiplin, dan sekumpulan perangkat untuk memperoleh dan
mempertahankan kesuksesan dalam bisnis. Proyek six sigma yang sukses sangat berkaitan
dengan arah strategi suatu perusahaan. Pendekatan ini diarahkan oleh manajemen, berbasis
pada tim, dan dipimpin oleh para pakar.

Pemberdayaan Pekerja
Pemberdayaan pekerja yaitu memperbesar cakupan pekerjaan pekerja sehingga
tanggung jawab dan wewenang yang ditambahkan akan menjadi bagian dari tingkatan
serendah mungkin dalam organisasi.
Pemberdayaan pekerja berarti melibatkan pekerja pada setiap langkah proses
produksi. Secara konsisten, literatur bisnis menyatakan 85% permasalahan kualiras
terletak pada bahan dan proses, bukan pada kinerja pekerja. Oleh karena itu tugas yang
diperlukan adalah merancang peralatan dan proses yang dapat memproduksi kualitas yang
diinginkan. Hal ini sebaik – baiknya tentu dilakukan dengan melibatkan mereka yang
memahami kelemahan sistem secara luas. Suatu penelitian mrngindikasikan program -
program TQM yang memberikan tanggung jawab kualitas pada pekerja cenderung
mencapai keberhasilan dua kali lipat.
Teknik untuk memberdayakan pekerja termasuk :
1. Membangun jaringan komunikasi yang melibatkab pekerja
2. Membentuk para penyelia yang bersikap terbuka dan mendukung
3. Memindahkan tanggung jawab dari manajer dan staf kepada para pekerja di bagian
produksi
4. Membangun organisasi yang memiliki moral tinggi
5. Menciptakan struktur organisasi formal sebagai tim – tim dan lingkaran – lingkaran
kualitas (sekelompok pekerja yang bertemu secara rutin untuk menyelesaikan
permasalahn berkaitan dengan pekerjaan)

Benchmarking
Benchmarking adalah salah satu isi utama dari program TQM sebuah organisasi.
Benchmarking meliputi pemilihan standar produk, jasa, biaya, atau kebiasaan yang
mewakili suatu kinerja terbaik dari proses atau aktivitas serupa dengan proses. Idenya
adalah untuk mengembangkan suatu sasaran yang akan dicapai untuk membuat sebuah
standar atau benchmark yang dapat dibandingkan dengan kinerja.
Langkah menetapkan benchmark :
1. Menetapkan apa yang akan dijadikan benchmark
2. Membentuk tim benchmark
3. Mengidentifikasi mitra – mitra benchmark
4. Mengumpulkan dan menganalisis informasi benchmark
5. Mengambil tindakan untuk menyamai atau melebihi benchmark

Ukuran – ukuran kinerja khusus yang digunakan dalam benchmark meliputi


persentase cacat, biaya per unit atau pesanan, waktu proses per unit, waktu respons
layanan, imbal hasil investasi, tingkat kepuasan pelanggan, dan tingkat ingatan pelanggan.
Total Pengendalian Kualitas (Total Quality Management = TQM)
Dengan konsep total pengendalian kualitas, maka system pengendalian kualitas
menjadi:
1. Departemen kualitas menjadi hanya coordinator yang akan mempengaruhi kualitas pada
fungsi masing-masing.
2. Masing-masing fungsi dalam organisasi harus mempunyai pedoman pengendalian mutu
yang akan menunjukkan jalan untuk menjaga mutu dalam kinerja.
3. Konsep total pengendalian kualitas mengharuskan Departemen kualitas untuk lebih
menitikberatkan perhatian pada perencanaan dan mengurangi perhatian pada pemeriksaan
dan pengawasan.
4. Pendekatan total kualitas menekankan pencegahan terhadap suatu kesalahan dan
memperkenalkan semua konsep mutu dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan
sehingga masing-masing fungsi akan bertanggung jawab pada mutu pekerjaan.
5. Departemen kualitas menyiapkan semua perangkat untuk menjamin bahwa semua fungsi
di dalam organisasi melaksanakan apa yang diinginkan oleh system pengendalian kualitas.
6. Sebuah program hanya diterapkan ke seluruh bagian dari organisasi di mana program ini
akan menjelaskan bagaimana total pengendalian kualitas harus diselenggarakan,
bagaimana masing-masing individu sadar berperan serta dalam pengendalian kualitas dan
bagaimana pendekatan ini diukur pada masing-masing kinerja.

Pendekatan Deming (W. Edwards Deming)


Kualitas merupakan perbaikan secara berkesinambungan pada sebuah system yang
stabil. Definisi ini menjelaskan 2 hal:
1. Semua system administrasi, perencanaan, produksi dan system penjualan harus stabil yang
dibuktikan dengan data-data statistic. Kestabilan ini dapat dilihat dari angka variansi
(variance) yang tetap dan terjadi pada angka rata-rata yang juga tetap.
2. Perbaikan secara berkesinambungan untuk mengurangi penyimpangan dan mendapatkan
yang lebih baik untuk pemuasan pelanggan.

Biaya Kualitas
Merupakan biaya yang timbul apabila produk tidak dapat memenuhi kepuasan
pelanggan atau terjadi pada waktu proses produksi sedang berjalan.
Biaya total kualitas meliputi antara lain:
1. Biaya pengendalian kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan dan biaya pemeriksaan
dalam penentuan nilai kualitas.
2. Biaya perbaikan kerusakan:
A. biaya internal (pada saat proses produksi sedang berjalan):
· Biaya scrab atau biaya karena produk yang rusak ditolak dan dibuang.
· Biaya rework atau biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan produk yang rusak.
· Biaya down grade atau biaya karena penurunan kualitas.
· Biaya yang timbul karena keterlambatan kerja.
B. biaya eksternal (produk telah selesai dan diserahkan ke pelanggan):
· Biaya warranty atau biaya jaminan
· Biaya yang timbul karena produk ditolak dan dikembalikan oleh pelanggan.
· Biaya pendukung dan pengurusan untuk pemenuhan janji kepada pelanggan.

Total biaya kualitas dapat dikurangi dengan mengawasi hubungan antara biaya
kualitas dan tingkat penyesuaian pada keinginan pelanggan.
1. Jika tingkat penyesuaian tinggi yaitu terbukti dengan tingkat kerusakan yang rendah,
maka biaya kerusakan menjadi rendah tetapi biaya pengendalian kualitas menjadi tinggi.
2. Jika tingkat penyesuaian rendah yaitu terbukti dengan tingkat kerusakan yang tinggi,
maka biaya kerusakan menjadi tinggi dan biaya pengendalian kualitas menjadi rendah.

Rancangan Sistem Pengendalian Kualitas


Langkah-langkah:
1. Titik-titik pada jalur system produksi dimana tempat pemeriksaan dilakukan dengan cara:
 Pada tempat bahan mentah pertama kali datang.
 Pada waktu proses sedang berjalan. Kaitannya dengan biaya penambahan nilai jauh lebih
besar daripada biaya pemeriksaan.
 Pada produk yang sudah selesai menjadi barang jadi.
2. Memutuskan apa jenis pengukuran nilai yang digunakan berdasark
 Pengukuran variable atau skala pengukuran.
 Pengukuran atribut yang menggunakan skala yang dihitung berdasarkan kondisi seperti
baik atau buruk, panas atau dingin, dsb.
3. Memutuskan berapa jumlah produk yang harus diperiksa.
4. Menentukan siapa yang berwenang melakukan inspeksi.

Metoda Pengendalian Kualitas Statistical.


Pengendalian kualitas secara statistika dapat digunakan pada contoh penerimaan
material atau pada pengendalian proses. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara
pengukuran penampilan (attribute) atau dengan cara pengukuran dimensi (variable).

Anda mungkin juga menyukai