DOSEN PENGAMPU :
AHMAD NASIR PULUNGAN, S.Si., M.Sc.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
DEA ESTEFANIA (4193321014)
MUHAMMAD ALI HAMZAHAS (4191121016)
NOVITA NABILLA (4191121008)
RUTH RAMAYANI PASARIBU (4193121044)
WURI CAHYANINGRUM (4193121007)
FISIKA DIK A 2019
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga penulisan Critical Journal Review yang berjudul : “Reason For Different Solubility
Of Alkali Metal Chlorides In Cadmium Nitrate Solution” yang dibimbing oleh Bapak
AHMAD NASIR PULUNGAN, S.Si., M.Sc sebagai dosen pengampu mata kuliah Kimia Umum
dapat penyusun selesaikan.
Dalam proses penyajian makalah ini, penyusun berusaha menyusunnya dengan baik.
Sejumlah sumber digunakan untuk membantu dalam memahami tentang larutan. Terimakasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam menyukseskan penyusunan makalah ini.
Dan penyusun mengharapkan kritik dan saran yang mampu membangun pola pikir yang baik
dan benar.
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kelemahan pada makalah
ini. Sehingga penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Dalam studi kami pada kompleks kadmium klorida kami mencatat bahwa lithium,
natrium, dan sesium klorida memiliki kelarutan yang berbeda pada konsentrasi kadmium
nitrat 0,9 dan 4,1 M. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kelarutan maksimal
garam. Solusi MC (M cadmium nitrate dengan berbagai konsentrasi Li, Na, K, Cs) dalam =
hingga jenuh. Kompleksitas dari sistem multikomponen seperti ini dihasilkan dari
keanekaragaman yang besar dan kemampuan mengubah mikrokomposisi mereka pada
konsentrasi garam yang bervariasi. Diketahui bahwa hidrat kristal yang berbeda [Cd (NO3) 2
9H20, Cd (NO3) 2 4H20, dan Cd (NO3) 2 2.5H20] mengkristal dari larutan kadmium nitrat
posteutektik karena suhu yang ditentukan sebagai konsentrasi kadmium nitrat meningkat,
kelompok sitotaktik yang berbeda secara berurutan mendominasi dalam larutan. Dalam
larutan yang ada, air adalah pelarut, sedangkan larutan pekat, di mana berbagai gugus
cybaticic, dapat dianggap sebagai sistem pelarut campuran. Dalam sistem tersebut,
kombinasi dari kelompok-kelompok sitotaktik yang serupa memainkan peran komponen
pelarut yang terpisah, dan komponen-komponen ini bertambah. Menurut konsep model kami
berada dalam keseimbangan dinamis. Dengan demikian, kelarutan klorida dalam berbagai
konsentrasi kadmium nitrat dan pembentukan kompleks kadmium klorida akan tergantung
pada interaksi preferensialnya dengan pelarut satu sama lain (kelompok sitotoksik tertentu).
Kami mengukur kelarutan MCl dengan metode yang tidak biasa, karena kami menetapkan
diri kita tugas yang berbeda yaitu, untuk menentukan jumlah terbesar klorida, yang dapat
dilarutkan dalam larutan kadmium nitrat dengan konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, kami
menambahkan garam MCl anhidrat ke dalam larutan Cd (NO3)2 dalam porsi dengan
pengadukan terus menerus sampai kristal pertama muncul. Kemudian solusinya disaring, dan
Cd (pembentukan CIO42. Pada konsentrasi kadmium nitrat posteutektik, pemisahan cesium
klorida ditambahkan ke dalam larutan ditekan karena tidak adanya air bersih dalam jumlah
yang mencukupi, dan cesium klorida ada dalam larutan di negara terkait. partikular,
kompleks CdCl2 nH20 dibentuk dalam sistem Cd (NO3) 2-CsCl-H20 Dalam kerangka model
kami, pada konsentrasi posteutektik, perpindahan air yang ditegakkan secara struktural dari
CdCl2 nH20 kristal hidrat kelompok sitotoksik oleh Cs-Cl asosiasi terjadi. Akibatnya,
kompleks CsCdCl3 terbentuk, air dibebaskan, dan kelarutan cesium klorida meningkatkan
CdCl2 nH20 CsCdCl3nH20. Cs-Cl. Berbeda dengan cesium klorida, kelarutan lithium
klorida berkurang dengan meningkatnya konsentrasi kadmium nitrat. Penurunan paling tajam
terjadi di dekat komposisi eutektik larutan Cd (NO3) 2 (2,6 mol / kg H20).
Untuk tujuan ini, kelebihan MCl ditambahkan ke dalam larutan yang sama, dan fase padat
dianalisis. Data mental pengalaman ditunjukkan pada gambar. Pertama-tama mari kita
bandingkan tren kelarutan untuk cesium dan lithium klorida. Garam ini agak berbeda
sifatnya. Li cation adalah ion terhidrasi positif, dan LiCl membentuk beberapa hidrat kristal;
ion Cs, sebaliknya, adalah ion terhidrasi negatif, dan CsCl mengkristal pada saturasi dalam
keadaan anhidrat. Pada konsentrasi kadmium nitrat preeutectic, kelarutan cesium chloride
rendah tetapi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi Cd (NO3) 2. Pembentukan
kompleks klasik terjadi dalam larutan untuk menghasilkan berbagai kompleks kadmium
klorida yang ditandai dengan kelarutan yang sangat rendah dan mengkristal dari larutan tanpa
air Cd2 (H20) 6nClg CdC-2) nH20. + aq. Sebagai akibat dari air formasi kompleks
dibebaskan, yang merupakan alasan untuk meningkatkan kelarutan cesium klorida. Dalam
hal ini, CSNO3 masuk ke fase padat yang mengkristal dari solusi ini. Pada konsentrasi
kadmium nitrat 4,5 mol / kg H20, sebuah tikungan diamati dalam kurva daya larut sesium
klorida, dan kemudian kelarutannya meningkat lagi. Tikungan ini sesuai dengan eutektik
dalam politer kelarutan yang kita ukur sebelumnya untuk 2.5: 1 larutan Cd (NO3) 2: CsCl
Analisis fase padat menunjukkan bahwa kompleks CsCdCl3 mengkristal dari larutan pada
konsentrasi Cd (NO3) 2 yang lebih tinggi dari 4,5 mol / kg H20. Menurut pendapat kami,
setelah eutektik, efek yang ditegakkan secara struktural ditumpangkan pada kompleks acido
klasik.
III. KEUNGGULAN PENELITIAN
Kegayutan atau keterpautan antar elemen dikatakan baik apa bila dari setiap paragraf
dan setiap sub materi yang disajikan merupakan materi yang berkaitan satu sama lain.
Kegayutan pada jurnal ini sudah baik karena materi dari setiap paragraf saling berkaitan.
Contohnya pada bagian pendahuluan jurnal ini, bagian awal tulisan tersebut adalah mengenai
pembelajaran Kimia, permasalahan yang sering terjadi hingga penanggulangan masalahnya.
Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam karya tulis
tersebut yang memiliki kesamaan persis dengan karya tulis lainnya. Begitu pula dengan
jurnal, Sebuah jurnal dikatakan original apabila semua elemen yang ada di dalam jurnal
tersebut terbukti. Salah satu tolak ukur dalam keaslian sebuah jurnal adalah dilihat dari
kutipan dan daftar rujukan. Jurnal ini merupakan jurnal yang original dan asli karena setiap
kutipan yang ada di dalamnya tertulis pada lembar rujukan. Keaslian tersebut di atas
dapat dilihat pula melalui defenisi -defenisi yang ada di dalam jurnal. Setiap defenisi-
defenisi yang dituliskan pada masing-masing jurnal sudah memuat defenisi simpulan atau
defenisi yang dibuatnuya sendiri berdasarkan rujukan defenisi dari para ahli yang sudah
dituliskan sebelumnya. Misalnya pada jurnal ini, hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya
daftar rujukan mengenai defenisi mengenai Larutan.
Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan
ilmu, jurnal ini sesuai dengan perkembangan ilmu, yaitu ilmu pendidikan di kalangan
mahasiswa, karena tiap mahasiswa mempunyai pemahaman yang berbeda-beda dan terus
berubah-ubah sesuai dengan kemajuan zaman, maka dikembangkanlah jurnal mengenai topik
bahasan tersebut, maka dari itu jurnal ini dikatakan mutakhir.
Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana mengetahui kaitan
materi pembelajaran dengan contoh nyata fenomena alam dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian juga megangkat kemampuan berpikir kreatif pada siswa.
3.4. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian
Dari jurnal yang saya baca ini kohesinya sudah cukup baik materinya cukup singkat.
Karena penelitian ini berbentuk jurnal bukan e-book. Jadi penulis memaparkan isi dengan
singkat disetiap judulnya, dan mengembangkan point-point kecil yang penting untuk dikaji.
Materi yang dibahas dalam jurnal mudah dipahami karena penulis langsung menuliskan isi
dari permasalahan yang dituju tidak terlalu banyak defenisi (koherensi).
IV. KELEMAHAN PENELITIAN
Pada dasarnya pembahasan dari jurnal ini sudah terkait. Jurnal ini misalnya,
kegayutan yang kurang baik ada pada bagian pendahuluan paragraf kedua,mengenai
pengalaman pembimbing yang tidak disebutkan pengalaman pembimbing yang mana. Hal itu
saja menurut saya yang menjadi kekurangan dari kegayutan antar elemen jurnal.
Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan
ilmu, penggunaan contoh-contoh di dalamnya terkini dan aktual, dan menggunakan rujukan
baru. Kelemahan kemutakhiran dalam jurnal ini terdapat pada bagian rujukan jurnal. Hal
tersebut saya katakan karena jurnal ini menggunakan buku lama sebagai rujukannya.
Kohesi dan koherensi di dalam jurnal ini cukup baik. Pada kalimat-kalimatnya penulis
menjelaskan atau menuliskan penjelasan mengenai istilah asing di dalam kurung dan
memiringkan istilah asing tersebut, sehingga pembaca mengerti dengan jelas apa yang
dituliskan oleh penulis jurnal, begitu pula secara keseluruhan jurnal. Pada jurnal kegayutan
antar elemen jurnal ini sudah baik, namun hal yang menjadi kelemahan adalah pada
banyaknya pengunaan kata tersebut untuk menggantikan kata atau kalimat yang hendak
diutarakan penulis.
V. IMPLIKASI TERHADAP
5.1. Teori
Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan dalam jurnal ini seorang pembaca maupun
reviewer akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih luas mengenai larutan
pemahaman teoritis sampai mendapatkan contoh aplikatif dalam penelitian yang disampaikan
jurnal ini.
Adapun implikasi atau hubungan penelitian ini terhadap teori adalah yaitu dengan
adanya penelitian-penelitian seperti ini maka akan dapat menambah keapikan atau kebaikan
dalam pembangunan yang ada. Dan penelitian ini juga dapat mengembangkan pembangunan
dan menambah kemakuran dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat, dan dengan
seiringnya berkembangnya pengetahuan-pengetahuan yang terbit atau muncul dari penemuan
penemuan atau penelitian yang baru yang dikembangkan dari penelitian ini.
Implikasi atau hubungan yang saya dapatkan pada jurnal ini yaitu adalalah salah
satunya implikasi terhadap pembangunan terhadap indonesia yaitu dengan adanya penelitian
semacam ini maka akan membantu mewujudkan perkembangan dan kemajuan pembangunan
serta perekonomian dan kemakmuran yang ada di negara kita, sebagaimana yang kita ketahui
bahwa negara kita adalah negara yang memiliki kebutuhan yang tinggi dalam pembuatan
bahan kimia seperti pembuatan laturan kimia, sabun dan obat-obatan.
Jurnal ini menerangkan permasalahan dan pemecahan masalah yang sekiranya terjadi
dalam penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah ataupun jurnal ini bisa menjadi
rujukan untuk sekolah keguruan lainnya berdasarkan hasil penelitian yang telah di jabarkan
dalam jurnal ini. Sehingga jurnal ini layak di gunakan oleh pendidik sebagai salah satu
referensi untuk memiliki tujuan dan arah yang konkrit dalam pelaksanaan penerapan desain
sistem pembelajaran pengembangan bahan ajar melalui hal-hal pendukung yang sudah
dijabarkan di dalam jurnal. Secara tidak langsung dengan kritik jurnal ini mahasiswa telah
meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam pengetahuan dan menganalisis suatu
permasalahan. Selain itu dengan memahami point demi point dapat dijadikan sebagai
pegangan dalam menulis karya ilmiah yang nantinya diharapkan agar mahasiswa dapat
membuat jurnal penelitian yang sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
Saran yang dapat diajukan untuk jurnal ini sebenarnya sudah terdapat pada kelemahan
jurnal yang dijabarkan di atas. Adapun sarannya yaitu agar penulis memutakhirkan rujukan,
memperbaiki kaidah kebahasaan dan kesalahan-kesalahan kata pada jurnal, sehingga jurnal
yang diterbitkan selanjutnya memiliki kualifikasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA