Anda di halaman 1dari 4

7 Amalan Yang Pahalanya Terus Mengalir Meski Pelakunya Telah

Wafat
Sebagaimana Rasulullah dalam hadits riwayat Muslim bersabda: “Jika seseorang
meninggal dunia, maka terputuslah amal ibadahnya kecuali tiga perkara, yaitu amal kebaikan, ilmu
yang bermanfaat, serta anak yang shalih.” Maka dari hadits tersebut, bisa disimpulkan, bahwa tiga
hal yang disebutkan dalam hadits tersebut terdiri dari banyak amalan-amalan yang jika dilakukan,
pahalanya akan terus mengalir meski pelakunya telah meninggal.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Shallalllahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Tujuh amalan yang pahalanya mengalir bagi seorang hamba meski dia telah
dimakamkan di kuburan. 1. Mengajarkan ilmu. 2. Mengalirkan sungai. 3. Menggali sumur. 4.
Menanam pohon kurma. 5. Membangun masjid. 6. Mewariskan (mewakafkan mushhaf al Qur’an).
7. Meninggalkan anak yang memohonkan ampunan untuknya setelah ia wafat.
HR. Al Bazzar dalam musnadnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’
no:3596.
Marilah kita pelajari 7 amalan tersebut, lalu kita amalkan agar kita meraih pahala terus
menerus hingga meskipun kita telah wafat dan dikubur di pemakaman.

Pertama : Mengajarkan ilmu.


Kalau Allah menyebut ilmu dalam Al Qur’an, maka yang dimaksud adalah ilmu agama.
Misalnya :Firman Allah yang artinya, “Allah mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu
beberap derajat”. QS. Al Mujadilah : 11. Begitu pula bila Rasulallah menyebutkan ilmu, maka
yang dimaksud adalah ilmu agama. Misalnya, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap
muslim” Dan tentunya setiap orang yang mau mengajarkan suatu ilmu, dia mesti belajar terlebih
dahulu. Sebagaimana Sabda Rasulullah yang artinya, Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al
Qur’an dan mengajarkannya.
Maka ilmu yang paling utama adalah agama yang berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits.
Hingga Rasulallah bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya,
Allah akan fahamkan dia tentang agamanya”. Karena dengan ilmu agama, kita jadi mengetahui
siapa yang kita ibadahi dan bagaimana cara kita beribadah kepada-Nya. Dengan ilmu agama, kita
mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil, mana jalan yang mengantarkan ke surga dan
mana jalan yang mengantarkan ke neraka. Maka mengajarkan ilmu itu sangat besar pahalanya,
bahkan pahala tersebut terus mengalir meski orangnya telah meninggal dunia, meskipun yang kita
ajarkan dianggap remeh, misal mengajar iqra’ dan semisalnya dan meskipun kita hanya mengajar
kepada satu dua orang, dan walaupun kita hanya mengajar anak-istri kita sendiri. Rasulallah
bersabda, “Sampaikanlah (ilmu) dariku walau Cuma satu ayat”. Dan termasuk kategori
mengajarkan ilmu adalah menyebarkan ilmu melalui majalah, radio, pengajian, buku dan lain
sebagainya.

Kedua : Mengalirkan sungai


Maksudnya adalah membuat aliran air dari sumber mata air atau dari sungai agar sampai
ke tempat perkampungan atau ke lahan pertanian, perikanan maupun peternakan.
Maka pihak yang berperan dalam tersalurnya air untuk kebutuhan kaum muslimin, baik dalam
bentuk air bersih untuk konsumsi manusia maupun air untuk keperluan pertanian, perikanan dan
lainnya, maka pahalanya akan mengalir terus sesuai dengan mengalirnya air tersebut walaupun dia
telah wafat.

Ketiga : Menggali sumur


Air sangat penting bagi kehidupan semua makhluk, manusia, hewan dan tetumbuhan tidak
bisa hidup tanpa air. Karena itu, upaya memberi air kepada pihak lain, hingga kepada hewan
sekalipu dalam islam sangat dihargai. Bahkan seorang muslim bisa terus mendapatkan pahala
walau dia telah wafat bila air tersebut masih bermanfaat. Renungkanlah kisah berikut ini.
“Dahulu ada seorang laki-laki yang sedang berjalan, dia merasakan kehausan yang sangat, lalu dia
turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan
lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata, ‘Anjing ini kehausan seperti diriku.’
Maka dia mengisi sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia naik dan memberi
minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.” Para sahabat bertanya,
“Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?” Beliau menjawab, “Pada setiap
hati yang basah terhadap pahala.” Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah bersabda, Apalagi kalau kita membuat sumur yang airnya bermanfaat bagi
manusia yang beriman, tentu pahalanya lebih besar lagi.
Keempat : Menanam pohon kurma.
Walau disini disebutkan pohon kurma, namun ini bukan pembatasan pada pohon kurma
saja, yang penting pohon yang bermanfaat. Disebutkan pohon kurma, karena itu sebaik-baik dan
seutama-utama pohon. Menanam pohon dalam islam sangat dianjurkan diantara hadits yang
berkaitan dengan hal ini adalah :
‫ وما‬، ‫ ) ما من مسلم يغرس غرسا ً إال كان ما أكل منه له صدقة‬: ‫ قال رسول صلى هللا عليه وسلم‬: ‫عن جابر رضي هللا عنه قال‬
148)‫ (رواه مسلم‬. ( ‫ وال يرزؤه أحد إال كان له صدقة‬، ‫)سرق منه له صدقة‬
Dari Jabir bin Abdillah, Rasulallah bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam suatu
tanaman melainkan apa yang dimakan (oleh apa saja) darinya maka itu baginya adalah shadaqah,
dan apa yang dicuri darinya adalah shadaqah, dan yang berkurang (karena sebab apapun) adalah
shadaqah”. HR. Muslim 148.
Ini sebagai hiburan yang menanam apa saja yang bermanfaat. Bukan berarti mereka tidak perlu
menjaga dan merawat tanamannya, Syaikh Al Utsaimin menjelaskan, bahwa seseorang tetap harus
merawatnya, menjaganya dan bila ada pencuri tetap harus ditangkap. Ini sebagai dalil bahwa hal-
hal yang dimanfaatkan oleh apa saja, manusia ataupun yang lain, maka pemiliknya mendapatkan
pahala shadaqah meskipu dia tidak berniat shadaqah. Apalagi kalau ia berniat shadaqah, maka
pahalanya besar.
Bagi sebagian orang menanam pohon hanya untuk kepentingan pribadi. Sehingga
seringkali banyak tanaman pohon yang tidak terawat bahkan mati. Padahal jika memahami, pohon
adalah bagian dari hidup kita. Ia mampu memberikan keteduhan terhadap orang yang sedang
kepanasan karena tersengat terik matahari, ia juga mampu menghasilkan oksigen yang dibutuhkan
manusia, ia juga mampu untuk melindungi kita dari banjir.

Kelima : Membangun Masjid


Masjid adalah tempat yang paling mulia di muka bumi ini, sebagai syiar islam yang paling
agung. Sebagai tempat ditunaikannnya berbagai macam ibadah dan tempat berkumpulnya kaum
muslimin secara rutin. Maka barangsiapa yang berperanserta dalam pembangunannya dengan
harta yang halal dengan niat ikhlas maka pahalanya mengalir, selagi masjid tersebut masih dipakai
beribadah.
‫عليه‬ ‫متفق‬ » ‫الجنة‬ ‫في‬ ‫بيتا‬ ‫له‬ ‫هللا‬ ‫بنى‬ ‫هللا‬ ‫وجه‬ ‫به‬ ‫يبتغي‬ ‫مسجدا‬ ‫بنى‬ ‫من‬ .
“Barangsiapa yang membangun masjid dalam rangka mencari wajah Allah maka Allah akan
membangun rumah baginya di dalam surga”.

Keenam : Mewariskan (mewakafkan mushhaf al Qur’an).


Membaca, mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an memiliki keutamaan tersendiri. Bila
membaca satu huruf saja diberi pahala 10 kebaikan, maka membantu menyediakan Al Qur’an juga
berpahala sangat besar, bahkan mengalir terus selagi Al Qur’an tersebut masih dibaca dan
dipelajari serta diamalkan isinya.

Ketujuh : Meninggalkan anak yang memohonkan ampunan untuknya setelah ia wafat.


Mendidik anak hingga menjadi anak yang shalih, yang bisa berdoa dan memohonkan
ampunan untuk orang tuanya adalah kewajiban orang tua itu sendiri. Mendidik dan mengajar
tentang kewajibannya sebagai manusia adalah kewajiban yang bila menghasilkan anak yang
shalih, maka dia akan mendapat aliran pahala. Maka utamakanlah dan nomersatukanlah
pendidikan agama yang benar hingga penerapannya bagi anak-anak kita, agar kita tidak menjadi
sebab rusak dan sesatnya anak-anak kita.

AMALAN MANA YANG SUDAH KITA KERJAKAN?

Anda mungkin juga menyukai