Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA MAHASISWA

KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN


L6–TRANSFORMATOR

A. JUDUL : Transformator
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari praktikum ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh jumlah lilitan terhadap rugi teras suatu
transformator?
2. Bagaimana pengaruh jumlah lilitan terhadap efisiensi transformator?
C. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Untuk mengidentifikasi pengaruh jumlah lilitan terhadap rugi teras
suatu transformator
2. Untuk mengidentifikasi pengaruh jumlah lilitan terhadap efisiensi
transformator
D. Kajian Teori
Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi- elektromagnet.
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga
listrik memungkinkan terpilihnya tenaga yang sesuai, dan ekonomis
untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi
dalam pendistribusian listrik jarak jauh.

N1 N2
A1 A2
~ V1 V2 X
Gambar 1. Transformator
Sumber : Sumber : Buku Panduan Praktikum

Dengan A1 =arus input, A2 = arus output, V1 = tegangan input,


V2 = tegangan output, N1 = jumlah lilitan primer, N2 = jumlah lilitan
sekunder.
Sebuah kumparan yang dialiri arus akan memiliki sifat
kemagnetan. Sitat ini semakin kuat jika kedalamnya dimasukkan besi
lunak sebagai intinya (teras trafo). Prinsip kerja transformator adalah
jika yang mengalir ke dalam kumparan arus bolak-balik, maka letak
kutub-kutub utara dan selatan akan berubah bergantian. Akibatnya,
medan magnet di sekitar kumparan selalu berubah-ubah.
Pada transformator kumparan pertama yang dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik, kita sebut kumparan primer.
Sedangkan yang dihubungkan dengan beban (resistor, lampu, dan
sebagainya) disebut kumparan sekunder. Karena kumparan primer
dihubungkan dengan tegangan bolak-balik, maka oleh kumparan
primer ditimbulkan medan magnet yang selalu berubah-ubah. Medan
magnet yang sebagian besar masuk ke dalam kumparan sekunder
berubah-ubah pula. Berdasarkan hukum Faraday, akan timbul GGL
induksi yang arahnya bolak-balik.
Apa yang terjadi jika kumparan primer dihubungkan dengan
tegangan tetap, misalnya tegangan kutub-kutub aki? Pada kumparan
primer timbul medan magnet yang tetap. Sebagian medan magnet ini
masuk ke dalam kumparan sekunder dan besarnya juga tetap. Oleh
sebab itu, pada kumparan sekunder tidak akan terjadi GGL induksi.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa transformator
dapat digunakan pada tegangan bolak-balik. Berdasarkan jumlah
lilitan primer dan skunder ada dua jenis transformator:
a. Transformator step-up

Jika jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak dari pada


kumparan primer, maka akan dihasilkan tegangan sekunder
yang lebih besar daripada tegangan primer. Transformator step-
up merupakan transformator untuk menaikkan tegangan

b. Transformator step-down
Jika jumlah lilitan kumparan sekunder lebih sedikit daripada
kumparan primer, maka akan dihasilkan tegangan sekunder yang
lebih kecil daripada tegangan primer. Transformator step-down
merupakan transformator untuk menurunkan tegangan.

Besar GGL induksi sebanding dengan jumlah lilitan sehingga kalau


tegangan kumparan primer VP dan tegangan kumparan sekunder VS,
maka secara ideal berlaku persamaan:

VS N
 S
VP NP

Berdasarkan hukum kekekalan energi bahwa jumlah energi listrik


yang masuk ke dalam kumparan primer sama besar dengan jumlah
energi listrik yang keluar dari kumparan sekunder. Trafo yang ideal
adalah trafo yang hampir tidak mempunyai kerugian daya, hal ini
berarti bahwa daya yang diberikan pada kumparan primer akan sama
besar dengan daya yang dikeluarkan pada kumparan sekunder,
dirumuskan:

V P I P  VS I S

Transformator yang sedang kita gunakan terasa hangat bahkan


kadang-kadang cukup panas jika kita sentuh dengan tangan. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian dari energi listrik ada yang terbuang
menjadi kalor. Jadi, energi listrik yang keluar dari transformator
lebih kecil daripada energi listrik yang masuk ke dalam
transformator.

Jika energi listrik yang masuk ke dalam .transformator kita


nyatakan dengan WP dan energi listrik yang keluar dari
transformator kita nyatakan dengan WS; maka WS lebih kecil
daripada WP.
Efisiensi transformator (  ) dinyatakan dalam prosentase

Energi listrik yang keluar tramsformator


sebagai berikut:    100%
Energi listrik yang masuk tramsformator

WS P V I
  100%  S  100%  S S  100%
WP PP VP I P

Untuk transfomator idel mempunyai efisiensi 100%, tetapi pada


kenyataannya kurang dari 100%, sebab ada sebagian energi yang
terdisipasi dalam bentuk panas ke lingkungan, panas ini
ditimbulkan oleh arus Eddy yang disebut arus pusar.

E. Hipotesis
Dari rumusan masalah diatas maka hipotesis atau dugaan
sementara dari percobaan ini yaitu:
1. Jika jumlah lilitan sekunder lebih banyak maka rugi teras (core
losses) akan semakin besar.
2. Jika jumlah lilitan sekunder lebih banyak maka nilai efisiensi
transformator akan semakin besar.
F. Alat dan Bahan
1. Alat
Power supply 1 buah
Kabel Penghubung 1 buah
Multimeter analog 1 buah
Multimeter digital 1 buah
2. Bahan
Kumparan 250 1 buah
Kumparan 500 1 buah
Kumparan 1000 1 buah
Lampu 1 buah
G. Rancangan Percobaan

Gambar 2. Rancangan Percobaan Transformator


Sumber : Buku Panduan Praktikum
Keterangan : A1 =arus input
A2 = arus output
V1 = tegangan input
V2 = tegangan output
N1 = jumlah lilitan primer
N2 = jumlah lilitan sekunder

H. Variabel dan Devinisi Operasional


1. Variabel Manipulasi : Jumlah lilitan pada trafo step up dan step down
Definisi Operasional : Jumlah lilitan pada trafo step up Np sebesar 250
lilitan; Ns sebanyak 500 lilitan dan 1000, jumlah
lilitan pada trafo step down Np sebanyak 1000
lilitan ; Ns sebanyak 500 lilitan dan 250 lilitan.
2. Variabel Kontrol : Tegangan
Definisi Operasional : Menggunakan tegangan sebesar 9 V
3. Variabel Respon : IP, IS, VP, VS
Definisi Operasional : Pada percobaan ini nilai yang dihasilkann yaitu :
IP, IS, VP, VS

I. Langkah Kerja
1. Rangkai alat seperti gambar
2. Menyalakan power supply dengan miliampere AC pada Ap.
3. Tutup Sp dan Ss
4. Mengukur tegangan dan kuat arus sesuai pembacaan Ap, Vp , As,
dan Vs
5. Mengatur tegangan inputnya yaitu sebesar 12 V dengan jumlah
lilitan primer trafo regulator 2 kali.
6. mengulangi langkah 1 sampai 4 untuk memanipulasi Ns.

J. Alur

Power Supply
- Dinyalakan dengan miliampere AC pada Ap.
- Ditutup Sp dan Ss nya
- Diukur tegangan dan kuat arus sesuai pembacaan Ap, Vp ,
As, dan Vs
- Diatur tegangan inputnya sebesar 12 V dengan memvariasi
jumlah lilitan primer trafo regulator 2 kali.
- Diulangi 4 langkah sebelumnya untuk memanipulasi Ns.
Hasil

K. Tabel
Tabel 1. Hasil percobaan rugi teras step up
V1 I1 P1 V2 I2 P2 Rugi
teras
(watt)

Tabel 2. Hasil percobaan rugi teras step down


V1 I1 P1 V2 I2 P2 Rugi
teras
(watt)

Tabel 3. Hasil percobaan efisiensi step up


V1 I1 P1 V2 I2 P2 ∆P Efisiensi
(ƞ)

Tabel 4. Hasil percobaan efisiensi step down


V1 I1 P1 V2 I2 P2 ∆P Efisiensi
(ƞ)

L. Daftar Pustaka
Giancoli, 1998, Fisika, Ed.5 Jilid 2, Erlangga, Jakarta
Halliday, Resnick, 1984, Fisika, Ed.3 Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Supramono Eddy, dkk. 2003. Fisika Dasar II. Malang : JICA-Universitas
Negeri Malang (UM).

Tripler, 1988, Fisika untuk Sains dan Teknik, Ed.3 Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Zuhal, 1991,Dasar Tenaga Listri.Hal 16 . Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai