Aavbcc
Aavbcc
JUDUL PROGRAM
Visiovein: Solusi Pencegahan Komplikasi Medis dalam Tata Laksana Akses Vaskular
BIDANG KEGIATAN:
PKM-KARSACIPTA
Diusulkan oleh:
i
PENGESAHAN USULAN PKM-KARSACIPTA
Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, Ketua Pelaksana Kegiatan
dan Alumni Fakultas Kedokteran UGM
ii
DAFTAR ISI
Ringkasan ...................................................................................................................…… v
Lampiran
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
RINGKASAN
Akses vaskular vena pada vena merupakan hal dasar yang harus dilakukan pada pasien
baik di rumah sakit maupun pada pasien rawat jalan. Enam puluh persen pasien yang dilakukan
rawat inap mendapatkan terapi cairan melalui infus. Pemberian terapi cairan intravena
merupakan suatu keharusan untuk di berikan pada pasien yang mengalami kehilangan darah
atau kehilangan cairan, gangguan kesadaran, dan dehidrasi. Pada kondisi emergency misalnya
pada pasien dehidrasi, stres metabolik berat yang menyebabkan syok hipovolemik, asidosis,
gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DBD), luka bakar, syok hemoragik serta trauma,
infus dibutuhkan dengan segera untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Melihat betapa pentingnya prosedur akses vaskular, prosedur pemasangan vena yang
aman dan tepat sangat dibutuhkan. Terlebih dengan pola vena dalam jari atau tangan berada
pada tempat yang tidak nampak dengan penglihatan biasa atau dengan cahaya tampak.
Sehingga insidensi yang membahayakan pasien selama prosedur akses vaskular sangat
mungkin terjadi. Salah satu akibat dari terjadinya kesalahan dalam memasukkan tabung cairan
ke dalam vena adalah terjadi kerusakan dinding vena lalu menyebabkan keluarnya sel darah
merah ke luar sel/ekstravasasi. Akibatnya adalah pembengkakan pada area akses vaskular.
Selain itu dapat pula terjadi inflamasi/peradangan pada jaringan ikat longgar pada area akses
vaskular.
Maka, tujuan dari program kreativitas adalah membuat sebuah piranti yang mampu
menunjukkan gambaran pembuluh darah vena perifer pada tubuh dengan aman dan tepat yang
kami beri nama Visiovein.
Visiovein adalah menemukan jalur intravena dengan memancarkan sinar infra
merah dengan frekuensi tertentu. Cahaya infra merah dengan panjang gelombang tertentu dapat
menembus permukaan kulit dan dapat diserap oleh hemoglobin sehingga pembuluh intravena
tersebut terlihat dan membentuk jalur pada tangan. Sehingga dapat dengan mudah dilihat
dengan kasat mata.
Visiovein dirancang untuk dapat membantu proses akses vaskular pada tubuh secara
real time.sehingga proses akses vaskular dapat dilakukan dengan aman dan tepat. Diharapkan
dengan adanya alat ini maka angka kesalahan pada tata laksana akses vaskular dapat dikurangi.
Sehingga, menurunkan risiko komplikasi pada pasien, serta waktu dan pelayanan yang
digunakan akan semakin singkat serta efektif.
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akses vaskular vena pada vena merupakan hal dasar yang harus
dilakukan pada pasien baik di rumah sakit maupun pada pasien rawat jalan
(Tagalakis et. al., 2002). Akses vaskular sering digunakan dalam prosedur
pemberian cairan intravena dan transfusi darah. Aprilin (2011) mengatakan
bahwa 60 % pasien yang dilakukan rawat inap mendapatkan terapi cairan
melalui infus. Infus cairan intravena (Intravenous fluids infution) adalah
pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam
pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau
zat-zat makanan dari tubuh. Pemberian cairan intravena adalah pemberian
cairan dengan tabung yang dimasukkan ke dalam vena untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Selain itu juga dapat digunakan sebagai
jalur untuk memasukkan obat-obatan, memantau keadaan hemodinamik pasien
dan mempertahankan fungsi jantung serta ginjal. Pemberian terapi cairan
intravena merupakan suatu keharusan untuk di berikan pada pasien yang
mengalami kehilangan darah atau kehilangan cairan, gangguan kesadaran, dan
dehidrasi. Pada kondisi emergency misalnya pada pasien dehidrasi, stres
metabolik berat yang menyebabkan syok hipovolemik, asidosis, gastroenteritis
akut, demam berdarah dengue (DBD), luka bakar, syok hemoragik serta trauma,
infus dibutuhkan dengan segera untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang
(Zainuri et al., 2012). Obat yang diberikan secara intravena memasuki aliran
darah secara langsung dan diabsorbsi lebih cepat daripada pemberian obat lain.
Karenanya obat diberikan secara intravena bila diperlukan efek cepat, atau bila
obat terlalu mengiritasi jaringan tubuh bila diberikan dengan cara lain.(Harahap,
2012).
Melihat betapa pentingnya prosedur akses vaskular, prosedur
pemasangan vena yang aman dan tepat sangat dibutuhkan. Terlebihdengan pola
vena dalam jari atau tangan berada pada tempat yang tidak nampak dengan
penglihatan biasa atau dengan cahaya tampak. Sehingga insidensi yang
membahayakan pasien selama prosedur akses vaskular sangat mungkin terjadi.
Berikut adalah contoh kasus karena kesalahan akses vaskular:
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah adalah bagaimana membuat sebuah piranti yang
mampu menunjukkan gambaran pembuluh darah vena perifer pada tubuh
dengan aman dan tepat. Hasil modulasi panjang gelombang sinar infra merah
disesuaikan sedemikian rupa sehingga dapat diserap oleh hemoglobin. Apabila
disinarkan pada tubuh, maka akan terlihat pola jalur vena yang akan dilakukan
akses vaskular. Diharapkan ini dapat meningkatkan produktivitas kerja dan
memaksimalkan pelayanan kesehatan.
C. Tujuan
1. Membuat sebuah piranti yang mampu menunjukkan gambaran jalur vena
pada tubuh.
2. Membuat sebuah piranti yang sinarnya dapat diserap oleh hemoglobin
sehingga dapat menunjukkan pola vena pada tubuh.
3. Membuat piranti yang mampu membantu tenaga medis dalam proses akses
vaskular dengan aman dan tepat.
D. Luaran Yang Diharapkan
Tercipta sebuah piranti yang dapat menunjukkan gambaran jalur vena
pada tubuh secara real time sehingga proses akses vaskular dapat dilakukan
dengan aman dan tepat.
E. Manfaat
Visiovein dirancang untuk dapat membantu proses akses vaskular pada
tubuh secara real time.sehingga proses akses vaskular dapat dilakukan dengan
aman dan tepat. Diharapkan dengan adanya alat ini maka angka kesalahan pada
tata laksana akses vaskular dapat dikurangi. Sehingga, menurunkan risiko
komplikasi pada pasien, serta waktu dan pelayanan yang digunakan akan
semakin singkat serta efektif.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Jalur intravena
Intravena artinya adalah ‘dalam vena’. Penggunaan istilah intravena
biasanya digunakan dalam proses pemberian obat atau cairan melalui jarum
atau alat yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena. Melalui jalur
intravena kita dapat mengakses suplai darah dengan cepat (Vorvick, 2014).
Beberapa penggunaan jalur intravena dalam dunia medis adalah untuk (1)
pemberian cairan dalam proses penggantian cairan tubuh, (2) pemberian nutrisi
secara intravena apabila, (3) proses transfusi darah dan (4) pemberian obat
apabila tidak dapat dilakukan secara oral.
Vena digunakan sebagai pembuluh utama dalam akses vaskuler karena
karakteristiknya yang berada di permukaan dan tidak berdenyut. Vena yang
direkomendasikan untuk dilakukan aksesnya diantaranya adalah vena pada area
anterior tangan (contoh: V. Cephalica, V. Basilica), pada area kaki (contoh: V.
saphena, V. dorsalis pedis), dan pada area kepala (contoh: V. Superficialis
Temporalis) (Department of Health Australia, 2014).
3. Infra Red
Pada alat ini, sinar inframerah merupakan sinar yang akan digunakan
sebagai cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang akan digunakan
sebagai pencitra dari vena perifer dalam tubuh.
5
4. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah sistem seperti komputer yang mempunyai
tugas dan fungsi khusus yaitu untuk mengontrol kinerja suatu sistem yang
dikemas dalam IC. Fungsi khusus tersebut ditulis dalam sebuah program yang
ditanamkan di dalam mikrokontroler yang dapat ditulis dan dihapus dengan cara
khusus. Mikrokontroler mempunyai komponen seperti pada komputer yaitu
CPU, RAM, ROM dan port I/O namun
dengan kapasitas yang lebih kecil serta hemat
Gambar 2. Mikrokontroler
daya.
Dalam rancangan ini kami menggunakan
mikrokontroller Atmel AVR. Atmel AVR
adalah jenis mikrokontroler yang paling
sering dipakai dalam bidang elektronika dan
Gambar 6. Mikrokontroler instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini
memiliki arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computing) delapan bit, di
mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16 bits word) dan sebagian
besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu ) siklus clock. Pada Visiovein
mikrokontroler akan memproses keadaan alat dan menampilkannya di LCD.
5. LCD display/Monitor
Monitor LCD merupakan perangkat
keras yang digunakan sebagai alat output
data secara grafis pada sebuah komputer
yang jenis media tampilan bahannya
menggunakan kristal cair. LCD yang
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Studi Literatur
Sebagai langkah awal dalam pembuatan piranti ini, maka akan
dilakukan studi literatur. Studi ini dilakukan untuk mencari data-data, artikel,
jurnal, buku dan referensi lain yang berhubungan dengan konsep infra merah,
penyerapan cahaya oleh pembuluh vena, dan kemampuan cahaya infra merah
menembus kulit. Kemudian akan dilakukan konsultasi dengan pakar bidang
elektronika dan bidang kesehatan untuk mendapat informasi tambahan.
B. Perancangan Sistem
Cara kerja dari Visiovein untuk menemukan jalur intravena adalah
dengan memancarkan sinar infra merah dengan frekuensi tertentu. Cahaya infra
merah dengan panjang gelombang tertentu dapat menembus permukaan kulit
dan dapat diserap oleh hemoglobin sehingga pembuluh intravena tersebut
terlihat dan membentuk jalur pada tangan. Sehingga dapat dengan mudah dilihat
dengan kasat mata.
7
C. Implementasi Alat
Piranti ini kami implementasikan untuk mempermudah praktisi
kesehatan dalam menentukan letak intravena. Sehingga dengan dapat dilihatnya
intravena secara kasat mata, para praktisi kesehatan dapat dengan mudah
melakukan akses vaskular. Serta pasien akan merasa tenang karena pembuluh
intravena terlihat jelas dan yakin para praktisi kesehatan tidak melakukan
kesehatan.
8
D. Evaluasi Alat
Setelah proses implementasi dan uji coba Visiovein maka tahap
selanjutnya adalah proses evaluasi Visiovein secara keseluruhan. Evaluasi
tersebut dilakukan untuk memperoleh kesimpulan dari data dan hasil yang
didapat setelah dilakukan percobaan di lapangan. Dari kegiatan evaluasi ini
diharapkan segala kekurangan dari Visiovein dapat diperbaiki sehingga dapat
bekerja secara sempurna dan memiliki road map kedepan untuk dilakukan
pengembangan sistemnya.
9
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Rancangan Biaya
B. Jadwal Kegiatan
Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Mempersiapkan
komponen-
komponen yang
dibutuhkan
2. Perancangan
sistem
perangkat keras
3. Perancangan
sistem
perangkat lunak
4. Uji Coba
Sistem
5. Evaluasi Awal
6. Revisi Sistem
7. Evaluasi akhir
sistem kontrol
yang dibuat
10
DAFTAR PUSTAKA
Aprilin Heti. 2011. Hubungan Perawatan Infus dengan Terjadinya Flebitis pada
Pasien yang Terpasang Infus di Puskesmas Krian Sidoarjo. Jurnal
Keperawatan. Vol. 1 (1)
Kemalasari dan Fitron MN. 2006. Analisis Sinyal Pulse Oximetry dengan Metode
FFT. IES
Tagalakis Vicky, Kahn SR, Libman Michael, Blostein Mark. 2002. The
Epidemiology of Peripheral Vein Infusion Thrombophlebitis: A Critical
Review, The American Journal of Medicine, vol. 113
Zainuri A, Santoso DR, Muslim MA. 2012. Monitoring dan Identifikasi Gangguan
Infus Menggunakan Mikrokontroler AVR. Jurnal EECCIS. Vol. 6 (1)
11
12
13
14
15
16
17
1. Peralatan Penunjang
Harga
Justifikasi
Material Kuantitas Satuan Keterangan
Pemakaian
(Rp)
Chager battery IMAX Mencharge catu 775.000
1
B6-AC daya (battery)
Komponen elektronis
Bahan pembuatan
pendukung (resistor, - 300.000
rangkaian elektronik
transisor, capasitor)
Tempat rangkaian
Pcb fiber 1 73.000
elektronis
Solder Mencairkan tenol 2 50.000
Penyambung antar
Tenol 1 90.000
komponen
Atraktor Mengambil tenol 1 45.000
Mengukur Volt,
Multimeter Digital 1 350.000
Arus
Mencengkram
Tang jepit 1 40.000
komponen
Untuk memotong
Tang potong 1 50.000
kabel
Untuk melubangi
Bor tangan 1 300.000
case
Mengencangkan
Obeng 1 50.000
sekrup
Untuk mengukur
Lux meter digital 1 1.200.000
intensitas cahaya
Harga
Kuantit
Material Justifikasi Pemakaian Satuan Keterangan
as
(Rp)
Arduino Mega ADK Unit pemroses utama 3 1.068.000
Untuk mengeluarkan
LED Infrared 400 1.500
sinar infra merah
Untuk mengetahui
Sensor tegangan 3 137.000
tegangan baterai
Arduino Graphic
Media menampilkan data 3 755.000
LCD
Acrylic Untuk membuat box alat 1 435.000
Kap lampu berdiri
Untuk metetakkan alat 3 370.000
fleksibel
Baterai Lipo 850mAh Untuk sumber daya alat 3 250.000
3. Perjalanan
Harga
Justifikasi
Material Kuantitas Satuan Keterangan
Perjalanan
(Rp)
Perjalanan ke toko
Biaya transport material, elektronik, - 100.000
dan komputer
SUB TOTAL (Rp) 100.000
19
4. Lain-lain
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga Keterangan
Satuan
(Rp)
Proposal dan Mencetak proposal dan
- 100.000
laporan laporan
Buku Mencatat laporan kegiatan 1 25.000
Alat tulis Alat bantu menulis laporan 1 25.000
SUB TOTAL (Rp) 150.000
Alokasi
Program Waktu Uraian
No. Nama/NIM Bidang Ilmu
Studi (jam/min Tugas
ggu)