Anda di halaman 1dari 14

Budidaya Tumpang Sari Kacang Panjang dengan Sawi Hijau

Oleh : Nadhifa Husna

Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) termasuk tanaman sayuran yang mengandung protein

nabati cukup tinggi sehingga sangat mendukung peningkatan gizi masyarakat. Kacang

Panjang tergolong tanaman semusim. Tanaman ini cocok dibudidayakan pada lahan dataran

rendah sampai dataran tinggi. Penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun, selain itu

budidaya kacang panjang sangat mudah, tidak membutuhkan modal besar, dan resiko

kegagalan panen kecil.

Tanaman sawi juga mudah dibudidayakan. Sayuran berwarna hijau ini termasuk

tanaman yang tahan terhadap air hujan, dan dapat dipanen sepanjang tahun tidak tergantung

dengan musim. Masa panennyapun terbilang cukup pendek, setelah 40 hari ditanam sudah

dapat dipanen. Disamping kemudahan dalam proses budidaya, sayur sawi juga banyak

dijadikan sebagai peluang bisnis karena peminatnya yang cukup banyak. Permintaan

pasarnya juga cukup stabil sehingga kerugian petani sangat kecil.


1. Tumpang Sari

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa

pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang

bersamaan atau agak bersamaan (http://id.wikipedia.org, 2012). Tumpang sari ditunjukan

untuk memanfaatkan lingkungan sebaik-baiknya agar diperoleh produksi yang maksimum

(Anonim, 2012). Sistem ini mengurangi pengeluaran petani untuk biaya pengolahan lahan

serta meningkatkan hasil panen berlipat ganda (http://www.renungan.indah.web.id 2011).

Sistem tumpang sari dapat di atur berdasarkan 1) sifat-sifat perakaran dan 2) waktu

penanaman (Anonima, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa pengaturan sifat-sifat perakaran

sangat perlu untuk menghidarkan persaingan unsur hara, air yang berasal dari dalam tanah.

2. Kacang Panjang (Vigna sinensis sp)

2.1. Klasifikasi botani tanaman kacang panjang

Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis sp) termasuk dalam suku Papilionaceae dan

merupakan tanaman semusim yang bersifat membelit (Sikhya, 2012). Dijelaskan lebih lanjut

bahwa daun kacang panjang tersusun tiga-tiga helai, batangnya panjang liat dan sedikit

berbulu. Bunganya berbentuk kupu-kupu. Buahnya bulat, panjangnya antara 10 – 80 cm.

Buahnya waktu muda berwarna hijau, hijau keputih-putihan, putih dan setelah tua berwarna

putih kekuning-kuningan. Buah muda mudah patah, sesudah tua menjadi liat.

Kacang Panjang
Klasifikasi tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Leguminosae (Papilionaceae)
Marga : Vigna
Jenis : Vigna cylindrica (L.) Skeels
(Hutapea et al., 1994 dalam Anonimb, 2012)
2.2. Budidaya Kacang Panjang
Kacang panjang (Vigna sinensis) merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak

diusahakan di daerah dataran rendah pada ketinggian 0-200 m dpl. Pada dasarnya kacang

panjang dapat dibudidayakan pada berbagai jenis tanah, namun jenis tanah yang paling cocok

adalah tanah Regosol, Latosol dan Aluvial dengan temperatur berkisar 18- 320C, kemasaman

tanah (pH) 5,5-6,5.

a. Benih Kacang Panjang

Ada beberapa varietas/kultivar kacang panjang, antara lain KP-1 (lokal Bekasi), KP-2

(lokal Bogor) yang toleran terhadap hama pengerek polong (Maruca testulasis) dan penyakit

busuk polong (Colletotrichum lindemuthianum). Kebutuhan benih kacang panjang per hektar

sekitar 20 kg.

b. Persiapan Lahan Kacang Panjang

Bersihkan lahan dan dibajak/cangkul hingga tanah menjadi gembur. Buat bedengan

dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 50 cm, tinggi 30 cm, panjang

tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm dan

jarak antara guludan 30-40 cm. Lakukan pengapuran 3-4 minggu sebelum tanam jika pH

tanah kurang dari 5,5 dengan olomit/kalsit sebanyak 1-2 ton/ha dicampurkan secara merata

dengan tanah pada kedalaman 30 cm (http://carabudidaya.com, 2012).


Pengukuran lahan untuk pembuatan lubang tanam

c. Penanaman Kacang Panjang

Jarak tanam untuk tipe merambat 20×50 cm, 40×60 cm, 30×40 cm, untuk tipe tegak

20×40 cm, 30×60 cm. Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim asal air tanahnya

memadai. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis

atau dengan abu dapur.

Penanaman benih kacang panjang

d. Pemeliharaan Tanaman Kacang Panjang

Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh

segera disulam. Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah

tanam, tergantung pertumbuhan rumput. Penyiangan dengan cara mencabut rumput

liar/membersihkan dengan alat kored atau cangkul. Pemasangan ajir/turus dari kayu/bambu
yang tingginya 2 m untuk menjaga agar tanaman tidak roboh. Tiap empat buah turus

ujungnya diikat menjadi satu. Bila tanaman terlalu subur dapat dilakukan pemangkasan daun,

perlu dilakukan penyiraman dan pembuatan parit untuk membuang air yang berlebih

(http://carabudidaya.com, 2012).

e. Pemupukan Kacang Panjang

Pupuk dasar berupa pupuk kandang 10-15 ton/ha diberikan 3 minggu sebelum tanam

dengan jalan diaduk secara merata dengan tanah lapisan atas atau langsung pada lobang

tanam. Pupuk TSP 75-100 kg, KCl 75-100 kg dan Urea 25-30 kg/ha diberikan pada lubang

tanam 3 hari sebelum tanam. Pupuk susulan Urea 25-30 kg/ha diberikan 3 minggu setelah

tanam secara tugal 10 cm dari batang tanaman (http://carabudidaya.com, 2012).

f. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada Kacang Panjang

 Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon), Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar

tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna

kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak.

Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacangkacangan

(http://carabudidaya.com, 2012).

 Kutu daun (Aphis cracivora Koch) Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama

mengisap cairan sel tanaman. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai

vektor virus.

Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan

(http://carabudidaya.com, 2012).

 Ulat grayak (Spodoptera litura F.) Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti,

serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong. Pengendalian: dengan kultur

teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak (http://carabudidaya.com, 2012).


 Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L) Gejala: biji dirusak berlubang-lubang,

hancur sampai 90%.

Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat

persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji

(http://carabudidaya.com, 2012).

 Ulat bunga (Maruca testualis) Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka,

kemudian memakan polong.

Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman

(http://carabudidaya.com, 2012).

 Penyakit Antraknose (jamur Colletotricum lindemuthianum) Gejala serangan dapat

diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada

bagian batang dan keping biji.

Pengendalian: dengan rotasi tanaman (http://carabudidaya.com, 2012).

 Penyakit mozaik (virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV).

Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan.

Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun.

Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun, tanaman

yang terserang dicabut dan dibakar.

 Penyakit sapu (virus Cowpea Witches-broom Virus Cowpea Stunt Virus.) Gejala:

pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang membentuk “sapu”.

Penyakit ditularkan kutu daun.

Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun, tanaman yang

terserang dicabut dan dibakar.


 Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum)

Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyebabkan tanaman mati.

Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan pemusnahan

(http://carabudidaya.com, 2012).

g. Panen dan Pasca Panen Kacang Panjang

Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah

dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol. Waktu panen yang paling baik

pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan. Cara panen pada tanaman kacang

panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Selepas panen,

polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu disortasi. Polong kacang

panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg dan siap dipasarkan (http://carabudidaya.com,

2012).

2.3. Manfaat Kacang Panjang


Tanaman kacang panjang Banyak digemari masyarakat karena rasanya yang enak,

gurih, banyak mengandung vitamin A, B dan C, kacang panjang dapat ditanam di dataran

tinggi dan di dataran rendah setiap waktu, asalkan dapat tersedia air secukupnya (Sikhya,

2012). Daun kacang panjang sangat bermanfaat bagi wanita hamil karena berkhasiat

memperlancar air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, perlu diupayakan peningkatan produksi

melalui program intensifikasi dan Ekstensifikasi (http://gramediaonline.com, 2012).


3. Sawi (Brassica sinensis L.)

3.1. Klasifikasi botani tanaman sawi

Sawi Hijau
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica Juncea

3.2. Budidaya sawi


Sawi atau Caisin (Brassica sinensis L.) daunnya panjang, halus, tidak berbulu, dan

tidak berkrop. Tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga

dapat diusahakan dari dataran rendah sampai dataran tinggi, tetapi pertumbuhan dan produksi

sawi yang ditanam lebih baik di dataran tinggi. Biasanya dibudidayakan di daerah ketinggian

100 – 500 m dpl, dengan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus, subur dan

drainase baik. Tanaman sawi terdiri dari dua jenis yaitu sawi putih dan sawi hijau

(http://carabudidaya.com, 2012).
a. Benih Sawi

Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani karena benih yang

baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang bagus. Kebutuhan benih 650 gr/ha, bila

benih hasil pananaman sendiri maka tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur

di atas 70 hari dan penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun (http://carabudidaya.com,

2012).

b. Persemaian/Pembibitan Tanaman Sawi

Sebelum benih sawi disebar, direndam dengan larutan Previcur N dengan konsentrasi

0,1 % selama + 2 jam. Selanjutnya benih disebar merata pada bedengan persemaian, dengan

media semai setebal + 7 cm dan disiram. Media semai dibuat dari pupuk organik dan tanah

yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1 : 1. Benih yang telah disebar ditutup dengan

media semai, selanjutnya ditutup dengan alang-alang atau jerami kering selama 2-3 hari.

Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi naungan (http://carabudidaya.com, 2012).

c. Persiapan Lahan Tanaman Sawi

Lahan Budidaya Sawi terlebih dahulu diolah dengan cangkul sedalam 20-30 cm

supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar

mendapatkan cahaya penuh.

Bedengan sebaiknya dibuat dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan

panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah)

lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomite 2-4 minggu sebelum tanam dengan

dosis 1,5 ton/ha (http://carabudidaya.com, 2012).

d. Pemupukan Sawi

Tiga hari sebelum tanam berikan pupuk organik (kotoran ayam yang telah

difermentasi) dengan dosis 2-4 kg/m2. Dua minggu setelah tanam dilakukan pemupukan

susulan Urea 150 kg/ha (15


gr/m2). Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik

kemudian diberikan secara larikan di samping barisan tanaman. Selanjutnya dapat

ditambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam

(http://carabudidaya.com, 2012).

f. Penanaman Tanaman Sawi

Bibit umur 2-3 minggu setelah semai atau telah berdaun 3-4 helai, dipindahkan pada

lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 20×20 cm atau sistem baris dengan

jarak 15×10-15 cm. Jika ada yang tidak tumbuh lakukan penyulaman, yaitu tindakan

penggantian tanaman dengan tanaman baru (http://carabudidaya.com, 2012).

g. Pemeliharaan Tanaman Sawi

Pada musim kemarau atau di lahan kurang air perlu penyiraman tanaman. Penyiraman

ini dilakukan dari awal sampai panen. Penyiangan dilakukan 2 kali atau disesuaikan dengan

kondisi gulma, bila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan

penyiangan (http://carabudidaya.com, 2012).

h. Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT) Tanaman Sawi

Untuk mencegah hama dan penyakit pada sawi yang perlu diperhatikan adalah

sanitasi dan drainase lahan. OPT utama adalah ulat daun kubis (Plutella xylostella).

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan Diadegma semiclausuma sebagai

parasitoid hama Plutella xylostella. Jika terpaksa menggunakan pestisida, gunakan pestisida

yang aman dan mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida

piretroid sintetik.

i. Panen Tanaman Sawi

Panen sawi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

1) mencabut seluruh tanaman beserta akarnya, 2) memotong bagian pangkal batang yang
berada di atas tanah. Umur panen sawi + 40 hari setelah tanam, sebaiknya terlebih dahulu

dilihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun (http://carabudidaya.com, 2012).

j. Pasca Panen Tanaman Sawi

Tanaman sawi yang baru dipanen, ditempatkan di tempat yang teduh agar tidak cepat

layu dengan cara diperciki air. Selanjutnya lakukan sortasi untuk memisahkan bagian

tanaman yang tua, busuk atau sakit. Penyimpanan bisa menggunakan wadah berupa

keranjang bambu,plastik atau karton yang berlubang-lubang untuk menjaga sirkulasi udara

(http://carabudidaya.com, 2012).

3.3. Manfaat Sawi


Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada

penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi

ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.

Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe,

Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. (http://zuldesains.wordpress.com, 2008). Sawi

mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi.

4. Analisa Usaha

ANALISA USAHATANI BUDIDAYA TUMPANG SARI KACANG PANJANG


DENGAN SAWI HIJAU

A. BIAYA TETAP
- Sewa tanah = Rp 0,-

Total biaya tetap = Rp 0,-

B. BIAYA VARIABEL

HARGA SATUAN NILAI BIAYA


JENIS BIAYA
(Rp) ( Rp)
Benih kacang panjang 1 kg @ Rp 50.000 50.000
Benih sawi hijau 3 bungkus @ Rp15.000 30.000
Pupuk
- Urea 10 kg @ Rp 2.100 21.000
- Phonska / NPK 10 kg @ Rp 2.500 25.000
- SP 36 5 kg @ Rp 2.500 12.500
- Pupuk organik 1 sak (50 kg) @ Rp 30.000 30.000
- Pupuk daun 2 botol @ Rp 20.000 40.000
- Pupuk buah 2 botol @ Rp 20.000 40.000
Obat-obatan dan Pestisida 1 botol @ Rp 50.000 50.000
- dll untuk kacang panjang
dan sawi
Jumlah 298.500

D. BIAYA LAIN- LAIN

JENIS BIAYA Kacang Panjang dan


Sawi (Rp)
Ajir 8 batang @ Rp 10.000 80.000
Tali Rafia 1 glondong @ Rp 15.000 15.000
Jumlah 95.000

TOTAL BIAYA ( biaya keseluruhan )


BUDIDAYA KACANG PANJANG DAN SAWI HIJAU
- BIAYA TETAP Rp 0
- BIAYA VARIABEL Rp 298.500
- BIAYA LAIN-LAIN Rp 95.000
JUMLAH BIAYA Rp. 393.500

HASIL PRODUKSI KEGIATAN USAHA TANI


- Standard produksi kacang panjang 100 - 175 kg/m2
- Standard produksi sawi 25 ton / ha
- Harga kacang panjang / kg = Rp 6.000,-
- Harga sawi / kg = Rp 4.000,-

Perkiraan Hasil / nilai total produksi


a. Kacang panjang = 45 kg = 45 kg x Rp 6.000 = Rp 270.000
b. Sawi = 75 kg = 75 kg x Rp 4.000 = Rp 300.000
Total penerimaan Rp 570.000

Keuntungan hasil usaha tani


- Penerimaan Rp 570.000 (kacang panjang dan sawi)
- Biaya Rp 393.500 (kacang panjang dan sawi)
Total pendapatan = Rp 176.500

Kesimpulan analisis biaya


Jadi total pendapatan setelah di kurangi beban biaya mulai dari biaya tetap biaya variabel ,

biaya lain- lain maka dapat di peroleh keuntungan usaha tani tumpang sari kacang panjang

dengan sawi sebesar Rp. 176.500,-. hal ini menunjukkan bahwa usaha tani ini layak.

Prospek ekonomi dan sosial kacang panjang dan sawi hijau sangat cerah dan cukup

menjanjikan. Selain untuk pemenuhan gizi, kacang panjang juga memiliki berbagai khasiat

diantaranya sebagai antikanker, antibakteri, antioksidan, meningkatkan fungsi sel darah

merah, pembengkakan, meningkatkan nafsu makan, sakit pinggang, dan lain sebagainya.

Dalam analisis usaha tani yang dilakukan pada lahan seluas 0,04 hektar, budidaya kacang

panjang layak untuk dijalankan karena diperoleh keuntungan yang maksimal tetapi harus

dalam kondisi lahan yang tepat.

Analisa SWOT (Strength, Weekness, Oppprtunity, Threath)


1. Strength :
a. Modal untuk memulai usaha kecil.
b. Keuntungan bisa maksimal dengan system Tumpang Sari.
c. Potensi usaha sangat besar di Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.
2. Weekness :
a. Usaha terbilang baru.
b. Belum dikenal.
c. Jumlah tenaga pembantu terbatas.
3. Opportunity:
a. Dapat dengan mudah memasuki target pasar, karena setiap hari masyarakat
mengkonsumsi sayuran.
b. Umur budidaya relative singkat.
4. Threath :
a. Timbul usaha yang sejenis.
b. Jaringan usaha yang belum luas.
c. Hama dan Penyakit yang menyerang karena budidaya yang kurang baik.

Reference :

Anonima. 2012. Sistem Pertanian Tumpang Sari. Dalam :


http://semutuyet.blogspot.com/2012/06/sistem-pertanian-tumpang-sari.html. Diakses tanggal
16 Agustus 2012.
Anonimb. 2012. Kacang Panjang. Dalam : http://sayursayurku.wordpress.com/category/kacang/.
Diakses tanggal 16 Agustus 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Tumpang_sari. Diakses tanggal 16 Agustus 2012.
http://carabudidaya.com/budidaya-kacang-panjang/. Diakses tanggal 16 Agustus 2012.
http://carabudidaya.com/budidaya-tanaman-sawi/. Diakses tanggal 16 Agustus 2012.
http://gramediaonline.com/moreinfo.cfm?Product_ID=701701. Diakses tanggal 16 Agustus 2012.
http://www.renungan.indah.web.id/2011/05/tumpang-sari.html. Diakses tanggal 16 Agustus 2012.
http://zuldesains.wordpress.com/2008/01/11/budidaya-tanaman-sawi/. Diakses tanggal 16 Agustus
2012.

Anda mungkin juga menyukai