Anda di halaman 1dari 9

JOURNAL OF ISLAMIC

NURSING

Pengaruh Komsumsi Pisang Ambon Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi
Eny Sutria1, Aulia Insani2
1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan, UIN Alauddin Makassar
email: eny.sutria@uin-alauddin.ac.id
2 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin Makassar
email: auliainsanilatif5@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyumbang kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) yang
meningkat dari 41,7% menjadi 60%. Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit
jantung, gagal ginjal, dan stroke. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat
menurunkan tekanan darah ialah pisang ambon. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh konsumsi pisang ambon dalam menurunkan tekanan darah pada
pra lansia hipertensi.
Jenis penelitian yang digunakan ialah non-equivalent control group design. Pendekatan
sampel yang dipakai adalah sampling non probabilitas dengan metode purposive
sampling. Banyaknya sampel yang digunakan ialah 20 orang dimana terdiri dari 10 orang
kelompok kontrol dan 10 orang kelompok intervensi yang dipilih berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi.
Hasil Uji Mann-Whitney Test data tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah diberikan
intervensi menunjukkan p value 0,000. Dan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah
diberikan intervensi menunjukkan p value 0,001. Hal ini berarti secara signifikan
konsumsi pisang ambon menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pra lansia
hipertensi. Pisang dapat menurunkan tekanan darah karena mengandung kalium tinggi
yang dapat menurunkan tekanan darah.
Selain itu pisang ambon juga memiliki aktivitas Angiotensin Converting Enzim Inhibitor
(ACE-I) di dalam tubuh, yang menghambat kerja enzim angiotensin pada proses
peningkatan tekanan darah pada pra lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Pasimasunggu, dengan harapan bahwa masyarakat sebaiknya mengukur
tekanan darah secara rutin, hidup dengan pola hidup sehat, dan mereka dapat
mengonsumsi pisang untuk mencegah maupun mengontrol tekanan darah mereka.

Kata Kunci: Pisang Ambon, Hipertensi, Pra lansi

Volume 1 Nomor 1 | 33
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

penyumbang terbanyak adalah Lampung.


1. PENDAHULUAN Sulawesi selatan adalah salah satu provinsi
Secara umum, hipertensi merupakan yang tingkat produksi pisangnya meningkat
suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan tiap tahun yaitu 144.666 pada tahun 2009
darah yang tinggi di dalam arteri dan kemudian meningkat menjadi 186.782
menyebabkan meningkatnya risiko pada tahun 2014, sedangkan Kabupaten
terhadap penyakit- penyakit yang Selayar menduduki peringkat ke sembilan
berhubungan dengan kardiovaskuler seperti untuk produksi buah pisang terbanyak di
stroke, gagal ginjal, serangan jantung, dan provinsi Sulawesi Selatan yang produksinya
kerusakan ginjal (Sutanto, 2010). meningkat setiap tahunnya yaitu 331 ton
Menurut National Basic Health pada tahun 2012 dan meningkat menjadi
Survey 2013, prevalensi hipertensi pada 517 pada tahun 2013.
kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7 (regionalinvestment.bkpm.go.id).
persen, pada kelompok usia 25-34 tahun Salah satu wilayah dengan insiden
adalah 14,7 persen, 35-44 tahun 24,8 hipertensi yaitu sebanyak 391 jiwa (9,68%)
persen, 45-54 tahun 35,6 persen, 55-64 di Kecamatan Pasimasunggu Kabupaten
tahun 45,9 persen, 65-74 tahun 57,6 Selayar (Harnia,2013). Puskesmas
persen, dan lebih dari 75 tahun adalah 63,8 Kecamatan Pasimasunggu merupakan
persen. puskesmas yang terletak di daerah
Pra lansia adalah sesoorang yang kepulauan dimana tenaga kerja dan fasilitas
berusia 45-60 tahun. Seiring bertambahnya kesehatan di puskesmas ini belum memadai
usia vaskularisasi pembuluh darah akan dan perlu untuk ditingkatkan. Menurut data
menurun maka resiko terkena hipertensi puskesmas Kecamatan Pasimasunggu
menjadi lebih besar. Seseorang yang penderita hipertensi setiap tahunnya
beresiko menderita hipertensi adalah usia meningkat dari tahun 2013 yaitu sebanyak
45 tahun keatas. Oleh karena itu upaya 67 orang, tahun 2014 sebanyak 87 orang dan
untuk mengurangi atau mencegah diprediksi tahun ini meningkat 100 orang
terjadinya hipertensi dapat dilakukan pada dan rata-rata terdapat pada usia 40 tahun
usia pra lansia untuk meminimalisir keatas. Dengan latar belakang diatas, maka
kejadian hipertensi pada lanjut usia. tujuan penelitian ini adalah untuk
Sedangkan Pra lansia dikabupaten selayar mengetahui pengaruh konsumsi pisang
menduduki peringkat umur kedua tertinggi ambon terhadap penurunan tekanan darah
yaitu 21.486 jiwa atau 17,93%. pada Pra lansia hipertensi di Wilayah Kerja
Selain dengan menggunakan terapi Puskesmas Kecamatan Pasimasunggu
obat-obatan kimia penyakit hipertensi juga Kabupaten Selayar.
dapat dicegah dan diminimalisir dengan
pengaturan pola makan yang sehat dan 2. METODE
seimbang, a. Jenis dan desain penelitian
Bila dilihat dari masalah nutrisi, Penelitian ini dilakukan dengan
faktor yang turut berperan dalam menggunakan desain quasy experimental
meningkatnya prevalensi penyakit Adapun jenis rancangan yang akan
hipertensi adalah konsumsi kalium yang digunakan yaitu non-equivalent control
kurang adekuat atau tidak sesuai dengan group design, dimana terdapat dua
rekomendasi jumlah kalium yang harus kelompok eksperimen yang diberi
dikonsumsi perhari. perlakuan berbeda. Desain rencana
Pisang adalah buah yang paling penelitian ini dapat digambarkan sebagai
populer di seluruh dunia setelah apel dan berikut:
jeruk. Indonesia merupakan peringkat ke Pre test Post test
tujuh produsen pisang di dunia yaitu
sebesar 6,5 juta ton per tahunnya. Selain O1 X O2
itu Indonesia juga memenuhi kebutuhan
50% pisang di Asia dengan daerah

Volume 1 Nomor 1 | 34
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

O3 O4 pemberian pisang ambon.

Keterangan:
O1: pre test pada kelompok intervensi e. Metode Pengumpulan data
sebelum diberikan pisang ambon 1. Wawancara
O2: post test pada kelompok intervensi Data karakteristik responden
sesudah diberikan pisang ambon diperoleh dengan wawancara langsung
O3: pre test pada kelompok kontrol tanpa dengan responden, yang isinya
diberikan pisang ambon menekankan pada informasi
O4: post test pada kelompok kontrol tanpa karakteristik yaitu; nama, usia, jenis
diberikan pisang ambon kelamin dan lain-lain.
X: merupakan perlakuan atau intervensi 2. Pengukuran Observasi
yang diberikan. Pengukuran observasi dilakukan
melalui lembar observasi. Penurunan
b. Populasi dan sampel tekanan darah dapat diobservasi adalah
Populasi dalam penelitian ini adalah tekanan darah sebelum dan sesudah
setiap subjek yang memenuhi intervensi serta tekanan darah sebelum
karakteristik yaitu penderita hipertensi dan sesudah tanpa intervensi.
di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Pasimasunggu Kabupaten f. Analisis Data
Selayar. Dalam penelitian ini, teknik a. Analisa Univariat
sampling yang digunakan secara non Analisa univariat dilakukan terhadap
probability sampling dengan teknik variabel dari hasil penelitian
purposive sampling atau judgement menghasilkan distribusi frekuensi
sampling. dari tiap variabel yang diteliti.
c. Alur penelitian b. Analisa Bivariat
Peneliti terlebih dahulu Setelah data-data tersebut ditabulasi,
mengumpulkan responden sebanyak 10 maka dilakukan interpretasi terhadap
orang yang sesuai dengan kriteria inklusi data yang terkumpul dengan
di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan menggunakan komputerisasi. Rumus
Pasimasunggu Kabupaten Selayar. statistik yang digunakan dalam
Pemberian konsumsi pisang ambon penelitian ini yaitu paired T-test,
dilakukan selama 5 hari dengan frekuensi 3 Wilcoxon Signed Ranks Test dan
kali sehari yaitu pada pagi hari, siang hari Mann-Whitney untuk mengetahui
dan sore hari. perbedaan masing-masing variabel
Setelah intervensi konsumsi pisang kelompok perlakuan dan kelompok
ambon dilakukan, lalu diobservasi tekanan kontrol.
darah pre selanjutnya pemberian
intervensi yaitu pada hari kedua sampai 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
hari keenam dan observasi tekanan darah
post pada hari ketujuh. Kemudian, setelah 1. Karakteristik Responden
kelompok intervensi konsumsi pisang
ambon selesai diobservasi, peneliti Table 3.1
mengumpulkan kelompok kontrol yang Distribusi Frekuensi Responden
tidak diberikan intervensi pisang ambon Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Dan
sebanyak 10 responden, lalu diobservasi Pekerjaan Pada Pra lansia yang
dalam jangka waktu yang sama. Mengalami Hipertensi
d. Alat dan bahan Kelompok Responden
Alat dan bahan yang digunakan Karakteristik Total
peneliti dalam penelitian ini adalah Responden
tensimeter, pisang ambon dan lembar Perlakuan Kontrol
observasi berisi identitas responden,
hasil pengukuran tekanan darah serta f % f % F %
Volume 1 Nomor 1 | 35
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

Umur Mean
45-50 7 35 3 15 10 139 89 144 90
50 Sumber : Data Primer, 2015
51-55 2 10 4 20 6
30 Berdasarkan tabel 3.2 terlihat bahwa
56-60 1 5 3 15 4 tekanan darah pra lansia pada saat Pre- Test pada
20 kelompok perlakuan sistole yang paling tinggi
Jumlah 10 50 10 50 20 adalah 150 dengan mean 139 dan diastol yang
100 paling tinggi adalah 90 dengan mean 89.
Jenis Kelamin Sedangkan tekanan darah pada kelompok
Laki-laki 2 10 4 20 6 kontrol sistol yang paling tinggi adalah 160
30 Perempuan8 40 6 30 14 dengan mean 144 dan diastole yang paling tinggi
70 adalah 100 dengan mean 90. Berdasarkan hal
Jumlah 10 50 10 50 20 100 tersebut dapat diketahui bahwa terdapat
Pekerjaan perbedaan mean antara kelompok perlakuan
IRT 8 40 6 30 14 70 dengan kelompok kontrol, dimana pada
Petani 2 10 4 20 6 30 kelompok kontrol lebih tinggi dari pada
Jumlah 10 50 10 50 16 100 kelompok kontrol.
Sumber :data primer, 2015
Tabel 3.3
Berdasarkan table 3.1 diatas, menunjukkan Perbandingan Tekanan Darah Pada
bahwa distribusi frekuensi responden Kelompok Perlakuan Dengan Kelompok
berdasarkan tingkat usia adalah sebagian besar Kontrol Setelah Perlakuan (Pre Test)
responden berusia antara 45-50 tahun yaitu
Variabel (Tekanan Darah Pre test)
sebanyak 10 orang atau 50%. Distribusi
Perlakuan Kontrol
frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
Sistol diastol Sistol diastole
sebagian besar perempuan dengan jumlah 14
(mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg)
responden atau 70%. Distribusi frekuensi
responden berdasarkan pekerjaan adalah 120 80 140 90
sebanyak 14 orang responden atau 70% bekerja 130 80 150 100
sebagai ibu rumah tangga 1 110 70 140 90
120 80 150 90
120 70 150 90
2. Analisis Univariat 110 70 130 80
1420 80 140 80
Tabel 3.2 110 80 150 90
Perbandingan Tekanan Darah Pada 120 80 140 90
Kelompok Perlakuan Dengan Kelompok 120 80 160 100
Kontrol Sebelum Perlakuan (Pre Test) Mean
Variabel (Tekanan Darah Pre test) 120 77 145 90
Perlakuan Kontrol Sumber : Data Primer, 2015
Sistol diastol Sistol diastole
(mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg)
Berdasarkan tabel 3.3 terlihat bahwa tekanan
140 90 140 90 darah pra lansia pada saat Post- Test pada
150 90 150 100 kelompok perlakuan sistole yang paling tinggi
150 90 140 90 adalah 130 dengan mean 120 dan diastol yang
140 80 150 90 paling tinggi adalah 80 dengan mean 77.
130 80 140 90 Sedangkan tekanan darah pada kelompok
130 80 130 80 kontrol sistol yang paling tinggi adalah 160
140 90 140 80 dengan mean 145 dan diastole yang paling tinggi
130 90 150 90 adalah 100 dengan mean 90. Berdasarkan hal
140 90 140 90 tersebut dapat diketahui bahwa terdapat
140 90 160 100
Volume 1 Nomor 1 | 36
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

perbedaan mean bermakna antara kelompok penurunan tekanan darah. Sedangkan Hasil Uji
perlakuan dengan kelompok kontrol, dimana Wilcoxon Signed Ranks Test pada tekanan darah
pada kelompok perlakuan memiliki tekanan pre dan post test (diastol) pada kelompok
darah lebih rendah dibanding kelompok kontrol. intervensi didapatkan p-value 0.04 atau p<0.05
berarti ada pengaruh variabel kelompok
intervensi (diastol) terhadap penurunan tekanan
3. Analisis Bivariat
darah. Untuk melihat pengaruh variabel
Tabel 3.4 independen dan variabel dependen maka
Hasil Uji Perbandingan Tekanan Darah dilakukan uji Mann-Whitney.
Pre Test Dan Post Test Pada Kelompok
Kontrol (Paired T-Test dan Wilcoxon
Tabel 3.6
Signed Ranks Test)
Hasil Uji Perbandingan Tekanan Darah
Tekanan Pre test Post test P
Post Test Pada Kelompok Intervensi Dan
darah mmHg mmHg
Kelompok Kontrol (MannWhitney)
Perlaku
Mean Sistol 144 145 .343 TD Kontrol Total
an P
Mean Diastol 90 90 1.,000 Sistole
F % F % F %
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test.

Menin
0 0 1 5 1 5
Setelah dilakukan Uji T-Paired Test gkat
.000
didapatkan p-value pada kelompok kontrol 0 50 9 45 9 45
Tetap
(pre-post test sistol) sebesar 0.343 atau p>0.05
berarti tidak ada pengaruh variabel kelompok 10 50 0 0 10 50
kontrol (sistol) terhadap penurunan tekanan Menu
darah. Kemudian dilakukan Uji Wilcoxon run
Signed Ranks Test didapatkan p-value pada
kelompok kontrol (pre-post test diastol)
sebesar 1.000 atau p>0.05 berarti tidak ada TD Perlaku
Kontrol Total
pengaruh variabel kelompok kontrol (diastol) Diasto an P
terhadap penurunan tekanan darah l F % F % F %

Tabel 3.5
Hasil Uji Perbandingan Tekanan Darah Menin
0 0 1 5 1 5
Pre Test Dan Post Test Pada Kelompok gkat
Intervensi (Wilcoxon Signed Ranks Test) .001
0 50 9 45 9 45
Tekanan darah Pre test Post P Tetap
mmHg test 10 50 0 0 10 50
mmH Menu
g run

Mean Sistol 139 120 .,018 Setelah dilakukan Uji Mann-


Whitney didapatkan p-value pada Post test
Mean Diastol 89 77 .,004 (sistol) kontrol dan intervensi sebesar 0.000
atau p<0.05 berarti ada perbedaan yang
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
sangat bermakna antara kelompok kontrol
dan kelompok intervensi (sistol) pada Post
Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test pada test atau ada pengaruh pengaruh variabel
tekanan darah pre dan post test (sistol) pada kelompok intervensi terhadap penurunan
kelompok intervensi didapatkan p-value 0.018 tekanan darah (sistol).
atau p<0.05 berarti ada pengaruh variabel Sedangkan hasil Uji Mann-Whitney
kelompok intervensi (sistol) terhadap didapatkan p-value pada Post test (diastol)

Volume 1 Nomor 1 | 37
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

kontrol dan intervensi sebesar 0.001 atau darah pada masing-masing sampel
p<0.05 berarti ada perbedaan yang sangat menunjukkan bahwa pekerjaan tidak
bermakna antara kelompok kontrol dan mempengaruhi tekanan darah para sampel.
intervensi (diastol) pada Post test. atau ada Dan berdasarkan uji alternative non
pengaruh pengaruh variabel kelompok parametrik Mann-Whitney didapatkan P
intervensi terhadap penurunan tekanan value = 0,342 yang menunjukkan bahwa P
darah (diastol). value >0,05 tidak ada perbedaan bermakna
pekerjaan responden antara kelompok
c. PEMBAHASAN perlakuan dengan kelompok kontrol.
Distribusi frekuensi responden Berdasarkan hasil penelitian
berdasarkan tingkat usia adalah sebagian menunjukkan bahwa semua responden pada
besar responden berusia antara 45-50 tahun kelompok kontrol tidak mengalami
yaitu sebanyak 10 orang atau 50% penurunan tekanan darah, baik tekanan darah
sedangkan yang berusia 51-55 tahun yaitu sistol maupun tekanan darah diastol. Hal ini
sebesar 6 orang atau 30% dan yang berusia terjadi karena pada kelompok kontrol tidak
56-60 sebanyak 4 orang atau 20%. Dengan diberikan intervensi ataupun melakukan
Mann-Whitney Test didapatkan P value = tindakan penanganan untuk menurunkan
0,476 yang menunjukkan bahwa P value > tekanan darah.
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Tekanan darah responden penelitian
tidak ada perbedaan bermakna rentang pretest pada kelompok perlakuan dengan
umur responden antara kelompok nilai tertinggi 150/90 mmHg dan nilai
perlakuan dengan kelompok kontrol. terendah 130/80 mmHg dengan rata-rata
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan tekanan darah pretest pada sistol 139
darah pada masing-masing sampel mmHg dan pada diastol 87 mmHg.
didapatkan bahwa perbedaan umur Sedangkan hasil pengukuran tekanan darah
mempengaruhi tekanan darah para sampel posttest pada kelompok intervensi dengan
semakin tinggi umur sampel maka tekanan nilai tertinggi 130/80 mmHg dan nilai
darahnya semakin tinggi dan sebaliknya. terendah 110/70 mmHg dengan rata-rata
Hal ini disebabkan karena semakin tekanan darah pretest pada sistol 120
bertambahnya usia maka elastisitas mmHg dan pada diastol 77 mmHg.
pembuluh darah semakin berkurang dan Hasil penelitian menunjukkan
terjadinya penyempitan pembuluh darah bahwa semua responden pada kelompok
sehingga darah memerlukan tekanan yang perlakuan mengalami penurunan tekanan
tinggi untuk mengalir keseluruh tubuh. darah selama diberikan intervensi konsumsi
Distribusi frekuensi responden pisang ambon selama lima hari berturut-
berdasarkan jenis kelamin laki-laki adalah turut. Selanjutnya untuk mengetahui hasil
sebanyak 6 responden atau 30% dan 14 perbandingan antara tekanan darah pretest
responden atau 70% berjenis kelamin dan posttest pada kelompok perlakuan
perempuan. Untuk mengetahui perbedaan dilakukan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
rerata jenis kelamin responden digunakan untuk tekanan darah sistol dan diastol. Hasil
uji alternative non parametrik Mann- Uji Wilcoxon Signed Ranks Test untuk
Whitney dan didapatkan P value = 0,342 tekanan darah sistole didapatkan p value=
yang menunjukkan bahwa P value > 0,05 0.018 atau p=<0.05artinya ada pengaruh
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak signifikan terhadap penurunan tekanan
ada perbedaan bermakna jenis kelamin darah sistol pada kelompok intervensi. Uji
responden antara kelompok perlakuan Wilcoxon Signed Ranks Test yang
dengan kelompok kontrol. selanjutnya untuk mengetahui perbedaan
Distribusi frekuensi responden tekanan darah diastol pre dan posttest
berdasarkan pekerjaan adalah sebanyak 14 kelompok intervensi menunjukkan p
orang responden atau 70% bekerja sebagai value=0.004 atau p<0.05 artinya ada
ibu rumah tangga dan 6 orang responden pengaruh signifikan atau perbedaan
atau 30% bekerja sebagai petani. bermakna terhadap penurunan tekanan darah
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan diastol pada kelompok intervensi.

Volume 1 Nomor 1 | 38
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

Berdasarkan hasil uji statistik pada mahasiswi prehipertensi di UNAI


mengenai karakteristik responden antara Bandung.
kelompok kontrol dan kelompok intervensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan konsumsi pisang ambon sangat efektif untuk
bermakna mengenai karakteristik menurunkan tekanan darah. Penurunan
responden pada kelompok intervensi dan tekanan darah disebabkan karena pisang
kelompok kontrol. ambon banyak mengandung tinggi kalium
Untuk mengetahui hasi uji dan rendah natrium. Kalium membantu
perbandingan antara kelompok kontrol dan menjaga tekanan osmotik diruang intrasel
kelompok intervensi setelah diberikan sedangkan natrium menjaga tekanan
konsumsi pisang ambon selama lima hari osmotik dalam ruang ekstrasel sehingga
berturut-turut (posttest) maka dilakukan uji kadar kalium yang tinggi dapat
Mann-Whitney Test. Hasil uji Mann- meningkatkan ekskresi natrium dalam urin
Whitney Test untuk tekanan darah sistol (natriuresis), sehingga dapat menurunkan
posttest antara kelompok intervensi dan volume darah dan tekanan darah, namun
kelompok kontrol didapatkan nilai p=0.000 sebaliknya penurunan kalium dalam ruang
atau p=<0.05 artinya ada pengaruh intrasel menyebabkan cairan dalam ruang
signifikan kelompok intervensi terhadap intrasel cenderung tertarik keruangan
penurunan tekanan darah sistol atau ekstrasel dan retensi natrium dikarenakan
konsumsi pisang ambon berpengaruh respon dari tubuh agar osmolalitas pada
terhadap penurunan tekanan darah pra kedua kompartemen berada pada titik
lansia. Selanjutnya hasil uji Mann-Whitney ekuilibrium namun hal tersebut dapat
Test untuk tekanan darah diastol posttest meningkatkan tekanan darah
antara kelompok intervensi dan kelompok (Winarno,2009).
kontrol didapatkan nilai p=0.004 atau Selain itu pisang ambon juga
p=<0.05 artinya ada pengaruh signifikan memiliki aktivitas Angiotensin Converting
kelompok intervensi terhadap penurunan Enzim Inhibitor (ACE-I) di dalam tubuh.
tekanan darah diastol atau konsumsi pisang Sesuai dengan namanya, zat ini
ambon berpengaruh terhadap penurunan menghambat kerja enzim angiotensin pada
tekanan darah pra lansia. proses peningkatan tekanan darah sehingga
Hal ini sesuai dengan penelitian baik untuk penderita hipertensi. (Sarkar C,
yang dilakukan oleh Lizel Rachel dkk. 1999)
yang berjudul Pengaruh Terapi Diet Pisang Hasil penelitian ini sesuai dengan
Ambon Terhadap Penurunan Tekanan firman Allah dalam Al-Quran surah An-
Darah Pada Klien Hipertensi Di Kota Nahl Ayat 69 yang menjelaskan bahwa
Bitung. menunjukkan bahwa terjadi buah-buahan merupakan obat bagi suatu
penurunan tekanan darah setelah penyakit.
responden diberikan terapi diet pisang
ambon sebanyak 3 buah sehari selama 3
hari. Masing-masing penurunan rerata
tekanan darah sistolik maupun diastolik
ialah sebesar 9,545 mmHg dan 9,091
mmHg. Selain itu terdapat juga penelitian Terjemahnya:
yang dilakukan oleh Menti Juliana Kemudian makanlah dari segala jenis
Pandiangan, jurusan keperawatan bunga-bungaan dan buah-buahan (yang
universitas advent indonesia dengan judul engkau sukai), serta turutlah jalan-jalan
“Pengaruh Konsumsi Buah Pisang Ambon peraturan Tuhanmu yang diilhamkan dan
Terhadap Tekanan Darah Pada Mahasiswi dimudahkannya kepadamu". (Dengan itu)
Pre hipertensi Di Universitas Advent akan keluarlah dari dalam badannya
Indonesia. Hasil penelitian menujukkan minuman (madu) yang berlainan warnanya,
bahwa adanya`pengaruh yang signifikan yang mengandungi penawar bagi manusia
dari mengkonsumsi buah pisang ambon (dari berbagai-bagai penyakit).
terhadap tekanan darah sistol dan diastol Sesungguhnya pada yang demikian itu, ada

Volume 1 Nomor 1 | 39
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

tanda (yang membuktikan kemurahan Skripsi. Jurusan Keperawatan. Unhas


Allah) bagi orang-orang yang mau
berfikir. Hidayat.2008. Metode Penelitian Keperawatan
Dan Teknik Analisa Data.Jakarta: Salemba
Medika
Ayat ini menjelaskan bahwa beberapa
jenis bunga-bungaan dan buah-buahan Lizel Rachel Tangkilisan., Sunny Kalangi.,
yang mengandung penawar bagi manusia Gresty Masi. 2013. Pengaruh Terapi Diet Pisang
dari berbagai penyakit. Dan buah pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah
adalah salah satu diantara buah-buahan Pada Klien Hipertensi Di Kota Bitung. Jurnal
yang disebutkan dalam Al-Quran. Dimana Keperawatan. Universitas Samratulangi
buah pisang ambon mempunyai banyak
manfaat, salah satunya adalah dapat Maryam, Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan
menurunkan tekanan darah. Perawatanya. Jakarta: Salemba Medika.
Surah ini disebut juga "An-Ni'am"
Menti Juliana. Pengaruh Konsumsi Pisang
artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya
Ambon Terhadap Tekanan Darah Pada
Allah menyebutkan berbagai macam Mahasiswa Prehipertensi Di Universitas Advent
nikmat untuk hamba-hamba-Nya. Salah Indonesia Bandung. Jurnal keperawatan.
satunya pada Ayat 69 yang menjelaskan universitas advent indonesia bandung
bahwa ada bermacam- macam bunga dan
buah-buahan yang dapat menjadi penawar Regionalinvestment.bkpm.go.id
bagi suatu penyakit. Selain itu dari sari-sari
bunga tersebut dapat tercipta madu yang Sarkar C, 1999. Effect of banana on cold stress
mempunyai banyak manfaat untuk test and peak expiratory flow ratein healthy
kesehatan. volunteers.Findarticles.com/p/articles/mi_qa3867
/is_/ai_n8860447. June 21 st 1999
d. KESIMPULAN Sutanto. 2010. Cegah & Tangkal Penyakit
1. Ada hubungan antara konsumsi pisang Modern. Yogyakarya: Andi
ambon dengan penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi dimana WHO, 2011, Regional Office for South-East
hasil uji Mann-Whitney Test diperoleh Asia. Departement of Sustainable Development
p=0.000 (tekanan darah sistol) dan and Healthy Enviroments, Non Communicable
0.001 (tekanan darah diastol) atau p Disease: Hypertension, http://www.searo.int/
value=<0.05 yang artinya ada diakses 5 Januari 2014
hubungan yang signifikan.
Winarno, F. G., S. 2009. Pengantar Teknologi
2. Tidak ada hubungan signifikantekanan
Pangan. Gramedia: Jakarta
darah pada (kelompok kontrol) dimana
hasil Uji T Paired dan uji Wilcoxon
Signed Ranks Test didapatkan nilai
p=0.343 (tekanan darah sistol) dan
1.000 (tekanan darah diastol) atau p
value > 0.05

e. REFERENSI

Al-Qur’an dan terjemahannya. 2010.


Departemen RI. An-Nahl Ayat 69

Al-Qur’an dan terjemahannya. 2010.


Departemen RI. An-Nahl Ayat 70

Harnia. 2013. Pengaruh Latihan Fisik Teratur


Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada
Lansia Penderita Hipertensi Di Kelurahan
Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

Volume 1 Nomor 1 | 40
JOURNAL OF ISLAMIC
NURSING

Volume 1 Nomor 1 | 41

Anda mungkin juga menyukai