Bab Ii
Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
0,3-0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok, bergranular
atau tidak mempunyai selubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri
6
2.1.3 Cara Penularan Penyakit TB
2
fokus primer TB terdapat dalam paru. Selain melalui udara penularan dapat
melalui peroral misalnya minum susu yang mengandung basil TB, biasanya
pasien TB batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup
oleh orang lain saat bernafas. Bila penderita batuk, bersin, atau berbicara saat
dalam paru orang sehat. Masa inkubasinya selama 3-6 bulan. Risiko terinfeksi
berhubungan dengan lama dan kualitas paparan dengan sumber infeksi dan tidak
berhubungan dengan faktor genetik dan faktor pejamu lainnya. Risiko tertinggi
berkembangnya penyakit yaitu pada anak berusia dibawah 3 tahun, risiko rendah
pada masa kanak-kanak, dan meningkat lagi pada masa remaja, dewasa muda
dan usia lanjut. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran
pernafasan dan bisa menyebar kebagian tubuh lain melalui peredaran darah,
keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar nya. Bila partikel infeksi ini
terhisap oleh orang yang sehat, maka ia akan menempel pada saluran nafas
atau jaringan paru. Karena ukuran yang sangat kecil bakteri TB dapat
sebagian besar kuman TB. Sebagian besar orang terinfeksi kuman TB akan
menjadi sakit primer (infeksi primer) yang biasanya terlokalisir di paru dan
di jaringan paru disebut Fokus Primer GOHN. Dari fokus primer, bakteri TB
menyebar melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe regional, yaitu kelenjar
limfe yang mempunyai saluran limfe ke lokasi fokus primer dan membentuk
kompleks primer.
Bentuk penyebaran lain adalah penyebaran hematogenik generalisata
akut, bentuk penyebaran ini terjadi bila suatu fokus perkijuan menyebar ke
mulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru (bagian apical-
posterior lobus superior atau inferior). Sarang dini ini mula-mula juga
berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3-10 minggu sarang ini menjadi
tuberkel yaitu suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel Histiosit dan Datia-
Langhans (sel besar dengan banyak inti) yang di kelilingi oleh sel-sel
4
limfosit dan berbagai jaringan ikat. TB sekunder juga dapat berasal dari
infeksi eksogen dari usia muda menjadi TB usia tua (elderly tuberculosis)
Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta
kasus TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan. Terdapat
Berdasarkan kasus TB tersebut ditemukan 1,1 juta (12%) HIV (+) dengan
Resisten Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB
baru, diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (dibawah usia 15 tahun) dan 140.000
kematian/tahun.
diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk)
63.000 kasus TB dengan HIV (+) (25 per 100.000 penduduk). Angka Notifikasi
Kasus Case Notification Rate (CNR) dari semua kasus, dilaporkan sebanyak 129
diperkirakan sebanyak 6.700 kasus yang berasal dari 1,9% kasus TB-RO dari
kasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO dari TB dengan pengobatan ulang
terakhir, yaitu:
a. Pasien kambuh adalah pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh
up) adalah pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to follow up.
(+) atau kembali menjadi (+) pada bulan ke 5 atau lebih selama
pengobatan
6
f. Kasus putus obat ; adalah pasien TB yang telah berobat dan putus
laboratorium untuk menemukan BTA (+). Pemeriksaan lain yang dilakukan yaitu
dengan pemeriksaan kultur bakteri, namun biayanya mahal dan hasilnya lama.
Metode pemeriksaan dahak (bukan liur) sewaktu, pagi, sewaktu (SPS) dengan
pewarnaan dingin. Dari dua kali pemeriksaan didapatkan hasil BTA (+), maka
dan penularan penyakitnya terbatas, perlu dibuat cara klasfikasi khusus untuk
diagnosis TB paru. Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan sebagai rumah sakit
7
rujukan nasional untuk penyakit paru telah membuat klasifikasi untuk pasien
sebagai berikut :
(pasien yang pengobatan kategori I-nya gagal atau pasien yang kambuh.
3. Kategori III (2 HRZ/4 H3R3) untuk pasien baru dengan BTA (-)
Ro (+).
4. Sisipan (HRZE) digunakan sebagai tambahan bila pada
jumlah yang cukup dan dosis yang tetap sesuai dengan kategori
Pada tahap ini penderita mendapatkan obat setiap hari dan perlu
besar pasien dengan BTA (+) menjadi BTA (- ) konversi dalam 2 bulan.
2. Tahap lanjutan
Pada tahap ini penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk
Obat
Golongan-1 Obat Lini - Pirazinamid (Z)
pertama - Isoniazid (H) - Rifampicin (R)
- Ethambutol (E) - Sreptomycin (S)
Golongan-2/Obat
suntik/Suntikan lini kedua - Kanamycin (Km) - Amikacin (Am)
- Capreomycin (Cm)
pasien TB paru BTA (-) foto thoraks positif, dan pasien TB ekstra
paru.
tertutup
3. Imunisasi BCG pada bayi
4. Menghindari udara dingin
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya
perilaku kesehatan.
2. Faktor yang memungkinkan (enabling factor)yaitu faktor yang
Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat
Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berfikir, persepsi dan emosi
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana
sakit.
behavior).
12
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
penyakit dan rasa sakit yang ada dalam dan luar dirinya), maupun aktif
Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan
tradisional.
13
berubah sedemikian rupa menjadi tempat yang ideal sebagai tempat penularan
penyakit. Perilaku penderita TB paru BTA (+) yang tidur bersama-sama dalam
satu tempat tidur/kamar dengan istri, suami anak dan anggota keluarga lainnya
TB paru dengan sputum BTA (+) bisa menularkan berpuluh-puluh orang sampai
beratus-ratus orang tetapi bisa juga hanya 1-2 orang saja atau nihil. Untuk
penderita TB paru dengan BTA (+) hanya perlu menulari 20 orang sehat, dan
penularan baru setelah lama menjadi sembuh atau mati (Putra, 2011).
salah satu hal yang sangat penting dalam pengendalian penyakit TB paru.
Berikut ini ada beberapa upaya pengendalian diri terhadap penyakit TB paru
a. Badan : mandi minimal dua kali sehari, gosok gigi, cuci tangan dan
sebagainya.
b. Rumah dan lingkungan : di sapu, membuang sampah, membuang
kotoran dan air limbah pada tempatnya, membuka jendela pada siang
untuk tidak makan dengan mengunakan piring atau gelas yang sama
anak-anak.
15
alkohol.
g. Segera periksa bila timbul batuk lebih dari tiga minggu.
Selain hal-hal di atas ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam
kepada orang lain dan meningkatkan derajat kesehatan pribadi dengan cara:
1) Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin dengan sapu tangan
atau tissu.
2) Tidak batuk dihadapan anggota keluarga atau orang lain.
3) Tidur terpisah dari keluarga terutama pada dua minggu pertama
pengobatan.
4) Tidak meludah disembarang tempat, tetapi dalam wadah yang
diberi lysol, dan dibuang dalam lubang dan ditimbun dalam tanah.
masuk ke ruang tidur dan ruangan lainnya agar rumah mendapat udara
16
penderita TB paru.
obat bagi pasien. Jelaskan bahwa pasien menelan seluruh obat dengan diawasi
oleh seorang PMO, untuk memastikan bahwa pasien menelan seluruh obat secara
benar, teratur dan sesuai waktu yang ditentukan (Kemenkes RI, 2016).
kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh pasien.
dengan pasien
(Kemenkes RI, 2016).
2.1.2 Tugas seorang PMO
1. Mengawasi pasien TB agar meminum obat secara teratur sampai
selesai pengobatan.
2. Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur.
3. Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang
telah ditentukan.
17
pencegahannya.
3. Cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan)
4. Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur
5. Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera
pengobatan TB. Untuk itu, keluarga juga harus diberikan informasi tentang TB
pasien dalam bahasa yang jelas dan tepat mengenai penyakit, pengobatan dan
efek sampingnya, tindakan atau pemeriksaan yang akan dilakukan dan upaya
dengan :
19
solusinya.
2) Meyakinkan kepada pasien bahwa pengobatan yang dijalani
mulai bosan.
2) Memastikan pasien menelan obat dengan disaksikan oleh
keluarga.
3) Mendengarkan setiap keluhan pasien, menghiburnya dan
akan memberikan respon dan sikap yang positif untuk minum obat secara teratur
akan terhidar dari risiko resistensi yaitu gagal menjalankan pengobatan dan akan
kembali berobat dari awal pengobatan, sehingga akan membuat jangka waktu
20
pengobatan lebih lama dan dengan terapi pengobatan awal, selain risiko
penularan kepada keluarga atau orang terdekat yang sering ditemui penderita
Short) sejak tahun 2006 dipandang berhasil, tetapi laju prevalensi dan mortalitas
keluarga untuk berperan aktif menjadi PMO (Pengawas Minum Obat) yang
berdampak pada rendahnya motivasi pasien untuk disiplin minum obat begitu
kesembuhan pada fase pengobatan intensif dimana BTA (+) berubah menjadi
2.5 Lingkungan
Kebersihan lingkungan terdiri dari kebersihan tempat tinggal, tempat
bekerja dan berbagai sarana umum lainnya. Kebersihan sangat penting untuk
diperhatikan, karena sering kali kita biarkan lingkungan kita kotor, seringkali
kita lebih memperhatikan kebersihan diri dan rumah kita tetapi kebersihan
lingkungan tidak kita perhatikan. Apabila lingkungan kotor maka akibatnya kan
(Fatonah, 2009).
Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup
menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
21
rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi
ruangan dari bakteri – bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu
terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan
selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah
a. Ventilasi Alamiah
jendela, pintu, lubang angin, lubang – lubang pada dinding dan sebagainya.
masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah, untuk itu harus
ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari gigitan nyamuk tersebut
(Notoatmodjo, 2011).
b. Ventilasi Buatan
misalnya kipas angin, mesin pengisap udara. Alat ini tidak cocok dengan
pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak berhenti atau membalik
22
lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk
2. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah,
terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman juga merupakan media atau
a. Cahaya alamiah
Cahaya alamiah, yakni matahari cahaya ini sangat penting karena
oleh karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang
terkena penyakit infeksi (misalnya TB) akan mudah menular kepada anggota
23
keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat
Dikatakan padat jika luas lantai rumah ≤3,9 m2/orang, dan tidak padat jika luas
minum obat dengan kegagalan konversi pasien TB Paru BTA+ pada akhir
bahwa pada kelompok kasus sebagian besar pasien teratur minum obat yaitu
sebesar 70,4%.
metode analitik dengan rancangan cross sectional dengan teknik analisa bivariat
chi square. Hasil penelitian Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor PMO
Kebumen dengan nilai pv = 0,004 < 0,05. Dan Terdapat hubungan yang signifikan
diperoleh nilai p= 0,01 yang berarti nilai p lebih kecil dari nilai α (0,05). Maka
OAT, Pelayanan kesehatan dan peran PMO. Faktor penguat (reinforcing factor)
terwujud dalam sikap dan perilaku kelompok yaitu baik dukungan keluarga
maupun PMO. Dari 3 faktor yaitu presdisposing factor, enabling factor dan
Faktor eksternal
Aspek pelayanan
kesehatan :
1. Pengawas
Menelan Obat
(PMO)
2. Peran petugas
kesehatan
3. Ketersediaan
obat
Kegagalan pengobatan
Faktor eksternal pasien TB paru
Aspek kesehatan
lingkungan
Berdasarkan pada kerangka teori yang ada, maka dapat dibuat kerangka
konsep penelitian. Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep satu atau terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin
Faktor eksternal
Aspek pelayanan
kesehatan :
1. Pengawas
Menelan Obat
(PMO)
2. Peran petugas
kesehatan
3. Ketersediaan
Faktor eksternal
Aspek kesehatan
lingkungan Kegagalan pengobatan
pasien TB paru
1. Kondisi Rumah
2. Sanitasi
Lingkungan
Faktor Internal
Aspek mikroba atau sifat
1. Jenis Kelamin
kuman Mycobacterium
Tuberculosis 2. Umur
3. Tingkat
Pendidikan
4. Tingkat Pekerjaan
5. Kepatuhan
Berobat
6. Kebiasaan
Merokok
Keterangan:
................ Variabel Diteliti
Variabel Tidak Diteliti
2.9 Hipotesis
penelitian, pernyataan tersebut harus diuji apakah benar atau salah (Suyanto,
Tahun 2018.
Tahun 2018