Laporan Pengenalan Teknik Kebumian Dan Energi MFU6201: "Roadmap Pengelolaan Migas Menuju Keemasan Indonesia 2045"
Laporan Pengenalan Teknik Kebumian Dan Energi MFU6201: "Roadmap Pengelolaan Migas Menuju Keemasan Indonesia 2045"
Disusun oleh :
071001900038
2
BAB II
ISI LAPORAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan roadshow bertemakan “Roadmap Pengelolaan Migas Menuju
Keemasan Indonesia 2045” dilaksanakan pada hari Selasa, 17 September 2019. Kegiatan
ini bertempat di Lantai 2, Ruang A1-203, Universitas Trisakti. Pembicara dari acara ini
adalah Ir. Eko Hari Endarto, M.T. sebagai Vice President Perencanaan SKK Migas.
B. Hasil Kegiatan
Acara roadshow ini dipandu oleh Pak Eko Hari, di mana sebagai pembuka, Beliau
memberikan motivasi untuk tidak mengabaikan hal-hal kecil karena ke depannya nanti
di lapangan, semuanya bersifat high risk, high cost, high technology.
Topik pertama yang dibahas oleh Ir. Eko adalah Indonesia Negara yang “KAYA
ENERGI”. Menurut Beliau, energi adalah identitas kemandirian bangsa. Indonesia masih
menjadi target negara lain untuk investasi semata-mata karena energi yang melimpah.
Ada energi fosil dan nuklir (migas, batu bara, dan nuklir) serta energi baru dan
terbarukan/ EBT (matahari, sungai dan laut, angin, geothermal, biomassa). Kendala yang
dihadapi Indonesia untuk EBT adalah biaya yang cukup besar. Untuk solar, di daerah
Mamuju sudah mulai diterapkan serta ada. Sungai sudah banyak dari waduk-waduk,
sedangkan untuk laut belum dikembangkan. Namun, jika suatu hari nanti dikembangkan,
pasti berhasil karena pasang surut laut di Indonesia, delta bisa mencapai 4-8 meter
sehingga dapat menggerakkan turbin. Selanjutnya untuk angin sudah diterapkan, namun
dibutuhkan beberapa kincir untuk membangkitkan power plant. Memang masih belum
ekonomis, tetapi kuota angin sudah tercukupi. Geothermal sendiri sudah cukup banyak
sumber geothermal yang aktif dan sudah ekonomis.
Topik kedua adalah Indonesia itu “HALAMAN BERMAINMU”. Lebar wilayah
Indonesia sama dengan Amerika. Namun Amerika diberkahi dengan daratan yang
sambung menyambung, sehingga pipa untuk mengantarkan migas dapat langsung
dipasang. Untuk Indonesia, tidak dapat berlaku demikian. Mengambil contoh Blok
Masela, dari Masela ke pulau, jarak terdekatnya 200 km dan melewati palung laut yang
dalamnya 7 km dan lebarnya 80 km. Untuk migas, dari Balikpapan ke Jepara kurang lebih
280 km dengan ke dalam laut 300 meter, sehingga untuk pendistribusian tidak semudah
yang dibayangkan. Jika menggunakan kapal, galangan kapal terpanjang di Indonesia
hanya 500 m, sedangkan untuk panjang kapal saja sudah lebih dari 500 m, belum lagi
harus membayar pekerja. Sehingga pengeluarannya tentu lebih besar.
Topik ketiga adalah Kegiatan Hulu Migas Indonesia dan Tantangannya. Era 70-
an, semua aktivitas migas di bawah Pertamina. Namun tahun 2002, player dan decision
maker dibedakan, sehingga dibentuklah BP Migas. Tahun 2010, SKK Migas dibubarkan
tetapi sampai sekarang SKK Migas masih berjalan sebab masih banyak stakeholder yang
bergantung pada UU Migas di Indonesia. SKK Migas masih berjalan sebab seluruh
pekerja memahami betul pentingnya peran dan keterlibatan migas dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga tanpa UU pun, SKK Migas akan terus berjalan. Kegiatan migas
sendiri dibagi menjadi hulu (up stream) dan hilir (down stream). Hulu diatur oleh SKK
Migas dan dimulai dari eksplorasi & pengembangan (processing) bergerak menuju LNG/
LPG Plant (produksi) lalu melalui kapal/ pipa-pipa didistribusikan, bisa diproses lebih
lanjut menjadi BBM atau untuk diekspor.
3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan yang diberikan oleh Ir. Dr. Eko Hari Endarto, M.T., dapat ditarik
beberapa kesimpulan. Pertama, sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita bersyukur
dengan berkah kerumitan dan kompleksitas yang sudah dianugrahi Tuhan kepada Indonesia.
Semua sumber daya telah disediakan Tuhan di “halaman belakang rumah” tercinta kita Indonesia.
Ini adalah modal besar yang wajib dan harus dikelola dengan baik dan benar. Kedua, peluang
yang dimiliki anak bangsa masih besar, masih banyak lapangan yang belum dieskplorasi, masih
banyak potensi migas yang belum ditemukan. Bumiputera tidak boleh malas dan harus sabar
dalam melakukan segala sesuatu. Terus berjuang untuk menemukan cadangan energi fosil dan
mengembangkan energi nonfosil. Ketiga, anak bangsa harus berbakti kepada negaranya dan
menggunakan apa yang ia miliki untuk membangun negara tercinta, Indonesia. Dengan bekal
ilmu dan doa, generasi anak bangsa pasti bisa menjadi orang berguna dan melakukan semuanya
untuk Tuhan, bangsa, dan almamater.