Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL

DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA


DI MAN 4 TANGERANG
TAHUN 2019

PROPOSAL

Disusun Oleh:
SITI HABIBAH
1514201079

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Masa remaja merupakan periode persiapan menuju masa dewasa yang akan
melewati berbagai tahapan perkembangan penting dalam hidup. Menurut WHO,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-18 tahun. Sementara itu, menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), rentang usia remaja adalah 10-24 tahun
dan belum menikah. Perbedaan definisi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
kesepakatan yang secara umum mengatur tentang batasan kelompok usia remaja.
Namun begitu, masa remaja diasosiasikan dengan masa transisi dari anak-anak
menuju dewasa (Lembaga Demografi UI, 2017).
Remaja merupakan kelompok usia dengan jumlah yang cukup besar.
Berdasarkan Badan Statistik Amerika Serikat jumlah remaja mencapai 4,99 miliar
atau sekitar 66% dari total populasi dunia (We Are Social, 2018). Di Indonesia
sendiri, pada tahun 2016 penduduk remaja berusia 10-24 tahun berjumlah 66,3
juta jiwa dari total penduduk sebesar 258,7 juta, sehingga satu di antara empat
penduduk adalah remaja (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional, 2016).
Remaja adalah masa dimana banyak terjadi pertumbuhan yang sangat
penting. Di dalam masa remaja terjadi apa yang dinamakan growth spurt atau
pertumbuhan cepat, juga pubertas. Pada fase tersebut, terjadi pertumbuhan fisik
disertai perkembangan mental, kognitif, psikis, juga terjadi proses tumbuh
kembang reproduksi yang mengatur fungsi seksualitas. Namun, pertumbuhan-
pertumbuhan tersebut terkadang disertai dengan berbagai masalah kesehatan yang
bisa terjadi pada remaja. Padahal remaja merupakan masa yang sangat berharga
bila mereka berada dalam kondisi kesehatan yang baik (Depkes RI, 2018).
Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada remaja adalah
masalah tidur. Menurut National Institute of Health (NIH), remaja adalah populasi
yang beresiko tinggi mengalami masalah tidur. Pada tahun 2011, National Sleep
Foundation melakukan survei yang melibatkan 1.508 responden yang dibagi
dalam empat kelompok usia, yakni usia 12-18 tahun, usia 19-29 tahun, usia 30-45
tahun dan usia 46-64 tahun, survei ini menunjukan bahwa usia 19-29 tahun adalah
prevalensi tertinggi yang mengalami masalah tidur, dimana pada rentang usia
tersebut mengaku jarang atau tidak pernah tidur pulas (Mutmainnah, 2018).
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan berpengaruh
terhadap kesehatan fisik maupun mental manusia. Waktu tidur yang
direkomndasikan bagi remaja adalah 8-10 jam per hari (National Sleep
Foundation, 2018). Namun pada kenyataannya remaja banyak yang memiliki
waktu tidur yang tidak teratur setiap harinya. Hal tersebut dapat menyebabkan
penurunan kualitas tidur pada remaja (Permadi, 2017).
Kualitas tidur pada remaja merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani
seseorang menghasilkan kesegaran dan kebugaran disaat terbangun. Kualitas tidur
seseorang tidak hanya tergantung pada jumlah atau lama tidur seseorang, tetapi
bagaimana kebutuhan tidur orang tersebut bisa terpenuhi. Indikator tercukupinya
pemenuhan kebutuhan tidur seseorang adalah kondisi tubuh saat bangun tidur,
jika setelah bangun tidur badan terasa segar berarti kebutuhan tidurnya telah
tercukupi (Mass, 2002).
Berbagai penelitian menunjukkan kualitas tidur remaja saat ini cenderung
buruk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lombogia (2018)
menunjukkan bahwa 62,4% remaja SMA memiliki kualitas tidur yang buruk.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Awwal (2015), dari 122 remaja yang
menjadi responden diperoleh bahwa hanya 18,9% yang memiliki kualitas tidur
yang baik.
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada remaja.
Menurut Dimitrou (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada
remaja di antaranya adalah penggunaan internet berupa media sosial sebelum
tidur, menonton televisi, mengkonsumsi kafein dan alkohol, dan latihan sebelum
tidur. Sedangkan menurut Owens (2014) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas tidur pada remaja, yaitu penggunaan media sosial,
tuntutan waktu sekolah, konsumsi kafein, usia remaja, penyakit kronis dan stres.
Dari kedua penelitian tersebut, penggunaan internet yang berupa media sosial
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada remaja. Pengguna
media sosial menunjukkan kecenderungan untuk lebih lama menggunakan media
sosial meskipun pada awalnya hanya bermaksud menggunakannya dalam waktu
yang singkat. Hal tersebut dilakukan sebagai hiburan bagi remaja dan pada
akhirnya dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk (Levenson, 2016).
Pengguna media sosial di dunia cenderung mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Sampai dengan Juni 2018, Asia menempati urutan pertama dalam
penggunaan media sosial terbesar di dunia (Internet World Stats, 2018). Tercatat
hampir separuh penduduk di Asia adalah pengguna media sosial. Sementara itu,
Indonesia menempati urutan kelima terbesar di dunia dalam hal penggunaan
media sosial dengan pengguna sebanyak 143,26 juta jiwa dari total penduduk
266,8 juta jiwa (Internet World Stats, 2018). Penggunaan media sosial terbesar di
Indonesia secara berurutan diduduki oleh penduduk di pulau Jawa sebesar
58,08%, disusul oleh Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa, dan terakhir
Maluku-Papua. Berdasarkan usia pengguna, mayoritas pengguna media sosial di
Indonesia adalah remaja dengan rentang usia 13-19 tahun (Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2017).
Remaja saat ini merupakan populasi dengan tingkat ketergantungan
tertinggi terhadap media sosial. Remaja menghabiskan waktunya rata-rata 1-3 jam
perhari untuk menggunakan media sosial (APJII, 2017). Beberapa penelitian telah
dilakukan untuk mencari hubungan antara penggunaan media sosial terhadap
kualitas tidur pada remaja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Punkasaningtiyas (2017) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara penggunaan media sosial dengan kualitas tidur pada remaja. Sebagian besar
responden menggunakan media sosial dengan tinggi dan memiliki kualitas tidur
yang buruk. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lase
(2017), dimana 48,6% remaja adalah pengguna media sosial derajat ringan dan
75% di antaranya memiliki kualitas tidur yang buruk. Penelitian yang dilakukan
oleh Aulia (2016) justru menunjukkan hasil yang sebaliknya. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
penggunaan media sosial dengan kulitas tidur pada remaja.
Berdasarkan fenomena masih tingginya prevalensi kualitas tidur yang
buruk pada remaja yang dipengaruhi oleh penggunaan media sosial, serta tidak
konsistennya hasil penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dan
kualitas tidur pada remaja di MAN 4 Tangerang.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan fenomena di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah
sebagai berikut.
2.1 Remaja adalah salah satu populasi yang banyak memiliki kualitas tidur yang
buruk.
2.2 Salah satu faktor yang menyebabkan kualitas tidur buruk pada remaja adalah
aktivitas penggunaan media sosial.
2.3 Indonesia adalah salah satu negara terbesar dalam hal penggunaan media
sosial di dunia.
2.4 Mayoritas pengguna media sosial di Indonesia adalah remaja.
2.5 Remaja menggunakan waktunya rata-rata 1-3 jam setiap hari untuk
mengunjungi situs media sosial.
2.6 Penggunaan media sosial dengan intensitas yang tinggi bisa menyebabkan
kualitas tidur yang buruk.
2.7 Hubungan intensitas penggunaan media sosial dan kualitas tidur pada remaja
di MAN 4 Tangerang.

3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti membahas
mengenai:
3.1 Hubungan intensitas penggunaan media sosial dan kualitas tidur pada remaja
di MAN 4 Tangerang.
3.2 Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini sebagai berikut.
3.2.1 Variabel independen pada penelitian ini adalah intensitas penggunaan
media sosial.
3.2.2 Variabel dependen pada penelitian ini adalah kualitas tidur.
3.3 Lokasi untuk melakukan penelitian di MAN 4 Tangerang karena mayoritas
siswa/i di sekolah tersebut adalah pengguna media sosial, dimana mereka
rata-rata memiliki lebih dari dua akun media sosial.

4. Rumusan Masalah
Peneliti merumuskan masalah dalam bentuk pernyataan penelitian yang
berkaitan di antara variabel bebas dan variabel terikat, di antaranya yaitu:
4.1 Bagaimana hubungan intensitas penggunaan media sosial dan kualitas tidur
pada remaja di MAN 4 Tangerang?
4.2 Bagaimana intensitas penggunaan media sosial pada remaja di MAN 4
Tangerang?
4.3 Bagaimana kualitas tidur pada remaja di MAN 4 Tangerang?
4.4 Apakah terdapat hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dan
kualitas tidur pada remaja di MAN 4 Tangerang?

5. Tujuan Penelitian
5.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan
media sosial dan kualitas tidur pada remaja di MAN 4 Tangerang.
5.2 Tujuan Khusus
5.2.1 Mengidentifikasi intensitas penggunaan media sosial pada remaja di
MAN 4 Tangerang.
5.2.2 Mengidentifikasi kualitas tidur pada remaja di MAN 4 Tangerang.
5.2.3 Mengidentifikasi hubungan antara intensitas penggunaan media sosial
dan kualitas tidur pada remaja di MAN 4 Tangerang.
6. Manfaat Penelitian
6.1 Bagi Peneliti
Sebagai peneliti pemula penelitian ini diharapkan akan menambah
pengalaman dalam melakukan penelitian keperawatan selanjutnya dan
menjadi bukti penerapan dari ilmu-ilmu yang diperoleh selama di
perkuliahan.
6.2 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi studi literatur atau referensi
pembelajaran bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang terkait
dengan kualitas tidur.
6.3 Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan
evaluasi bagi guru maupun siswa dalam hal penggunaan media sosial dan
dampaknya pada kualitas tidur.
6.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar dalam melaksanakan
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan intensitas penggunaan media
sosial dan kualitas tidur dengan sampel yang lebih banyak dan metode
penelitian yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai