Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA DENGAN

MONOSTABEL MULTIVIBRATOR
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikroprosesor yang dibimbing oleh

Bapak Arya Kusuma Wardana S.Pd,. M.T

Oleh :

Bayu Andito Putra (170534629056)


Muhamad Choirul Azis (170534629084)
Rama Nur Muhaimin (170534629105)
Syahrully Pangestu (170534629051)

S1 PTE A 2017

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

APRIL 2019
A. TUJUAN
1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami prinsip kerja Monostable Multivibrator
2. Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan rangkaian Monostable
Multivibrator

B. DASAR TEORI
Monostable Multivibrator
Multivibrator merupakan suatu rangkaian yang menghasilkan sinyal kotak simetris
atau asimetris. Multivibrator adalah salah satu dari jenis osilator dan juga disebut
dengan Osilator Relaksasi.
Multivibrator dapat disusun dari berbagai komponen elektronik, dapat berupa
transistor dengan RC, rangkaian op-amp dengan RC maupun rangkaian dengan
kombinasi gerbang logika. Multivibrator memiliki dua kondisi, yaitu HIGH dan LOW
yang memberikan kondisi stabil atau kuasi stabil tergantung dari jenis Multivibrator.
Salah satu jenis Multivibrator dengan dua kondisi pulsa adalah Monostable
Multivibrator.
Monostable Multivibrator disebut juga “One-shot Multivibrator” yang digunakan
untuk membangkitpulsa High atau LOW sesuai dengan sinyal trigger dengan batas
waktu tertentu. Salah satu contoh dari rangkaian Monostable Multivibrator
ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Monostable Multivibrator dengan gerbang NOR

Pada Gambar 1 dapat diketahui bahwa masukan dari rangkaian tersebut berupa
pulsa HIGH. Ketika masukan berlogika LOW, maka keluaran U1 berlogika HIGH. Resitor
RT yang dihubungkan dengan +VCC setara dengan logika HIGH. Dengan kata lain
kapasitor CT memiliki polaritas yang sama pada kedua bagiannya. Hal tersebut
mengakibatkan V1 berlogika HIGH dan U2 memiliki keluaran LOW.
Ketika masukan berubah menjadi logika HIGH, keluaran U1 berlogika LOW sehingga
CT discharging dan kedua bagian CT berlogika LOW. Hal tersebut mengakibatkan V1
juga berlogika LOW sehingga U2 Berlogika HIGH. Kondisi ini akan tetap sampai CT terisi
kembali. Hibungan antara pulsa trigger dengan kondisi keluaran rangkaian pada
Gambar 1 ditunjukkan pada Gambar 2. Adapun persamaan untuk menentukan lama
waktu dari kondisi HIGH rangkaian tersebut ditunjukkan pada persamaan (1).
𝜏 = 0.7𝑅𝑇 𝐶𝑇

Gambar 2 Hubungan Pulsa Trigger dengan Keluaran Rangkaian

Adapun rangkaian dengan satu buah IC Monostable Multivibrator ditunjukkan


pada Gambar 3. IC 74LS121 dapat mengeluarkan lebar pulsa antara 10ns sampai
10ms dengan resistor 40𝑘Ω dengan kapasitor 1000𝜇𝐹.

Gambar 3 Monostable Multivibrator dengan IC 74LS121


C. ALAT DAN BAHAN
1. DC Power supply 1 buah
2. Project board 1 buah
3. NE555 1 buah
4. 𝑅1 :
4.7𝑘Ω, 0.25𝑊𝑎𝑡𝑡 1 buah
10𝑘Ω, 0.25𝑊𝑎𝑡𝑡 1 buah
33𝑘Ω, 0.25𝑊𝑎𝑡𝑡 1 buah
47𝑘Ω, 0.25𝑊𝑎𝑡𝑡 1 buah
100𝑘Ω, 0.25𝑊𝑎𝑡𝑡 1 buah
5. 𝑅2 10𝑘Ω, 0.25Watt 1 buah
6. 𝑅3 330Ω, 0.25Watt 1 buah
7. 𝐶1 100𝜇𝐹, 1 buah
8. 𝐶2 0.01𝜇𝐹 1 buah
9. LED
10. Push button
11. Kabel jumper secukupnya
12. Video recorder atau stopwatch (dapat menggunakan smartphone)

D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Rangkailah peralatan–peralatan percobaan sesuai dengan Gambar 4

𝒕 = 𝟏. 𝟏𝑹𝟏 𝑪𝟏

2. Aktifkan sumber tegangan DC (5𝑉𝑜𝑙𝑡) yang mencatu rangkaian.


3. Aktifkan video recorder atau aktifkan stopwatch dan tekan push button.
4. Amati nyala LED dan matikan video recorder atau aktifkan stopwatch setelah LED
tidak menyala.
5. Catatlah lama waktu nayala LED pada Tabel 1 dari hasil rekaman yang diperoleh.
6. Ulangi langkah 1 sampai dengan 5 untuk masing-masing 𝑅1
7. Bandingkan dengan hasil perhitungan manual dengan 𝑡 = 1.1𝑅1 𝐶1

E. HASIL PERCOBAAN

Lama waktu Lama waktu Selisih


𝑅1 (kΩ) percobaan perhitungan (error)

4.7 0,77 s 0,51 s 0,25 s


10 1,45 s 1,1 s 0,35 s
33 4,24 s 3,63 s 0,61 s
47 6, 15 s 5, 17 s 0,98 s
100 12,88 s 11 s 1,88 s
Tabel 1. Data hasil percobaan

Lama Waktu Perhitungan


t = 1,1 . R1 . C1

a. Resistor 4,7 kΩ
t = 1,1 . R1 . R2
= 1,1 . 4700 . 100 x 10-6
= 1,1 . 4700 . 10-4
= 0,517 s
b. Resistor 10 kΩ
t = 1,1 . R1 . C1
= 1,1 . 10000 . 100 x 10-6
= 1,1 . 10000. 10-4
= 1,1 s
c. Resistor 33 kΩ
t = 1,1 . R1 . C1
= 1,1 . 33000 . 100 x 10-6
= 1,1 . 33000 . 10-4
= 3,63 s
d. Resistor 47 kΩ
t = 1,1 . R1 . C1
= 1,1 . 47000 . 100 x 10-6
= 1,1 . 47000 . 10-4
= 5,17 s
e. Resistor 100 kΩ
t = 1,1 . R1 . C1
= 1,1 . 100000 . 100 x 10-6
= 1,1 . 100000 . 10-4
= 11 s

F. PERTANYAAN PENGEMBANGAN
1. Rancang dan simulasikan rangkaian penyearah setengah gelombang dengan SCR
menggunakan PSIM.

Resistor 4,7 kΩ
Resistor 10 kΩ

Resistor 33 kΩ

Resistor 47 kΩ
Resistor 100 kΩ

2. Jelaskan prinsip kerja rangkaian tersebut !


Rangkaian Multivibrator menghasilkan bentuk gelombang keluaran yang
menyerupai gelombang persegi simetris atau asimetris. Sesuai dengan namanya,
Monostabel Multivibrator hanya memiliki satu keadaan stabil dan menghasilkan
pulsa output tunggal ketika dipicu secara eksternal. Monostabel Multivibrator
umumnya digunakan untuk menambah lebar pulsa atau untuk menghasilkan
waktu tunda dalam suatu rangkaian karena frekuensi sinyal output selalu sama
dengan input pulsa pemicu, dan salah satu perbedaannya adalah hanya pada lebar
pulsa.
Ketika saklar ditutup kapasitor dihubung pendek sehingga terjadi discharges
dan menyebabkan LED mati (sirkuit tidak stabil). Ketika saklar dibuka kapasitor
yang habis sepenuhnya mulai mengisi melalui resistor, kecepatan pengisiannya
ditentukan oleh konstanta waktu RC dari jaringan resistor-kapasitor. Setelah
kapasitor mengisi tegangan dan telah mencapai tegangan batas bawah dari
mosfet, maka LED akan menyala dan mengembalikan sirkuit ke keadaan yang
stabil. Salah satu kelemahan dari Monostabel Multivibrator adalah bahwa waktu
antara penerapan pulsa pemicu berikutnya harus lebih besar dari konstanta waktu
RC rangkaian yang telah ditentukan untuk memungkinkan waktu kapasitor mengisi
dan mengeluarkan
G. ANALISA
a. Analisa Tabel 1 !
jawab :
1. Ketika tegangan diberikan, anggaplah bahwa dalam keadaan tinggi, Q = rendah, =
tinggidan pada C terjadi pengosongan tegangan, sehingga titik D = tinggi.

2. Jika diberikan pulsa negatif pada, maka Q menjadi tinggi dan = rendah.
3. Tegangan kapasitor akan berubah dengan segera dan titik D akan drop menjadi 0
V.

4. Karena pada titik d = 0 V, maka akan menyebabkan salah satu input pada gerbang
1 menjadi rendah, meskipun di trigger menjadi tinggi. Oleh karena itu Q tetap
dalam keadaan tinggi dan = rendah.

5. Beberapa lama kemudian akan terjadi pengisian kapasitor terhadap VCC. Ketika
tegangan kapasitor pada titik D menuju level tegangan input (VIH) dari gerbang 1
dalam keadaan tinggi, maka Q akan menjadi rendah dan menjadi tinggi.

6. Rangkaian kembali pada state yang stabil, sampai munculnya sinyal trigger dari.
Dan pada kapasitor terjadi lagi pengosongan tegangan ≈ 0 V.

b. Simpulkan apa yang anda ketahui dari percobaan yang telah dilakukan!
Jawab :
Dapat disimpulkan bahwa peningkatan nilai hambatan resistor akan membuat
nyala LED lebih lama. Ini dikarenakan lama waktu pengisian muatan pada kapasitor
dipengaruhi oleh nilai hambatan resistor. Dilihat dari grafik pada simulasi
menggunakan software PSIM, pada saat nilai muatan kapasitor mulai bertambah
output dari ic NE555 akan HIGH (LED nyala) sampai nilai muatan pada kapasitor
mencapai puncak. Serta pada saat kapasitor penuh maka, muatan pada kapasitor
akan dibuang ole ic NE555 dan mengakibatkan output ic LOW (LED mati).

Anda mungkin juga menyukai