Anda di halaman 1dari 10

RESUME HIDROLIKA

PERSAMAAN BERNOULLI
(GENAP)(1)

DOSEN PENGAMPU :

IR. H. AZWARMAN, M. SI

Disusun oleh
Nama :
NPM :

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNUVERSITAS BATANGHARI JAMBI

2019
7.5.1. Takanan Hidrostatis

Dengan menggunakan persamaan Bernoulli dapat dihitung besar tekanan yang


berkerja pada permukaan benda dalam zat cair diam. Persamaan tersebut dapat ditulis
dalam dalam bentuk :

𝑝1 𝑉12 𝑝2 𝑉22
z1 + + = z2 + +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Oleh karena zat cair dalam keadaan diam maka V1 = V2 = 0 sehingga persamaan
tersebut menjadi :

p2 = p1 + (z1-z2) 𝛾

atau

p2 = p1 + h 𝛾

Apabila tekanan di titik 1 (p1) adalah tekanan atmosfer maka besar tekanan di titik 2
adalah :

p2 = h 𝛾 + pa = h 𝛾

yang merupakan hidrostatis.

7.5.2. Tekanan Stagnasi

Gambar 7.7. menunjukkan sebuah benda yang berada di dalam zat cair mengalir.
Garis arus yang sampai disekitar benda tersebut akan berubah arah kecuali garis arus
yang ditengah yang memotong benda tersebut di titik S. Zat cair pada titik tersebut
mempunyai kecepatan nol. Jika pada suatu titik berjarak tertentu dari S mempunyai
tekanan p0 dan kecepatan V0, maka tekanan stagnasi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaaan Bernoulli untuk titik 0 dan S.
𝑃0 𝑉02 𝑝𝑠 𝑉𝑠2
Z0 + + = ZS + +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Karena Vs = 0 dan elevasi titik O dan S adalah sama, maka :


𝑃0 𝑉02 𝑃𝑠
0+ + =0+ +0
𝛾 2𝑔 𝛾

Sehingga
1
ps = p0 + 2 𝜌 V02 (7.8)

7.5.3. Alat Pengukuran Kecepatan

Gambar 7.8 menunjukkan pipa berbentuk L (tabung Pitot) yang berada dalam zat cair
yang mengalir. Satu ujungnya menghadap arah datangnya aliran, ujung yang lain
keatas. Titik stagnasi terjadi pada ujung bagian pipa yang mendatar dan tekanannya
akan lebih besar dari tekanan zat cair di sekitarnya sebesar tinggi kecepatan V2 / 2g,
yang ditunjukkan oleh kenaikan zat cair di dalam tabung. Sehingga,

Ps−P 𝑉2
ℎ= = 2𝑔
𝛾
Atau

𝑉 = √2𝑔ℎ (7.9.a)
𝑃𝑠−𝑃
= √2 ( ) 𝑉2 (7.9.b)
𝛾

Di mana Ps adalah tekanan stagnasi dan P adalah statis. Alat yang bisa digunakan
untuk menentukan kecepatan aliran zat cair adalah tabung statis Pitot. Tabung A
digunakan untuk mengukur tekanan statis, sedang tabung B untuk mengukur tekanan
stagnasi. Kecepatan aliran pada suatu titik yang ditinjau diberikan diberikan oleh:

𝑉 = √2𝑔ℎ (7.10.a)
𝑃𝑠−𝑃
= √2 ( ) 𝑉2 (7.10.b)
𝛾

1⁄
Dengan (𝑝𝑠 − 𝑝) 2 / 𝛾 adalah perbedaan tinggi tekanan.

Contoh 3.

Tabung Pitot yang digunakan untuk menentukan kecepatan air di dalam pipa
menunjukkan perbedaan antara elevasi muka air di tabung Pitot dan piezometer
adalah 48 mm air.

Penyelesaian

Dengan menggunakan rumus (7.10.a),

𝑉 = √2𝑔ℎ = √2 × 9,81 × 0,048 = 0,97 mld

Contoh 4.

Tabung Pitot digunakan untuk mengukur kecepatan pesawat terbang. Apabila


manometer yang dihubungkan dengan tabung Pitot menunjukkan perbedaan tinggi
tekanan 9 cm air, tentukan kecepatan pesawat, apabila koefisien tabung 0,98. Berat
jenis udara 𝛾 1,225 kgf /m3 . Pengaruh kompresibilitas diabaikan.
Penyelesaian

∆𝑝
Perbedaan tinggi tekanan h = = 9 cm air = 0,09 m
𝛾

Perbedaan tekanan,

∆𝑝 = 0,09 × 1000 = 90 kgf /m2

Perbedaan tekanan tersebut ekivalen dengan tinggi kolom udara setinggi :


90
h = 1,225 = 73,5 m udara

Tinggi kecepatan adalah :

𝑉2
= 73,5
2𝑔

Atau

V = 0,98 √2 × 9,81 × 73,5 = 37,2 m/d

Jadi kecepatan pesawat adalah :


37,2× 60 ×60
V= = 133,9 km/jam
1000

7.5.4. Alat Pengukur Debit

Debit aliran melalui pipa dapat diukur dengan menggunakan venturi meter. Bentuk
paling sederhananya terdiri dari tiga bagian yaitu baian pipa mengecil (konvergen),
leher dan pipa membesar (divergen). Zat cair yang mengalir melalui venturi meter
akan dipercepat pada bagian pipa konvergen. Karena percepatan tersebut maka
kecepatan zat cair di dalam leher akan lebih besar daripada kecepatan pada pipa
dimana venturi meter ditempatkan. Kenaikan kecepatan ini akan mengakibatkan
terjadinya penurunan tekanan. Untuk mengukur perbedaan tekanan di pipa dan leher
venturi meter maka kedua bagian tersebut dihubungkan oleh tabung kecil
(manometer) yang diisi dengan zat cair ya gfvcng berbeda.

Dengan menggunakan persamaan Bernaulli untuk pipa mendatar (Zo = Zc), didapat:

𝑃𝑜 𝑉𝑐 2 Pc 𝑉𝑐 2
+ = +
𝑌 2𝑔 𝑌 2𝑔

Menurut hukum Komunitas

𝑄 𝑄
Vo = atau Vc =
𝐴𝑜 𝐴𝑐

Dengan Ao dan Ac adalah luas tampang lintang pipa dan leher venturi meter.
Substitusi kedua nilai tersebut ke dalam persamaan di atas, maka:

𝑃𝑜 𝑄2 Pc 𝑄2
+ = +
𝑌 2𝑔, 𝑜2 𝑌 2𝑔𝐴𝑐 2

Setelah dilakukan penyederhanaan akhirnya akan didapat nilai Q dalam bentuk


berikut ini.

√2𝑔 𝐴𝑐 Po−Pc 𝑉2
Q= 𝐴𝑐 =
(1−( )2 ), 𝑉2 𝑌
𝐴𝑜

Atau

𝜋
√2𝑔( )𝐷𝑐 2 Po−Pc 𝑉2
Q = (1−𝑚24), 1/2
= (7.11)
𝑌

Nilai Q dapat dihitung karena Do dan Dc diketahui dan (Po-Pc)/Y diukur dengan
manometer.
Contoh 5.

Venturi meter dipasang pada pipa dengan diameter 15cm dan mempunyai diameter
leher 10cm yang berada pada posisi mendatar. Alat tersebut digunakan untuk
mengukur aliran minyak dengan rapat relatif 0.9. Manometer berisi air raksa yang
dipasang pada venturi meter menunjukkan perbedaan pengukuran 20cm. Apabila
koefisien alat ukur adalah 0.98 hitung debit aliran liter per menit.

Penyelesaian

Luas tampang pipa:

Ao = ¼ 𝜋 (152 ) = 0,017671𝑐𝑚2

Luast tampang leher venturi meter:

Ac = ¼ 𝜋 (102 ) = 0,007854𝑐𝑚2

Rapat relatif minyak : S=0,9

Perbedaan tinggi tekanan.

Pada manometer diferensial, tekanan di P dan Q adalah sama sehingga dalam kondisi
keseimbangan didapat :

P1+Y1(h+y) = P2 + Y1y + Y2h

P1 + Y1 h = P2 + Y2 h

Atau
𝑃1 𝑃2 Y2
+ℎ = + ℎ
𝑌1 𝑌1 𝑌1
Atau

𝑃1 − 𝑃2 𝑌2 − 𝑌1
= ℎ( )
𝑌1 𝑌1

13,2−0,9
= 0,20 ( ) = 2,822 𝑚 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
0,9

Koefisien alat C = 0,98.

Debit minyak melalui venturi meter dapat dihitung dengan rumus berikut :

√2𝑔 𝐴𝑐 C Po − Pc 𝑉2
Q= ( )
𝐴𝑐 𝑉2 𝑌
[1 − ( ],
𝐴𝑜)2

√2𝑥9,81 𝑥 0,007854 𝑥 0,98 1/2


= (2,822)
0,007654
(1 − (0,017671) 2 ) 𝑉2

= 0,063935 𝑚3 / 𝑑 = 63,935 l / 𝑑t = 3836 l / 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

7.5.5 Lintasan Pancaran Zat Cair

Zat cair yang keluar dari curat akan memancar ke udara dengan lintasan tergantung
pada kecepatan pancaran. Karena tekanan pada pancaran adalah atmosfer maka tinggi
tekanan pada setiap titik dalam lintasan adalah sama dengan tinggi kecepatan
ditambah lagi elevasi. Garis tenaga akan berupa garis horizontal pada jarak 𝑉 2 / 2𝑔 di
curat, dengan V adalah kecepatan pancaran pada curat.

Dipandang suatu pancaran air yang keluar dari curat ke udara dengan kecepatan Vo
dan kemiringan 𝜃 terhadap garis horizontal seperti yang ditunjukkan pada gambar
7.13. Garis horizontal yang melalui curat dianggap sebagai garis referensi. Kecepatan
pancaran pada curat dapat diuraikan menjadi komponen horizontal Vox dan Voy-

Oleh karena tidak ada percepatan dalam arah x, maka kecepatan horisontal
disepanjang lintasan adalah konstan.
Jarak horizontal yang dilalui oleh partikel pada waktu t setelah memancar dari curat
adalah:

x = Vox t (7.12.a)

sedang jarak vertikal adalah :

y = Voy t – ½ 𝑔𝑡 2 (7.12.b)

kecepatan pancaran pada setiap titik dalam arah lintasan adalah:

𝑉 = √𝑉𝑥2 + 𝑉𝑦2

Apabila nilai t dari persamaan (7.12.a) disubstitusikan ke dalam persamaan (7.12.b)


maka akan didapat bentuk persamaan lintasan seperti berikut ini
𝑉𝑜𝑦 𝑔
y = 𝑉𝑜𝑥 𝑥 − 2 𝑉 2 𝑥 2 (7.13)
𝑂𝑋

persamaan tersebut merupakan bentuk parabola dengan puncak pada :

𝑉𝑜𝑥 𝑉𝑜𝑦
x=
𝑔

dan
2
𝑉𝑜𝑦
y=
2𝑔
Contoh 6.

Suatu pancaran air membentuk sudut 30° ke arah atas terhadap horisontal. Berapakah
kecepatan pancaran untuk bisa mencapai titik berjarak vertikal 3m dan horisontal 20m
dari curat.

Penyelesaian

Kecepatan horisontal dan vertikal:

Vx = V cos 300 = 0,866 V

Vy = V sin 300 = 0,50 V

Jarak lintasan horizontal :

x = 0.866 V t = 20

atau :
20
t = 0.866 𝑉 (1)

Jarak lintasan vertikal :


1
y = 0.5 V t - 2 𝑔𝑟 2

1
3 = 0.5 V t - 2 𝑔𝑟 2 (2)

Subtitusi persamaan (1) kedalam persamaan (2)


20 1 20
3 = 0.5 V 0,866 𝑉 - 2 × 9,81 × (0,866 𝑉)2

2616,15
3 = 11,55 - 𝑉2

𝑉 2 = 306,08

V = 17,50 m/d

Anda mungkin juga menyukai