SKRIPSI
SKRIPSI
Nama : CUTANAJUITA
Nim : 11C10104252
Dengan Judul : Faktor-Faktor Penyebab Epilepsi pada Pasien Rawat Jalan di Poli Saraf
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh Aceh Barat.
Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sa{ana
Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh.
Mengesahkan :
. 01.05.07.5701
Mengetahui :
Nama : CUTANAJUITA
Nim : 11C10104252
Dengaa Judul : Faktor-Faktor Penyebab Epilepsi pada Pasien Rawat Jalan di Poli Saraf
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh Aceh Barat.
Yang telah dipertahankan didepan Komisi Ujian pada tanggal 02 Marct 2017
Mengetahui :
Komisi Ujian
Mengetahui :
Ketua Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Faktor-Faktor penyebab Epilepsi Pada Pasien Rawat Jalan di Poli Saraf Rumah Sakit Umum
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar
pustaka.
“...Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
mempunyai ilmu pengetahuan beberapa derajat...”
( Q.S. Almujadalah, 11 )
Tak henti-hentinya mulut ini berucap syukur kepada Allah SWT, karena hanya atas izin Allah SWT
karya tulis sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat ini dapat penulis
raih.salawat beriring salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah
mewariskan nikmat islam dan iman kepada umat manusia.
Tiada terasa, lima tahun sudah berlalu dalam menjalani dinamika kehidupan kampus yang penuh
liku-liku menjadi mahasiswi disebuah perguruan tinggi negeri di pantai barat selatan Aceh.Peluh
keringat yang harus dijalani membuat pencapaian terakhir yang tertuang dalam skripsi ini menjadi
sangat bermakna.
Karya skripsi ini kupersembahkan kepada ayahanda tercinta atas doa, tetesan keringat dan motivasi
beliaulah ananda dapat menyelesaikan studi sarjana ini. Meskipun tidak dapat melihat langsung
prestasi yang ananda peroleh, namun ananda yakin Allah menempatkan ayahanda di sebaik-baiknya
tempat.
Ibunda tersayang Cut Darmawati atas doa yang telah dipanjatkan dalam setiap sujud, atas setiap
tetesan air mata yang tercucurkan . Semua hasil karya ini ananda raih demi kebahagiaan ibunda.
Semoga Allah selalu menjaga ibunda dalam keadaan sehat dan sejahtera.
Kepada suamiku tercinta Zafhuri terima kasih atas izin yang kakanda berikan kepada adinda dalam
menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas teuku Umar Meulaboh, doa
motivasi dan bantuan baik secara moril maupun materil yang juga telah kakanda berikan kepada
adinda semoga Allah SWT meridhai.
Kepada kedua putraku tersayang Fahrial Shiddiq dan Faiz Shabiha terima kasih yang telah dengan
sabar ananda berdua juga ikut berpartisipasi dalam ibunda menyelesaikan pendidikan berkat do’a
dan kesabaran dari ananda ibunda dapat menyelesaikan skripsi ini semoga ananda berdua selalu
dalam lindungan Allah SWT. Amin ya rabbal’alamin.
Kepada sahabat-sahabat yang selalu saling memotivasi dalam penyelesaian penulisan skripsi ini
bagi saya rasa syukur yang tak terhingga.
Mimpi itu ada dilangit,kejarlah maka mimpi itu ada dalam genggaman mu.
Tetaplah berusaha, berdo’a dan terus bersabar...... sesungguhnya Allah tidak pernah tidur.
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan
hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menulis Skripsi ini yang berjudul” Faktor-
Faktor Penyebab Epilepsi pada pasien Rawat Jalan di Poli saraf Rumah Sakit
Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh”. Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
Masyarakat.
Salawat beriring salam tidak lupa peneliti sampaikan kepangkuan alam nabi
besar Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliau telah membawa kita dari
terdapat kendala, kekurangan dan kesalahan baik dari segi waktu, isi, bahasa,
miliki, namun peneliti tetap berusaha semaksimal mungkin atas bimbingan dari
ibu Marniati SKM, M.Kes dan bapak Said Syuherman SY, M.Kes yang telah
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti telah banyak mendapat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan rasa
Umar Meulaboh.
i
2. Ibu Ir. Yuliatul Muslimah, MP selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Ibu Teungku Nih Farisni, SKM,M.Kes selaku ketua Program Studi Ilmu
Umar Meulaboh.
5. Bapak dr. Said Syuherman SY, M.Kes selaku pembimbing II yang telah
skripsi ini.
ini.
10. Seluruh teman-teman khususnya Angkatan 2011, atas kerja sama dan
ii
Semoga skripsi ini dapat bermamfaaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
peneliti khususnya. Oleh sebab itu peneliti sangat mengharapkan saran dan
semoga bimbingan, bantuan, motivasi, dan saran yang telah peneliti terima dari
semua pihak mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Amin ya
Rabbal’alamin.
iii
ABSTRAK
Cut ana juita, Faktor-faktor penyebab epilepsi pada pasien rawat jalan di poli saraf
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh. Dibawah bimbingan Marniati, SKM, M.Kes
dan dr. Said Syuherman SY. M.Kes.
Epilepsi adalah kelainan neurologis kronik yang terdapat diseluruh dunia. Epilepsi dapat
terjadi pada pria maupun wanita dan pada semua umur. Epilepsi merupakan salah satu
permasalahan kesehatan yang menjadi problem medik sekaligus problem sosial. Jumlah
penderita epilepsi yang berobat di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh tahun
2015 sebanyak 368 orang.
Kesimpulan ada hubungan riwayat keluarga dan gangguan serebral dengan epilepsi, Tidak
ada hubungan riwayat kehamilan dan persalinan, gangguan metabolik, dan obat-obatan
dengan epilepsi.
Saran Kepada tenaga kesehatan sebaiknya menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
epilepsi, kepada keluarga dan masyarakat sebaiknya membawa pasien epilepsi untuk berobat
ke rumah sakit.
iv
ABSTRACT
Cut ana Juita, factors that cause epilepsy outpatients in poly neural General Hospital
Meulaboh Cut Nyak Dhien. Under the guidance of Marniati, SKM, M. Kes and dr. Said
Syuherman SY. M.Kes.
Epilepsy is a chronic neurological disorder that is found throughout the world. Epilepsy can
occur in both sexes and at all ages. Epilepsy is one of the health problems become medical
problems at once social problems. Number of patients with epilepsy who was treated at the
General Hospital Meulaboh Cut Nyak Dhien in 2015 as many as 368 people.
The research objective was to determine the factors that cause epilepsy, to determine the
relationship of family history, history of pregnancy and childbirth, cerebral disorders,
metabolic disorders and drugs with epilepsy.
The research method in this study is an analytic with cross sectional design. The population
in this study 102 people with a sample size of 50 people taken by accidental sampling. The
study was conducted on July 27 to August 10, 2016. The data was collected using a
questionnaire instruments were analyzed using Chi-Square test.
The results of the study there was a relationship with a family history of epilepsy
characterized by the value of P-Value (0,029) <α (0.05), there is no history of pregnancy and
labor relations with epilepsy is characterized by the value of P-Value (1) <α (0.05) , there is a
relationship with epilepsy cerebral disorders characterized by the value of P-value (0.021) <α
(0.05), there was no association with epilepsy metabolic disorder characterized by the value
of the P-value (0.704)> α (0.05), no relationships with epilepsy medicines marked with P-
value (1)> α value (0.05).
Conclusion no family history of relationships with epilepsy and cerebral disorders, there is no
history of pregnancy and labor relations, metabolic disorders, and drugs with epilepsy.
To the advice of health workers should be explained to the patient and family about epilepsy,
to the family and the community should bring epilepsy patients for treatment to the hospital.
Keywords: Family History, cerebral Disorders, Patient, Epilepsy.
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................................iv
ABSTRACT............................................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................... x
vi
2.9 Kerangka Teori.........................................................................................21
3.3.1 Populasi............................................................................................23
3.3.2 Sampel.............................................................................................23
4.3 Pembahasan...............................................................................................45
BAB V PENUTUP....................................................................................................... 52
5.1 Kesimpulan...............................................................................................52
5.2 Saran.........................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................55
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi Data Demografi Pasien epilepsi di poli saraf Rumah Sakit
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi riwayat keluarga pada pasien epilepsi di poli saraf
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kehamilan dan Persalinan pada pasien epilepsi
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi gangguan serebral pada pasien epilepsi di poli saraf
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Gangguan Metabolik pada pasien epilepsi di poli
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Obat-obatan pada pasien epilepsi di poli saraf
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi epilepsi pada pasien rawat jalan di poli saraf
Tabel 4.8 Hubungan Riwayat keluarga dengan pasien epilepsi di poli saraf
Tabel 4.9 Hubungan Riwayat kehamilan dan persalinan dengan pasien epilepsi
Tabel 5.0 Hubungan Gangguan serebral dengan pasien epilepsi di poli saraf
Tabel 5.1 Hubungan Gangguan metabolik pada pasien epilepsi di poli saraf
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian dari Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh
Lampiran 9 Dokumentasi
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Epilepsi dapat terjadi pada pria maupun wanita dan pada semua umur. Insiden
epilepsi didunia berkisar antara 33-198 tiap 100.000 penduduk tiap tahunnya.
resiko untuk terkena kondisi maupun penyakit yang akan mengarahkan pada
epilepsi diseluruh dunia mencapai 5-20 orang per 1000 penduduk. Prevalensi
penduduk 210 juta jiwa, populasi penderita epilepsi di seluruh dunia mencapai
3,5 juta kasus baru per tahun di antaranya 40% adalah anak-anak dan dewasa
sekitar 40% serta 20% lainnya ditemukan pada usia lanjut. Di Amerika serikat,
resiko terkena epilepsi mioklonik juvenile pada populasi umum yakni 1 kasus per
Epilepsi adalah ekspresi dari disfungsi otak dan ditegakkan diagnosis ini
1
2
obatan. Pada orang yang diketahui mengidap epilepsi, kejang bisa diprovokasi
oleh kurang tidur, stres, alkohol, dan kadang-kadang stimulasi seperti cahaya
televisi atau lampu disko. Pada wanita frekuensi kejang bisa meningkat di sekitar
menderita epilepsi, mereka takut mengemudi, takut berenang, dan yang paling
dihubungkan dengan angka cidera yang tinggi, angka kematian yang tinggi,
stigma sosial yang buruk, gangguan kognitif dan gangguan pskiatrik, oleh
Hari Epilepsi sedunia yang dikenal dengan istilah Purple day, pertama kali
dicetuskan oleh Cassiday Megan penderita epilepsi pada 28 maret 2008 lalu.
Sejak itulah dorongan moril mengalir di seluruh dunia bagi seluruh penderita
Ditengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini epilepsi masih
dianggap sebagai kutukan, menular dan tidak bisa disembuhkan, hal ini menjadi
berprevalensi 6-10 per 1000 penduduk dengan insiden mencapai 50 per 100.000
penduduk. Dengan jumlah penduduk indonesia mencapai lebih dari 250 juta jiwa
tahun 2015 diperkirakan penderita Epilepsi saat ini 2,5 juta jiwa.( Sompa 2016).
berdasarkan data dari tahun 1991 hingga tahun 2007 ( Hasil Riset kesehatan,
kematian di Rumah Sakit akibat Srtoke adalah 15%, artinya 1 dari 7 kematian
permasalahan kesehatan otak dan sistem saraf di Indonesia juga diperberat dengan
masalah penyakit otak, dan sistem saraf lainnya seperti kasus neuro infeksi, tumor
otak dan medula spinalis, kejang dan epilepsi, kelainan kongenital, kecacatan
pada anak baru lahir, dan gangguan pada perkembangan fungsi otak dan saraf .
( Kemenkes, 2013 ).
meneliti islam, baik dari sisi islam sebagai agama maupun syariat. Dia seorang
ilmuan sekaligus politikus ulung yang lahir pada 8 Februari 1857 di desa
Osterhout yang terletak di timur laut kota Breda Belanda. Snouck mempelajari
rakyat dan adat istiadat Aceh selama (1891-1905 M), salah satu bahasannya
penderita epilepsi kerap bertingkah seperti babi, orang Aceh menamakan penyakit
ini gila babi. Di Aceh, Epilepsi juga punya nama lain saket droe. Biasanya
diperoleh orang pada waktu petang atau tengah malam orang ini jatuh pingsan
4
anggotanya tegang, kaku, dan mulutnya tertutup, tulis Moehammad Hoesin dalam
adat Atjeh. Orang Aceh percaya penyakit ini berasal dari “hantu buru” sejenis jin
dari rimba raya. Droe menyerang orang dewasa, anak-anak dan bayi, untuk
mengusirnya orang Aceh mengusap dahi dengan inggu (tumbuhan obat) sembari
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh,
menunjukkan bahwa peringkat pertama kasus kesehatan jiwa di kota Banda Aceh
peringkat kedua dan ketiga adalah jenis penyakit gangguan psikotik akut dan
epilepsi. Adapun data laporan kasus baru kesehatan jiwa di kota Banda Aceh
tahun 2013 adalah Skizoprenia dan gangguan psikotik kronik lain sebanyak 86
orang, gangguan psikotik akut sebanyak 18 orang dan epilepsi sebanyak 14 orang.
(Ramdani. 2016).
berobat di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien tahun 2015 adalah 368 orang.
Jumlah pasien epilepsi yang berobat rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit Umum
Cut Nyak Dhien adalah 102 orang dengan jumlah pasien epilepsi perhari di poli
saraf rata-rata 2-3 orang .( Sumber: Rekam Medik RSU Cut Nyak Dhien ) .
penderita epilepsi berobat kepoli saraf Rumah Sakit Umum Cut nyak Dhien 5
dan trauma kepala dirawat di rumah sakit sembuh, setelah itu sering mengeluh
sakit kepala, pusing dan sering jatuh, kejang tidak sadarkan diri setelah dilakukan
dan harus berobat rutin. 2 orang (25%) mengatakan penderita ada riwayat demam
tinggi dan kejang berulang pada masa anak-anak, dirumah sekolah sering tidak
sadar,dan keluar busa dari mulut kemudian berobat ke tabib tidak sembuh-
sembuh, sering ditertawakan sama kawan disekolah pada saat kembali ke sekolah
dan malu sehingga tidak mau pergi sekolah lagi, selanjutnya berobat ke rumah
sakit dan dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis anak dan dokter spesialis
saraf di nyatakan menderita penyakit epilepsi dan harus berobat rutin dan tidak
boleh putus obat, dan 1 orang (12,5%) mengatakan abang penderita juga
(Wawancara pada tanggal 7,8,dan 9 maret 2016 di poli saraf Rumah Sakit Umum
penelitian dengan judul faktor-faktor penyebab epilepsi pada pasien rawat jalan di
poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh Aceh Barat.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab epilepsi pada pasien rawat jalan di
poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh Aceh Barat.
1.3.1.Tujuan Umum
faktor penyebab epilepsi pada pasien rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit
pasien epilepsi di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh.
epilepsi di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh.
a. Bagi Peneliti
c. Bagi Institusi
penyakit Epilepsi.
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Masyarakat
lebih lanjut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Epilepsi berasal dari kata Yunani “epilambanein” yang berarti serangan dan
menunjukkan bahwa sesuatu dari luar tubuh menimpanya sehingga dia jatuh. Kata
tersebut mencerminkan bahwa serangan epilepsi bukan akibat suatu penyakit akan
tetapi disebabkan oleh sesuatu diluar badan si penderita yakni kutukan oleh roh
Epilepsi merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh kejang berulang karena
adanya gangguan fungsi otak disebabkan lepasnya muatan listrik yang berlebihan
menutupi keadaan atau penyakit tersebut jika ada anggota keluarga yang
epilepsi merupakan penyakit yang disebabkan oleh guna-guna maka masih ada
bulan bahkan ada yang bertahun-tahun, namun juga tidak ada perubahan setelah
bangkitan (seizure) yang terjadi secara berulang sebagai akibat dari adanya
gangguan fungsi otak secara intermitten yang disebabkan oleh lepasnya muatan
9
10
2006).
sebagian atau seluruh jaringan otak karena cetusan listrik pada neuron (sel saraf )
sensorik, otonom, atau psikis yang timbul tiba-tiba dan sesaat disebabkan
lepasnya muatan listrik abnormal sel-sel otak (Gofir dan Wibowo, 2006)
etiologi (penyebab) namun dengan gejala tunggal yang khas yaitu serangan
berkala yang disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron kortikal secara
Epilepsi adalah diagnosis klinis. Keadaan ini disebabkan oleh lepasnya listrik
berbeda. Epilepsi adalah ekspresi dari disfungsi otak dan ditegakkannya diagnosis
Epilepsi adalah ekspresi dari disfungsi otak dan ditegakkannya diagnosa ini
adalah:
11
1. Riwayat keluarga
3. Gangguan serebral
degeneratif.
4. Gangguan Metabolik
(Rubenstein,dkk.2007).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah dan perkawinan dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan
yang lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
( Ali, 2010).
Genetik diyakini ikut terlibat dalam sebagian besar kasus, baik secara
kerusakan gen tunggal (1-2 %), sebagian besar adalah akibat interaksi beberapa
gen dan faktor lingkungan . Beberapa gen yang terlibat mempengaruhi saluran
ion, enzim GABA, dan reseptor terkait protein G. Pada kembar identik, jika salah
satu menderita epilepsi, ada kemungkinan 50-69% kembar lainnya juga ikut
menderita epilepsi. Pada kembar non identik, resikonya 15 %. Resiko ini lebih
besar pada penderita dengan kejang umum dari pada kejang fokal. Jika kedua
yang sama. Kerabat dekat lainnya dari penderita epilepsi memiliki resiko lima kali
lebih besar dibandingkan mereka yang tidak. Antara 1 dan 10% penderita
(Pandolfo.2011).
membutuhkan tatalaksana yang adekuat dan tanpa beresiko baik terhadap ibu atau
kehamilan. Neonatus wanita epilepsi yang hamil mengalami lebih banyak resiko
karena kesukaran yang akan dialami ketika partus berjalan. Partus prematur lebih
sering terjadi pada wanita epilepsi. Penggunaan obat anti epilepsi mengakibatkan
kontraksi uterus yang melemah, ruptur membran yang terlalu dini. Oleh karena
itu maka partus wanita epilepsi hampir selalu harus dipimpin oleh pakar obstetri,
penggunaan forcep atau vakum sering dilakukan dan juga seksio caesar.
Komplikasi persalinan baik untuk ibu maupun bayi adalah frekuensi bangkitan
13
diberikan pada ibu terdapat resiko 1% terjadi perdarahan perinatal pada bayi.
(Jafardi.2015).
Di Kabupaten Aceh Barat tahun 2015 jumlah bayi lahir hidup 3.328 bayi,
sedangkan bayi baru lahir ditimbang sebanyak 1.041 (31,3%) dan ditemukan
BBLR sebanyak 80 (7,7%) . Jumlah komplikasi kebidanan sebanyak 921 dan yang
ditangani di Kabupaten Aceh Barat tahun 2015 sebanyak 315 (34,72 . Perhitungan
sedangkan neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebanyak 172 kasus ( 34,5
% ). (Dinkes. 2015).
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama
pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu
lintas. Kejang pasca trauma dapat terjadi segera (dalam 24 jam pertama), Dini
(minggu pertama), Atau lanjut (setelah satu minggu). Kejang segera tidak
merupakan prediposisi untuk kejang lanjut, kejang dini merupakan resiko yang
meningkat untuk kejang lanjut dan pasien ini harus dipertahankan dengan anti
provokasi) setelah cedera kepala tertutup adalah 5%, resiko mendekati 20% pada
menyebabkan peningkatan resiko terkena epilepsi. Demam tinggi pada saat anak-
anak dalam waktu yang lama terkadang dikaitkan dengan kejang-kejang untuk
yang irreversibel. Selain glukosa penggantian cairan dan kortiko steroid perlu
diberikan. Yang termasuk gejala hipoglikemia diantaranya rasa haus dan mulut
terasa kering, poli uri, rasa kekurangan udara, mual dan muntah, kelemahan,
mialgia, nyeri kepala dan nyeri perut, mengantuk bisa berlanjut menjadi bingung
atau kalsium dari makanan yang tidak adekuat. Gagal ginjal ditandai oleh naiknya
kreatinin serum dengan cepat, biasanya disertai penurunan out put urin.
Penyebabnya bisa dibagi menjadi pre renal, renal, dan post renal. Gagal ginjal
sering menjadi komplikasi pada penyakit hati lanjut. Ureum dan kreatinin plasma
bisa normal karena menurunnya sintesis ureum hati, asupan protein yang rendah
dari makanan, dan hilangnya massa otot. Hiponatremia sama dengan natrium
plasma kurang dari 130 mmol/ L. Hiponatremia disebabkan oeh terlalu sedikit
natrium. Pada kekurangan garam timbul rasa haus, lidah kering, menurunnya
turgor jaringan dan hipotensi postural. Pada kekurangan yang berat terjadi
Ad.5. Obat-obatan
Keracunan tidak sengaja sering terjadi pada anak-anak dan obat sebaiknya
disimpan dalam tabung yang tidak bisa dibuka anak kecil serta diletakkan diluar
jangkauan mereka. Pada orang dewasa obat yang paling sering dikonsumsi adalah
lebih dari satu obat dan sangat sering mengkonsumsi alkohol juga. ( Rubeinstein.
2007).
1. Grandmal
Pada keadaan yang khas serangan dimulai dengan kejang tonik kemudian
disusul oleh kejang klonik. Pada fase tonik badan pasien menjadi kaku
dalam sikap opistotonus. Bila kejang tonik ini kuat udara dikeluarkan
dengan kuat dari paru melalui pita suara sehingga terdengar bunyi yang
disebut jerit epilepsi (epileptic cry). Fase tonik ini biasanya berlangsung
20-60 detik kemudian disusul fase klonik. Selama fase klonik pasien
vena. Pada fase klonik terjadi kejang umum yang melibatkan semua
anggota gerak dan otot-otot pernafasan serta otot rahang . Terjadilah gerak
bernafas stertorus dan keluar busa dari mulut. Iidah dapat tergigit saat
kejang ini bahkan ngompol karena sfingter kandung kemih ikut kontraksi.
berlangsung kira-kira 40 detik tetapi dapt juga lebih lama. Setelah fase
16
kira 1 menit setelah itu pasien tertidur yang bisa berlangsung 2-3 jam.
2. Petit mal
Petit mal disebut juga sebagai kejang murni (typical absence) atau simple
Pada serangan epilepsi jenis petit mal yang terlihat sebagai berikut:
tidak terdapat aura. Frekuensi serangan petit mal bervariasi dari 2 atau 3
bulan sampai beberapa ratus kali dalam sehari. Bila serangan banyak
berikutnya telah mulai sebelum pasien pulih dari serangan sebelumnya, hal
17
ini disebut status epileptikus. Pada serangan status petit mal ini pasien
disorientasi. Status petit mal dapat berlangsung sampai 24 jam atau lebih,
tetapi pada umumya hanya beberapa menit. Bila telah diperiksa keadaan
EEG dan ternyata petit mal dan diberikn pengobatan umumnya baik.
4. Spasme Infantil
Spame infantil ditandai oleh serangan yang berbentuk spasmus yang masif
dari otot-otot badan . Didapatkan fleksi dari badan dan anggota gerak
bawah dengan abduksi serta fleksi dari lengan. Terdapat gerak kejutan dari
otot fleksor ekstremitas dan kepala. Gerak kejut ini berlangsung singkat
disertai jeritan dari pasien sehingga orang tua mengira anaknya kesakitan
jenis ini disebut epilepsi jenis hipsaritmia. Bangkitan umur 3bulan sampai
2 tahun . Gerak kejut ini umumnya terjadi pada waktu bangun atau hendak
Sering pula bayi mempunyai riwayat kelahiran dan prenatal yang patologis
(Ngastiyah,2005).
18
epilepsi bukanlah penyakit tapi karena masuknya roh jahat, kesurupan, guna-guna,
atau suatu kutukan. Hal ini terjadi karena saat serangan epilepsi terjadi di tempat
keliru. Mereka juga takut memberi pertolongan karena beranggapan epilepsi dapat
menular melalui air liur. Adanya stigma dan mitos yang berkembang di
sehingga membuat mereka tertekan dan depresi. Oleh karena itu, banyak keluarga
epilepsi menjadi tidak optimal. Begitu pula dari kalangan medis sendiri dimana
para orang dengan epilepsi kurang mendapat perhatian dan penanganan yang
holistik. Mereka hanya ditanya mengenai masih ada/ tidaknya serangan kejang,
dan masih banyak dari penderita epilepsi yang muncul kembali berobat akibat
Kejang terjadi akibat lepas muatan listrik paroksimal yang berlebihan dari
fokus kejang akibat dari suatu keadaan patologik. Apabila terjadi lesi pada neuron
1. Instabilitas membran sel. Membran sel yang tidak stabil ketika terjadi
berlebihan.
berlebihan.
(GABA)
- Absen kejang (petit mal) jenis yang umum pada anak-anak seperti
(Jarvis. 2009).
mengganggu fungsi normal saraf pusat dan penderita dapat melakukan tugas tanpa
Stigma (sangkaan buruk) menjadikan penderita epilepsi lebih tak berdaya dan
gagal dalam kehidupan serta membatasi diri dalam kegiatan sehari-hari maka dari
diantaranya:
- Hal-hal yang perlu dikethui oleh keluarga yaitu penyakit epilepsi itu
(Hari .2006)
- Riwayat Keluarga
- Riwayat kehamilan dan
persalinan
- Gangguan serebral
- Gangguan metabolik EPILEPSI
- Obat-obatan
Riwayat
Keluarga
Riwayat
KehamilanDan
Persalinan
Gangguan EPILEPSI
Serebral
Gangguan
Metabolik
Obat
Obatan
METODELOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Analitik dengan desain cross sectional dimana
variabel-variabel yang diteliti ditimpakan sekali saja pada sejumlah subjek yang
hanya berdasarkan satu kali pengamatan sesaat saja yang bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab epilepsi pada pasien rawat jalan di poli saraf
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien epilepsi yang berobat
rawat Jalan di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh yang
3.3.2. Sampel
n=
23
24
n : Jumlah Sampel
n= ,
= .
= 50,49
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat
sesuai dengan konteks penelitian yaitu pasien epilepsi yang berobat rawat jalan
mendampingi pasien epilepsi berobat rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit
oleh responden.
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari Rekam Medik pasien berobat
di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh dan profil Dinas Kesehatan
menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada empet tahapan dalam
1. Editing
2. Coding
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat
entry data.
3. Processing
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati
4. Cleaning
1. Riwayat Keluarga
Tidak ada, Jika dalam keluarga tidak ada yang menderita epilepsi = 0
dan persalinan = 1
Tidak ada, Jika penderita epilepsi tidak ada riwayat gangguan / kelainan
3. Gangguan serebral
gangguan serebral= 1
serebral = 0
4. Gangguan Metabolik
gangguan metabolik = 1
gangguan metabolik = 0
5. Obat-obatan
6 . Epilepsi
yang akan diteliti, baik variabel bebas (Riwayat Keluarga, Riwayat Kehamilan
29
variabel terikat (Epilepsi). Selanjutnya data dimasukan dalam tabel data frekuensi,
= 100 %
Keterangan :
P = Persentase
satu variabel indevenden dengan satu variabel dependen yang bertujuan untuk
Analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat ( Chi-square), karena semua data di
analisis ukur dalam skala katagorik ( melihat hubungan antara variabel katagorik
a. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5 maka
b. Bila tabel 2x2, dan tidak ada nilai E < 5, maka sebaiknyadigunakan uji
Continuity Correlation.
c. Bila tabel lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x3, maka digunakan uji Person
Chi-Square
jarang digunakan.
Keputusan statistik diambil berdasarkan P-value < 0,05 maka Ho ditolak dan
Uji statistik juga untuk melihat suatu hubungan (jika ada) antara dua variabel
( O – E )2
Rumus : X2 = ∑----------
E = ---------------------------------------
Grand Total
Df = ( k-1 ) ( b – 1 ) = 1
α = 0,05
Adapun ketentuan yang dipakai pada uji statistik adalah Arikunto 2006 :
epilepsi.
epilepsi.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
10.097.04 km2 atau 1.010.466 Ha dan secara astronomi terletak pada 2°00ꞌ-5°16ꞌ
Lintang Utara dan 95°10ꞌ Bujur Timur dan merupakan bagian wilayah pantai barat
dan selatan Kepulauan Sumatera yang membentang dari barat ke timur mulai dari
kaki gunung Geurutee (Perbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar) sampai ke sisi
Krueng Seumayam (Perbatasan Aceh Selatan) dengan panjang garis pantai sejauh
250 km. Sesudah pemekaran letak geografis Kabupaten Aceh Barat secara
Timur dengan luas wilayah 2.927,95 km2 dengan batas-batas sebagai berikut:
Aceh Barat pertama kali dimulai pada tahun 1968 dengan swadaya masyarakat
dibantu dana APBD Tk.II Aceh Barat. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh dibangun diatas tanah seluas 2,8 Ha. Lokasi areal tanah tersebut
32
Barat. Pasca terjadinya bencana alam gempa bumi 8,9 Skala Righter yang
berpusat di Meulaboh disusul dengan gelombang tsunami yang terjadi pada hari
Minggu 26 Desember 2004 sekitar pukul 08.00 wib berdampak pada makin
derasnya arus globalisasi ke daerah Kabupaten Aceh Barat. Bantuan datang dari
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien yang dibangun oleh donatur palang
Merah singapura. Tahun 2010 tanggal 2 Juni tepatnya pada hari Jum’at pukul
10.00 wib diadakan peresmian gedung baru Rumah Sakit umum Cut Nyak Dhien
Meulaboh oleh Gubernur Aceh disaksikan oleh Bupati Aceh Barat, dan
perwakilan dari negara Singapura serta tokoh masyarakat Aceh Barat yang hingga
kini merupakan satu-satunya Rumah Sakit menjadi pusat rujukan bagi masyarakat
Rumah Sakit umum Cut Nyak Dhien Meulaboh memulai aktifitasnya sebagai
rumah Sakit Kelas D pada tahun 1971, dan pada tahun 1983 diusulkan untuk
tanggal 11 Juni 1985 resmi menjadi rumah sakit kelas C. Pada tahun 2002
berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17, secara Institusi Rumah Sakit
Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh ditetapkan menjadi Badan Pengelola Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh. Namun pada tahun 2008 melalui
Qanun nomor 4 tahun 2008 dirubah lagi menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien dengan Eselonering setingkat Kantor (Eselon III) dan merupakan
33
Pada tahun 2009, Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan
Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah dengan nama “Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh” Pemerinth kabupaten Aceh Barat Provinsi
Pada tahun 2012 Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
dilakukan penilaian akreditasi versi 2007 oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(AKRS) dan berhasil lulus bersyarat tingkat dasar dengan Sertifikat nomor:
KARS-SERT/876/VI/2012.
Pada tahun 2014 tepatnya tanggal 29 Desember 2014, Bupati Aceh Barat
menetapkan Surat Keputusan Nomor : 723 tahun 2014 tntang penetapan status
pola pengelolaan keuangan BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dengan
Pada tahun 2015 ditetapkan sebagai salah satu rumah sakit rujukan regional
dari 110 rumah sakit seluruh Indonesia melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal
Adapun batas-batas Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Aceh Barat adalah
sebagai berikut :
34
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Gajah Mada
keluarga pasien yang mendampingi pasien epilepsi yang berobat di poli saraf
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh, maka didapatkan hasil penelitian
sebagai berikut:
Demografi pasien pada penelitian ini meliputi: umur, jenis kelamin, dan
pendidikan terakhir.
Tabel 4.1 Distribusi Data Demografi pasien epilepsi di poli saraf Rumah
Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh
35
Berdasarkan tabel 4.1 diatas maka dapat diketahui bahwa penderita epilepsi
yang menderita penyakit epilepsi umur 21-40 tahun sebanyak 29 orang, umur <
20 tahun sebanyak15 orang, umur 41-60 tahun sebanyak 5 orang, dan umur 61
tahun keatas sebanyak 1 orang. Penderita epilepsi laki-laki sebanyak 26 orang dan
tingkat pendidikan dapat juga diketahui bahwa Tingkat SMA sebanyak 18 orang,
a. Riwayat Keluarga
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Riwayat keluarga pada pasien epilepsi di poli
Saraf Rumah Sakit umum Cut Nyak Dhien Meulaboh
Berdasarkan tabel 4.2 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 50 responden
yang di teliti ditemukan kategori ada riwayat keluarga pada pasien epilepsi
sebanyak 37 orang (74 %) dan kategori tidak ada riwayat keluarga pada pasien
36
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Riwayat kehamilan dan persalinan pada
pasien epilepsi di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak
Dhien meulaboh
Berdasarkan tabel 4.3 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 50 responden
yang diteliti ditemukan kategori memiliki riwayat kehamilan dan persalinan yang
baik pada pasien epilepsi sebanyak 40 orang (80%) dan kategori memiliki
riwayat kehamilan dan persalinan kurang baik pada pasien epilepsi sebanyak 10
orang (20%).
c. Gangguan serebral
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gangguan serebral pada pasien epilepsi di
poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa dari 50 responden yang
diteliti ditemukan kategori ada gangguan serebral pada pasien epilepsi sebanyak
34 orang (68%) dan kategori tidak ada gangguan serebral pada pasien epilepsi
37
d. Gangguan Metabolik
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa dari 50 responden yang
diteliti ditemukan kategori tidak ada gangguan metabolik pada pasien epilepsi
sebanyak 40 orang (80%) dan kategori ada gangguan metabolik pada pasien
e. Obat-obatan
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi obat-obatan pada pasien epilepsi di poli saraf
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 50 responden yang diteliti
sebanyak 44 orang (88%) dan kategori ada overdosis obat-obatan pada pasien
38
f. Epilepsi
Tabel 4.7 Distribusi epilepsi pada pasien rawat jalan di poli saraf Rumah
Sakit Umum Cut Nyak Dhien meulaboh
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari 50 responden yang diteliti
ditemukan epilepsi kategori ringan pada pasien rawat jalan di poli saraf sebanyak
36 orang (72%) dan epilepsi kategori berat pada pasien rawat jalan di poli saraf
epilepsi pada pasien epilepsi di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien
Meulaboh. Analisa dilakukan berdasarkan pada tabel 4.2 sampai dengan 4.7
derajat kebebasan (df) = 1, dan menggunakan uij statistik korelasi chi square test.
Berdasarkan tabel 4.2 dan 4.7 dapat dilakukan analisa tentang hubungan
faktor riwayat keluarga dengan epilepsi di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut
39
Tabel 4.8 Hubungan Riwayat keluarga dengan pasien epilepsi di poli saraf
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh
epilepsi diperoleh bahwa dari 50 responden yang diteliti 37 orang pasien ada
kategori ringan, 7 orang pasien (18,9%) mengalami epilepsi kategori berat, dan 13
orang pasien tidak ada riwayat keluarga diantaranya 7 orang pasien (53,8 %)
kategori ringan. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-Value 0,029 < nilai 0,05
sehingga H0 ditolak Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada hubungan riwayat
keluarga dengan epilepsi pada pasien rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit Umum
Cut Nyak Dhien Meulaboh. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=0,200,
artinya pasien yang ada riwayat keluarga mempunyai peluang 0,2 kali
Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.7 dapat dilakukan analisa tentang hubungan faktor
riwayat kehamilan dan persalinan dengan epilepsi di poli saraf Rumah Sakit
40
Tabel 4.9 Hubungan riwayat kehamilan dan persalinan dengan pasien
Epilepsi di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien
Meulaboh
Epilepsi Total α P- OR
Riw.kehamil Ringan Berat
an dan f % f % f % Value ( 95% CI )
persalinan
Kurang 7 70 3 30 10 100 0,05 1,000 0,885
Baik 29 72,5 11 27,5 40 100 0,19– 4,047
Jumlah 36 72 14 28 50 100
orang pasien memiliki riwayat kehamilan dan persalinan yang baik diantaranya
(27,5%) mengalami epilepsi kategori berat, dan 10 orang pasien memiliki riwayat
kategori berat. Hasil uji statistik didapatkan bahwa nilai P-Value 1,00 > nilai α
0,05 sehingga H0 diterima Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan
faktor kehamilan dan persalinan dengan epilepsi pada pasien rawat jalan di poli
saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh. Dari hasil analisis
diperoleh pula nilai OR=0,885, artinya pasien dengan riwayat kehamilan dan
41
c.Hubungan Gangguan serebral dengan epilepsi
Berdasarkan tabel 4.4 dan 4.7 dapat dilakukan analisa tentang hubungan
faktor gangguan serebral dengan epilepsi di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut
Tabel 5.0 Hubungan Gangguan serebral dengan pasien epilepsi di poli saraf
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh
epilepsi diperoleh bahwa dari 50 responden yang diteliti 34 orang pasien ada
kategori berat. Hasil uji ststistik diperoleh nilai P-Value 0,021 < nilai α 0,05
sehingga H0 ditolak Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan faktor gangguan
serebral dengan epilepsi pada pasien rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit Umum
Cut Nyak Dhien Meulaboh. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=9,286,
artinya pasien yang ada gangguan serebral mempunyai peluang 9,29 kali
42
d. Hubungan Gangguan Metabolik dengan Epilepsi
Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.7 dapat dilakukan analisa tentang hubungan
faktor gangguan metabolik dengan epilepsi di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut
epilepsi diperoleh bahwa dari 50 responden yang diteliti 40 orang pasien tidak ada
ringan,12 orang pasien (30%) mengalami epilepsi kategori berat, dan 10 orang
kategori ringan, 2 orang pasien (20%) mengalami epilepsi kategori berat. Hasil uji
statistik didapatkan bahwa nilai P-Value 0,704 > nilai α 0,05 sehingga H0
diterima Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan faktor gangguan metabolik
dengan epilepsi pada pasien rawat jalan di poli saraf Rumah sakit Umum Cut
Nyak Dhien Meulaboh. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=0,583, artinya
pasien tidak ada gangguan metabolik mempunyai peluang 0,58 kali menyebabkan
43
e. Hubungan Obat-obatan (keracunan dan overdosis) dengan Epilepsi
Berdasarkan tabel 4.6 dan 4.7 dapat dilakukan analisa tentang hubungan
faktor obat- obatan dengan epilepsi di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak
Tabel 5.2 Hubungan Obat- obatan dengan pasien epilepsi di poli saraf
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien meulaboh
dapat diperoleh bahwa dari 50 responden yang diteliti 44 orang pasien tidak ada
epilepsi kategori berat, dan 6 orang pasien ada riwayat obat-obatan diantaranya 4
orang pasien (66,7%) mengalami epilepsi kategori ringan, 2 orang pasien (33,3%)
mengalami epilepsi kategori berat. Hasil uji statistik diperoleh nilai P-Value 1,000
> nilai α 0,05 sehinggga H0 diterima Ha ditolak. Hal ini berarti tidak ada
hubungan obat-obatan dengan epilepsi pada pasien rawat Jalan di poli saraf
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh. Dari hasil analisis diperoleh pula
nilai OR=1,333, artinya pasien tidak ada obat-obatan ( keracunan dan over dosis)
mempunyai peluang 1,33 kali menyebabkan epilepsi dibanding pasien ada obat-
44
4.3 Pembahasan
dari penderita epilepsi yang juga menderita penyakit epilepsi sebanyak 37 orang
sebanyak 6 orang, kakek sebanyak 8 orang, Nenek sebanyak 5 orang dan Paman
sebanyak 3 orang. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-
square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai P-Value = 0,029 yang
berarti lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada
hubungan riwayat keluarga dengan epilepsi pada pasien rawat jalan di poli saraf
Rumah sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh. Dari hasil analisis diperoleh pula
nilai OR=0,200, artinya pasien yang ada riwayat keluarga mempunyai peluang
0,200 kali menyebabkan epilepsi dibanding pasien yang tidak ada riwayat
keluarga.
mendapatkan bahwa riwayat epilepsi dalam keluarga lebih banyak dijumpai pada
Dari hasil penelitian yang ditemui peneliti berasumsi bahwa riwayat keluarga
berhubungan dengan epilepsi, hal tersebut karena adanya salah satu dari anggota
keluarga juga mengalami epilepsi, disebabkan oleh kerusakan gen, dan faktor
45
genetik yang diwariskan dari generasi ke generasi mungkin menyebabkan
terjadinya epilepsi.
dan persalinan baik sebanyak 40 orang dan adanya riwayat kehamilan dan
Prematur sebanyak 3 orag, Letak lintang sebanyak 1 orang dan letak sunsang
sebanyak 2 orang, jadi lebih banyak dengan riwayat kehamilan dan persalinan
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95% diperoleh nilai P-Value =1,00 yang berarti lebih besar dari α
(0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan riwayat
kehamilan dan persalinan dengan epilepsi pada pasien rawat jalan di poli saraf
Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh. Dari hasil analisis diperoleh pula
nilai OR=0,885, artinya pasien dengan riwayat kehamilan dan persalinan normal
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh suwitra (1993)
bahwa berat badan lahir rendah ( < 2500 gram ) tidak bermakna sebagai faktor
kehamilan dan persalinan yang kurang baik merupakan salah satu penyebab
46
epilepsi dikarenakan adanya gangguan kehamilan, kehamilan yang tidak cukup
kelahiran bayi berat badan rendah, asfiksia sehingga kebutuhan O2 yang masuk ke
otak tidak lancar sehingga kerja otak tidak normal. Ada kemungkinan hubungan
antara kelahiran prematur dan epilepsi yang disebabkan oleh berkurangnya aliran
oksigen ke otak bayi selama masa kehamilan yang mengarah pada kelahiran
pada penelitian yang peneliti lakukan di poli saraf setelah dilakukan uji statistik
dengan menggunakan uji chi-square tidak ada hubungan riwayat kahamilan dan
pelayanan kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak sudah mulai dirasakan oleh
kesehatan, walaupun masih ada yang memilih pelayanan kepada dukun yang
belum bermitra dengan tenaga kesehatan, disini sangat berperan sebagai tenaga
diantaranya diakibatkan oleh trauma kepala sebanyak 27 orang, demam tinggi dan
47
kejang berulang sebanyak 6 orang, dan strok sebanyak 2 orang. Setelah dilakukan
uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%
diperoleh nilai P-Value = 0,021 yang berarti lebih kecil dari α (0,05). Dengan
epilepsi pada pasien rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien
Meulaboh. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=9,286, artinya pasien ada
Dari hasil penelitian yang ditemui peneliti berasumsi bahwa Gangguan serebral
fungsi otak yang berakibat fatal bagi pasien. Gangguan serebral bisa terjadi akibat
trauma kepala, demam tinggi dan kejang berulang atau stroke. Demam tinggi
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh John Taruna (2014) di
RSUD Arifin Achmad Pekan Baru pada 86 sampel dengan hasil Uji Statistik
terdapat hubungan antara riwayat demam tinggi terhadap kejadian epilepsi. Hal
48
Value = 0,704 yang berarti lebih besar dari α (0,05). Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa tidak ada hubungan gangguan metabolik dengan epilepsi pada
pasien rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=0,583, artinya pasien tidak ada
selama tahun 2002 di Jordan University dan King Hussein Medical Center
bahan sejenis pada anak dapat memicu terjadinya kejang demam walau secara
statistik tidak secara signifikan mempengaruhi kejadian kejang demam pada anak.
dan aliran udara ke otak berkurang bahkan mengantuk berlanjut bisa menjadi
bingung dan koma. Hipokalsemia , asupan viamin D dari makan yang tidak
mental, hipotensi dan syok. Apabila keadaan ini sering dialami oleh seseorang
otak tidak terpenuhi sehingga akibat kerusakan jaringan otak tersebut bisa
terjadinya kejang (seizure) bahkan epilepsi. Serangan kejang dapat terjadi dengan
potassium dan sodium.Namun pada penelitian yang peneliti lakukan di poli saraf
49
setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak ada
hubungan gangguan metabolik dengan epilepsi karena nilai P-Value = 0,704 yang
over dosis obat-obatan sebanyak 44 orang dan ada kercunan dan over dosis obat-
obatan sebanyak 6 orang. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uij
chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai P-Value = 1,00 yang
berarti lebih besar dari α (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak
ada hubungan obat-obatan ( keracunan dan over dosis dengan epilepsi pada pasien
rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh. Dari
hasil analisis diperoleh pula nilai OR=1,333, artinya pasien tidak ada keracunan
obat-obatan dan over dosis mempunyai peluang 1,33 kali menyebabkan epilepsi
(keracunan dan over dosis) merupakan salah satu penyebab epilepsi. Obat-obatan
( keracunan dan over dosis ) bisa juga menyebabkan muntah, jatuh sehingga bisa
menyebabkan cedera bahkan bisa juga pingsan sehingga bisa terjadi kerusakan
pada otak. Obat- obatan apabila dikonsumsi sesuai aturan bisa menjadi obat dan
50
apabila dikonsumsi dalam keadaan over dosis bisa menjadi racun dalam tubuh
kita. Namun pada penelitian yang peneliti lakukan di poli saraf setelah dilakukan
uji statistik dengan megggunakan Uji chi-square tidak ada hubungan obat- obatan
dengan epilepsi karena nilai P-Value = 1,00 yang berarti lebih besar dari α (0,05).
51
52
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bagian terdahulu, maka kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Hal ini berdasarkan hasil penelitian bahwa ada riwayat keluarga lebih
penyebab epilepsi, namun pada hasil penelitian ini diketahui tidak ada
epilepsi akibat riwayat kehamilan dan persalinan bisa berkurang ini tidak
jalan di poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh. Hal ini
metabolik dengan epilepsi, hal ini berdasarkan hasil penelitian bahwa pada
epilepsi, hal ini berdasarkan hasil penelitian bahwa penderita epilepsi yang
berobat ke poli saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh
5.2 Saran
Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
bagi keluarga dapat menerima keadaan pasien epilepsi apa adanya dan
Gofir dan wibowo. 2006. Obat anti epilepsi. Pustaka Press. Jakarta.
Jimanez JFL et al. 1990. Etiology of late onset epilepsy, A prospective study in
an area of rural health care. Med Clin (94): 521-524.
Kemenkes. 2013. Menkes lakukan soft opening Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional. Jakarta.
55
56
Mardjono & Sidharta. 2006. Nerologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta.
Price & Wilson. 2006. Patologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC.
Jakarta.
Raharjo. 2007. Faktor- faktor Resiko Epilepsi pada anak usia dibawah 6 tahun.
Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Biomedik dan program
pendidikam dan program pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Penyakit
Saraf Universitas Diponogoro. Semarang.
Salsabila. 2012. Kualitas Hidup Pada Pasien Epilepsi. Skripsi. Fakultas Ilmu
Sosial dan Humaniora universitas Islam Negeri sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Sompa. 2016. Stigma dan tantangan Epilepsi Menyambut hari Epilepsi sedunia.
Graha Pena Fajar Online. Makassar.
Suwitra IN, Kejang Demam sebagai Faktor Resiko Terjadinya epilepsi pada
anak, Neurona, Mei 1993: 30-4.
Utama dan Vincent. 2007. Anti Epilepsi dan Anti Konvulsi Farmakologi dan
Terapi. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Jakarta.
Ringan, jika
durasi kejang
singkat = 0
LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Dengan Hormat,
Nim : 11C10104252
Mahasiswi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar yang akan
mengadakan penelitian untuk menyusun Skripsi sebagai sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat . Adapun penelitian ini berjudul
“Faktor-Faktor Penyebab Epilepsi Pada Pasien Rawat Jalan di Poli Saraf Rumah Sakit Umum
Cut Nyak Dhien Meulaboh”.
Saya mohon kesediaan Bapak/ibu/saudara(i) untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan
menjadi responden dan mengisi kuisioner sesuai petunjuk yang diberikan.
Atas Kesediaan bapak/ibu/saudara(i) dn kerjasama yang baik saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
untuk ikut berpartisipasi dalam pencarian data yang dilakukan oleh mahasiswi Program
Nim : 11C10104255
Meulaboh,............2016
(................................................)
KUESIONER PENELITIAN
I . RIWAYAT KELUARGA
1. Dalam keluarga inti ( ayah, ibu ,saudara kandung) atau keluarga lain
( kakek, nenek, lainnya) apakah ada yang menderita epilepsi?
1.Ada
2. Tidak ada
II. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
1. Apakah ada salah satu riwayat ( seperti letak lintang, letak sunsang,
Prematur, atau BBLR ) selama masih dalam masa kehamilan dan
Persalinan?
1. Ada
2. Tidak ada
III . GANGGUAN SEREBRAL
1. Apakah sebelumnya ada mengalami salah satu kejadian atau penyakit
(seperti trauma kepala, demam tinggi dan kejang berulang, radang
otak atau stroke) ?
1 . Ada
2 . Tidak ada
IV . GANGGUAN METABOLIK
1. Apakah sebelumnya ada mengalami salah satu penyakit (seperti
Hipoglikemia, Hipokalsemia, Gagal ginjal atau gagal hati, atau
Hiponatremia) ?
1. Ada
2. Tidak ada
V . OBAT-OBATAN
1 . Apakah sebelumnya ada mengalami salah satu kejadian (seperti
keracunan obat-obatan atau alkohol) ?
1. Ada
2. Tidak ada
VI . EPILEPSI
1 . Bagaimana durasi kejang yang dialami ?
1. Lama ( ≥ 20 detik )
2. Singkat ( 5-15 detik ).
UA'EI TAII
1 1
3l E 1 1 0 0 0
2 I I 0 o 1
tl 0 o
I 2 1 1 1
1 '2 0 1 o 1
t I 0 0
it il
I
! ! It 1 o
o
I
0
I
2 2
7 1 o t o
3 t o I
3
7 sr 1 0 o 1
2 2 0 I 0 o
o o o
I 7 1
7 2 a o o
1 0 o 1
2 2
1 0 0 1
7
o 1 0 o
2 1
I I
2
!
I
I il rl
,I
I
o
1
o
I
o
o
t
o
7
I
2
2
I
pl :lrl ,t !r 1
!
o
0
o
t o
I
t 1 rl
.l il o
I
0
o
I 0
o
1 I I
rl I 11 o I 0
1
I ,t I rl :l 1 o 1 I
I PJ o ! 0 o
3 rl 2 L*
:
lHr* lr
o 1
t
t 0
o
o
I
1 ? T
1 0 0
2 lsur lo lB.r 1
0 0
z lsMP
: l0 1
1
o 0 ! o
2
:t
2 t*." 3 l^. L 1 1 o
I lsru L I I o o
2
t I t t*" a L
L la.r
I 1
0
o
I
1
0
I 2
z 1
l*,, I ls.r I t o o 0
2 I t o o
, Is* I Io d
I
2
lil ls o o
7 1 t* I lra. 1 I lo
l0
o o
I I 1 le.r
1
0
1 lo
o o
Iso
1
7 t
2
lx h.* I o lo
lo
o
2 lsup : t-. 1 I
2 t"* lo
lo
0 0
ll
I I
1 1
I lso
1
t-.
o
o 1 t"
lo
0
0
0
o
2
2 : lro i I
hor o
lo
o 0
le"*
14
ts 15
iellns.lohi a 1(
a6
tD3 1o
i4 a 5MP 17
al-60 5 sMu
r6lt 1 u3
Frequencies
Statistics
Umur
valid
Missing
Umur
cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
alid Laki-laki
PeremPuan
Total
Pcndidikan terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistlcs
Riwayat
Riwayat Kehamilan dan Gangguan Gangguan Pengaruh Kejadian
Keluarga Persalinan Serebral Metabolik Obat-obatan Epilepsi
50 50 50 50 50 50
N Valid
c c c c 0 c
Missing
Frequency Table
Riwayat Keluarga
Cumulativ€
Frequency Percent Valid Percent Percent
Gangguan Setebral
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
32.0 32.0
Valid Tidak ada 16 32.0
Pengaruh Obat-obatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kejadian Epilepsi
cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Epilepsi
Count 30 1 37
rotal count 36 L4 5C
Chi-squa.e Tests
Association
lH ofValid cases 5C
Cases
Riwayat Persalinan
* 50 1m.o% 0 -o% 5C 100.09(
Epilepsi
Epilepsi
Count 29 11 40
Iotal count 36 14 5C
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a, 1 cell5 (25.096) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2'8O'
Epilepsi
Ada Count 27 13 u
Expected Count 24.5 9.5 34.0
Total Count 36 14 5C
Chi-Square Tests
Association
N of Valid Gses 50
a. 1 cells {25.Oy4 haye expected count less than 5' The minimum expected count is 4'48'
b. computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Gangguan Metabolik
* 50 100.09( 0 .09( 50 1m.09{
Epilepsi
Ada Count 8 2 1C
rotal count 36 L4 5C
Chi-Square Tests
tuymp. sig. (2 Exact Sig. (2- Exact sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Association
N of Valid Cases 50
i 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2'80'
72 44
Obat-obatan Tidak Ada count 32
Total count 36 14 50
Chi-Square
ity Correctionb
of Valid Cases
a'T;il(suo%) h*";xpected count less than 5 The minimum expected count is 1'li8'
b. Computed only for a 2xz table
CROSSTABS
/TABr,Es=Riw. keluarga BY Epilepsi
/EORMAT=AVALUE TABI'ES
/STAT I STiCS=RI SK
/CE1,LS=COIJNT
/COUNT ROUND CELL.
Grosstabs
I DataSet0 ]
Count
Ep'l€p:l_
Ringan Berat Total
6 7 13
Riw.keluarga Tidak ada
Ada 30 7
Total 36 14 50
Riak Estimae
Fage 1
CROSSTABS
/ TABT,ES=RiW. persalinan BY Epilepsi
/ FORMAT=AVAI,UE TABLES
/ STAT I STICS=RISK
/CE],LS=COUNT
/COUNT ROUND CELI.
Crosstabs
I Dataset0 ]
Count
Epilepsi
Ringan Berat Total
Riw.persalinan Kurang 7 J 10
Baik 29 11 40
Total 36 14 50
Risk Estimate
Page I
WEIGHT BY Frequensi.
CROSSTABS
/TABLES=Gq. serebral BY EPilePSi
/FORMATThVATUE TABI.ES
/STATIST ICS=RI SK
ICE],LS=cOUNT
/COUNT ROUND CEIL.
Crosstabs
IDataset0]
Ceaa Proco$lns Sulnmary
Epil6psi
Tidak ada Ada Total
15 'l 16
Gg.serebral Tdak ada
Ada 21 't3 g
Total 36 11 50
Rtsk E36mab
PagE 1
CROSSTABS
/TABr,Es:Gg. Metabol i k BY EpilePsi
/FORMAT=AVAI,UE TABLES
/ STAT ISfICS=RI SK
/cErLS=coUNT
/COUNT ROUND CELI.
Crosstabs
I Dataset0 ]
Count
Epilepsi
Ringan Berat Total
28 '12 40
Gg.Metabolik Tidak ada
Ada 8 2 10
36 '14 50
Total
Risk Estimate
,108 3,163
Odds Ratio for Gg- ,583
Metabolik Oidak ada /
Ada)
,875 ,604 1,267
For cohort Epilepsi =
Ringan
1,500 ,398 5,654
For cohort Epilepsi =
Berat
N of Valid Cases 50
Page 1
CROSSTABS
/TABlEs=obatobatan BY EPilePSi
/ FORMAT=AVAIUE TABLES
/ STAT I STICS=RI SK
/CEl,LS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
I DataSet0 ]
Cases
vdid Missing Tolal
* Epilepsi Cro6stabulation
Obatobatan
Count
Epilepsi _,
Ringan Berat Toial
32 12 44
Obatobatan Tidak ada
Ada 4 2 6
Total 36 14 50
Risk Estimate
95% Confdence lnterval
Value Lchrrer Upper
Page t
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT
BLUD RUMAH SAKIT UMUM DAEMI{
CUT NYAK DHIEN MEUIIIBOH
.ll. Gaj.h M:da - Meulaboh re{g/Fa (661 tssUTa
Emad : fsuo$eacehbattkabtoid
web6tlF : s4!,!g9!C4!!9@!lsE
Dengan hormat,
27 luli
1. Sehubungan dengan surat saudara No: 2J:LlUNsg'z|Lf 12015 tanggal
2016 perihal Permohonan lzin Penelitian Risev wawancara/ On The Job
Training yang dialamatkan kepada kami.
terhitung
2. Untuk maksud tersebut pihak kami telah memberi lzin Penelitian
tanggal disposisi surat { 28 Juli 2015) kepada:
Nama : Cut Ana Juita
NIM : 11C10104252
: Faktor-Faktor Penyebab Epilepsi Pada Pasien Rawat Jalan
Di ?oli
Judul
Saraf Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh'
Kepada Yth,
Di-
Temoal
Assalamuslaikum Wr,..Wb..-
Dengan Hormat,
6"r.*u ini kami datang menghadap BapaMbu, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar Meulaboh :
ya-ng bermaksud akan mengadakan peninjauari/riset/on job training dalam rangka- memenuhi
kewaj ibir/rugas-tugas dalam *"lakukutt/menyelesaikan studi pada Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Universitas Teuku Umar Meulaboh.
Sehubungan dengan ini kami sangat mengharapkan bantuan BapaMbu agar dapat memberikan
keterangan-k*eterangin, brosur-brosur, buku-buku dan penjelasan-penjelasan lainnya
yang akan
kertas kerja dengan judul
Jig*uf* dalam rJngka men),usun skripsi/paper/laporan :
SeealabahandarrketeranganyangdiperolehakandigunakanSarrrata.matademiperkembangan
Ih" p:";t"h; dan tidak u[u" ii"rnu-t - atau diberiukan pada pihak lain' Selanjutnya setelah
the job training di
il;*i;;" yang bersangkutan menyelesaikan peninjauarlrisey'wawalcara'/on yang dibuat
iempat ini, t"-i oLun menyerahkan i<epada BapaMbu (Satu) eks laporan/paper/skripsi
Mahasiswa kami.
persetujuan
Apabila hasil penelitian ini akan diterbirkan, maka kami terlebih dahulu meminta
na|ak/lbu. Atas bsntulj1 dan keriasama yang baik. kami ucapkal lefiolakasih.
o.n"",.
$**,'
Tembusan :
L Arsip
DOKUMENTASI
Agama Islam
Status Kawin
Alamat Meulaboh
Pekerjaan Petani
Pekerjaan IRT
Alamat Meukek
Pendidikan Formal
SD SD Negeri I Kutabuloh
PT FKM-I]Tt]