Anda di halaman 1dari 7

236 |. Noor Cholifah, Setyowati, Sri Karyati./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.

1 (2019) 236-242

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK SUARA ALAM TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
DESA PELANG MAYONG JEPARA TAHUN 2016
Noor Cholifah a, Setyowati a, Sri Karyati a
a
Universitas Muhammadiyah Kudus
a
noorcholif@umkudus.ac.id

Abstrak

Latar belakang : Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg
dan tekanan diastolic lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2009), Penanganan non farmakologis yaitu dengan
cara menurunkan berat badan, olah raga teratur diet rendah lemak, garam, dan terapi komplementer yaitu
terapi suara alam Tujuan : Mengetahui Pengaruh Terapi Musik Suara Alam Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Peasien Hipertensi di Desa Pelang Mayong Jepata Tahun 2016 Metode penelitian : Desain
penelitian yang mengunakan kuantitatif dengan pre dan post test with control dengan pendekatan Quasi
Eksperiment. Sampel sebanyak 24 responden menggunakan uji statistik paired sample test. Hasil
penelitian : Analisa data dengan menggnakan uji non parametrik untuk mengukur signifikan 2 kelompok
data berpasangan dengan T-test. Didapatkan hasil rata-rata penurunan tekanan darah sistol dan diastol
kelompok intervensi 0,000 dan kelompok kontrol 0,438. Dan p-value sebesar sebanyak 0,000 < α (0,05).
Kesimpulan : ada Pengaruh Terapi Musik Suara Alam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Peasien
Hipertensi di Desa Pelang Mayong Jepata.

Keywords: Nature sounds Music Therapy, Hypertension

Abstrack

Background: Hypertension is a condition when the systolic blood pressure greater than 120 mmHg
and diastolic pressure over 80 mmHg (Muttaqin 2009), Treatment of non pharmacological that is the way
to lose weight, regular exercise a diet low in fat, salt, and complementary therapies that natural sound
therapy Objectives: To Effect of Music Therapy Natural Voices Against Blood Pressure Drops On
Peasien Hypertension in the village of Mayong Pelang Jepata 2016 Methods: The study design that uses
quantitative pre and post test with control approach Quasi Experiment. A sample of 24 respondents using
statistical test paired sample test. Result: Date analysis using non-parametric test for significan measure
2 groups of date pairs with T-test. Be obatained average yield reduction in systolic blood pressure
diastole 0,000 intervensi group and the control group 0,438. And a p-value 0f 0,000 < α (0,05).
Conclusion: No Effect of Music Therapy Natural Voices Against Blood Pressure Drops On Peasien
Hypertension in the village of Mayong Pelang Jepata

Keywords: Nature sounds Music Therapy, Hypertension

Menurut WHO dan International Society


PENDAHULUAN of Hypertension (ISH),saat ini terdapat 600
Di negara maju hipertensi salah satu juta penderita Hipertensi diseluruh dunia,
masalah kesehatan utama. Di Indonesia dan 3 juta diantaranya meninggal disetiap
hipertensi juga merupakan masalah tahunnya. Tujuh dari setiap penderita
kesehatan yang perlu diperhatikan oleh tersebut tidak mendapatkan pengobatan
tenaga kesehatan. Berdasarkan penyebab secara adekuat. (Rahajeng, 2009)
hipertensi menjadi 2 yaitu hipertensi primer Pravalensi hipertensi menurut catatan
yang tidak diketahui penyebabnya atau World health organization (WHO), tahun
idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu 2011 sebesar 1 milyar orang di dunia. Dua
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit pertiga di antaranya di negara berkembang
lain. yang berpenghasilan rendah-sedang salah
Noor Cholifah, Setyowati, Sri Karyati / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 236-241 | 237

satunya di Indonesia. WHO juga Berdasarkan data survey awal yang


memperkirakan Pravalensi hipertensi akan dilakukan di desa Pelang Mayong Jepara
terus meningkat, dan diprediksi pada tahun terdapat 24 orang yang mengalami
2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh hipertensi Ringan.
dunia menderita hipertensi. (Mboi, 2013) Hipertensi paling banyak dijumpai pada
Menurut JNC (The Joint National lanjut usia karena dinding pembuluh darah
Committee on Detection, Evaluation, and mengalami penebalan dan pergeseran
Treatment pg High Blood pressure) dalam sehingga menjadi kaku. Diameter pembuluh
(Price & Wilson, 2006), mengklasifikasikan darah menjadi mengecil ata menyempit
tekana darah orang dewasa dengan usia 18 sehingga aliran darah tidak lancar.
tahun keatas, dengan hipertensi tingkat Penebalan dan pengerasan dinding
ringan 1 (ringan) apabila tekanan sistoliknya pembuluh darah ini terjadi karena
140-159 mmHg dan tekanan diastolicnya penimbunan jaringan ikat dan lemak (Jain,
90-99 mmHg. Hpertensi tingkat 2 (sedang) 2011)
apabila tekanan sistolik 160-179 mmHg dan Akibat dari tekanan darah tinggi yang
tekanan diastolicnya 100-109 mmHg. berlanjut dan tidak ditangani dengan cepat
Hipertensi tingkat 3 (berat) apabila tekanan akan mengakibatkan jantung bekerja dengan
sistolicnya lebih dari 180 mmHg dan keras, sehingga otot jantung akan membesar.
tekanan diastolicnya lebih dari 110 mmHg. Kerja jantung yang meningkat menyebabkan
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga pembesaran yang dapat berlanjut menjadi
(SKRT) tahun 2007 menunjukkan prevalensi gagal jantung (heart failure). Selain itu,
hipertensi di Indonesia cukup tinggi, yaitu tekanan darah tinggi juga berpengaruh
8,3% per 1.000 anggota rumah tangga terhadap pembuluh darah coroner di jantung
(Tuminah, 2009). Berdasarkan Riset berupa terbentuknya plak (timbunan
Kesehatan Dasar (Rikesda) tahun 2007 aterosklerosis yang dapat mengakibatkan
sebagaimana di publikasikan Kementrian penyumbatan pembuluh darah dan
Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi menghasilkan serangan jantung (heart
hipertensi di Indonesia di Indonesia attack) (Merdikoputro 2008).
berdasarkan pengukuran tekanan darah
sangat tinggi, yaitu 31,7 % atau 1 dari 3 METODE
orang mengalami hipertensi (Zuraidah, Jenis penelitian ini menggunakan Quasy-
2012). experiment (experiment semu) dengan
Di Provinsi Jawa Tengah pada tahun pendekatan pre test dan pos test with control
2008 sebanyak 865.204 penderita hipertensi, grup. Rancanagan penelitian ini bertujuan
pada tahun 2009 sebanyak 698.816 untuk menyelikidi hubungan sebab akibat
penderita hipertensi, pada tahun 2010 (cause and effect relationship), dengan cara
sebanyak 562.117 penderita hipertensi, pada mengekspos satu atau lebih atau kelompok
tahun 2011 terdapat sebanyak 634.860 eksperimental dan satu atau lebih kondisi
penderita hipertensi, pada tahun 2012 eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan
sebanyak 544.711 penderita hipertensi satu atau lebih kelompok control yang
(Provinsi Jawa Tengah,2012). dikenai perlakuan kominikasi terapeutik .
Berdasarkan data dari Kabupaten Jepara Observasi yang sebelum eksperimen yaitu
pada tahun 2015 terdapat 15.469 kasus pre-test dan sesudah post-test. Sedangkan
hipertensi yang menduduki peringkat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan
pertama dari penyakit yang tidak menular. terapi music suara alam kompok
Penderita lebih banyak wanita yaitu sebesar dibandingkan, perbedaan tersebut disebut
11.520 dan laki-laki sebanyak 3.939 (DKK sebagai efek dari pengaruh (intervensi) yang
Jepara, 2015). diberikan dalam eksperimen.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
Bidan desa Pelang Mayong Jepara pasien
yang menderita penyakit Hipertensi pada
tahun 2015 sebanyak 602 orang.
238 |. Noor Cholifah, Setyowati, Sri Karyati./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 236-242

HASIL kontrol (50.0%) (50.0%)


Kelompok 4 8 100.0
Karakteristik Responden Berdasarkan intervensi (33.3%) (66.7%)
Usia Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan tabel 1.3 diatas dapat
disimpulkan bahwa rata-rata jenis kelamin
Umur Frekuensi Presentase
Responden (%) pada kelompok kontrol laki-laki 6 responden
35-47 14 58,3% dengan frekuensi 50.0% dan perempuan 6
48-59 10 41,7% responden 50.0% dan pada kelompok
Total 24 100,0 intervensi laki-laki 4 responden dengan
frekuensi 33.3% dan perempuan 8
Sumber : Data Primer,2016
responden 66.7%.
Berdasarkan tabel 1.1 diatas disimpulkan
bahwa umur pasien yang menderita rentang Hasil Penelitian
umur pling banyak usia 36 – 47 tahun Analisa Univariat
dengan frekuensi 14 responden (58,3%) dan
a) Variable bebas pemberian terapi
paling sedikit pada rentang usia 48-59 tahun
suara alam
dengan frekuensi 10 responden (41,7%).
Tabel 1.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Distribusi Frekuensi Kelompok Perlakuan dan
Pekerjaan Kelompok Kontrol
Tabel 1.2 Kelmpok Frekuensi Prosentase
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perlakuan 50 50%
Pekerjaan
Kontrol 50 50%
6 Total 12 12
Sumber : Data Primer, 2016
5
Berdasarkan tabel 1.4 menunjukan bahwa
4
buruh
penderita hipertensi kelompok perlakuan
3 IRT dengan penderita hipertensi kelompok
petani kontrol jumlahnya sama rata, lansia yang
2 pedagang mendapat perlakuan sebanyak 12 orang
1
(50%) dan kelompok kontrol 12 orang
(50%).
0
kelompok kontrol kelompok intervensi
b) Variable terikat Hipertensi
1. Distribusi tekanan darah sistol
Tabel 1.5
Berdasarkan gambar 1.2 diatas dapat Distribusi tekanan darah sistol
disimpulkan bahwa sebagian besar
pekerjaan responden pada kelompok kontrol Kategori Frekuensi Presentase %
adalah pedagang dan pada kelompok sistol
intervensi sebagian besar pekerjaan Naik 2 8,3%
Tetap / 22 91,7%
responden adalah buruh
turun
Karakteristik Responden Berdasarkan Total 24 100%
Jenis Kelamin Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 1.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Berdasarkan tabel 1.5 menunjukan bahwa
Kelamin pasien hipertensi yang paling banyak adalah
yang mengalami peningkatan tekanan darah
Kelompok Jenis kelamin Total
responden
pada sistol sebanyak 2 orang (8,3%) dan
Laki-laki Perempuan
Frekuensi Frekuensi yang paling sedikit adalah pada pasien
% % hipertensi yang mengalami penurunan atau
Kelompok 6 6 100.0
Noor Cholifah, Setyowati, Sri Karyati / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 236-241 | 239

tetap tekanan darah pada sistol sebanyak 22 Berdasarkan tabel 1.6 menunjukan bahwa
orang (91,7%). pasien hipertensi yang paling banyak adalah
2. Distribusi tekanan darah diastol yang mengalami peningkatan tekanan darah
Tabel 1.6 pada diastol sebanyak 2 orang (8,3%) dan
Distribusi tekanan darah diastol yang paling sedikit adalah pada pasien
hipertensi yang mengalami penurunan atau
Kategori Frekuensi Presentase %
tetap tekanan darah pada diastol sebanyak
diastol
Naik 2 8,3% 22 orang (91,7%).
Tetap/ turun 22 91,7%
Total 24 100%
Sumber : Data Primer, 2016

c) Tekanan darah sebelum terapi musik suara alam di desa pelang mayong jepara
Tabel 1.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tekanan Darah sebelum perlalkuan
Tekanan darah Mean Median Modus SD min Max
Kelompok intervensi
sebelum perlakuan
Sistol 149.75 149.50 149 4.070 143 158
Diastole 94.25 94.00 90 3.519 90 99
Kelompok control
Sebelum perlakuan
Sistol 144.25 143.50 143 2.667 140 150
Diastole 93.83 93.50 90 3.380 90 99
Sumber : Hasil data Primer yang diolah

Berdasarkan Tabel 1.7 diatas dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh sebelum
diberikan terapi suara alam pada kelompok intervensi mean adalah sistol 149.75 pada diastolik
94.25. dan sebelum diberikan terapi suara alam pada kelompok intervensi mean adalah sistol
144.25 pada diastolic 93.83.
d) Tekanan Darah Sesudah Terapi Suara Alam di Desa Pelang Mayong Jepara.
Tabel 1.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tekanan darah Setelah perlakuan
Tekanan Darah Mean Median Modus SD Min Max
Kelompok Intervensi
Sesudah perlakuan Kelompok
Intervensi
Sistol 135.08 135.00 135 2.968 130 139
Diastole 87.00 87.00 85 1.477 85 89
Kelompok Intervensi Sesudah
Perlakuan Kelompok Kontrol
Sistol 144.25 143.50 143 2.667 140 150
Diastole 89.42 90.00 90 2.968 85 95
Sumber : Hasil data Primer yang diolah

Berdasarkan Tabel 1.8 diatas dapat intervensi mean adalah sistol 144.25 pada
disimpulkan bahwa data yang diperoleh diastolic 89.42.
sesudah diberikan terapi suara alam pada
Analisa Bivariat
kelompok intervensi mean adalah sistol
135.08 pada diastolic 87.00 dan sesudah Uji Normalitas Data
diberikan terapi suara alam pada kelompok Tabel 1.9
Hasil Uji Normalitas Data Dengan Uji Shapiro Wilk
240 |. Noor Cholifah, Setyowati, Sri Karyati./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 236-242
( Test Of Normality ) Hasil Uji bivariate
Shapiro-Wilk Tabel 1.10
Variable P. Value Hasil Uji bivariate Paired Samples Test
Pre sistol control .035
Post sistol control .264 Pairet Sample Test
Pre diastole control .183 PTD Sistol Kontrol – PTD Diastol ,438
Post diastole control .317 Kontrol
Pre sistol intervensi .930 PTD Sistol Intervensi – PTD ,000
Post diastole intervensi .548 Diastol Intervensi
Pre sistol intervensi .127 Sumber : Hasil data Primer yang diolah
Post diastole intervensi .135 Berdasarkan tabel 1.10 setelah
Sumber : Hasil data Primer yang diolah dialakukan Uji Paired Sample Test
Berdasarkan tabel 1.9 diatas dari uji didapatkan hasil selisih perbandingan rata-
normalitas (Shapir-Wilk) didapatkan hasil rata. Terapi suara alam pada kemlompok
bahwa keseluruhan data α>0,05 maka diatas intervensi pre sistol dan post diastol ,000 ,
normal. Untuk itu uji yang digunakan adalah selisih perbandingan rata-rata terapi suara
T-test. Hasil Uji T-test perbandingan rata- alam pada kelompok control pada pre sistol
rata terapi suara alam sebelum dan sesudah post diastol ,438
pada kelompok intervensi serta kelompok
control sebagai berikut.
Uji Kendall’s tau_b
a) Analisis Seberapa Kuat Hubungan / Pengaruh Terapi Musik Suara Alam Pada Hipertensi
Pada Tekanan Darah Sistol
Tabel 1.11
Analisis Seberapa Kuat Hubungan / Pengaruh Terapi Musik Suara Alam Pada Hipertensi Pada Tekanan Darah Sistol
Uji Terapi musik suara Nilai Akaka
alam
Kendall’s tau_b Fungsi Kognitif pada Correlation 1,000 -,714
Kelompok Intervensi- Coefficient ,000
Kontrol Sig. (2-tailed) 24 24
N
Nilai Akhir Correlation -,714 1,000
Coefficient ,000
Sig. (2-tailed)
24 24
N
Sumber : Hasil data Primer yang diolah

Berdasrkan tabel 1.10 untuk mengetahui diberikan Terapi Musik Suara Alam (kode
hubungan dan seberapa erat antara 2 1) dan tidak diberikan Terapi Musik Suara
variabel, didapatkan nilai r (continuity Alam (kode 2) akan diikuti nilai variabel
correlation) sebesar -,714. Hal ini, dependen (Y) yaitu fungsi kognitif. Nilai p
menunjukan bahwa nilai r berada di rentang value ,000 mempunyai nilai Sig <0,05 maka
0,60-0,799 (korelasi memiliki keeratan kuat). H0 ditolak, yang berrti “ada hubungan /
Tanda negatif, menunjukan ada arah pengaruh yang signifikan antara Terapi
hubungan negatif, artinya setiap terjadi Musik Suara Alam dengan Tekanan Darah
peningkatan variabel independen (X) yaitu Pada Pasien Hipertensi”.
b) Analisis Seberapa Kuat Hubungan / Pengaruh Terapi Musik Suara Alam Pada Hipertensi
Pada Tekanan Darah Sistol
Tabel 1.12
Analisis Seberapa Kuat Hubungan / Pengaruh Terapi Musik Suara Alam pada Hipertensi pada Tekanan Darah
Diastol
Noor Cholifah, Setyowati, Sri Karyati / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 236-241 | 241

Uji Terapi musik Nilai akhir


suara alam
Kendall’s tau_b Fungsi Kognitif pada Correlation Coefficient 1,000 ,295
Kelompok Intervensi- Sig. (2-tailed) ,103
Kontrol N 24 24
Nilai Akhir Correlation Coefficient ,295 1,000
Sig. (2-tailed) ,103

N 24 24
Sumber : Hasil data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.11 untuk mengetahui sesudah pada kelompok intervensi serta
hubungan dan seberapa erat antara 2 kelompok control sebagai berikut.
variabel, didapatkan nilai r (continuity Pada uji Pairet Sample Test Selisih rata-
correlation) sebesar ,295. Hal ini, rata tekanan darah terdapat perbedaan secara
menunjukan bahwa nilai r berada di rentang signifikan antara kelompok sistol intervensi
0,60-0,799 (korelasi memiliki keeratan kuat). dan kelompok sistol kontrol (nilai p:0,00
Tanda negatif, menunjukan ada arah dan α:0,438). Namun pada rata-rata
hubungan negatif, artinya setiap terjadi penurunan tekanan darah pada kelompok
peningkatan variabel independen (X) yaitu intervensi lebih besar dibandingkan pada
diberikan Terapi Musik Suara Alam (kode kelompok kontrol. Berdasarkan hasil
1) dan tidak diberikan Terapi Musik Suara penelitian yang dilakukan selama 7 hari
Alam (kode 2) akan diikuti nilai variabel dengan teknik pemberian terapi suara musik
dependen (Y) yaitu fungsi kognitif. Nilai p alam pada penderita hipertensi untuk
value ,000 mempunyai nilai Sig <0,05 maka menurunkan tekanan darah mempunyai
H0 ditolak, yang berrti “ada hubungan / pengaruh yang signifikan terhadap
pengaruh yang signifikan antara Terapi penurunan tekanan darah pada penderita
Musik Suara Alam dengan Tekanan Darah hipertensi.
Pada Pasien Hipertensi”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mulyadi (2013) Dengan judul pengaruh
PEMBAHASAN music suara alam terhadap tekanan darah
Pengaruh pemberian terapi suara alam pada ibu hamil di polindes pagar batu
terhadap penurunan tekanan darah pada kecamatan saronggi kabupaten sumenep.
penderita hipertensi di desa Pelang mayong Tekanan darah sistolik dan diastolik pada
Jepara. penderita hipertensi terjadi penurunan yang
Hasil yang diperoleh dari penelitian signifikan antara kelompok intervensi dan
selama 7 hari yang diberikan terapi suara kelompok kontrol dengan p Value : 0,029
alam menunjukan adanya perubahan yaitu dan α: 0,05.
penurunan tekanan darah pada penderita Mendengarkan musik merupakan pilihan
hipertensi baik sistol maupun diastol yang alternatif untuk mencapai keadaan relaks
signifikan pada rata-rata tekanan darah sehingga akan mengurangi stres dan depresi
sebelum dan sesudah pemberian terapi suara yang dialami. Mmusik akan menstimulasi
alam. Sedangkan responden yang tidak hipotalamus sehingga akan menstimulasi
diberikan terapi suara alam hanya diberiakan perasaan tenang (Djohan,2006) yang
komunikasi terapeutik tidak menunjukan nantinya akan berpengaruh pada produksi
perubahan yang signitikan pada rata-rata endrokrin, kortisol serta katekolamin dalam
tekanan darah sebelum dan sesudah mekanisme pengaturan tekanan darah.
perlakuan. Jurnal Mulyadi dkk (2013) didukung oleh
Uji normalitas (Shapir-Wilk) didapatkan jurnal dari Arsin, dkk (2009), yang berjudul
hasil bahwa keseluruhan data α>0,05 maka “Upaya pengendalian respon emosional
diatas normal. Untuk itu uji yang digunakan pasien hipertesi dengan terapi musik
adalah T-test. Hasil Uji T-test perbandingan dominan frekuensi sedang” efektif dapat
rata-rata terapi suara alam sebelum dan mengendalikan respon emosional (tekanan
242 |. Noor Cholifah, Setyowati, Sri Karyati./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 236-242
darah, nadi, respirasi, dan sushu) dalam JNC-7 The Seven Report of the Join
kurun waktu 1-5 hari. national Commite on Preventation,
Penelitian ini juga dilakukan oleh Iin Detection, Evaluation, and treatment og
Rohana (2015) dengan judul pemberian High Blood Pressure. JAMA 289:2560
terapi suara alam terhadap penurunan 2571
tekanan darah ibu hamil pada asuhan Mboi, S. (2013). Waspadai hipertensi
keperawatanNY.S dengan pre ekslamsi Keadilan Tekanan darah. Panduan
ringan (PRE) diruang bougenvil RSUD Peringatan Hari Kesehatan Sedunia
Sukoharjo. Ada perubahan tekanan darah 2013, pp. 4-5.
yaitu 150/80 mmHg.
Mulyadi, d. (2013). Pengaruh Musik Suara
KESIMPULAN Alam Terhadap Tekanan Darah Ibu
Penelitian ini mengenai pengaruh terapi Hamil. Jurnal Keperawatan.
suara alam terhadap penurunan tekanan
darah pada pasien Hipertensi di Desa Pelang rice A. Sylvia & Larraine
Mayong Jepara dapat disimpulkan : M.Wilson.2006.Patofisiologi edisi
1. Ada pengaruh yang bermakna dalam 6,vol2.Perbit buku
pemberian terapi suara alam terhadap kedokteran.EGC.Jakarta
penurunan tekanan darah kelompok Rahajeng, E. T. (2009). Pravalensi
intervensi sebesar p.0,000. Hipertensi dan Determainnya di
2. Tidah ada pengaruh yang bermakna Indonesia. Jakarta:
dalam komunikasi terapeutik terhadap http://indonesia.digitaljournals.org/inde
penurunan tekanan darah kelompok x.php/idnmed/article/.../700/699[Accese
kontrol sebesar p.0,438. d 2 Desember 2012].
DAFTAR PUSTAKA Zuraidah, dkk.2012. Analisis Faktor
Djohan. (2006). Terapi Musik Teori Aplikasi. Penyakit Hipertensi pada Masyarakat di
Yogyakarta: GalangPress. Kecemasan kemuning, Palembang

Anda mungkin juga menyukai