DASAR TEORI
Rumah secara umum dapat diartikan sebagai tempat untuk berlindung atau
bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya ( Hujan, Matahari, dll ) Serta
merupakan tempat beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Namun, pengertian rumah juga dapat ditinjau lebih jauh secara fisik dan
psikologis.
Dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal
selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun
hewan, namun tempat tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut sangkar, sarang,
atau kandang. Sedangkan dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep
sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti
keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur,beraktivitas, dll. (Wikipedia, 2012). Rumah
merupakan sebuah bangunan, tempat manusia tinggal dan melangsungkan
kehidupannya. Disamping itu rumah juga merupakan tempat berlangsungnya proses
sosialisasi pada saat seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan
yang berlaku di dalam suatu masyarakat.Jadi setiap perumahan memiliki sistem nilai
yang berlaku bagi warganya.Sistem nilai tersebut berbeda antara satu perumahan
dengan perumahan yang lain, tergantung pada daerah ataupun keadaan masyarakat
setempat. (Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148).
Ditinjau dari segi psikologis rumah berarti suatu tempat untuk tinggal dan untuk
melakukan hal-hal tersebut di atas, yang tentram, damai, menyenangkan bagi
penghuninya. rumah dalam pengertian psikologis ini lebih mengutamakan situasi dan
suasana daripada kondisi dan keadaan fisik rumah itu sendiri.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 Tentang
Perumahan dan Permukiman mendefinisikan bahwa:
a. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga.
b. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan.
c. Permukiman bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan te
mpat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek itu proyek
diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek
selanjutnya.
alasan social politis lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah.
kondisi alam dan lokasi proyek.
keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.
ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan material
pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut.
kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang
dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung.
produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama
operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi
aturan teknis.
cuaca, musim dan gejala alam lainnya.
referensi hari kerja efektif.
Bar Chart atau lebih dikenal sebagai diagram batang mula-mula dipakai
dan diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt pada tahun 1917. Metode ini
bertujuan mengidentifikasikan unsur waktu dan urutan untuk merencanakan
suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai, dan waktu
pelaporan. Hingga kini metode ini masih banyak digunakan karena mudah
dibuat dan dipahami sehingga sangat berguna sebagai alat komunikasi dalam
penyelenggaraan proyek. Penggunaannya sendiri sering digabungkan dengan
kurva “S” sebagai pemantau biaya. Disebut kurva S karena bentuknya yang
menyerupai huruf S.
Bagan balok terdiri atas sumbu-Y yang dinyatakan kegiatan atau paket
kerja dari lingkup proyek, sedangkan sumbu-X menyatakan satuan waktu
dalam hari, minggu, atau bulan sebagai durasi.
Pada bagan ini juga dapat ditentukan Milestone / Baseline sebagai bagian target
yang harus diperhatikan guna kelancaran produktifitas proyek secara
keseluruhan. Untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau
diperpanjang dengan memperhatikan total floatnya, yang menunjukan bahwa
durasi kegiatan akan bertambah atau berkurang sesuai kebutuhan dalam
perbaikan jadwal.
Penyajian informasi bagan balok agak terbatas, misal hubungan antar kegiatan
tidak jelas dan lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui. Karena
urutan kegiatan kurang terinci, maka bila terjadi keterlambatan proyek, prioritas
kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan.
2.3.2 Kurva S
2.3.3 PERT
2.3.4 CPM
4. Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setelah langkah –
langkah diatas dilakukan dengan akurat dan teliti.
Manfaat penerapan network scheduling.
3. Dalam network planning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat ditunda
atau harus disegerakan.
5. Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya
langsung (direct cost) serta penggunaan sumber daya.
6. Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam
menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan, menganalisis cashflow, dan
pengendalian biaya.
8. Terdiri atas metode Activity On Arrow dan Activity On Node (precedence Diagram
Method).
2.3.5 PDM
Adapun notasi yang digunakan dalam perhitungan pada PDM adalah sebagai berikut :
1. ES = waktu mulai paling awal suatu kegiatan (Earliest Start Time).
2. EF = waktu selesai paling awal suatu kegiatan (Earliest Finish Time). Bila
hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu adalah ES
kegiatan berikutnya.
3. LS = waktu paling akhir kegiatan boleh mulai (Latest Allowable Start Time),
yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek
secara keseluruhan.
4. LF = waktu paling akhir kegiatan boleh selesai (Latest Allowable Finish Time).
2.4.1. Material
Material merupakan salah satu kebutuhan dari pelaksanaan pekerjaan
proyek konstruksi. Tiap pekerjaan pada proyek konstruksi membutuhkan material yang
kemudian diolah menjadi bangunan dengan metode-metode tertentu. Ketersediaan
material pada lokasi proyek merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan
dalam proyek konstruksi. Setiap daerah memiliki standar tersendiri dalam menetapkan
harga material. Berikut ini contoh material yang dibutuhkan pada pekerjaan beton
seperti pekerjaan sloof, kolom, balok, dan plat :
1. Semen
Semen merupakan bahan yang berfungsi untuk mengikat pada campuran beton.
Semen dapat ditambahkan bahan kimia untuk mempercepat proses pengikatan dan juga
dapat digunakan untuk memperlambat proses pengikatan.
2. Air
Air dapat digunakan sebagai campuran beton. Air yang digunakan pada
campuran beton menggunakan air yang bersih, tidak mengandung zat-zat organik,
minyak, dan bahan-bahan kimia lainnya yang dapat merusak beton dan baja tulangan.
3. Agregat halus
Agregat halus merupakan bahan campuran beton. Agregat halus memiliki ukuran
butiran 0,0625-2 mm. Agregat halus yang baik digunakan untuk campuran beton yaitu
memiliki butiran yang tajam, memiliki ragam bentuk butiran, tidak mengandung bahan
organik, tidak mengandung lumpur lebih dari 5% dan saat dikepal tidak ada lumpur.
4. Agregat kasar
Agregat kasar adalah batuan kecil yang biasanya berasal dari batu granit yang
dipecahkan. Ukuran agregat kasar yang biasa digunakan untuk campuran beton
berdiameter antara 2 mm dan 75 mm. Agregat kasar yang baik digunakan untuk
campuran beton yaitu tidak mudah rapuh, tidak berongga dan teksturnya keras,
permukaan kerikil tajam, untuk plat beton digunakan maksimum 1/3 lebar plat, untuk
balok beton digunakan 1/5 dari lebar balok beton, ¾ jarak bersih antara tulangan.
5. Besi tulangan
Besi tulangan yang dibutuhkan dalam pembuatan beton dapat berupa besi polos
ataupun besi ulir. Diameter besi tulangan pun bermacam-macam seperti 8 mm, 10 mm,
dan 12 mm.
2.4.2. Upah
Selain material, kebutuhan tenaga kerja pada saat pelaksanaan
pekerjaan proyek sangat dibutuhkan seperti tukang bangunan dan pekerja bangunan.
Tukang bangunan adalah profesi ahli dalam melaksanakan pekerjaan proyek bangunan
sedangkan pekerja adalah asisten dari tukang atau orang yang membantu pekerjaan
tukang. Dalam upah, tukang dan pekerja memiliki standar tersendiri. Perbedaan upah
ditentukan oleh pengalaman, kemampuan, dan kebersihan pada saat pelaksanaan
pekerjaan. Setiap daerah memiliki standar tersendiri dalam menetapkan harga upah.
2.4.3. Alat
Alat memiliki fungsi yang sangat penting dalam pekerjaan konstruksi.
Dalam pengoperasiannya alat berat membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga
dalam pelaksanaan pekerjaan harus dimanfatkan secara optimal. Tujuan dari
penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam
mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan
lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. (Syahbana dan Laksono, 2011).
Faktor-faktor yang menentukan dalam penggunaan alat berat yaitu tenaga yang
dibutuhkan, tenaga yang tersedia, tenaga yang dimanfaatkan.