Filsafat Ketuhanan Sebagai Cabang Filsafat
Filsafat Ketuhanan Sebagai Cabang Filsafat
ANALISIS
Disusun oleh:
Dosen pengampu:
SURABAYA
2019
Judul : Filsafat ketuhanan sebagai cabang filsafat
Mata kuliah : Filsafat Ketuhanan
Nama : M Fatkhur Rohman
Nim : E01218012
Semester :2
Kelas :B
Url : https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/epistimologi-ontologi-
aksiologi-pengetahuan-filsafat-2/
Materi RPS : Filsafat ketuhanan sebagai cabang filsafat
- Ontologi, epistemologi dan aksiologi
Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu
sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat disini ialah
cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang dibicarakan disini
hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Dalam hakikat pengetahuan filsafat,
Hatta mengatakan bahwa pengertian filsafat lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu, nanti bila
orang telah banyak mempelajari filsafat orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa
filsafat itu (Hatta, Alam Pikiran Yunani, 1966, I:3). Langeveld juga berpendapat seperti itu.
Katanya, setelah orang berfilsafat sendiri, barulah ia maklum apa filsafat itu, makin dalam ia
berfilsafat akan semakin mengerti ia apa filsafat itu (Langeveld, Menuju ke Pemikiran
Filsafat, 1961:9). Filsafat terdiri atas tiga cabang besar yaitu: ontologi, epistimologi, dan
aksiologi. Ketiga cabang itu sebenarnya merupakan satu kesatuan :
- Ontologi membicarakan hakikat (segala sesuatu), ini berupa pengetahuan tentang hakikat
segala sesuatu.
- Epistimologi membicarakan cara memperoleh pengetahuan itu.
- Aksiologi membicarakan guna pengetahuan itu.
Ontologi mencakup banyak sekali filsafat, mungkin semua filsafat masuk disini,
misalnya Logika, Metafisika, Kosmologi, Teologi, Antropologi, Etika, Estetika, Filsafat
Pendidikan, Filsafat Hukum dan lain-lain.
Epistimologi hanya mencakup satu bidang saja yang disebut epistimologi yang
membicarakan cara memperoleh pengetahuan filsafat. Ini berlaku bagi setiap cabang filsafat.
Sedangkan Aksiologi hanya mencakup satu bidang filsafat yaitu aksiologi yang
membicarakan guna pengetahuan filsafat. Ini berlaku bagi semua cabang filsafat. Inilah
kerangka struktur filsafat. Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis tidak empiris.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa ukuran kebenaran filsafat itu ialah logis tidaknya
pengetahuan itu. Bila logis berarti benar dan bila tidak logis berarti salah. Ada hal yang patut
diingat. Kita tidak boleh menuntut bukti empiris untuk membuktukan kebenaran filsafat.
Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis dan tidak empiris. Bila logis dan tidak
empiris itu adalah pengetahuan sains. Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis dan
tidaknya teori itu. Ukuran logis dan tidaknya tersebut akan terlihat pada argumen yang
menghasilkan kesimpulan teori itu.
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari selruh kenyataan itu hanyalah
satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik
yang asal beupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri
sendiri.
2. Dualisme
Pandangan ini mengatakan bahwa hakikat itu ada dua. Aliran ini disebut dualism.
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya.
3. Pluralisme
Paha mini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.
Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu
semuanya nyata.
4. Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin
yang tidak mengakui validitas alternative yang positif.
5. Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik
hakikat materi maupun hakikat rohani. Timbulnya alirqan ini dikarenakan belum dapatnya
orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang
berdiri sendiri dan dapat kita kenal.
Hatta mengatakan bahwa pengertian filsafat lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu,
nanti bila orang telah banyak mempelajari filsafat orang itu akan mengerti dengan sendirinya
apa filsafat itu (Hatta, Alam Pikiran Yunani, 1966, I:3). Langeveld juga berpendapat seperti
itu. Katanya, setelah orang berfilsafat sendiri, barulah ia maklum apa filsafat itu, makin
dalam ia berfilsafat akan semakin mengerti ia apa filsafat itu (Langeveld, Menuju ke
Pemikiran Filsafat, 1961:9). Pendapat Hatta dan Langeveld itu benar, tetapi apa salahnya
mencoba menjelaskan pengertian filsafat dalam bentuk suatu uraian. Dalam uraian itu
diharapkan pembaca mengetahui apa filsafat itu, sekalipun belum lengkap. Dan dari situ akan
dapat ditangkap apa itu pengetahuan filsafat. Poedjawijatna (Pembimbing ke Alam Filsafat,
1974:11) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab
yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan akal pikiran belaka. Hasbullah
Bakry (Sistematik Filsafat, 1971:11) mengatakan bahwa filsafat sejenis pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan
manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh
yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah
mencapai pengetahuan itu.
Definisi Poedjawijatna dan Hasbullah Bakry menjelaskan satu hal yang penting yaitu
bahwa filsafat itu pengetahuan yang diperoleh dari berpikir. Ciri khas filsafat ialah ia
diperoleh dengan berpikir dan hasilnya berupa pemikiran (yang logis tetapi tidak empiris).
Apa yang diingatkan oleh Hatta dan Langeveld memang ada benarnya. Kita sebenarnya tidak
cukup hanya mengatkan filsafat itu hasil pemikiran yang tidak empiris, karena pernyataan itu
memang belum lengkap. Bertnard Russel menyatakan bahwa filsafat adalah the atemp to
answer ultimate question critically (Joe Park, Selected Reading in the Philosophy of
Education, 1960:10). D. C. Mulder (Pembimbing ke Dalam Ilmu Filsafat, 1966: 10)
mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan teoritis tentang susunan kenyataan sebagai
keseluruhan. William james (Encyclopedia of Philosophy, 1967:219) menyimpulkan bahwa
filsafat ialah a collective name for question which have asked them. Namun dengan
mengatakan bahwa filsafat ialah hasil pemikiran yang hanya logis, kita telah menyebutkan
intisari filsafat. Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan logis dan tidak empiris. Filsafat terdiri
atas tiga cabang besar yaitu: ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Ketiga cabang itu
sebenarnya merupakan satu kesatuan :
- Ontologi membicarakan hakikat (segala sesuatu), ini berupa pengetahuan tentang hakikat
segala sesuatu.
- Epistimologi membicarakan cara memperoleh pengetahuan itu.
- Aksiologi membicarakan guna pengetahuan itu.
Ontologi mencakup banyak sekali filsafat, mungkin semua filsafat masuk disini,
misalnya Logika, Metafisika, Kosmologi, Teologi, Antropologi, Etika, Estetika, Filsafat
Pendidikan, Filsafat Hukum dan lain-lain. Epistimologi hanya mencakup satu bidang saja
yang disebut epistimologi yang membicarakan cara memperoleh pengetahuan filsafat. Ini
berlaku bagi setiap cabang filsafat. Sedangkan Aksiologi hanya mencakup satu bidang
filsafat yaitu aksiologi yang membicarakan guna pengetahuan filsafat. Ini berlaku bagi
semua cabang filsafat. Inilah kerangka struktur filsafat.
Epistimologi Pengetahuan Filsafat
Epistimologi filsafat membicarakan tiga hal, yaitu objek filsafat (yaitu yang
dipikirkan), cara memperoleh pengetahuan filsafat dan ukuran kebenaran (pengetahuan)
filsafat. Istilah Epistemologi di dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah “Theory of
knowledge”. Epistemologi berasal dari asal kata “episteme” dan ”logos”. Epistime berarti
pengetahuan, dan logos berarti teori. Dalam rumusan yang lebih rinci di sebutkan bahwa
epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalan dan
radikal tentang asal mula pengetahuan, structure, metode, dan validitas pengetahuan.
Di samping itu terdapat beberapa istilah yang maksudnya sama dengan epistemologi
ialah:
1. Gnosiologi
2. Logikal material
3. Criteriologi
Keseluruhan istilah tersebut di atas di dalam bahasa Indonesia pada umumnya disebut
filsafat pengetahuan. Dalam rumusan lain di sdebutkan bahwa epistemologi adalah cabang
filsafat yang mempelajari soal tentang watak,batas –batas dan berlakunyailmu pengetahuan:
demikian rumusan yang di ajukan oleh J.A.N. Mulder. Sebenarnya banyak ahli filsafat
(filosof) maupun sarjana filsafat yang merumuskan tentang epistemologi atau filsafat
pengetahuan. Apabila keseluruhan rumusan tersebut di renungkan maka dapat di fahami
bahwa prinsipnya epistemologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas – batas, sifat metode dan
keahlian pengetahuan. Oleh karena itu sistematika penulisan epitemologi adalah terjadinya
pengetahuan,teori kebenaran, metode – metode ilmiah dan aliran – aliran teori pengetahuan.
1. Terjadinya Pengetahuan
Pengalaman dengan akal hanya mempunyai fungsi mekanisme semata – mata sebab
pengenalan dengan akal mewujudkan suatu proses penjumlahan dan pengurangan.
Pengenalan dengan akal mukai dengan memakai kata–kata ( pengertian–pengertian), yang
hanya mewujudkan tanda–tanda yang menurut adat saja, dan menjadikan roh manusia dapat
memiliki gambaran dari hal – hal yang di ucapkan dengan kata–kata itu. Pengertian–
pengertian umum hanyalah nama saja, yaitu nama–nama bagi gambaran–ganbaran ingatan
tersebut, bukan nama–nama bendanya. Nama–nama itu tidak mempunyai nilai objektif.
Pendapat atau pertimbangan adalah penggabungan dua nama, sedang silogisme adalah suatu
soal hitung, di mana orang bekerja dengan tiga nama. Yang di sebut pengalaman adalah
keseluruhan atau totalitas segala pengamatan, yang di simpan di dalam ingatan dan di
tentukan dengan suatu pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa yang telah diamati
pada masa yang lampau. Pengamatan inderawi terjadi karena gerak benda – benda di luar kita
menyebabkan adanya suatu gerak di dalam indera kita. Gerak ini di teruskan kepada otak dan
dari otak di teruskan ke jantung. Di dalam jantung timbulah suatu reaksi suatu gerak dalam
jurusan yang sebaliknya. Pengmatan yang sebenarnya terjadi pada awal gerak reaksi tadi.
Secara mendalam artinya ia hendak mengetahui bagian yang abstrak sesuatu itu, ia
ingin mengetahui sedalam-dalamnya. Dikatakan mendalam tatkala ia sudah berhenti smpai
tanda tanya. Dia tidak dapat maju lagi, di situlah orang berhenti, dan ia telah mengetahui
sesuatu itu secara mendalam. Jadi jelas, mendalam bagi seseorang belum tentu mendalam
bagi orang lain.
Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang logis tidak empiris. Pernyataan ini
menjelaskan bahwa ukuran kebenaran filsafat itu ialah logis tidaknya pengetahuan itu. Bila
logis berarti benar dan bila tidak logis berarti salah. Ada hal yang patut diingat. Kita tidak
boleh menuntut bukti empiris untuk membuktukan kebenaran filsafat. Pengetahuan filsafat
ialah pengetahuan yang logis dan tidak empiris. Bila logis dan tidak empiris itu adalah
pengetahuan sains. Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis dan tidaknya teori itu.
Ukuran logis dan tidaknya tersebut akan terlihat pada argumen yang menghasilkan
kesimpulan teori itu. Fungsi argumen dalam filsafat sangatlah penting, sama dengan fungsi
data pada pengetahuan sains. Bobot teori filsafat justru terletak pada kekuatan argumen
bukan pada kekuatan konklusi. Karena argumen itu menjadi kesatuan dengan konklusi, maka
boleh juga diterima pendapat yang mengatakan bahwa filsafat itu argumen. Kebenaran
konklusi ditentukan oleh argumennya.
` Dalam aksiologi diuraikan dua hal, yang pertama tentang kegunaan pengetahuan
filsafat dan yang kedua tentang cara filsafat menyelesaikan masalah. Ilmu merupakan sesuatu
yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan
manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Dan merupakan kenyataan yang
tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu. singkatnya
ilmu merupakan sarana untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk mengetahui kegunaan
filsafat, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat
sebagai kumpulan teori filsafat, kedua filsafat sebagai metode pemecahan masalah, dan
ketiga filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life). Mengetahui teori-teori filsafat
amat perlu karena dunia dibentuk oleh teori-teori itu. Jika anda tidak senang pada komunisme
maka anda harus mengetahui Marxsisme, karena teori filsafat untuk komunisme itu ada
dalam Maxsisme. Jika anda menyenangi ajaran syi’äh Dua Belas di Iran, maka anda
hendaknya mengetahui filsafat Mulla Shadra. Begitulah kira-kira. Dan jika anda hendak
membenuk dunia, baik dunia besar maupun dunia kecil (diri sendiri), maka anda tidak dapat
mengelak dari penggunaan teori filsafat. Jadi, mengetahui teori-teori filsafat amatlah perlu.
Filsafat sebagai teori filsafat juga perlu dipelajari oleh orang yang akan menjadi pengajar
dalam bidang filsafat. Yang amat penting juga ialah filsafat sebagai methodology, yaitu cara
memecahkan masalah yang dihadapi. Disini filsafat digunakan sebagai satu cara atau model
pemecahan masalah secara mendalam dan universal. Filsafat selalu mencari sebab terakhir
dan dari sudut pandang seluas-luasnya. Hal ini diuraikan pada bagian lain sesudah ini.
Kegunaan filsafat yang lain ialah sebagai methodology, maksudnya sebagai metode
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode dalam memandang
dunia ( world view). Dalam hidup kita banyak menghadapi masalah. Masalah artinya
kesulitan. Kehidupan akan lebih enak jika masalah itu terselesaikan. Ada banyak cara dalam
menyelesaikan masalah, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Sesuai dengan
sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal. Penyelesaian
filsafat bersifat mendalam, artinya ia ingin mencari asal masalah. Universal artinya filsafat
ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat
dan berakibat seluas mungkin.
CATATAN:
Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa pengetahuan filsafat itu
sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang dimaksud struktur filsafat disini ialah
cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori) dalam setiap cabang itu. Yang dibicarakan disini
hanyalah cabang-cabang saja, itupun hanya sebagian. Teori dalam setiap cabang tentu sangat
banyak dan itu tidak dibicarakan disini. Struktur dalam arti cabang-cabang filsafat sering juga
disebut sistematika filsafat.
Kontens Analisis
Analisis ini adalah mencangkup pembahasan tentang pengertian dan cabang-cabang filsafat
yang telah dipelajari waktu dulu masuk aktif di bangku perkuliahan. Oleh karena itu saya
tidak bisa memberikana analisis yang cukup.
Konfirmasi
Konfirmasi yang diperoleh oleh pembaca dari artikel ini cukup jelas namun ada sedikit yang
harus diperbaruhi blog ini mungkin ada sedikit kata yang belom bisa dipahami oleh pembaca
apa maksud dari kata itu, tapi pembaca mendukung adanya blog ini karena bisa menambah
bahan refrensi bagi yang lain.
Cara filsafat menyelesaikan masalah
Filsafat salah satunya adalah cara yang baik untuk menyelesaikan masalah, dengan berfikir
secara filsafat dengan metode pemikiran filsafat akan mempemudahakan untuk
menyelesaikan masalah.
Nb: Mohon maaf kalau ada kekurangan dalam matakuliah semester 4 ini dikarenakan saya
adalah mahasiswa semester 2 yang mengambil mata kuliah semester 4