Anda di halaman 1dari 19

FILSAFAT PENDIDIKAN

TUGAS INDIVIDU

CRITICAL BOOK REVIEW

DISUSUN OLEH :

Nama :Ramadhania Husnatul Khairiyah

A1E019037

Mata Kuliah :Pendidikan Fisika

Dosen Pembimbing : Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd.

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan kritik buku (Critical
Book Review) ini selesai sesuai waktu yang ditentukan. Terimakasih saya berikan
kepada Bapak. Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Filsafat Pendidikan yang telah membimbing saya mahasiswi semester 1
tahun ajaran 2019/2020.

Saya telah berusaha mengerjakan tulisan ini dengan maksimal dan


mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan
terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan ini.

Terlepas dari itu semua, saya sadar bahwa tugas ini memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, saya meminta maaf apabila terdapat kesalahan serta saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam penulisan ini agar saya dapat
memperbaiki tulisan ini.

Akhir kata saya berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat dan
inspirasi kepada para pembaca tentang critical book review.

Bengkulu, Oktober 2019

2
DAFTAR ISI

Cover
FILSAFAT PENDIDIKAN .................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 6
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 6
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 7
1. Mengulas isi buku .................................................................................... 7
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada di buku.............................. 7
3. Membandingkan isi buku utama dengan buku pembanding .................... 7
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan suatu buku ................................... 7
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 7
1. Dapat memahami materi yang terkandung di dalam buku ....................... 7
2. Dapat mengembangkan kreativitas dalam menulis .................................. 7
3. Dapat menjadi rujukan dalam perbaikan buku selanjutnya ...................... 7
BAB II ..................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 8
2.1 Identitas Buku ........................................................................................... 8
A. Buku Utama .............................................................................................. 8
B. Buku Pendamping .................................................................................... 9
2.2 Ringkasan Isi Buku .................................................................................. 9
A. Buku Utama ............................................................................................... 9
2.2 Penilaian Terhadap Buku ....................................................................... 17
A. Kelemahan dan Kelebihan Buku ............................................................ 17
BAB IV ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 18
3.2 Saran ....................................................................................................... 18

3
4
BAB I

5
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya, setiap manusia selalu berfilsafat. Kita selalu
mengkaji masalah umum dan mendasar tentang persoalan, seperti yang
diungkapkan oleh Pythagoras (570–495 SM) bahwa filsafat adalah kajian
masalah umum dan mendasar tentang persoalan seperti eksistensi,
pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa. Oleh karenanya, filsafat erat
kaitannya dengan kehidupan sehari – hari. Di dalam sistem filsafat kita
dituntut untuk berpikir kritis terutama dalam menilai sesuatu. Maka dari
itu muncullah istilah kritik – mengkritik. Semua itu berawal dari proses
berpikir filsafat.

Ada banyak manfaat dari mengkritisi sesuatu. Baik itu dapat


memberikan gambaran kepada para pembaca atau pendengar tentang suatu
karya, menguji kualitas karya tersebut bahkan sebagai pengembangan
kreativitas penulis itu sendiri. Kritik buku atau biasa kita sebut resensi
menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonsia) ialah pertimbangan atau
pembicaraan dan ulasan tentang buku. WJS. Poerwadarminta (dalam
Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi atau kritik buku secara
bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang
menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema
dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang
perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli.

Kegiatan mengkritik buku ini sangat penting karena penulis


dituntut untuk dapat memahami dengan kritis buku tersebut. Setiap buku
yang telah dikritik akan menjadi perbaikan dalam pembuatan buku
selanjutnya. Dalam hal ini pengkritik akan mengkritik buku yang berjudul
Filsafat Pendidikan oleh Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd.

6
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari critical book review ini, yaitu :

1. Mengulas isi buku


2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada di buku
3. Membandingkan isi buku utama dengan buku pembanding
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan suatu buku

1.3 Manfaat
1. Dapat memahami materi yang terkandung di dalam buku
2. Dapat mengembangkan kreativitas dalam menulis
3. Dapat menjadi rujukan dalam perbaikan buku selanjutnya

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku


A. Buku Utama
Judul buku : filsafat pendidikan

Pengarang : Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd.

Penerbit : Valia Pustaka

Tahun terbit : 2016

Kota terbit : Jogjakarta

ISBN : 978-602-71540-8-7

Jumlah halaman : 273 halaman

Cover buku :

8
B. Buku Pendamping
Judul Buku : Filsafat Pendidikan

Pengarang : Prof. Dr. Muhmidayeli, M.Ag.

Penerbit : Refika Aditama

Tahun Terbit : 2011

Kota Terbit : Bandung

ISBN : 978-602-8650-39-7

Jumlah Halaman : 228 Halaman

Cover Buku :

2.2 Ringkasan Isi Buku


A. Buku Utama
BAB I MENGENAL FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN

a. Apakah Filsafat Itu? dan Bagaimana Definsinya?

Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni : a.) Segi semantik
: perkataaan filsafat berasal dari bahasa arab ‘falsafah’ yang berasal
dari bahasa yunani, ‘philosophia’ yang berarti ‘philos’ = cinta,
suka (loving), dan ‘sophia’ = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi
‘philosophia’ berarti cinta pada kebijaksanaan atau cinta pada

9
kebenaran. b.) Segi praktis : dilihat dari pengertian praktisnya,
filsafat berarti ‘alam pikiran’ atau ‘alam berpikir’. Berfilsafat
adalah berpikir secara mendalam dan sungguh – sungguh.

b. Apa Itu Filsafat Pendidikan?

Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi


mengenai masalah – masalah pendidikan. Filasafat merupakan
perangkat nilai – nilai yang melandasi dan membimbing ke arah
pencapaian tujuan pendidikan.

c. Apa Yang Menjadi Persoalan Filsafat?


Ciri – ciri persoalan filsafat :
1.) Bersifat Umum
Persoalan kefilsafatan tidak bersangkutan dengan objek –
objek khusus dan berkaitan dengan ide – ide besar.
2.) Tidak Menyangkut Fakta
Persoalan bersifat spekulatif. Persoalan yang dihadapi
melampaui batas – batas pengetahuan ilmiah.
3.) Bersangkutan dengan nilai – nilai
Persoalan kefilsafatan berkaitan dengan penilaian baik, nilai
moral, estetis, agama, dan sosial.
4.) Bersifat Kritis
Analisis secara kritis terhadap konsep – konsep dan arti – arti
yang biasanya diterima begitu saja tanpa ada pemeriksaan
secara kritis.
5.) Bersifat Sipnotik
Struktur kenyataan secara keseluruhan.
6.) Bersifat Implikatif
Persoalan filsafat membutuhkan jawaban dan dari jawaban itu
akan memunculkan persoalan – persoalan baru yang saling
berkaitan.
d. Bagaimana Berikir Filsafat?

Berpikir secara filsafat sudah pasti berpikir secara menyeluruh dan


sistematis karena berpikir adalah kegiatan menghubungkan
pengetahuan/ mengelola informasi yang diterima.

e. Apa Saja yang Menjadi Cabang Filsafat?


1.) Metafisika
2.) Epistemologi
3.) Aksiologi

10
BAB II DASAR – DASAR PENGETAHUAN (PENALARAN DAN
LOGIKA)

a. Apa Itu Penalaran?


1.) Pengertian Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan
pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan ‘berpikir’ dan
bukan hanya dengan ‘perasaan’. Tidak semua kegiatan berpikir
harus menyandarkan diri pada penalaran.
b. Apa Itu Logika?
Istilah yang dibentuk dari kata logikos berasal dari kata benda
sesuatu yang diutarakan,suatu pertimbangan akal, kata,
percakapan, atau ungkapan lewat bahasa.

BAB III HAKIKAT MANUSIA DAN PENDIDIKAN

a. Ada Hubungan Apa Antara Manusia Dengan Pendidikan?


Hakikat manusia ditinjau dari sifat – sifat hakiki yang menjadi
karakteristik manusia yang membedakannya dari makhluk
lainnya, sehingga dapat dilaksanakan strategi yang tepat dalam
pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha
manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk
membudayakan manusia.
b. Apa itu Hakikat Manusia?
Hakikat manusia secara terminologis, realitas manusia secara
objektif, manusia secara kenyataan yang sebenarnya, bukan semu,
temporer atau kondisi labil.
c. Apa Itu Hakikat Pendidikan?
Sarana pendidikan adalah manusia, yang mengandung banyak
aspek dan sifatnya sangat kompleks.

BAB IV FILSAFAT PENDIDIKAN SEBELUM ABAD 20

a. Bagaimana Latar Belakang Munculnya Filsafat?

11
Dalam menghadapi seluruh kenyataan hidup, manusia senantiasa
terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu – ragu apakah ia
tidak ditipu oleh panca inderanya dan mulai menyadari
keterbatasannya.
b. Bagaimana Filsafat Pendidikan Sebelum Abad 20?
1.) Perkembangan filsafat umum
Filsafat Yunani, filsafat Hindu, filsafat Islam, dan filsafat
Eropa.
c. Bagaimana Metodologi Ilmu Pendidikan Sebelum Abad 20?
Sejak filsafat ikut menentukan kebijakan – kebijakan dalam
pendidikan sampai akhir abad 19, paling kurang ada 3 tonggak
utama yang dapat dikenali, yaitu pemikiran Aristoteles, Francis
Bacon, dan John Stuart Mill dan kawan – kawan.

BAB V ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI

a. Ontologi
teori tentang keberadaan sebagai keberadaan.
b. Epistemology
Teori ilmu pengetahuan yang melakukan mengenai asal – usul,
dasar, metode, dan batas – batas ilmu pengetahuan.
c. Aksiologi
Ilmu yang otonom terbebas dari segenap nilai yang bersifat
dogmatic sehingga dengan leluasa ilmu dapat mengembangkan
dirinya.

BAB VI MASYARAKAT MADANI

a. Bagaimana Munculnya Masyarakat Madani?


Madani berarti peradaban. Konsep masyarakat madani digunakan
sebagai alternatif untuk mewujudkan good government
menggantikan bangunan orde baru.
b. Apa Itu Masyarakat Madani?
c. Bagaimana Ciri Masyarakat Madani?

12
BAB VII BUDAYA FILSAFAT

Pengaruh sekularisme di bidang akidah, di bidang pengetahuan


kehidupan

BAB VIII ALIRAN – ALIRAN FILSAFAT

Nativisme
Materialism
Eksistensialisme
Perenialisme
Esensialisme
Progressive
Dll.
B. Buku Pendamping

BAB I. MENGENAL KAWASAN FILSAFAT

Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “philos”
dan “sophia”. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia
artinya kearifan atau kebijakan. Filsafat secara harfiah adalah cinta
yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Berfilsafat
berarti berfikir tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan
berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila
berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis dan
universal.

BAB II. PENGERTIAN, KEGUNAAN, DAN RUANG LINGKUP


FILSAFAT PENDIDIKAN

a. Pengertian Pendidikan
diartikan sebagai proses dimana pendidikan merupakan usaha sadar
dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing,
memimpin, mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema
atau persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaanya. Menurut Mudyahardjo filsafat pendidikan
dibedakan menjadi dua macam yaitu :  Filsafat praktek pendidikan
yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang bagaimana
seharusnya pendidikan diselengarakan dan dilaksanaan dalam
kehidupan.  Filsafat ilmu pendidikan yaitu analisis kritis dan

13
kompherensif tentang pendidikan dan konsep – konsep psikologi
pendidikan sebagai acuan teori pendidikan.
b. Kegunaan Filsafat Pendidikan
Filsafat itu sangat penting di dalam dunia pendidikan karena di
dalam pengertian secara mendalam tentang filsafat itu sendiri
mempunyai arti yang sangat positif, murni, asli, tanpa rekayasa.
Setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya
sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dan
dengan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan
hidupnya. Disinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan
dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau
perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut, yang sesuai dan
relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari
masyarakat.
c. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah semua lapangan
pemikiran manusia yang komprehensif. Segala sesuatu yang
mungkin ada dan benar-benar ada (nyata), baik material konkret
maupun nonmaterial (abstrak). Objek filsafat itu tidak terbatas.
Objek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan
dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami dan hakikat
pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana
pelaksanaan pendidikan dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat
dicapai seperti yang dicita-citakan.

BAB III MANUSIA DAN PENDIDIKAN

Pendidikan dalam hal ini dapat dilihat sebagai pengupayaan


manusia sejatinya, disengaja, terarah, dan tertata sedemikian rupa menuju
pembentukan manusia yang ideal bagi kehidupannya, atau dengan kata
lain, pendidikan tidak lain adalah segala pengupayaan yang dilakukan
secara sadar dan terarah untuk menjadikan manusia sebagai manusia yang
baik dan ideal. Pendidikan merupakan penyediaan kondisi yang baik untuk
menjadikan perilaku-perilaku potensial yang dianugerahkan kepada
manusia tidak lagi sebatas kecenderungan manusiawi, tetapi benar-benar
actual dalam realita kehidupannya. Jika demikian, pendidikan adalah suatu
kemestian bagi pemanusiaan manusia. Sedemikian berartinya pendidikan
bagi pemanusiaan manusia, maka sudah semestinya pendidikan ditata dan
dipersiapkan sebaiknya sehingga cita-cita luhurnya dapat diwujudkan.

BAB IV. PENGETAHUAN DAN NILAI

14
Pengertian Pengetahuan Istilah Ilmu Pengetahuan merupakan suatu
pleonasme, yakni pemakaian lebih daripada satu perkataan yang sama
artinya. Menurut kamus bahasa Indonesia (KBBI) Pengetahuan berarti
segala sesuatu yang diketahui; kepandaian; atau segala sesuatu yang
diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Berikut arti pengetahuan
menurut para ahli. 1) Menurut Pudjawidjana (1983) Pengetahuan adalah
reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui
persentuhan melalu objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil
yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu.
2) Menurut Ngatimin (1990) Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas
bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang
mengikat kembali sekumpulan bahan –bahan yang luas dari hal-hal yang
terperinci oleh teori,tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan
keterangan yang sesuai. 3) Menurut Notoatmojo (2007) Pengetahuan
adalah hasil dari tahu dan ini setelah orang yang melakukan penginderaan
terhadap objek tertentu. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan
panca indera terhadap objek tertentu. Artinya, pengetahuan berasal dari
hasil kita melihat, mendengar, merasakan dan berfikir.  Pengertian Nilai
Nilai adalah Sesuatu yang berharga,bermutu,menunjukkan kualitas dan
berguna bagi manusia. Ada dua macam nilai yang berharga sejalan dengan
penegasan pancasila sebagai ideology terbuka. Alinea ke-4 pada
pembukaan UUD 1945 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya
sebagai nilai instrumental. Nilai dikelompokkan menjadi 3 bagian besar,
yaitu nilai kebenaran, nilai kebaikan, dan nilai keindahan. Ketiga nilai
tersebut ada pada diri manusia, karena setiap manuasia bersatu dalam
sebuah karakter, yaitu karakter kemanusiaan. Karakter kemanuasiaan
berarti mengisyaratkan adanya penggabungan antara akal dan sensasi
secara bersamaan. Sementara aksiologi dalam filsafat dibagi menjadi 3
cabang, yaitu logika yang membahas tentang nilai kebenaran, etika yang
membahas tentang nilai kebaikan, dan ilmu estetika yang membahas
tentang nilai dari sutu keindahan. Ciri-ciri dari suatu nilai adalah sebagai
berikut : 1. Nilai itu suatu realitas abstrak dalam nada dalam kehidupan
manusia. Nilai abstrak tidak dapat menggunkan indra hanya dapat diamati
melalui objek yang bernilai,misalnya orang yang memiliki kejujuran. 2.
Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita,
dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal. 3. Nilai berfungsi
sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai.

BAB V. TEORI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


DALAM ALIRANALIRAN FILSAFAT

15
Aliran Idealisme Filsafat idealisme memandang bahwa realitas
akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik.  Aliran Realisme Pada
dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara
dualitas. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas
dunia fisik dan dunia rohaniah.  Aliran Eksistensialisme Filsafat
eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman-
pengalaman individu.

BAB VI ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Progresivisme Progresivisme dapat diartikan sebagai aliran yang


menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat
pendidikan, progesivisme merupakan suatu aliran yang menekankan
bahwa pendidikan bukanlah sekadar upaya pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi beragam
aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir mereka
secara menyeluruh, sehingga mereka dapat berpikir secara sistematis
melalui cara-cara ilmiah seperti penyediaan ragam data empiris dan
informasi teoritis, memberikan analisis, pertimbangan, dan pembuatan
kesimpulan menuju pemillihan alternatif yang paling memungkinkan
untuk pemecahan masalah yang tengah dihadapi. Progresivisme
beranggapan bahwa kemajuan yang telah dicapai oleh manusia tidak lain
adalah karena kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu
pengetahuan berdasarkan tata logis dan sistematisasi berpikir ilmiah.
Aliran ini selalu memandang bahwa pendidikan tidak lain adalah proses
perkembangan, sehingga seorang pendidik mesti selalu siap untuk
senantiasa memodifikasi berbagai metode dan strategi dalam pengupayaan
ilmu pengetahuan terbaru dan berbagai perubahan yang menjadi
kecenderungan dalam masyarakat. b. Perenialisme Perenialsme dengan
kata dasarnya perennial, yang berarti abadi atau kekal yang terus tanpa ada
kata akhir. Dalam pengertian yang lebih umum dapat dikatakan bahwa
tradisi dipandang juga sebagai prinsip yang abadi sepanjang sejarah
manusia. Sebagaimana pada perkembangan filsafat pada umumnya, dasar
pemikiran perenialisme ini pun terlihat dari keyakinan ontologism tentang
manusia dan alam. Perenialisme dalam konteks pendidikan dibangun atas
dasar suatu keyakinan ontologism, bahwa batang tubuh pengetahuan yang
berlangsung dalam ruang dan waktu ini terbentuk melalui dasar
pendidikan yang diterima manusia. Aliran ini meyakini bahwa pendidikan
adalah transfer ilmu pengetahuan tentang kebenaran abadi. c. Esensialisme
Filsafat esensialisme adalah suatu airan filsafat yang lebih merupakan
perpaduan ide filsafat idealisme-objektif di satu sisi dan realisme-objektif
di sisi lainnya. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran ini menekankan
bahwa pendidikan mesti dibangun di atas nilai-nilai yang kukuh, tetap dan

16
stabil. Esensialisme memandang bahwa pendidikan yang didasari pada
nilai-nilai yang fleksibel dapat menjadikan pendidikan ambivalen dan
tidak memiliki arah dan orientasi yang jelas. Pelaksanaan pendidikan
memerlukan modifikasi, dan penyempurnaan sesuai dengan kondisi
manusia yang bersifat dinamis dan selalu berkembang. d.
Rekontruksionisme Dalam konteks filsafat pendidikan, rekontruksionisme
adalah sebuah aliran yang berupaya merombak tata susunan lama dan
membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran
rekontruksionisme memandang bahwa realitas itu bersifat universal, ada
dimana saja. Aliran ini yakin bahwa pendidikan adalah tanggung jawab
sosial. Rekontruksionisme tidak saja berkonsentrasi tentang hal-hal yang
berkenaan tentang hakikat manusia, tetapi juga terhadap teori belajar yang
dikaitkan dengan pembentukan kepribadian subjek didik yang berorientasi
pada masa depan.

2.2 Penilaian Terhadap Buku


A. Kelemahan dan Kelebihan Buku
Buku Filsafat Pendidikan dari Dr. Muhammad Kristiawan,
M.Pd.memiliki cover buku yang gelap, sederhana tetapi menarik,yang
membuat rasa ingin tahu pembaca buku tertarik untuk melihat dan
membacanya, Namun terlalu gelap dan kurang bewarna sehingga untuk
sebgaian orang mengurangi minat membaca. Sedangkan Buku dari Prof.
Dr. Muhmidayeli, M.Ag. memiliki cover buku yang berwarna cerah dan
mencolok yang membuat daya tarik pembaca yang baru pertama
melihatnya tertarik.
Buku dari Prof. Dr. Muhmidayeli, M.Ag sedikit memberi latihan di akhir
pembahasan sehingga sedikit sulit untuk memahami isi nya jika tidak ada
Dosen Pembimbing, sedangkan buku dari Dr. Muhammad Kristiawan,
M.Pd. tidak memberi latihan dan hanya terfokus pada pembahasan dan
contohnya saja sehingga dapat menutupi kekurangannya dengan tetap
membuat para pembaca paham.
Buku Dr. Muhmidayeli, M.Ag tidak terlalu menonjolkan ilmu Filsafat
dalam materi yang terlalu keagamaan,Sedangkan buku dari Dr. Muhammad
Kristiawan, M.Pd. tidak menonjolkan keagamaan dari agama tertentu di
semua bagian besar materi. Sehingga tidak menyudutkan di satu pihak
saja.

17
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Bahwa filsafat pendidikan adalah aktivittas pemikiran teratur yang


menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan, mengharmoniskan, dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan
yang ingin dicapai. Filsafat pendidikan mempunyai tiga cabang utama
yaitu ontologi, espistomologi, dan aksiologi. Filsafat pendidikan memiliki
ruang lingkup maupun tujuannya. Praktek pelaksanaan pendidikan harus
berlandaskan nilai dan budaya jangan mengarah pada terbentuknya
pengelompokkan praktek hidup dan kehidupan masyarakat. Kedudukan
filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian
fondasi-fondasi pendidikan dan filsafat pendidikan mempunyai peranan
yang sangat penting dalam suatu sistem pendidikan, karena filsafat
merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem
pendidikan.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review,
penulis menyarankan agar jauh lebih baik apabila pengarang buku tersebut
menjelaskan isi buku dengan bahasa yang singkat saja dan terperinci agar
pembaca merasa nyaman membacanya. Dalam pemanfaatan kertas juga
sebaiknya pengarang buku memanfaatkan kertas dengan maksimal agar
tidak banyak bagian yang kosong di tiap lembar buku.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kristiawan, Muhammad. 2016.


Filsafat Pendidikan; The Choice Is Yours. Yogyakarta : Valia Pustaka.

Jalaluddin dan Idi, A. 2013.

Filsafat Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

19

Anda mungkin juga menyukai