Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN VIII
OLEH:
NAMA : FITRIYANI
STAMBUK : F1D1 18 002
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBING : DANDY SAPUTRA
A. Latar Belakang
Zona intertidal merupakan daerah yang paling mudah dan paling banyak
akan terendam air laut pada waktu air pasang dan akan menjadi daerah
terbuka pada saat air laut surut. Kondisi ini menjadikan pantai Tanjung Tiram
sebagai tempat yang paling mudah untuk dieksploitasi. Selain itu, daerah
proses pengendapan dari padatan-padatan yang berada dalam badan ai, proses
yang lain. Pantai merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut, ke arah
darat wilayah pantai meliputi daratan, baik kering maupun terendam air, yang
masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut serta
perembasan air asin. Sedangkan kearah laut wilayah pantai mencakup bagian
laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di daratan.
Tanjung Tiram memiliki ciri khas dengan komunitas flora dan fauna karang,
pada saat air laut surut sebagian kawasan pantai ini merupakan wilayah
terbuka (tidak terendam air), berbagai komunitas biota yang dapat ditemukan
di Pantai Tanjung Tiram saat ini antara lain adalah Komunitas Algae (rumput
laut), Bivalvia, Terumbu karang, Ikan hias karang dan berbagai organisme
yang dimiliki karena pengambilan organisme intertidal. Hal ini dapat dilihat
dari menurunnya living cover rumput laut, terumbu karang dan berubahnya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
A. Zona Intertidal
Zona intertidal adalah daerah pantai yang terletak antara pasang tinggi
dan surut terendah,daerah ini mewakili peralihan dari kondisi lautan ke kondisi
daratan,. Zona ini merupakan daerah laut yang dipengaruhi oleh daratan, zona
ini memiliki faktor fisik maupun faktor kimyang mendukung semua organisme
di dalamnya untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Zona ini
luasnya sangat terbatas, tetapi banyak terdapat variasi faktor lingkungan yang
Zona intertidal terbagi menjadi tiga zona yaitu; 1) zona intertidal atas
(upper intertidal zone), 2) zona intertidal tengah (middle intertidal zone), dan
3) zona intertidal bawah (lower intertidal zone). Ketiga zona intertidal ini
lamun pada ketiga zona intertidal ini pun berbeda-beda, dengan memperhatikan
peran padang lamun bagi gastropoda, maka diduga penyebarannya pun selalu
Salah satu daerah yang memiliki padang lamun di pulau Ambon adalah desa
menerus sehingga kondisi lahan pantai berpasir yang marjinal menjadi semakin
kritis, baik untuk wilayah itu sendiri maupun wilayah yang berada di
sekitarnya. Pengelolaan Pesisir Terpadu, menyatakan bahwa hendaknya
pemanfaatan lahan pantai berpasir dilakukan secara baik dan benar sehingga
dapat berfungsi ganda, yaitu untuk mengendalikan erosi angin dan untuk
semusim dan tanaman keras serta buah-buahan yang sesuai dan bernilai
didaerah pesisir adalah berbatu. Tipe pesisir ini telah dibudidayakan oleh
oleh proses erosi di wilayah daratan. Beberapa vegetasi dominan yang tumbuh
di tipe pesisir ini jenis tumbuhan pantai yang kurang ekonomis. Oleh karena itu
khususnya lahan kering. Tipe pesisir ini merupakan daerah yang masih relative
asli dan sesuai untuk kawasan lindung, karena pesisirnya berbatu dengan
Salah satu biota laut yang sering ditemukan di pantai Pulau Pari
adalah bintang laut. Hewan ini mempunyai kulit yang ditutupi oleh duri-duri
kulit). Seringkali bintang laut ditemukan mempunyai lima lengan, kadang juga
terlihat hanya empat bahkan enam lengan. Jika salah satu lengan terputus
maka lengan baru akan terbentuk dengan segera karena adanya daya
regenerasi hewan ini. Secara umum, hewan ini mempunyai badan relatif tipis.
Jika pada bagian dorsal ditemukan madreporit dan anus maka pada ventral
ditemukan mulut serta kaki tabung (kaki ambulakral) pada setiap lengannya.
2010).
III. METODE PRAKTIKUM
Sulawesi Tenggara.
1. Alat Praktikum
2. Bahan Praktikum
C. Prosedur Kerja
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.
s
p
2. Kepiting bakau Kingdom :
(Scylla Sp) Animalia
Filum :
Anthropoda
Kelas :
Crustacea
Ordo :
Decapoda
Famili :
Portunidae
Genus :
Scylla
Spesies
: Scylla sp
Tabel 2. Lanjutan
1 2 3 4
3 Nassarius glans Kingdom : Anim
Filum : Mollu
Kelas : Gastr
Ordo : Neog
Famili : Nass
Genus : Nass
Spesies : Nassa
4 Kerang Kingdom :Anim
(Cerastoderma Filum :Mollu
edule) Kelas : Bival
Ordo : Vene
Famili : Card
Genus :Ceras
Spesies :Ceras
n
o
d
o
s
u
s
2. Kepiting Kingdom :
bakau(Scylla Animal
Sp) Filum :
Anthropoda
Kelas :
Crustacea
Ordo :
Decapoda
Famili :
Portunidae
Genus :
Scylla
Spesies
: Scylla sp
3 Littorina scabra Kingdom :
A
n
i
m
a
l
Filum :
M
o
l
l
u
s
c
a
Kelas :
G
a
s
t
r
o
p
o
d
a
Ordo :
Pro
sob
ran
chi
a
Famili :
L
i
t
t
o
r
i
n
i
d
a
e
Genus :
L
i
t
t
o
r
i
n
a
Spesies :
Littorina
scabra
B. Pembahasan
artinya ruang pantai (bentuk dan lokasi) berubah dengan cepat sebagai respon
terhadap proses alam dan aktivitas manusia. Pesisir berpasir dengan ekosistem
mangrove biasanya berlokasi di sekitar muara sungai. Pesisir tipe ini memiliki
komunitas hewan, ikan, dan vegetasi pantai. Pantai berbatu, tipe pesisir ini
merupakan daerah yang masih relatif asli dan sesuai untuk kawasan lindung,
karena pesisirnya berbatu dengan ekosistem hutan dan relatif belum tersentuh
karakteristik pantai berpasir dan berbatu, bahwa terdapat dua pengamatan yang
mengikuti arus air laut sehingga hewan ini banyak ditemukan di pantai.
lima pasang kaki yaitu sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi
sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Hasil pengamatan pada
individu dewasa dan tua sedikit menembung tebal pada cangkang. Tubuhnya
memisahkan cangkang dari bagian tubuh lainnya. Pada bagian peterior kedua
mantel saling melekat dan membentuk dua buah lubang atau siphon. Lubang
dorsal merupakan lubang aliran air keluar sedangkan lubang ventral merupakan
ini hidup di atas substrat yang berpasir, dan terkadang menempel pada karang.
arus, pasang surut), pasokan sedimen (sungai, erosi pantai), perubahan muka
air laut (tektonik, pemanasan global) dan aktivitas manusia seperti reklamasi
sedimen keluar dari pantai akibat pengaruh alam. Di beberapa bagian pantai di
dunia, erosi pantai yang terjadi telah menimbulkan kerugian yang besar berupa
pantai yang disebabkan oleh angin, hujan, arus, dan gelombang serta akibat
sebagai daerah tempat wisata, perairan ini juga telah mendapat perhatian yang
serius dari Pemda setempat, hal ini terlihat telah dipasangnya tanggul pemecah
gelombang di sepanjang pantai Tanjung Pasir dan desa Tanjung Pasir serta
pantai ada 4 bentuk utama yaitu, pantai berkarang, pantai berbatu, pantai
berpasir dan pantai berkapur. Akan tetapi yang di lakukan observasi hanya
terdapat dua jenis pantai berbatu dan berpasir. Kedua macam bentuk pantai ini,
maupun hewan.
oleh faktor fisik dan biotik serta faktor khemik. Faktor fisik seperti substrat,
berpasir distribusi organisme di laut juga dipengaruhi oleh faktor suhu, cahaya,
Selama hidupnya suhu tubuh organisme perairan tergantung pada suhu air laut
faktor abiotik utama yang sangat penting bagi bita laut. Ada interaksi berbagai
faktor abiotik yang dapat mengakibatkan tumbuhnya tekanan panas yang dapat
mematikan biota laut. Faktor tersebut adalah keadaan surut purnama pada
kedalaman kurang lebih 50 meter, masa cerah tidak berawan, kecepatan angin
rendah, suhu udara relatif tinggi, kelembaban udara relatif rendah, tidak ada
arus datang ke lokasi. Kondisi oseanografi kimia perairan pesisir dan laut
ditentukan oleh siklus kimia, interaksi udara-air, siklus dan distribusi nutrien,
proses anorganik, oksigen, unsur mikro dan siklus hidrologi. Struktur dan
pengurai bakteri.
hewan yang termasuk dalam ekosistem perairan secara langsung maupun tidak
(2000) organisme tidak akan dapat hidup mandiri suatu organisme akan
A. Simpulan
pesisir adalah berbatu. Tipe pesisir ini telah dibudidayakan oleh masyarakat
ekosistemnya yang terdiri dari pantai berpasir dan hutan serta relatif belum
tersentuh pembudidayaan oleh manusia, maka tipe pesisir ini sesuai untuk
ini didominasi oleh material pasir. Karena tipe ini jenis ekosistemnya bukan
hutan, maka kemungkinan besar ditumbuhi oleh jenis vegetasi pantai atau
padang rumput.
B. Saran
Harjadi, B., dan Octavia, D., 2008, Penerapan Teknik Konservasi Tanah Di Pantai
Berpasir untuk Agrowisata (Applying Of Soil Conservation Technique
At Sandy Coastal Areas For The Agro-Recreation), Jurnal Hutan, 5(2)
: 113-121
Suprajaka., Poniman, A., dan Hartono., 2005, Konsep dan Model Penyusunan
Tipologi Pesisir Indonesia Menggunakan Teknologi Sistem Informasi
Geografi, Jurnal of Society and Space, 1(1) : 76-84