KONTRAK KERJASAMA
RUMAH SAKIT UMUM MAMAMI
KUPANG
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB 1. DEFINISI................................................................................................................................... 3
2. Lampiran…….………………………………………………………..…………….….…………...6
BAB 1
DEFINISI
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit sudah
sepantasnya merencanakan atau mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit merupakan bagian dari suatu sistem
pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional di bidang pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan
membangun suatu kontinuitas pelayanan. Untuk menjalankan proses pelayanan rumah sakit yang tersistem dan
terintegrasi perlu memperhatikan: kebutuhan pasien yang akan menerima pelayanan di rumah sakit, pemberian
pelayanan yang efisien kepada pasien, dan rujukan kepada pelayanan lain baik didalam maupun keluar rumah sakit
serta pemulangan pasien yang tepat ke rumah. Pemberian pelayanan yang paripurna, tersistem, dan teritegrasi, maka
rumah sakit memerlukan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) medis atau non medis, sarana dan prasarana
yang memadai serta sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Rumah Sakit dalam pengadaan SDM
serta sarana dan prasarana tersebut dapat melalui perekrutan, pembelian atau kontrak dengan pihak ketiga, sehingga
kontrak dengan pihak ketiga dapat dibagi menjadi dua, yaitu kontrak kerja pelayanan klinis dan manjemen. Hukum
kontrak adalah hukum yang mengatur tata cara, hal-hal yang harus dipatuhi, dan penegakan kontrak sendiri,
sehingga hukum kontrak menetapkan garis-garis besar bagaimana kontrak tersebut akan, sedangm dan telah
dilaksanakan oleh masing-masing pihak. Dengan demikian pihak yang satu membutuhkan pihak yang lainterhadap
sesuatu hal ketika masing- masing pihak akan mendapatkan hak dan kewajiban dan bersifat saling berbalik. Kontrak
sangat bermanfaat sebagai pegangan, pedoman, dan alat bukti bagi para pihak pembuatnya, dengan adanya kontrak
yang baik akan mencegah terjadinya perselisihan, karena semua perjanjian sudah diatur dengan jelas sebelumnya,
bila terjadi perselisihan kontrak membantu upaya penyelesaiannya. Selain itu, kontrak yang baik memberikan
jaminan dan kepastian yang besar kepada para pihak, sehingga membantu kelancaran pelaksanaan pelayanan atau
transaksi bisnis. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih, perjanjian menerbitkan suatu perikatan antara dua pihak yang
membuatnya. Dengan demikian perjanjian berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau
kesanggupan-kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Dalam melakukan kontrak di rumah sakit dengan piak
ketiga harus melibatkan manajemen pada setiap prosesnya. Pada proses kontrak ada tanggung jawab pimpinan atas
kontrak kerja atau perjanjian lainnya untuk menjamin bahwa pelayanan yang melibatkan pihak ketiga dalam
kontrak memenuhi kebutuhan pasien dan menjadi bagian dari kegiatan manajemen mutu dan kegiatan peningkatan
rumah sakit. Dengan demikian kontrak dan perjanjian lainnya dimasukan sebagai bagian dari program peningkatan
seleksi terhadap kontrak manajemen dan bertanggungjawab atas kontrak manajemen tersebut. Proses pembuatan dan
pelaksanaan kontak klinis atau manajemen dibagi dalam beberapa tahap, sebagai berikut:
d. perpanjangan kontrak.
Kontrak dan perjanjian lainnya dievaluasi terkait sifat kontrak, sebagai bagian dari program peningkatan
pemenuhan saran dalam menunjang pelayanan kesehatan sesuai persyaratan mutu dan kebutuhan pasien dari
seleksi kontrak, penetapan kontrak, monitoring kontrak, dan perpanjangan kontrak. Pejabat yang berwenang
melakukan kegiatan ini adalah Manajemen, Kepala Bidang Hukum Kesehatan, Kepala Seksi Perencanaan dan
Pengembangan Usaha (PPU), Staf Hukum Kesehatan, Staf Perencanaan dan Pengembangan Usaha, dan Kepala Unit
BAB 3
TATA LAKSANA
A. Kelembagan dan Organisasi
Bidang Hukum Kesehatan dan PPU merupakan unit kerja dibawah Direktur Uatama yang mempunyai peran
membuat nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU) dilanjutkan penulisan draf awal
kontrak kerjasama, sedangkan PPU mempunyai peran untuk melakukan negoisasi dalam melakukan
pembbicaraan awal kontrak terutama untuk calon instansi yang akan kerjasama dalam pelayanan kesehatan.
Sedangkan untuk kontrak klinis tenaga medis melibatkan Direktur Pelayanan Medis dan Kepala Bidang
Pelayanan Medis dalam melakukan negoisasi dan seleksi awal untuk melanjutkan pada proses kontrak.
B. Proses Kontrak
Proses pembuatan kontrak harus melibatkan unit terkait dalam implementasinya dan
melibatkan manajemen dengan susunan proses sebagai berikut:
1. Seleksi Kontrak (Pra-Kontrak)
a. Negoisasi
Negoisasi dilakukan sebelum kontrak disusun atau sebelum suatu perbuatan hokum yang menimbulkan
hubungan hukum antara para pihak. Rumah Sakit melakukan negoisasi untuk menseleksi kepada
calon rekanan dengan memberikan penawaran kepada calon rekanan dan atau calon rekanan
membuat penawaran kepada rumah sakit. Rumah sakit sudah mempunyai beberapa penawaran yang
baku untuk kontak baik medis dan manajemen.
“Formulir ini digunakan untuk seleksi kontrak pada tahap awal dengan mempelajari
penawaran dan negoisasi”.
Nama Rekanan Unit Terkait
Jenis Produk/ Tanggal
Jasa Pengajuan
Jangka Waktu Keputusan
(Ada/ Tidak)
Surat Ijin Usaha (Ada/ Tidak)
NPWP (Ada/ Tidak)
Pengalaman Kerja (Ada/ Tidak)
Company Profile
Catatan :
PENETAPAN KONTRAK
(Ya) / (Tidak)
Rasionalitas harga penawaran (Ada) / (Tidak)
Draft MoU
Catatan :
Pada tahap penulisan draf kontrak atau perjanjian pihak rumah sakit dan calon
rekanan menuangkan poin-point yang menjadi kesepakatan dalam sebuah kontrak yang dapat dibuat
sendiri (di bawah tangan) atau dibuat secara notariil. Bentuk kontrak atau perjanjian tidak mengikat,
tetapi harus memuat semua aspek yang harus ada dalam kontrak harus tercakup dan dibuat selengkap-
lengkapnya. Setelah itu, diatur bahwa aspek-aspek yang belum diatur di dalam kontrak akan
dibicarakan secara musyawarah. Apabila ditengah perjalanan kontrak atau perjanjian ternyata terdapat
selisih paham diantara parea pihak, tetapi belum diatur mengenai hal tersebut, maka akan digunakan
prinsip hukum umum yang ada di dalam kitab undang-undang hukum perdata (KUH Perdata). Beberapa
Penggunaan bahasa Indonesia maupun bahasa asing harus tepat, singkat, jelas, dan
sistematis. Format penulisan kontak atau perjanjian mengikuti pola umum sebagai
berikut:
1. Judul
Judul kontrak harus dibuat dengan singkat, padat, dan jelas, “Perjanjian jual beli”.
2. Pembukaan
Merupakan kalimat tunggal atau beberapa kalimat yang bertujuan memulai sebuah
susunan kontrak. “Pada hari ini...., tanggal...(...). bulan...., tahun....(....), kami
Sebagai contoh atau bentuk lain sesuai kesepakatan para pihak, “Nama, tempat
dan tanggal lahir, alamat, pekerjaan, yang dibuktikna dengan KTP yang
dikeluarkan oleh pemerintah kota...., nomor...., dalam hal ini bertindak selaku
6. Penutup
Memuat aturan dan prosedur sahnya suatu kontrak atau perjanjian, sebagai
contoh: “Demikian perjanjian ini dibuat oleh PARA PIHAK dengan keadaan
sadar tanpa tekanan dari pihak manapun, untuk dilaksanakan dengan penuh
itikad baik dari masing-masing pihak”.
c) Penandatangan Kontrak
Setelah kontrak atau perjanjian selesai dirancang, dibahas bersama, pengecekan, dan disetujui,
para pihak membubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan oleh Direktur Utama dengan
ditempeli meterai secukupnya.
3. Monitoring Kontrak (Pasca Penandatangan Kontrak)
a. Pelaksanaan Kontrak
Setelah penandatangan kotrak atau perjanjian, maka para pihak harus memperhatikan hak dan kewajiban
masing-masing supaya tidak menimbulkan kerugian dari salah satu pihak terhadap pihak rumah sakit
atau sebaliknya. Jika pada saat pelaksanaan kontrak terdapat hal-hal yang belum diatur dalam
kontrak atau perjanjian dapat dilakukan secara mufakat dan dituangkan dalam tertulis dengan
mengusulkan addendum
b. Monitoring Kontrak
Setelah kontrak diberlakukan dan dilaksanakan rumah sakit melakukan monitoring terhadap
kontrak atau perjanjian untuk menjamin bahwa pelayanan tersebut memenuhi kebutuhan pasien dan
menjadi bagian dari kegiatan manajemen mutu dan kegiatan pengingkatan rumah sakit sesuai yang
tertulis dalam isi kontrak. Bila pelayanan yang dilakukan dalam kontrak atau pejanjian yang
bekerjasama dengan rumah sakit tidak memenuhi harapan mutu dan keselamatan pasien sesuai
yang tertulis dalam isi kontrak, maka rumah sakit harus mengambil tindakan. Monitoring kontrak
dilakukan oleh bidang/seksi/unit yang terkait langsung dengan rekanan bisa dalam bentuk uraian,
kuisioner, atau formulir. Berikut ini salah satu contoh formulir monitoring kontrak dengan
supplier/rekanan perbekalan farmasi:
MONITORING KONTRAK (B: Baik, S: Sedang, dan K: Kurang)
Jumlah dan spesifikasi yang dikirim sesuai dengan
(B) (S) (K)
surat pesanan
Distribusi perbekalan farmasi disertai dengan faktur
(B) (S) (K)
resmi perusahaan
Produk dikirim sesuai dengan kondisi penyimpanan
(B) (S) (K)
yang dipersyaratkan pabrikan
Mengikuti Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) (B) (S) (K)
Nomor Batch dan Expired Date yang dikirimkan
(B) (S) (K)
sesuai yang tercetak dalam faktur
Produk memiliki expired date yang panjang (B) (S) (K)
Waktu pengiriman yang tepat waktu (B) (S) (K)
Harga dan discount produk sesuai dengan perjanjian (B) (S) (K)
Rencana pelaksanaan stock opname diinformasikan (B) (S) (K)
Kekosongan produk diberitahukan melalui surat
resmi (B) (S) (K)
4. Perpanjangan Kontrak
a. Usulan Perpanjangan Kontrak
Usulan perpanjangan kontrak atau perjanjian bisa diusulkan oleh bidang/seksi/unit
pelayanan yang terkait langsung dengan pihak ketiga (rekanan) dengan melampirkan
hasil monitoring. Usulan perpanjangan kontrak bisa diuraikan dalam surat,
kesimpulan hasil kuisioner, atau formulir. Berikut ini salah satu contoh formulir
PERPANJANGAN KONTRAK
Apakah unit terkait masih membutuhkan
(Ya)/(Tidak)
perpanjangan kontrak?
Apakah kinerja rekanan sesuai dengan program mutu
(Ya)/(Tidak)
dan keselamatan pasien RSPR?
Apakah rekanan ikut berpartisipasi dalam
memberikan pelayanan yang bermutu serta (Ya)/(Tidak)
mengutamakan keselamatan pasien?
Kerasionalan usulan tarif baru dalam draft
(Ya)/(Tidak)
perpanjangan MoU
Catatan :
2. Sekretariat rumah sakit menerima pernawaran kontrak dari calon rekanan dengan
3. Bidang Hukum dan Kesehatan melakukan telah dokumen usulan dan masukan
manajemen untuk membuat draf awal kontrak atau perjanjian dengan dokumen draf awal
kontrak.
4. Kepala Bidang Hukum dan Kesehatan Logistik bersama unit terkait melakukan
pengecekan kelengkan draf awal kontrak dan memberikan pafar pada tempat yang
5. Monitoring kontrak oleh rumah sakit dilakukan oleh bidang/seksi/unit dengan dokumen
uraian laporan, ulasan kuisioner, atau formulir khususnya untuk rekanan perbekalan