Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA

DIRI RENDAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Jiwa 1 Diampu
Oleh Ibu Sri Endang Windiarti, Skep, Ns, M.Kes

OLEH :

1. Bekti Anita Oktaviani P 17420111045


2. Fefi Eka Wahyuningsih P 17420111054
3. Halim Alfani P 17420111056
4. Nur’aini P 17420111065
5. Sidas Umayah P 17420111074

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Jiwa Pada Pasien Dengan Harga Diri Rendah”.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa I di Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Semarang.

Dalam penulisan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih, kepada:

1. Ibu Sri Endang Windiarti, Skep, Ns, M.Kes selaku dosen koordinator pada mata
kuliah Keperawatan Jiwa 1.
2. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan makalah “Askep Jiwa Pada Pasien
Dengan Harga Diri Rendah”.

Kami merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semarang, 5 Januari 2013

Penyusun

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page ii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A..Latar Belakang....................................................................................... 1
B..Permasalahan.......................................................................................... 2
C..Tujuan penulisan.................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................... 4
A.. Kasus (Masalah Utama)....................................................................... 4
B.. Proses Terjadinya Masalah.................................................................... 4
C..Rentang Respon Konsep Diri................................................................. 6
D.. Etiologi.................................................................................................. 7
E.. Manifestasi Klinis................................................................................... 8
F...Mekanisme Koping................................................................................ 9
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................ 10
A..Pengkajian.............................................................................................. 11
B..Masalah Keperawatan............................................................................ 11
C..Pohon Masalah ...................................................................................... 12
D.. Diagnosa Keperawatan.......................................................................... 13
E.. Strategi Keperawatan............................................................................. 13
F...Penatalaksanaan...................................................................................... 16
G..Evaluasi.................................................................................................. 18
BAB IV PENUTUP............................................................................................ 19
H..Kesimpulan............................................................................................. 19
I.. .Saran....................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah mahluk social yang membutuhkan orang lain dalam memenuhi
kebutuhannya,untuk memenuhi kebutuhan tersebut individu dituntut untuk lebih
meningkatkan kinerjanya agar segala kebutuhannya dapat terpenuhi dan tingkat social
di masyarakat lebih tinggi, kemudian ini merupakan dambaan setiap manusia.
Individu akan merasa gagal, putus asa dan akhirnya mempunyai suatu pikiran negative
terhadap dirinya dan akhirnya akan merendahkan martabat sendiri, individu akan
merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa dan merasa rendah diri, yang dikenal
dengan gangguan konsep diri: Haga Diri Rendah.

Klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah yang tidak ditangani
akan mengisolasi diri,perubahan sensori persepsi halusinasi dengar atau lihat, perilaku
kekerasan, dan klien akan kurang memperhatikan kebersihan diri. Oleh karena itu
diperlukan perawatan intensif baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari pelayanan
tenaga kesehatan termasuk didalamnya adalah perawat.

Peran perawat dalam penanggulangan klien dengan gangguan konsep diri :


Harga Diri Rendah meliputi peran promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Pada
peran promotif, perawat meningkatkan dan memelihara kesehatan mental melalui
penyuluhan dan pendidikan untuk klien dan keluarga. Dari aspek preventif yaitu untuk
meningkatkan kesehatan mental dan pencegahan gangguan konsep diri : Harga Diri
Rendah. Sedangkan pada peran kuratif perawat meencanakan dan melaksanakn
rencana tindakan keperawatan untuk klien dan keluarga. Kemudian peran rehabilitatif
berperan pada follow up perawat klien dengan gangguan konsep diri: Harga Diri
Rendah melalui pelayanan di rumah atau home visite.

Berdasarkan data statistik yang kami dapatkan 2 tahun terakhir ini klien yang
mengalami Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah terdapat 1,72%, Isolasi Sosial

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 1


terdapat 9,38%, Resiko Perilaku Kekerasan terdapat 22,70%, Perilaku Kekerasan 1,81,
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi terdapat 53,25% dengan jumlah pasien yang
dirawat.

Dari hasil proporsi yang didapat walaupun dalam jumlah kecil namun
diperlukan penangan khusus, pada klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri
Rendah dapat mengakibatkan cemas dan takut, individu akan takut ditolak, takut gagal,
dan dipermalukan akharnya cenderung untuk menarik diri yang pada akhirnya individu
akan mengalami gangguan orientasi realita. Komplikasi yang berbahaya adalah
individu mempunyai keinginan untuk menciderai dirinya.

Melihat kejadian tersebut maka kami tertarik untuk megambil “Asuhan


Keperawatan pada pasien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah” sebagai
bahan makalah kami.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Definisi dari Gangguan Gambaran Diri : Harga Diri Rendah ?


2. Bagaimanakah Proses Terjadinya Gangguan Gambaran Diri : Harga Diri Rendah
?
3. Bagaimanakah Rentang Respon Harga Diri ?
4. Bagaimanakah Etiologi dari Gangguan Gambaran Diri : Harga Diri Rendah ?
5. Bagaimanakah Manifestasi Klinis dari Gangguan Gambaran Diri : Harga Diri
Rendah ?
6. Bagaimanakah Mekanisme Koping yang Menyebabkan Gangguan Gambaran
Diri : Harga Diri Rendah ?
7. Bagaimanakah Proses Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Gambaran Diri :
Harga Diri Rendah ?

C. TUJUAN

1. Menjelaskan Definisi dari Gangguan Gambaran Diri : Harga Diri Rendah ?

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 2


2. Menjelaskan Proses Terjadinya Gangguan Gambaran Diri : Harga Diri
Rendah ?
3. Menjelaskan Rentang Respon Harga Diri ?
4. Menjelaskan Etiologi dari Gangguan Gambaran Diri : Harga Diri Rendah ?
5. Menjelaskan Manifestasi Klinis dari Gangguan Gambaran Diri : Harga Diri
Rendah ?
6. Menjelaskan Mekanisme Koping yang Menyebabkan Gangguan Gambaran Diri
: Harga Diri Rendah ?
7. Mejelaskan Proses Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Gambaran Diri :
Harga Diri Rendah ?

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 3


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KASUS (MASALAH UTAMA)

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

Harga diri merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga
diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa
syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetapi merasa sebagai
seorang yang penting dan berharga.

Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif


terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999). Gangguan harga diri rendah merupakan
evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat
secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Cowsisend, 1998).

Harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan
melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi
diri yang negative membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan harga diri
atau harga diri rendah dapat terjadi secara :

1. Situasional

Harga diri rendah situasional adalah suatu keadaan ketika individu yang
sebelumnya mengalami harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai
diri dalam berespon terhadap suatu kejadian.(Kehilangan, perubahan).
(Carpenito,2007)

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 4


Sebagai contoh yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja dll. Pada klien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang
diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak
sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan perianal, dll), harapan akan struktur,
bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit,
perlakuan petugas yang tidak menghargai.

2. Kronik

Harga diri rendah kronik adalah keadaan individu yang mengalami evaluasi
diri negatif yang mengenai diri sendiri atau kemampuan dalam waktu lama, yaitu
perasaan negatif yang timbul sebelum sakit/dirawat misalnya kegagalan untuk
memecahkan suatu masalah atau berbagai stress berurutan. Dalam hal ini klien
mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons
yang maladaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang
kronis atau pada klien gangguan jiwa. (Carpenito,2007)

Harga diri rendah biasanya terjadi karena adanya kritik diri sendiri dan
orang lain, yang menimbulkan penurunan produktivitas yang berkepanjangan,
yang dapat menimbulkan gangguan dalam berhubungan dengan orang lain dan
dapat menimbulkan perasaan ketidakmampuan dari dalam tubuh, selalu merasa
bersalah terhadap orang lain, mudah sekali berperasaan negatif tentang tubuhnya
sendiri. Karena itu dapat menimbulkan ketegangan peran yang dirasakan kepada
klien yang mempunyai gangguan harga diri rendah.

Harga diri rendah juga selalu mempunyai pandangan hidup yang pesimis
dan selalu beranggapan mempunyai keluhan fisik, pandangan hidup bertentangan,
penolakan terhadap kemampuan yang dimiliki, dapat menimbulkan penarikan diri
secara sosial, yang menimbulkan kekhawatiran pada klien. (Stuart & Gail,2007)

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 5


Klien yang mempunyai harga diri rendah akan mengisolasi diri dari orang
lain dan akan muncul perilaku menarik diri, gangguan sensori, persepsi,
halusinasi, bisa juga mengakibatkan adanya waham. (Stuart & Gail,2007)

C. RENTANG RESPON KONSEP DIRI


Rentang respon konsep diri (Stuart G.W dan Sundeen, S. J, 1998)

Rentang konsep diri berkisar antara respon adaptif sampai dengan respon
maladaptif. Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma –
norma sosial, secara umum yang berlaku di masyarakat.
Respon adaptif diantaranya :
1. Aktualisasi diri
Pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman
yang sukses.
2. Konsep diri positif.
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkan dengan
kenyataan.
Respon Maladaptif diantaranya:
1. Harga Diri Rendah
Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri untuk mencapai
keinginan.

2. Kerancauan Identitas
Kegagalan individu mengintegrasi aspek-aspek masa kanak-kanak dalam
pematangan aspek psikologis, kepribadian pada masa dewasa secara harmonis.
3. Depersonalisasi

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 6


Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan, dan tidak membedakan dirinya dengan orang
lain sehingga tidak dapat mengenali dirinya sendiri.

D. ETIOLOGI
Biasanya yang menyebabkan harga diri rendah adalah kurangnya umpan positif,
perasaan di tolak oleh orang terdekat, sejumlah kegagalan dan ketidakberdayaan, ego
yang belum berkembang dan menghakimi super ego. (keliat, 1998).
1. Foktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah seseorang sebagai berikut :
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis, sekolah, ditolak pekerjaan. Faktor yang
mempengaruhi performa peran adalah sterotip peran gender, tuntutan peran
kerja, harapan peran budaya.
b. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakkepercayaan orang
tua, tekanan kelompok dan perubahan struktur sosial. ( Stuard and Sudeen,1998)
2. Faktor Presipitasi
Ketegangan peran oleh stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam
peran/ posisi, halusinasi pendengaran dan penglihatan, kebingungan tentang
seksualitas diri sendiri, kesulitan membedakan diri sendiri dan orang lain, gangguan
citra tubuh, mengalami dunia dalam mimpi. ( Stuard and Sudeen,1998)

E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Keliat (1999) tanda dan gejala yang dapat muncul pda pasien harga diri
rendah adalah :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri, individu mempunyai perasaan kurang percaya
diri. (misalnya : malu, sedih karena rambut menjadi rontok /botak akibat
pengobatan penyakit kronis)
2. Rasa bersalah terhadaap diri sendiri, individu yang selalu gagal dalaam meraih
sesuatu.

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 7


3. Merendahkan martabat diri sendiri, menganggap dirinya berada dibawah orang lain.
(misalnya : saya tidak mampu, saya tidak bisa, saya memang bodoh, saya tidak tahu
apa-apa)
4. Gangguan berhubungan social seperti menarik diri, lebih suka menyendiri dan tidak
ingin bertemu orang lain.
5. Rasa percaya diri kurang, merasa tidak percaya dengan kemampuan yang dimiliki.
6. Sukar mengambil keputusan, cenderung bingung dan ragu-ragu dalam memilih
sesuatu.
7. Menciderai diri sendiri sebagai akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram sehingga memungkinkan untuk mengakhiri kehidupan.
8. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
9. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.
10. Ketegangan peran yang dirasakan.
11. Pandangan hidup pesimis.
12. Keluhan fisik
13. Penolakan terhadap kemampuan personal
14. Destruktif terhadap diri sendiri
15. Menarik diri secara social
16. Penyalahgunaan zat
17. Menarik diri dari realitas
18. Khawatir

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 8


F. MEKANISME KOPING
Semua orang tanpa memperhatikan gangguan perilakunya, mempunyai beberapa
bidang kelebihan personal yang meliputi : aktivitas olah raga dan aktivitas diliar rumah,
hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan perawatan diri,
pendidikan atau pelatihan, pekerjaan, vokasi atau posisi, bakat tertentu, kecerdasan,
imajinasi dan kreativitas, hubungan interpersonal (Stuart & Gail, 2007)
Mekanisme koping termasukpertahanan jangka pendek atau jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang menyakitkan (Stuart & Gail, 2007).
a. Pertahanan jangka pendek mencakup berikut ini :
1. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
(Misalnya : konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara (Misalnya : ikut serta
dalam klub sosial, agama, politik, kelompok.)
3. Aktivitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu (Misalnya : olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk
mendapatkan popularitas)
4. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas diluar
dari hidup yang tidak bermakna saat ini (Misalnya : penyalahgunaan obat)
b. Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :
1. Penutupan identitas – adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi dari individu.
2. Identitas negatif, asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan
yang diterima masyarakat.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Pengkajian

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 9


Menurut Stuard and Sudeen ( 1998 ) pengkajian pada pasien harga diri rendah
meliputi tingkah laku :

a. Menyalahkan diri atau orang lain


b. Produktivitas menurun.
c. Rasa bersalah
d. Mudah marah
e. Pesimis terhadap kehidupan
f. Keluhan fisik
g. Menarik diri dari realita
h. Cemas dan takut
i. Mengurung diri
j. Penyalahgunaaan zat
Sedangkan menurut Towsend ( 1998 ) pada pasien dengan gangguan harga
diri rendah akan ditemukan batasan karakteristik :

a. Kurang kontak mata


b. Ungkapan yang mengaktifkan diri
c. Ekspresi rasa malu
d. Mengevaluasi diri sebagai individu yang tidak mampu untuk menghadapi
berbagai peristiwa.
e. Menolak umpan balik yang positif dan melebih-lebihkan umpan balik
yang negatif tentang dirinya.
f. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal yang baru.
g. Hipersensitif terhadap kritik, mudah tersinggung dengan pembicaraan
orang lain.

B. MASALAH KEPERAWATAN

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 10


No. Masalah Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan

1. Mengungkapkan tidak 1. Ekspresi wajah kosong


1 Isolasi sosial :
berdaya dan tidak ingin
menarik diri 2. Tidak ada kontak mata ketika
hidup lagi
diajak bicara
2. Mengungkapkan enggan
3. Suara pelan dan tidak jelas
berbicara dengan orang
lain

3. Klien malu bertemu dan


berhadapan dengan orang
lain

1. Mengungkapkan ingin 1. Merusak diri sendiri


2 Gangguan
diakui jati dirinya
konsep diri : 2. Merusak orang lain
harga diri 2. Mengungkapkan tidak
3. Menarik diri dari hubungan
rendah ada lagi yang peduli
sosial
3. Mengungkapkan tidak
4. Tampak mudah tersinggung
bisa apa-apa

5. Tidak mau makan dan tidak


4. Mengungkapkan dirinya
tidur
tidak berguna

6. Perasaan malu
5. Mengkritik diri sendiri

7. Tidak nyaman jika jadi pusat


perhatian

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 11


1. Mengungkapkan tidak 1. Ekspresi wajah sedih
3 Berduka
berdaya dan tidak ingin
disfungsional 2. Tidak ada kontak mata ketika
hidup lagi
diajak bicara
2. Mengungkapkan sedih
3. Suara pelan dan tidak jelas
karena tidak naik kelas

4. Tampak menangis
3. Klien malu bertemu dan
berhadapan dengan orang
lain karena diceraikan
suaminya

C. POHON MASALAH

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka


disfungsional.

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 12


E. STRATEGI PELAKSANAAN

No. Diagnosa
Tujuan SP Rasional
Keperawatan
1. Isolasi sosial: Setelah dilakukan SP1: Bina hubungan Hubungan saling
menarik diri tindakan saling percaya percaya
berhubungan keperawatan 1.1 Bina hubungan saling merupakan
dengan harga selama 6 kali percaya: langkah awal
diri rendah pertemuan harga a. Sapa klien dengan untuk menentukan
diri klien akan ramah, baik verbal keberhasilan
meningkat, maupun non verbal rencana
b. Perkenalan diri
dengan kriteria selanjutnya.
dengan sopan
hasil:
c. Tanya nama lengkap
1. Klien dapat
klien dan nama
membina
panggilan yang
hubungan
disukai klien
saling percaya d. Jelaskan tujuan
2. Klien dapat
pertemuan, jujur dan
mempertahan
menepati janji
kan aspek e. Tunjukkan sikap
yang positif empati dan
3. Klien dapat
menerima klien apa
menilai
adanya
kemampuan f. Beri perhatian pada
yang dapat klien
digunakan 1.2 Beri kesempatan
4. Klien dapat pada klien untuk
menetapkan mengungkapkan
dan perasaannya tentang
merencanakan penyakit yang
kegiatan dideritanya.
sesuai dengan 1.3 Sediakan waktu
kemampuan untuk mendengarkan
yang dimiliki klien
5. Klien dapat 1.4 Katakan kepada klien
melakukan bahwa dirinya adalah
sesuai kindisi seseorang yang
sakit dan berharga dan
kemampuann bertanggung jawab

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 13


ya serta mampu
6. Klien dapat menolong dirinya
memanfaatka sendiri
n sistem
pendukung
yang ada
2. SP 2: Identifikasi Pujian akan
kemampuan dan aspek meningkatkan
positif yang dimiliki harga diri klien

2.1 Diskusikan
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki klien dan
beri
pujian/reinforcement
atas kemampuan
perasaannya.
2.2 Setiap bertemu klien,
utamakan memberi
pujian yang realistis

2.3 Klien dapat menilai


kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki
3. SP 3: menilai Peningkatan
kemampuan yang dapat kemampuan
digunakan mendorong klien
3.1 Diskusikan untuk mandiri
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki

3.2 Diskusikan pula


kemampuan yang
dapat dilanjutkan
setelah pulang ke
rumah
4. SP 4: menetapkan/ Pelaksanaan

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 14


merencanakan kegiatan secara
kegiatan sesuai mandiri modal
dengan kemampuan awal untuk
yang dimiliki meningkatkan
harga diri.
4.1 Rencanakan bersama
klien aktivitas yang
dapat dilakukan
setiap hari sesuai
kemampuan :
kegiatan mandiri,
kegiatan dengan
bantuan minimal,
kegiatan dengan
bantuan total.
4.2 Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan
toleransi kondisi
klien

4.3 Beri contoh cara


pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien
lakukan
5. SP 5: melakukan Dengan aktivitas
kegiatan sesuai kondisi klien akan
dan kemampuan mengetahui
5.1 Beri kesempatan kemampuannya.
mencoba kegiatan
yang telah
direncanakan
5.2 Beri pujian atas
keberhasilan klien

5.3 Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan di rumah
6. SP 6: memanfaatkan Perhatian keluarga
sistem pendukung yang dan pengertian

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 15


ada keluarga akan
6.1 Beri pendidikan dapat membantu
kesehatan pada meningkatkan
keluarga tentang cara harga diri klien.
merawat klien.
6.2 Bantu keluarga
memberi dukungan
selama klien dirawat.

6.3 Bantu keluarga


menyiapkan
lingkungan di rumah.

6.4 Beri reinforcement


positif atas
keterlibatan keluarga.

(Aplikasi Praktek Klinik Keperawatan jiwa, 2011)

F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Keliat (1999) menguraikan empat cara untuk meningkatkan harga diri yaitu :
a. Memberi kesempatan untuk berhasil
b. Menanamkan gagasan
c. Mendorong aspirasi
d. Membantu membentuk koping

2. Penatalaksanaan Medis
a. Clorpromazine ( CPZ )
Indikasi untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam kemampuan menilai realitas,
kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku
aneh, tidak bekerja, hubungan sosial dan melakukan aktivitas rutin.
Efek saamping : sedasi, gangguan otonomik serta endokrin.
b. Haloperidol ( HPL )
Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realitaas dalaam fungsi
netral serta fungsi kehidupan sehari-hari.
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 16


c. Trihexyphenidyl ( THP )
Indikasi : segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pascaa enchepalitis dan
idiopatik.
Efek samping : hypersensitive terhadap trihexyphenidyl, psikosis berat,
psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna.
3. Terapi okupasi / rehabilitasi
Terapi yang terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan menggunakan
aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut berupa kegiatan yang
direncanakan sesuai tujuan ( Seraquel, 2004 )
4. Psikoterapi
Psikoterapi yang dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif dan
individual atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud untuk
mengembalikan penderita ke masyarakat ( Seraquel, 2004 )
5. Terapi psikososial
Rencana pengobatan untuk skizofrenia harus ditujukan padaa kemampuan daan
kekurangan pasien. Selain itu juga perlu dikembangkan terapi berorientasi keluarga,
yang diarahkan untuk strategi penurunan stress dan mengatasi masalah dan
perlibatan kembali pasien kedalam aktivitas. (Kaplan and Sadock 1997)

G. EVALUASI

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien (Keliat, B.A., 1997). Evaluasi dilakukan sesuai dengan
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evaluasi
proses dan evaluasi formatif, dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan evaluasi
hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang
telah ditentukan. Evaluasi masalah Harga Diri Rendah Kronis diharapkan klien dapat:
1. Ancaman integritas fisik atau Harga Diri Rendah klien sudah berkurang.
2. Perilaku klien menunjukkan kemajuan dalam menerima, menghargai dan
meyakini diri sendiri.
3. Sumber koping yang adekuat sudah dimiliki klien dan digunakannya.
4. Klien dapat memperluas kesadaran diri, menyelidiki dan mengevaluasi diri.
5. Klien menggunakan respon koping yang adaptif.

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 17


6. Klien sudah mempelajari strategi baru untuk beradaptasi, dan meningkatkan
aktualisasi diri.
7. Klien sudah menggunakan pemahaman yang tinggi tentang diri sendiri untuk
meningkatkan pertumbuhan kepribadian.

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 18


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilangnya kepercayaan diri dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional
maupun kronis atau menahun. Faktor yang empengaruhi harga diri meliputi
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan terhadap orang lain, dan ideal diri yang
tidak realistis.

B. SARAN
Setelah mengetahui pengertian harga diri rendah, etiologi, faktor predisposisi
dan faktor presipitasi, maka diharapkan agar perawat mampu melakujan asuhan
keperawatan mengenai jarga diri rendah.

ASKEP JIWA PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH Page 19


DAFTAR PUSTAKA

Azizah,Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Jiwa (Aplikasi Praktik Klinik). Graha Ilmu :
Yogyakarta

Carpenito, Lynda Juall. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.

Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.

Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.

Stuart dan Sundeen. (2007). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.

http://www.nurseid.web.id/2011/01/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan.htm

Anda mungkin juga menyukai