Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Nevi Hidayah
NIM. 40618023
g. Palatum : Taa
h. Arkus Palatoglosus anterior : Taa
posterior : Taa
i. Lidah : Taa
j. Dasar Mulut : Taa
IV. Diagnosis
Angular Cheilitis.
V. Diagnosis Banding
DD: Herpes Labialis
- Persamaan Cheilitis Angularis dengan Herpes Labialis :
Tepi lesi kemerahan, dapat terjadi pendarahan dan membentuk krusta, lesi
menimbulkan rasa sakit.
- Perbedaan Cheilitis Angularis dengan Herpes Labialis:
Tata laksana terapi Cheilitis Angularis pada kasus ini adalah pemberian Borax
Glicerin 10% dengan cara dioleskan menggunakan cattun bud pelet 3 kali sehari
yaitu pagi, siang dan malam. Terapi suportif dengan memberikan Becom c kaplet
10 diminum 1 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan yang dapat membantu dalam
proses menyembuhan luka.
Kontrol 1
S = Pasien datang untuk melakukan kontrol pertama. Pada sudut bibir kanan
Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit. Obat digunakan secara teratur Bcom C
sisa 4 caplt, obat Borax Glicerin sisa ¾ botol.
O = EO : Normal
IO : Pada sudut bibir kanan warna kemerahan, tepi deskuamasi dan tidak
sakit.
A = Proses penyembuhan Chelitis angularis
P = Instruksi kepada pasien
- Menjaga OH
- Banyak mengonsumsi buah dan sayur serta minum air putih
- Pemberhentian penggunaan obat
- Hubungi operator apabila ada keluhan
VII. Pembahasan
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien, didapatkan hasil
diagnosis cheilitis angularis dan diagnosa banding herpes labialis. Diagnosis
cheilitis angularis ditegakkan karena pasien datang dengan keluhan pada keadaan
sudut bibir kanan yang terasa perih dan nyeri bila membuka mulut. Pasien tidak
menyadari penyebab keadaan ini, namun dari hasil anamnesis dikatakan bahwa
pasien memiliki kebiasaan menjilat sudut bibir dan jarang mengkonsumsi buah dan
sayur.
Cheilitis Angularis adalah suatu keadaan inflamasi pada sudut mulut yang
ditandai dengan adanya fissure kemerahan, nyeri dan rasa kering pada sudut mulut.
Pada kasus yang parah, fissure tersebut dapat berdarah ketika membuka mulut dan
menimbulkan krusta.
Anak dengan status gizi kurang akan lebih mudah mengalami cheilitis
angularis dibandingkan anak dengan gizi baik. Kekurangan nutrisi dapat karena
kekurangan zat besi, vitamin B, asam folat, dan biotin. Defisiensi pada satu jenis
nutrisi dapat berperan kepada defisiensi nutrisi-nutrisi yang lainnya. Defisiensi
nutrisi seperti defisiensi zat besi, vitamin B, dan asam folat berkaitan dengan
angular cheilitis. Keduanya saling berhubungan, karena zat besi dan vitamin adalah
zat yang esensial. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan keutuhan jaringan epitel
berkurang. Mukokutan junction yang merupakan daerah peralihan antara kulit dan
mukosa mulut dengan epitel mukosa yang lebih tipis dibanding epitel kulit menjadi
lebih rentan.
Nutrisi yang kurang khususnya yang disebabkan oleh defisiensi zat besi
berpengaruh terhadap proliferasi sel terutama sel mukosa, karena fungsi zat besi
secara fisiologis meliputi pertumbuhan atau proliferasi sel, penyembuhan luka,
respon imunitas, dan mempertahankan struktur protein dan membran sel. Zat besi
dan nutrisi lainnya diperlukan dalam transkripsi gen untuk replikasi sel, perbaikan
sel, dan proteksi. Kekurangan nutrisi menyebabkan terganggunya fungsi proteksi,
perbaikan, dan pergantian sel-sel epitel di sudut bibir sehingga menimbulkan lesi
berupa fissura berwarna kemerahan yang merupakan gambaran klinis cheilitis
angularis. Dengan berjalannya waktu, dan didukung oleh kebiasaan menjilat sudut
bibir yang sering dilakukan secara tidak sadari. Fissura yang berwarna kemerah
akan menjadi semakin dalam dan meluas dari komisura ke kulit perilabial. Fissure
akan terdeskuamasi selama fungsi rongga mulut berjalan normal.
Kekurangan nutrisi
Cuaca mempengaruhi
terjadinya pecah pecah Mukosa sudut bibir kering
pada sudut bibir
Fissure yang berwarna kemerahan
dan deskuamasi pada sudut bibir
Chelitis angularis
VIII. Kesimpulan
Cheilitis angularis merupakan suatu keadaan yang terjadi pada daerah sudut
bibir baik unilateral ataupun bilateral, dengan ditandai oleh bentukan fissure pada
sudut bibir yang kemerahan, sakit, mengering dan terkadang terjadi deskuamasi pada
sudut bibir akibat kebiasaan menjilat sudut bibir. Penatalaksanaan pemberian obat
borax gliserin untuk melembabkan sudut bibir serta memberikan KIE kepada pasien.
Referensi
Greenberg MS., Glick M. 2015. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and
Treatment. 12th edition. Hamilton: BC Decker Inc.: 39, 95.
Langlais, RP. 2013. Atlas Berwarna : Lesi Mulut Yang Sering Ditemukan.
Jakarta : EGC. P: 110-111.
Herlin S., Sri H., Ayu M. 2017. Insidensi dan Distribusi Penderita Angular
Cheilitis pada Bulan Oktober-Desember Tahun 2015 di RSGM Universitas Jember.
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5.