Anda di halaman 1dari 64

LISTRIK DINAMIS I

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas : II (Dua)
Nomor Modul : Fis.X.13

Penulis : Dra. Nia Ainawati Haesin


Direvisi oleh : Sukarman, S.Pd.
Penyunting Materi : Drs. I Made Astra, M.Si.
Penyunting Media : Dr. Nurdin Ibrahim, M.Pd.
DAFTAR ISI

IDENTITAS

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

Kegiatan Belajar 1: HUKUM OHM ................................................................ 5


Petunjuk .......................................................................... 5
Uraian Materi .................................................................. 5
1. Kuat Arus Listrik ....................................................... 5
2. Beda Potensial atau Tegangan Listrik (V) ................. 7
3. Hubungan antara Tegangan Listrik (V) dan Kuat
Arus Listrik (I) ........................................................... 7
4. Penerapan hukum OHM dalam Kehidupan
sehari-hari ................................................................ 11
5. Hubungan antara hambatan kawat dengan jenis
kawat dan ukuran kawat ........................................... 11
TUGAS KEGIATAN 1 ....................................................... 15

Kegiatan Belajar 2: RANGKAIAN KOMPONEN LISTRIK ............................. 19


Petunjuk .......................................................................... 19
Uraian Materi .................................................................. 19
1. Hambatan disusun seri ............................................ 19
2. Hambatan disusun paralel ....................................... 22
3. Gabungan Sumber Tegangan .................................. 25
TUGAS KEGIATAN 2 ....................................................... 28

Kegiatan Belajar 3: HUKUM KIRCHOFF ....................................................... 31


Petunjuk .......................................................................... 31
Uraian Materi .................................................................. 31
1. Hukum I Kirchoff ...................................................... 31
2. Hukum II Kirchoff ...................................................... 35
TUGAS KEGIATAN 3 ....................................................... 40

PENUTUP ........................................................................................................ 45

KUNCI KEGIATAN ........................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51


PENDAHULUAN

Selamat Anda telah mencapai modul berjudul “Listrik Dinamis I”. Modul ini dibagi
menjadi 4 kegiatan belajar, yaitu:
• Kegiatan Belajar 1: menjelaskan tentang alat ukur listrik.
• Kegiatan Belajar 2: menjelaskan tentang hukum Ohm.
• Kegiatan Belajar 3: menjelaskan tentang hukum Kirchoff.
• kegiatan Belajar 4: menjelaskan tentang energi dan daya listrik.

Tujuan modul ini adalah agar Anda memahami listrik Dinamis, dengan indikator:
1. Membedakan jenis alat ukur listrik.
2. Menyebutkan fungsi alat ukur listrik.
3. Menjelaskan cara pengukuran kuat arus listrik.
4. Menjelaskan cara pengukuran tegangan listrik.
5. Menuliskan definisi kuat arus listrik dengan benar.
6. Menuliskan bunyi hukum Ohm dengan benar.
7. Menghitung kuat arus berdasarkan hukum Ohm bila data tersedia secukupnya.
8. Menentukan hambatan sebuah resistor melalui grafik V-I dengan tepat.
9. Menjelaskan hubungan antara hambatan, panjang dan luas penampang sebuah
konduktor dengan benar.
10. Menentukan hambatan sebuah resistor bila diketahui hambatan jenis bahan
konduktor itu dan data lainnya diketahui.
11. Menjelaskan hukum I Kirchoff dengan benar.
12. Menentukan kuat arus pada suatu titik percabangan bila data yang diperlukan
tersedia.
13. Menentukan kuat arus pada salah satu resistor dari suatu rangkaian yang terdiri dari 3
resistor disusun seri paralel.
14. Menghitung kuat arus pada suatu rangkaian yang terdiri dari 3 resistor di susun seri
paralel dan dihubungkan dengan baterai yang memiliki hambatan dalam tertentu bila
data diperlukan tersedia.
15. Menentukan hambatan sebuah alat listrik yang spesifikasinya (Watt - Volt)
diketahui.
16. Mengubah satuan energi dari Joule menjadi Kwh dari data yang diketahui.
17. Menentukan daya terpasang dari sebuah lampu yang dipasang pada sumber tegangan
yang spesifikasinya diketahui bila data minimal yang dibutuhkan.

Percobaan yang ada dalam modul ini dikerjakan di sekolah induk dengan bantuan
Guru Bina dan dikerjakan secara berkelompok.

Bagaimana Anda mempelajari modul ini?


Untuk mudahnya ikuti petunjuk belajar berikut ini:
• Baca uraian materi pada tiap-tiap kegiatan dengan baik.
• Kerjakan semua latihan dan tugas-tugas yang terdapat pada modul.
• Gunakan alat-alat yang diperlukan dalam mempelajari modul ini, misalnya:
baterai, bola lampu senter dan amperemeter.
• Janganlah melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas/
latihan.
• Catatlah bagian-bagian yang belum Anda pahami, kemudian diskusikan dengan teman
Anda atau tanyakan kepada guru bina atau orang yang Anda anggap mampu.
• Bila Anda belum menguasai 70% dari tiap kegiatan, maka ulangi kembali langkah-
langkah di atas dengan seksama.

Mudah-mudahan dengan mempelajari modul ini Anda mendapatkan tambahan wawasan


materi pelajaran Fisika, dan jangan lupa Anda terus mengingat pelajaran modul ini, karena
akan berhubungan dengan modul yang berikutnya.

Modul ini hendakya dapat Anda selesaikan dalam waktu 1,5 jam termasuk Anda
menyelesaikan latihan atau tugas-tugasnya.

Selamat Belajar, semoga berhasil dan sukses untuk Anda.


Kegiatan Belajar 1

ALAT UKUR LISTRIK

Setelah mempelajari kegiatan ini, Anda diharapkan mempunyai


kemampuan sesuai indikator dibawah ini:
1. membedakan jenis alat ukur listrik;
2. menyebutkan fungsi alat ukur listrik;
3. menjelaskan cara pengukuran kuat arus listrik; dan
4. menjelaskan cara pengukuran tegangan listrik.

Saat Anda berbicara tentang listrik, tidak akan terlepas dari besaran- besaran
yang ada pada listrik itu sendiri. Masih ingatkah Anda apa besaran itu? Pada
modul pertama kelas X, Anda telah mengetahui bahwa besaran: sesuatu yang
dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan. Besaran yang
ada pada listrik antara lain kuat arus disebut Ampermeter, sedangkan alat untuk mengukur
tegangan atau beda potensial antara dua titik disebut Volt meter. Alat ukur yang akan kita
pelajari pada kegiatan ini adalah alat ukur listrik digital. Alat ukur listrik analog
mempunyai ketidaktelitian sekitar 3% sampai 4%. Alat inilah yang biasa tersedia di
laboratorium-laboratorium IPA di sekolah.

I. Ampermeter
Ampermeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Bagian terpenting dari
Ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara
medan magnet dan kumparan berarus.

Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah yang kecil.
Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan pada
galvanometer. Cara kerja galvanometer ini akan dibahas lebih lanjut pada saat Anda
mempelajari medan magnetik di kelas XII jurusan IPA.

Ampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel dengan resistor yang
mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur
ampermeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada
ampermeter.

5
Bagaimana cara menggunakan Ampermeter?
Misalkan Anda akan mengukur kuat arus yang melewati rangkaian pada gambar
1. Misalkan R adalah lampu, maka:

(a) (b)

Gambar 1. a. gambar rangkaian sederhana dengan sumber arus dc.


b. rangkaian sebenarnya

Anda harus memasang secara seri ampermeter dengan lampu. Sehingga harus
memutus salah satu ujung (lampu menjadi padam). Selanjutnya hubungkan kedua
ujung dengan kabel pada ampermeter, seperti gambar 2.

Gambar 2. Rangkaian cara menggunakan Ampermeter

Gambar 3. Multimeter yang dapat digunakan sebagai Ampermeter

6
Hati-hati saat Anda membaca skala yang digunakan, karena Anda harus
memperhatikan batas ukur yang digunakan. Misalnya Anda menggunakan batas ukur
1A, pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 10. Ini berarti saat jarum
ampermeter menunjuk angka 10 kuat arus yang mengalir hanya 1 A. Jika menunjukkan
angka 5 berarti kuat arus yang mengalir 0,5 A. Secara umum hasil pengamatan pada
pembacaan ampermeter dapat dituliskan:

Skala yang ditunjuk jarum Ampermeter


Hasil pengamatan = x Batas ukur Ampermeter
Skala maksimal

Bagaimana jika saat Anda mengukur kuat arus jarum menyimpang melewati batas
ukur maksimal? Ini berarti kuat arus yang Anda ukur lebih besar dari batas ukur alat.
Anda harus memperbesar batas ukur dengan menggeser batas ukur jika masih
memungkinkan. Jika tidak Anda harus memasang hambatan shunt secara paralel pada
Ampermeter seperti pada gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Rangkaian hambatan Shunt (Rsh ) Ampermeter untuk


memperbesar batas ukurnya.

Besar hambatan shunt yang dipasang pada Ampermeter tersebut adalah:

1
Rsh = (n − 1) RA

dengan Rsh = Hambatan shunt satuannya Ω (dibaca Ohm)


I
n = I = Kelipatan batas ukur
A

I = Batas ukur sesudah dipasang hambatan shunt (A)


IA = Batas ukur sebelum di pasang hambatan shunt (A)
RA = Hambatan dalam Ampermeter ( Ω )

7
Untuk lebih memahami uraian di atas pelajari contoh soal berikut ini.
1. Berapa kuat arus yang mengalir pada rangkaian berikut ini?

Diketahui: Skala maksimal = 10


Batas ukur = 5A

Ditanya: Hasil pengamatan?

Jawab: Hasil pengamatan = x5A


= 2A

2. Suatu Ampermeter mempunyai hambatan dalam 4 Ω ,hanya mampu


mengukur sampai 5 m A. Ampermeter tersebut akan digunakan untuk mengukur
arus listrik yang besarnya mencapai 10 A. Tentukan besar hambatan shunt yang
harus dipasang secara paralel pada Ampermeter.
Diketahui : IA = 5 m A = 5.10–3 A
I = 10 A
R RA = 4 ohm

Ditanya: Rsh = ?
Jawab: n = = 10 A = 2000
5 . 10 −3 A

1
R sh = (n − 1) R A

1
= (2000 − 1 ) . 4
= 2 . 10-3 Ω

B. Voltmeter
Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik atau beda potensial antara

8
dua titik. Voltmeter juga menggunakan galvanometer yang dihubungkan seri dengan
resistor. Coba Anda bedakan dengan Ampermeter!
Beda antara Voltmeter dengan Ampermeter adalah sebagai berikut:
1. Ampermeter merupakan galvanometer yang dirangkai dengan hambatan shunt
secara seri, Voltmeter secara paralel.
2. Hambatan Shunt yang dipasang pada Ampermeter nilainya kecil sedangkan pada
Voltmeter sangat besar.

Bagaimana menggunakan Voltmeter?

Menggunakan Voltmeter berbeda dengan menggunakan Ampermeter, dalam


menggunakan Voltmeter harus dipasang paralel pada kedua ujung yang akan dicari
beda tegangannya. Misalkan Anda kan mengukur beda tegangan antara ujung-ujung
lampu pada gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian dengan sumber arus dc.

Anda cukup mengatur batas ukur pada alat dan langsung hubungkan dua kabel dari
voltmeter ke ujung-ujung lampu seperti pada gambar 6.

Gambar 6. Mengukur tegangan.


Skala yang ditunjukkan jarum pada Voltmeter
Hasil pengamatan = x batas ukur
9 Skala maksimal

Seperti pada saat Anda menggunakan Ampermeter, jika jarum pada voltmeter
melewati batas skala maksimal, berarti beda potensial yang Anda ukur lebih besar
dari kemampuan alat ukur. Sehingga Anda harus memperbesar batas ukur. Caranya
dengan memasang resistor (hambatan muka) secara seri pada voltmeter. Seperti
gambar 7.

Gambar 7. Rangkaian hambatan muka (Rm ) pada


Voltmeter untuk memperbesar batas ukurnya.

Besar hambatan muka yang dipasang pada Voltmeter tersebut adalah:

Rm = (n – 1) Rv

dengan Rm = hambatan muka ( Ω )


v
n = v = Kelipatan batas ukur voltmeter
A

v
VA = batas ukur Voltmeter setelah dipasang hambatan muka (Volt)
R = hambatan dalam Voltmeter ( Ω )

Contoh:
Sebuah Voltmeter mempunyai hambatan dalam 3 k Ω dapat mengukur tegangan
maksimal 5 Volt. Jika ingin memperbesar batas ukur Voltmeter menjadi 100 Volt,
tentukan hambatan muka yang harus dipasang secara seri pada Voltmeter.
Diketahui: RV = 3 k Ω
VA = 5 Volt
V = 100 Volt

Ditanya: R m?

Jawab: n = 20
Rm = (n – 1) . Rv
= (20 – 1) . 3 k Ω
= 57 k Ω

10
Alat ukur yang Anda pelajari di atas adalah untuk arus searah (dc). Jika ingin
digunakan pada arus bolak-balik harus disesuaikan dengan menambahkan diode. Tetapi
Anda tidak akan mempelajarinya. Biasanya alat yang tersedia di sekolah- sekolah
adalah Basic meter. Basic meter dapat berfungsi sebagai Ampermeter ataupun
Voltmeter dengan menggeser colokan yang ada.

Agar Anda terampil menggunakan Ampermeter atau Voltmeter Anda harus


melakukan percobaan yang ada pada kegiatan 1 dan kegiatan 2 nanti. Apabila dalam
melakukan percobaan Anda menemui kesulitan atau masalah alat, Anda lakukan
percobaan di sekolah induk dan mintalah bantuan pada Guru bina.

Percobaan 1. Pengukuran kuat arus listrik.


Alat dan bahan yang diperlukan:
1. bola lampu senter 1 buah
2. amperemeter
3. 1 buah batu baterai 1,5 V
4. kabel penghubung kira-kira 30 cm

Caranya:
1. Rangkaian alat seperti pada gambar di bawah ini.

2. Perhatikan oleh Anda, apakah lampu menyala? Dan apakah jarum


amperemeter bergerak menyimpang.
3. Coba Anda lepaskan salah satu kabel penghubung pada lampu, apa yang
Anda lihat?
4. Sambungkan lagi kabel yang Anda lepaskan dan perhatikan alat ukur kuat

11
arus (amperemeter), apa yang terjadi?

Untuk lebih memahami tentang penggunaan apermeter dan volt-


meter, cobalah Anda kerjakan latihan berikut ini tanpa melihat
kunci terlebih dahulu.

1. Tentukan hasil pengamatan yang ditunjukkan oleh amperemeter berikut ini!

2. Gambarkan rangkaian cara


mengukur arus listrik dan beda
potensial pada lampu (hambatan)
secara bersamaan!

KUNCI LATIHAN
x 100 m A
30
1. Hasil pengamatan =
50

= 60 m A.

2.

Bagaimana jawaban Anda? Tentu sudah betul bukan? Berarti Anda telah
menguasai materi pokok kegiatan ! Untuk mengetahui sejauh mana
12
pemahaman Anda tentang keseluruhan materi kegiatan I, di atas kerjakan
Tugas I berikut!

TUGAS 1

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!


1. Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan gambar di atas pemasangan ampermeter yang benar ditunjukkan pada


nomor:
A. 1 dan 2 D. 1 saja B. 1
dan 3 E. 3 saja C. 2 dan
3

2. Nama alat ukur dan kegunaan yang ditunjukkan nomor 3 pada soal nomor 1 adalah
....
A. Voltmeter, mengukur arus di R2
B. Ampermeter, mengukur arus di R3
C. Voltmeter, mengukur tegangan RI D.
Ampermeter, mengukur arus total
E. Voltmeter mengukur tegangan R2 maupun R3.

3. Hasil pengukuran yang ditunjukkan Voltmeter berikut adalah ....

A. 50 Volt
B. 40 Volt
C. 30 Volt
D. 10 Volt

13
E. 6 Volt

4. Suatu Ampermeter mempunyai hambatan dalam 2 Ω , hanya mampu mengukur sampai


10 m A. Ampermeter tersebut akan digunakan untuk mengukur arus listrik yang
mencapai 10 A. Maka besar hambatan shunt yang harus di pasang secara paralel pada
amperemeter adalah ....
A. 2 . 10–3
B. 2 . 10–2
C. 2 . 10–1
D. 2
E. 2 k Ω

5. Untuk memperbesar batas ukur Voltmeter harus dipasang ....


A. hambatan shunt secara paralel
B. hambatan shunt secara seri dan paralel
C. hambatan muka secara seri
D. hambatan muka secara paralel
E. hambatan shunt dan hambatan muka.

14
Kegiatan Belajar 2

HUKUM OHM

Setelah mempelajari kegiatan ini, Anda diharapkan dapat memahami


tentang hukum Ohm sesuai dengan indikator dibawah ini:
1. menuliskan definisi kuat arus listrik dengan benar;
2. menuliskan bunyi hukum Ohm dengan benar;
3. menghitung kuat arus listrik berdasarkan hukum Ohm bila tersedia data
secukupnya;
4. menentukan hambatan sebuah resistor melalui grafik V – I dengan tepat;
5. menjelaskan hubungan antara panjang, hambatan dan luas penampang sebuah
konduktor dengan benar;
6. menentukan hambatan sebuah resister bila diketahui hambatan jenis bahan itu dan data
lainnya diketahui.

1. Kuat Arus Listrik


Pernahkah Anda mendengar kata kuat arus listrik? Coba diingat! Di rumah
Anda lampu menyala disebabkan oleh aliran listrik dalam rangkaian arus
bolak-balik.
Jika Anda menghubungkan lampu listrik kecil dan baterai dengan kabel, apa yang
terjadi? Lampu akan menyala, yang disebabkan oleh aliran listrik dalam rangkaian
arus searah.

Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan
arah gerak elektron.

Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu
penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus
listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan
waktu.

Gambar. 8 Segmen dari sebuah kawat penghantar berarus

15
Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I
adalah:
I : kuat arus listrik (coulomb/ sekon = ampere, A)

I= Q : muatan listrik (coulomb)


t : waktu (sekon)

Makin banyak jumlah muatan listrik yang bergerak, makin besar pula kuat arusnya.
Dari pembahasan di atas, apakah Anda sudah mengerti? Bila belum, coba perhatikan
contoh soal di bawah ini.

Contoh soal:
Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360 coulomb dalam
waktu 1 menit, kita dapat menentukan kuat arus listrik yang melintasi kawat penghantar
tersebut. Caranya seperti berikut:
Diketahui: Q = 360 coulomb
t = 1 menit = 60 sekon

Maka kuat arus listrik ( I ) adalah ….


Q
I =
t

360
=
60
I = 6 A.

Jadi kuat arus listrik (I) itu adalah 6 A.

Bagaimana, mudah bukan! Bila Anda sudah memahaminya, sekarang coba Anda
selesaikan soal-soal berikut!. Ingat, latihan ini dikerjakan secara mandiri!

1. Apakah yang dimaksud dengan kuat arus listrik?

1 2. Sebutkan satuan kuat arus listrik!


3. Jumlah muatan yang mengalir melalui penampang kawat
penghantar dengan kuat arus listrik 2 ampere selama 15
menit adalah ….

KUNCI JAWABAN
1. Kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir di dalam kawat
penghantar tiap satuan waktu.
2. Ampere atau coulomb/ sekon
.

16
3. Diketahui :
I = 2 Ampere
t = 15 menit = 900 sekon
Ditanyakan : Q = ....
Q
Jawaban : I =
t
Q = I.t
= 2.900 = Q = 1.800 coulomb

2. Beda Potensial atau Tegangan Listrik (V)


Setelah Anda mempelajari kuat arus listrik, selanjutnya kita akan mempelajari beda
potensial atau tegangan listrik.

Untuk mempelajari beda potensial atau tegangan listrik, coba kita perhatikan sebuah
baterai; yang Anda pasti sudah tahu, pada baterai itu terdapat 2 (dua) kutub, yaitu
kutub positif dan kutub negatif. Bila kutub positif dan kutub negatif kita hubungkan
dengan kawat penghantar listrik, maka akan mengalir elektron dari kutub negatif
melalui penghubung ke kutub positif.

Para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub positif
ke kutub negatif. Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.

Seandainya Anda ingin lebih jelas lagi, perhatikan gambar di bawah ini.
Keterangan:
1. kutub positif (+)
2. kutub negatif (–)
3. arah arus listrik
4. arah gerak elektron

Gambar 9. Perjanjian arah arus listrik

Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub
negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif
dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi
dibandingkan kutub negatif.

Jadi arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah, sedangkan
aliran elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi.

Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka
disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.

17
3. Hubungan antara Tegangan listrik (V) dan Kuat arus listrik (I)
Setelah Anda mengetahui tentang kuat arus listrik (I) dan tegangan listrik (V), Anda
akan bertanya apa hubungannya antara kedua besaran tersebut? Hubungan antara V
dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal dari Jerman yang
bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang berbunyi:

Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda
potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.

Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik
atau resistansi (R) dengan satuan ohm (Ω).

Hambatan dalam rangkaian listrik diberi simbol: atau


R R
gambar sebenarnya adalah

Maka persamaannya dapat ditulis:

V
R = I
atau V = I . R

Keterangan: R : hambatan listrik (ohm = Ω)


V : beda potensial atau tegangan (volt = V)
I : kuat arus listrik (ampere = A)

Sebelum diberikan contoh soal, cobalah Anda pelajari lagi bahan pelajaran
hubungan V dan I. Bila Anda telah paham, bacalah contoh soal berikut!
Contoh Soal:
Arus listrik 400 mA mengalir pada suatu penghantar. Jika beda potensial antara ujung
kawat 40 V, carilah hambatan listrik kawat tersebut!
Diketahui: I = 400 mA = 0,4 A
V = 40 V
Ditanyakan: R = ….
V 40
I
=
Jawaban: R = 0,4

R = 100 Ω
Sebelum Anda mengerjakan latihannya, Anda bisa melakukan percobaan ke-2 bersama
teman-teman. Percobaan ini dilakukan di sekolah induk yang telah ditunjuk dan
dibantu oleh Guru Bina.

18
Percobaan-2: Hubungan Antara Tegangan (V) dan Kuat Arus (I)
Alat dan bahan:
- 3 buah baterai masing-masing 1,5 V
- 3 buah lampu pijar kecil
- kawat nikrom secukupnya
- ampere meter
Cara melakukan kegiatan:
1. Susunlah tiga macam rangkaian seperti pada gambar di bawah ini!

2. Catatlah hasil yang ditunjukkan ampere meter pada setiap percobaan (a), (b) dan
(c).

Jumlah Baterai Tegangan (V) Kuat Arus (I) Tegangan/kuat arus


V/I
(1) 1,5 ............. .............
(2) 3 ............. .............
(3) 4,5 ............. .............

3. Buat grafik V – I

4. Buat kesimpulan, dan faktor yang mempengaruhi hasil percobaan.

Selamat mencobanya!
Apakah Anda sudah memahami bahasan di atas? Bila Anda telah memahaminya dengan
baik, Anda bisa melanjutkan latihan-2 di bawah ini. Berarti Anda termasuk siswa yang
cerdas. Tetapi bila Anda belum memahami, Anda harus mengulanginya lagi.
Anda bukan siswa yang lemah (bodoh). Maaf ya! Ini untuk keberhasilan Anda di masa
yang akan datang. Oke!

19
2 Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang
singkat dan jelas!

1. Sebutkan alat ukur kuat arus!


2. Sebutkan alat ukur beda potensial/tegangan!
3. Apakah satuan dari tegangan?
4. Tuliskan lambang dari hambatan/tahanan!
5. Hitung kuat arus listrik yang mengalir melalui kawat penghantar, bila
besarnya hambatan kawat 10 ohm. Dan ujung-ujungnya diberi tegangan
sebesar 1,2 kV!

Perlu diingat oleh Anda! Jangan melihat dulu kunci jawaban yang telah tersedia.

KUNCI LATIHAN-2
1. Ampere meter
2. Voltmeter
3. volt
4. R=
5. Diketahui: R = 10 ohm
V = 1,2 kV = 1.200 volt
Ditanyakan: I = .…
Jawaban: V = I.R
V 1.200
IR = = 10

I = 100 Ampere

4. Penerapan hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari


Coba Anda perhatikan bola lampu di rumah! Bila bola lampu diberi tegangan (V), apa
yang terjadi? Yang terjadi adalah arus mengalir melalui filamen, sehingga bola lampu
menyala.

Tegangan yang diberikan pada suatu alat listrik seperti bola lampu harus disesuaikan
dengan tegangan yang seharusnya diperuntukkan bagi alat tersebut. Jika lampu 220 V
diberi tegangan 110 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus yang lebih kecil dari yang
seharusnya sehingga lampu 220 V tersebut, menyala redup. Sebaliknya jika lampu 110
V diberi tegangan 220 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus yang terlalu besar dari
yang seharusnya sehingga lampu 110 V filamennya terbakar.

20
Jadi Anda harus memahami, bila Anda mempunyai sesuatu alat listrik harus dengan
tegangan yang ada di rumah dan tegangan yang tercantum di alat listrik tersebut. Jelas!

5. Hubungan antara hambatan kawat dengan jenis kawat dan ukuran


kawat
Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang
mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna
untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan agar
komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik.

Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat hubungan
sebagai berikut:

l
R = ρ A

dengan ketentuan:
R = hambatan ( Ω )
ρ = hambatan jenis penghantar ( Ω m)
= panjang penghantar (m)
l
A = luas penampang penghantar (m2) untuk kawat berbentuk lingkaran
A = Ω r2
r = jari-jari lingkaran kawat.

21
Untuk mempermudah Anda mengenal berbagai macam jenis logam dan hambatan
jenisnya, Anda perhatikan tabel di bawah ini!

Tabel –1. Hambatan jenis beberapa zat.

No Zat Hambatan jenis (ρ) pada 200 C


(ohmmeter)

1. Penghantar
• Perak 1,8 x 10–8
• Tembaga 1,7 x 10–8
• Alumunium 2,8 x 10–8
• Tungsten 5,6 x 10–8
• Nikel 6,8 x 10–8
• Besi 10,0 x 10–8
• Baja 18,0 x 10–8
• Mangan 44,0 x 10–8
• Karbon 3500 x 10–8

2. Semikonduktor
• Germanium 0,5
• Karbon 3,5 x 10–5
• Doiksid tembaga 1 x 103

3. Isolator
• Kaca 1010 – 1014
• Karet 1013 – 1016

Cobalah Anda ulangi sekali lagi tentang uraian materi hubungan antara hambatan
dengan jenis dan ukuran kawat sebelum mempelajari contoh soalnya.

Contoh soal:
Seutas kawat besi panjangnya 20 meter dan luas penampangnya 1 mm2, mempunyai
hambatan jenis 10-7 ohmmeter. Jika antara ujung-ujung kawat dipasang beda
potensial 60 volt, tentukan kuat arus yang mengalir dalam kawat!

Diketahui: l = 20 m
A = 1 mm2 = 1 x 10–6 m2
V = 60 V
ρ = 10–7 ohm-meter

Ditanyakan: I = .…

22
Jawaban: Langkah pertama, selidiki dahulu nilai hambatannya.
R = ρ
20
= 10–7 . R 1 x 10− 6

= 2 ohm

Berdasarkan hukum Ohm:

V
I = R
60
= 2
I = 30 A

Bagaimana Anda sudah memahami uraian materi di atas? Mudah-mudahan Anda lebih
mudah memahaminya, bila Anda memahami materi ini, Anda langsung kerjakan
latihan-3. Bila belum memahami uraian materi ini, cobalah ulangi pembahasan materi
tersebut. Jangan merasa bosan/jenuh untuk mengulangi pembahasan ini?

3
1. Seutas kawat yang panjangnya 50 cm, luas
penampangnya 2 mm2, ternyata hambatannya 100
I ohm. Dengan demikian, hambatan jenis kawat tersebut
A sama dengan ….

2. Penggunaan kawat penghantar yang terlalu panjang dapat


mengakibatkan ….

KUNCI LATIHAN –3

1. Diketahui: l = 50 cm = 0,5 m
A = 2 mm2 = 2 x 10–6 m2
R = 100Ω

Ditanyakan: ρ = ….

23
Jawaban: Anda harus menggunakan persamaan:
I
R = ρ
A

Ubah persamaan itu menjadi:


R.A = ρ . l
R.A
ρ = (masukkan besaran-besarannya)
1
100.2 x 10 − 6 = 400 x 10–6
ρ =
0,5

ρ = 4 x 10–4 ohmmeter

2. Berkurangnya tegangan listrik

Bagaimana jawaban Anda! Betul atau salah! Bila betul, Anda berarti sudah
memahami dengan benar. Bila masih salah, ulangilah pemahaman Anda itu. Jangan
bosan yaa…..!

Sampai di sini, Anda mempelajari uraian materi di kegiatan-2. Tetapi, sebelum Anda
melanjutkan uraian materi di kegiatan-3, Anda harus mengerjakan tugas kegiatan 2.
Yang berguna untuk mengukur seberapa banyak materi yang Anda telah kuasai.

24
TUGAS 2

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!


Anda harus ingat! Jangan dulu melihat kunci jawaban yang terletak di akhir
modul.

1. Jumlah muatan yang mengalir melalui penampang penghantar setiap satuan waktu
dinamakan .…
A. hambatan
B. kuat arus
C. tegangan
D. muatan
E. kapasitor

2. Untuk mencari kuat arus digunakan persamaan ….


A. I = Q . t
t
B. I =
Q
Q
C. I =
t

Q2
D. I =
t
E. I = Q2 . t

3. Besarnya kuat arus listrik dalam suatu penghantar menurut hukum Ohm
berbanding ….
A. lurus dengan kwadrat tegangan
B. terbalik dengan tegangan
C. lurus dengan tegangan
D. lurus dengan muatan
E. terbalik dengan kuadrat

4. Hubungan antara besar kuat arus listrik dan besaran lainnya adalah sebagai berikut,
kecuali ….
A. sebanding dengan besar muatan
B. berbanding terbalik dengan waktu
C. berbanding lurus dengan beda potensial
D. berbanding terbalik dengan hambatan
E. sebanding dengan hambatan

25
5. Penulisan hukum Ohm dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan ....
A. I = V2.R
R
B. I =
V
V
C. I =
R
D. I = Q.t
V
E. I = R2

6. Alat ukur kuat arus listrik adalah ….


A. ampere meter
B. hidrometer
C. voltmeter D.
barometer E.
ohmmeter

7. Jika sebuah hambatan 150 ohm dipasang pada beda potensial 6 volt. Maka kuat arus
yang dihasilkan ….
A. 1200 mA
B. 900 mA
C. 150 mA
D. 80 mA
E. 40 mA

8. Dari percobaan pengukuran hambatan


suatu penghantar didapat grafik seperti di
samping ini.

Besar hambatan penghantar tersebut


adalah .…
A. 0,02 ohm
B. 0,2 ohm
C. 2 ohm
D. 20 ohm
E. 200 ohm

9. Besar hambatan suatu penghantar sebanding dengan ….


A. luas penampangnya
B. panjangnya
C. luas penampang dan hambat jenisnya
D. panjang dan hambat jenisnya
E. luas penmpang, panjang dan jenisnya

26
10. Seutas kawat panjangnya 100 cm dan luas penampangnya 5 mm2, jika hambatan kawat
tersebut 100 ohm, maka hambatan jenisnya adalah ....
A. 1 x 10–4 ohmmeter
B. 5 x 10–4 ohmmeter
C. 5 x 10–5 ohmmeter
D. 2 x 10–6 ohmmeter
E. 2 x 10–5 ohmmeter

Bila Anda telah menyelesaikan tugas kegiatan-2, cocokkan jawaban Anda dengan kunci
jawaban yang terletak di belakang di akhir modul ini.
Hitunglah sendiri jawaban Anda yang benar dengan menggunakan:

jumlah jawaban benar


Tingkat penguasaan = –––––––––––––––––– x 100 %
jumlah soal

Bila tingkat penguasaan Anda mencapai 70% atau lebih, Anda langsung mempelajari
kegiatan yang berikutnya (kegiatan-3). Seandainya tingkat penguasaan Anda di bawah atau
kurang dari 70%. Anda wajib mempelajari uraian materi ini sampai Anda memahami betul
dan mencapai tingkat di atas 70%.

Tetapi bila Anda masih belum memahaminya juga, Anda bertanya pada teman sejawat
atau Guru Bina di sekolah induk. Yang harus Anda ingat, bahwa didalam belajar Anda
tidak boleh malu bertanya dan mudah putus asa. Semoga berhasil.

Setelah Anda mempelajari uraian materi tentang kuat arus dan hukum ohm, Anda lebih
memahami lagi apabila Anda mencoba melaksanakan percobaan. Percobaan dilaksanakan
di sekolah induk bersama teman-teman Anda dan dibimbing oleh Guru Bina dari sekolah
induk yang ditunjuk. Selamat mencoba!

27
28
Kegiatan Belajar 3

HUKUM KIRCHHOFF

Setelah mempelajari kegiatan ini, Anda diharapkan dapat memahami uraian


materi tentang hukum Kirchoff sesuai indikator-indikator di bawah ini:
1. menjelaskan bunyi hukum I Kirchhoff dengan benar;
2. menentukan kuat arus pada suatu titik percabangan bila data yang diperlukan tersedia;
3. menentukan kuat arus pada salah satu resistor dari suatu rangkaian yang terdiri dari 3
resistor disusun seri - paralel; dan
4. menghitung kuat arus pada suatu rangkaian yang terdiri dari 3 resistor disusun seri -
paralel dan dihubungkan dengan baterai yang mempunyai hambatan dalam tertentu bila
data yang diperlukan tersedia.

1. Hukum I Kirchhoff
Bahasan ini merupakan kelanjutan materi pada modul kegiatan-1 dan
2 sebelumnya. Arus listrik yang telah Anda kenal bahkan pahami itu, bila
mengalir bak ... aliran air yaitu dari dataran lebih tinggi ke dataran
lebih rendah atau arus listrik itu merupakan aliran arus dari potensial tinggi disebut
kutub positif melalui kabel (rangkaian luar) menuju potensial rendah disebut kutub
negatif.

Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang.


Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap
percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut.
Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui
cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil
maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.

Selanjutnya hubungan jumlah kuat arus listrik yang masuk ke titik percabangan/
simpul dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan akan
diselidiki dengan percobaan pada lembar percobaan dan diharapkan Anda
mencobanya.

29
Dari percobaan akan didapatkan bahwa penunjukkan ampere meter A1 sama dengan
penjumlahan penunjukkan A2 dan A3 (lihat gambar 10)
Hal tersebut dikenal sebagai hukum I Kirchhoff yang berbunyi:

Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat
arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.

Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum


kekekalan muatan listrik seperti tampak dalam analogi pada gambar 3.2 berikut.
Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:

Σ Imasuk = Σ Ikeluar Σ dibaca ‘sigma’ artinya jumlah

Gambar 8. Skema diagram untuk Gambar 10. Rangkaian untuk


Hukum I Kirchhoff menyelidiki kuat arus yang masuk dan
keluar dari suatu titik simpul

Bila Anda telah menyimak uraian di atas, dan telah memahaminya, silakan Anda coba
selesaikan/kerjakan soal berikut.
Bila Anda belum memahami dengan baik, silakan Anda ulangi lagi sampai Anda dapat
memahaminya dengan baik.

Contoh soal:
Perhatikanlah titik simpul A dari suatu
rangkaian listrik seperti tampak pada
gambar!
Kuat arus I1 = 10 A, I2 = 5 A arah menuju
titik A.
Kuat arus I3 = 8 A arah keluar dari titik A
Berapakah besar dan arah kuat arus I4?

30
Penyelesaian: menurut Hukum I Kirchhoff = Σ Imasuk = Σ Ikeluar
Selanjutnya Σ Imasuk = I1 + I2 = 10 + 5 = 15 ampere.
I3 = 8 A arahnya keluar dari titik A berarti I4 pastilah berarah keluar sehingga:
Σ Ikeluar = I3 + I4 = 8 + I4

Akhirnya: Σ Imasuk = Σ Ikeluar


I1 + I2 = I3 + I4
I5 = 8 + I4
I4 = 15 – 8 = 7 A
I4 = 7 ampere arahnya keluar dari titik A

1
Kerjakan soal latihan berikut ini!
1. Perhatikan rangkaian listrik di bawah ini, maka arah arus
listrik dari rangkaian tersebut adalah ….

2. Sebutkan alat untuk mengukur kuat arus listrik itu!


3. Pada rangkaian listrik disusun bagaimanakah amperemeter itu?
4. Tulislah definisi hukum I Kirchhoff itu!
5. Ada lima buah percabangan berarus listrik, percabangan berarus listrik
masuk yaitu I 1 = 10 ampere, I 2 = 5 ampere sedangkan percabangan
berarus listrik keluar yaitu I 3 = 5 ampere, I 4 = 7 ampere sedangkan I 5
harus ditentukan besar dan arahnya, tentukan I 5
tersebut!

31
KUNCI LATIHAN 1

1. Arah arus listrik pada rangkaian listrik yaitu arah arus keluar dari kutub positif
melalui rangkaian luar menuju kutub negatif.
2. Amperemeter
3. Disusun secara seri
4. Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat
arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.
5. Penyelesaian: Σ Imasuk = I1 + I2 = 10 + 5 = 15A
I3 + I 4 = 5 + 7 = 12A arahnya keluar dari titik B berarti I 5
pastilah berarah keluar dari titik b sehingga:
Σ Imasuk = I3 + I4 + I5 = 12 + I5

Akhirnya = Σ Imasuk = Σ Ikeluar


+I =I I1 2 3
+ I4 + I 5
15 = 12 + I 5
I5 = 15 – 12 = 3 A
I5 = 3 ampere arahnya keluar dari titik B

Percobaan 3
Menyelidiki Kuat Arus Listrik pada titik simpul
• Alat dan bahan yang diperlukan:
1. bola lampu 3 buah masing-masing 1,5 V (L , L , L )
1 2 3
2. amperemeter 3 buah (A , A1 , A 2
)3
3. Baterai 1,5 volt 3 buah
4. Power supply DC untuk 1,5 volt, 3 volt dan 4,5 volt
5. kabel penghubung
6. saklar penghubung (S)

• Cara pelaksanaan percobaan:


1. Rangkaian alat-alat seperti pada gambar di bawah ini:

2. Apakah semua lampu menyala?

32
3. Jika semua lampu menyala, bacalah angka yang ditunjukkan oleh alat
A1, A2 dan A3.
4. Catatlah angka yang ditunjukkan oleh A2 dan A3 dengan titik P merupakan
titik cabang rangkaian.
5. Tuliskan kesimpulan Anda dari hasil percobaan ini!

2. Hukum II Kirchhoff
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian
yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel.

Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan
dengan cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik
khusus untuk dapat menjelaskan atau mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum
II Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:

Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan
penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.

Dirumuskan: Σ ε + Σ IR = 0

Selanjutnya ada beberapa tahap yang diperkenalkan pada Anda melalui kegiatan
3 ini yaitu pertama rangkaian dengan satu loop (loop adalah rangkaian tertutup) serta
selanjutnya rangkaian dengan dua loop atau lebih. Nah ... selanjutnya silahkan Anda
simak yang berikut:

Rangkaian dengan satu loop


Pada gambar 12 berikut menunjukkan rangkaian sederhana dengan satu loop. Pada
rangkaian tersebut, arus listrik yang mengalir adalah sama, yaitu I (karena pada
rangkaian tertutup).

Dalam menyelesaikan persoalan di dalam loop perhatikan hal-hal berikut ini!


a. Kuat arus bertanda positif jika searah dengan loop dan bertanda negatif jika
berlawanan dengan arah loop.

33
b. GGL bertanda positif jika kutub positipnya lebih dulu di jumpai loop dan
sebaliknya ggl negatif jika kutub negatif lebih dulu di jumpai loop.

Misalkan kita ambil arah loop searah dengan arah I, yaitu a-b-c-d-a

Gambar 12. Rangkaian dengan satu loop

Kuat arus listrik I di atas dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum II Kirchhoff:
Σ ε + Σ IR = 0
– ε1 + ε2 + I (r1 + r2 + R) = 0
Jika harga ε1, ε2, r1, r2 & R diketahui maka kita dapat menentukan harga I-nya!

Rangkaian dengan dua loop atau lebih


Rangkaian yang memiliki dua loop atau lebih disebut juga rangkaian majemuk.
Langkah-langkah dalam menyelesaikan rangkaian majemuk ini adalah sebagai berikut:

Gambar 13. Rangkaian dengan dua loop

34
a. Gambarlah rangkaian listrik dari rangkaian majemuk tersebut!
b. Tetapkan arah kuat arus untuk tiap cabang.
c. Tulislah persamaan-persamaan arus untuk tiap titik cabang dengan
menggunakan Hukum I Kirchhoff!
d. Tetapkan loop beserta arahnya pada setiap rangkaian tertutup!
e. Tuliskan persamaan-persamaan untuk setiap loop dengan menggunakan
persaman Hukum II Kirchhoff!
f. Hitunglah besaran-besaran yang ditanyakan dengan menggunakan
persamaan huruf e di atas!

Nah ... cukup pelikkah!… Tetapi Anda tidak usah berputus asa, karena berikut ini ada
beberapa contoh soal yang akan memudahkan Anda memahami salah satu prinsip-
prinsip dasar dalam Ilmu Kelistrikan ini, silahkan Anda menyimaknya!…

Contoh Soal
Mula-mula dengan rangkaian listrik yang terdiri dari satu loop!
Perhatikanlah soal rangkaian tertutup yang terdiri dari satu loop pada gambar di bawah
ini!

ε = ggl baterai
r = hambatan dalam baterai
R = hambatan luar
ε = 24 V r1 = 1 Ω R1 = 20 Ω
ε = 12 V r2 = 1 Ω R2 = 15 Ω
ε = 6V r3 = 0,5 Ω R3 = 12 Ω
ε = 12 V r4 = 0,5 Ω R4 = 10 Ω

Hitunglah: a. Kuat arus listrik (I) yang mengalir pada rangkaian di atas!
b. Tegangan listrik antara titik B dengan D (VBD)

35
Penyelesaian:
→ Perhatikanlah oleh Anda!…… yaitu arah loop, arah arus listrik (I) dan teliti
akan harga-harga komponen listrik yang diketahui!
a. Menurut Hukum II Kirchhoff, didalam rangkaian tertutup tersebut berlaku
persamaan:
Σ ε + Σ IR = 0 (arah loop dan arah arus listrik misalkan searah) maka:
– ε1 – ε2 – ε3 + ε4 + I (r1 + R1 + r2 + R2 + r3 + R3 + r4 + R4) = 0
– 24 – 12 – 6 + 12 + I ( 1 + 20 + 1 + 15 + 0,5 + 12 + 0,5 + 10 ) = 0
– 30 + I ( 60 ) = 0
60 . I = 30
1
I= = 2 = 0,5 A
Jadi, kuat arus listrik (I) yang mengalir yaitu 0,5 ampere.

Kini kita telah mengetahui besar kuat arus listrik yang mengalir kawat
rangkaian di atas!
Selanjutnya kita akan tentukan besar tegangan listrik antara dua titik!

b. Kita dapat menghitung besar tegangan antara A dan D (VBD) untuk


lintasan yang menempuh B-A-D atau B-C-D.
Untuk Jalan B-A-D { Perhatikan harga I negatif (–) }
VBD = Σ ε + Σ I.R
= + ε2 + ε1 – I (r2 + R1 + r1 + R4)
= + 12 + 24 – 0,5 (1 + 20 + 1 + 10)
= + 36 – 0,5 (32)
= + 36 – 16
VBD = + 20 Volt

Jalan lainnya untuk menentukan besar VBD (jalan kedua), yaitu:


Untuk jalan B – C – D:
VBD = Σ ε + Σ I.R {perhatikanlah harga I disini positip (+), Anda tahu
mengapa?}
= – ε3 + ε4 + I (R2 + r3 + R3 + r4)
= – 6 + 12 + 0,5 (15 + 0,5 + 12 + 0,5)
= + 6 + 0,5 (28)
= + 6 + 14
VBD = + 20 Volt

Jadi besar tegangan antara titik B dengan titik D yaitu VBD adalah + 20 volt,
dengan cara yang serupa Anda dapat menentukan bahwa besar VDB
= – 20 volt, silahkan mencoba.

Kini Anda akan ditunjukkan contoh soal berikut untuk loop (rangkaian tertutup)
dengan 2 (dua) loop disertai beberapa komponen listrik, silahkan Anda
menyimaknya!

36
Contoh soal:
Perhatikanlah gambar rangkaian listrik berikut:
Diketahui:
ε1 = 10 volt
ε2 = 10 volt
R1 = 5Ω
R2 = 5Ω
R3 = 2Ω
r1 = 1Ω
r2 = 1Ω

Ditanyakan: a. Kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian (I1, I2, dan I3). b.
Beda potensial antara A dan B (VAB).

Penyelesaian:
a. Berdasarkan Hukum I Kirchhoff, di titik simpul A:
Σ Imasuk = Σ Ikeluar
I1 + I2 = I3 atau I1 = I3 – I2 atau I2 = I3 – I1 ………(1)

Berdasarkan Hukum II Kirchhoff untuk loop I atau loop C-A-B-D-C:


Σ ε + Σ IR = 0
ε1 + ( r1 + R1) + I3.R3 = 0
–10 +I1 ( 1 + 5 ) + I3 . 2 = 0
–10 + 6 I1 + 2 I3 = 0 …………(persamaan 2)

Berdasarkan hukum II kirchhoff untuk loop II atau loop F-E-A-B-F:


Σ ε + Σ IR = 0
ε 2 + I2 (r2 + R2) + I3 . R3 = 0
– 10 + I2 ( 1 + 5 ) + I3.2 = 0
– 10 + 6 I2 + 2 . I3 = 0 ……….(persamaan –3)

Selanjutnya subtitusikan (menyamakan dengan memasukkan nilai)


persamaan (1) dan (2) sehingga persamaan (2) menjadi:
– 10 + 6 I1 + 2 I3 = 0 ….. I1 = I3 – I2
– 10 + 6 ( I3 – I2 ) + 2 I3 = 0
– 10 + 6 I3 – 6 I2 + 2 I3 = 0
– 10 – 6 I2 + 8 I3 = 0 ………..(persamaan – 4)

Selanjutnya eliminasikan (menghilangkan) persamaan 3 dan 4 sehingga:


– persamaan (3) : – 10 + 6 I2 + 2 I3 = 0
– persamaan (4) : – 10 – 6 I2 + 8 I3 = 0
–––––––––––––––– +
– 20 + 10 I3 = 0
10 I3 = 20
I3 = 2 Ampere.
37
– Masukkan subtitusikan) I3 = 2 A ke persamaan (2), sehingga:
– 10 + 6 I1 + 2 (2) = 0 …….. 6 I1 = 6 …….
I1 = 1 Ampere dan I2 = I3 – I1 = 2 – 1 = 1 Ampere.
Jadi arus listrik pada cabang rangkaian B-D-C-A yaitu I1 = 1 A.
Arus listrik pada cabang rangkaian B-F-E-A yaitu I2 = 1A.
Arus listrik pada cabang rangkaian A-B yaitu I3 = 2 A.
{Semua harga I1, I2 dan I3 bertanda positif (+), berarti arah pemisalan yang
telah kita tentukan yaitu arah I sesuai}.

b. Kita dapat menghitung besar beda potensial antara A dan B (VAB) untuk lintasan
yang menempuh jalan A – B (langsung), jalan A-C-D-B dan jalan A- E-F-B (Nah!
….. ada tiga cara menentukan VAB! ….)
Untuk jalan A-B (langsung)
VAB = Σ ε + Σ I.R
= 0 + I3 (R3)
= 0 + 2 (2)
VAB = + 4 Volt

Untuk Jalan A-C –D-B yaitu:


VAB = Σ ε + Σ I.R
= + ε1 – I1 (R1 + r1)
= + 10 – 1 (5 + 1)
= + 10 – 6 = + 4
Jadi VAB = + 4 Volt

Untuk jalan A-E-F-B yaitu:


VAB = Σ ε + Σ I.R
= + ε2 – I2 (R2 + r2)
= + 10 – 1 (5 + 1)
= + 10 – 6 = + 4
VAB = + 4 volt

Jadi besar beda potensial antara titik A dan B yaitu VAB = + 4 volt, dengan cara
yang serupa Anda dapat menentukan bahwa besar BBA = - 4 volt?…… Silahkan
Anda mencobanya!…..

Sekarang Anda dapat mengerjakan tugas kegiatan-3 di bawah ini yaitu agar
Anda dapat mengukur pemahaman materi kegiatan-3 ini dengan baik!

38
TUGAS 3

Petunjuk:
a. Pilihlah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat!
b. Kunci jawaban pada akhir modul dilihat setelah Anda menjawab semua soal di
bawah ini.

1. Arah arus dianalogikan dengan arah air yang mengalir dari: A.


dataran rendah
B. dataran tinggi
C. dataran tinggi ke dataran rendah
D. dataran rendah ke dataran tinggi
E. dari dataran tinggi ke dataran rendah

2. Dataran tinggi dianalogikan dengan kutub baterai bermuatan ....


A. negatif
B. positif
C. netral
D. positif – negatif
E. negatif - positif

3. Dalam alirannya, arus listrik jika mendapatkan hambatan yang besar maka besar arus
listrik yang mengalir akan semakin … alirannya.
A. berubah-ubah
B. tertentu
C. berkelok-kelok
D. kecil
E. besar

4. Pada percobaan menyelidiki kuat arus listrik pada titik simpul bila semakin banyak
percabangannya maka arus listrik semakin banyak terbagi ke percabangan-
percabangan tersebut, maka Anda ….
A. ragu-ragu B.
tidak setuju C.
setuju
D. harus dicoba lagi
E. tidak dapat diketahui

39
5. Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat
arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut. Pernyataan ini dikenal dengan:
A. Hukum Arus Listrik
B. Hukum Ohm
C. Hukum I Kirchhoff
D. Hukum II Kirchhoff
E. Hukum Jumlah Arus Listrik

6. Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan
penurunan potensial (IR) sama dengan nol. Pernyataan ini dikenal dengan:
A. Hukum Ohm
B. Hukum I Kirchhoff
C. Hukum II Kirchhoff
D. Hukum Gaya Gerak Listrik
E. Hukum Dasar Listrik

7. Bila I1 = 10 A, I2 = 5 A, I3 = 5A dan I4 = 12
A, maka I5 dapat ditentukan sebesar
....
A. 8 A
B. 2 A
C. 1 A
D. 32 A
E. 12 A

8. Dari soal no. 7 di atas maka arah I5 yaitu ... dari titik A!
A. keluar – masuk
B. berputar
C. diam-diam saja
D. masuk
E. keluar

9. Dari rangkaian disamping


besar beda potensial antara
titik D dan titik A (VDA) yaitu:
A. – 6 V
B. 6 V
C. 4 V
D. – 4 V
E. 8 V

40
10.Dari data rangkaian di
samping besar dan arah arus
pada hambatan 2 Ω (kawat AB)
yaitu:
A. 8 A dari A ke B
B. 6 A dari A ke B
C. 4 A dari A ke B
D. 2 A dari A ke B
E. 1 A dari A ke B

Bila Anda telah menyelesaikan tugas kegiatan-3 dengan baik, maka cocokkanlah jawaban
Anda dengan kunci jawaban tentunya dan jangan tertukar atau salah alamat, akan lain
jadinya! …..

Anda dapat menghitung akan jawaban yang Anda buat, yaitu:

Jumlah Jawaban Benar


Tingkat Penguasaan = ––––––––––––––––––– x 100 %
Jumlah soal

Bila tingkat penguasaan Anda mencapai 70% apalagi lebih, Anda dapat melanjutkan ke
modul atau kegiatan berikutnya. Andaikan tingkat penguasaan Anda di bawah atau kurang
dari 70% Anda diharapkan mempelajari kembali, terus-menerus sehingga mencapai
tingkat penguasaan > dari 70%.

Capailah, tingkat penguasan Anda setinggi bintang yang bertaburan di langit dan jangan
pesimis, karena orang yang pesimis adalah orang yang gagal dalam menjalani hidupnya!

41
42
Kegiatan Belajar 4

ENERGI DAN DAYA LISTRIK

Setelah mempelajari uraian kegiatan ini, Anda diharapkan dapat memahami tentang energi
dan daya listrik sesuai indikator-indikator di bawah ini:
1. mengubah satuan energi dari joule menjadi KWH dari data yang di ketahui;
2. menentukan hambatan sebuah alat listrik yang spesifikasinya (Watt, Volt) di
ketahui;
3. menentukan daya terpasang dari sebuah lampu yang dipasang pada sumber tegangan
bila data minimal yang dibutuhkan diketahui.

Energi listrik
Untuk memulai mempelajari energi
listrik, coba Anda perhatikan gambar
14. Sebuah baterai dengan tegangan V,
selama waktu t mengalirkan muatan
elektron sebanyak q melalui hambatan
R. Untuk itu baterai melakukan
usaha W yang besarnya sama dengan
perubahan energi potensial ∆Ep = V.q

Gambar 14. Baterai membangkitkan


energi pada hambatan R

kita tuliskan: W = ∆E p = V . q

karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus listrik dan t waktu, maka besar usaha yang
dilakukan adalah:
W=V.I.t
karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah

43
W = V . I . t = I2 . R . t =

Dimana: W = energi listrik dalam Joule


I = arus listrik dalam Ampere
R = hambatan dalam Ohm
V = beda potensial dalam Volt t
= waktu dalam sekon (S)
q = muatan (C)
Contoh: Berdasarkan rangkaian di samping tentukan
a. Energi listrik yang dibangkitkan oleh baterai
selama 1 menit.
b. Energi listrik yang berubah menjadi panas
pada R = 4 Ω selama 1 menit.

Diketahui: V = 12 V
R2 = 4Ω
R2 = 2Ω
t = 1 menit = 60 sekon

Ditanyakan: a. energi yang dibangkitkan baterai W = ....


b. energi yang menjadi panas pada R1 = 4 Ω, W1 = ....

Jawab:
V2 (12)2
a. W = .t=
(R 1 + R2 ) (4 + 2) . 60
W = 1440 Joule

V 12
b. I = (R + R ) = 4+2 =2A
1 1

W1 = (I 2) . R1 . T = (2) 2
. (4) . (60)
W1 = 960 Joule

Daya Listrik
Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar energi listrik
(W) yang muncul tiap satuan waktu (t), kita tuliskan.

P= → W=P.t
dengan satuan P adalah Joule (S)1 atau watt. Jika nilai W pada persamaan (6 - 4)
kita substitusikan pada persamaan (6-5), maka kita dapatkan nilai daya listrik P

44
besarnya adalah:

P = V . I = I2 . R =

Contoh:
Berdasarkan gambar di samping, coba Anda
tentukan:
a. Daya listrik yang dibangkitkan oleh
baterai.
b. Daya disipasi (daya yang berubah jadi
panas) pada hambatan 11Ω

Diketahu i: r == 16 Ω,
V,
R = 11 Ω

Ditanyakan: a. Daya yang di bangkitkan baterai, Pε = .... b.


Daya pada hambatan 11Ω, Pr = ....
ε 6
ε Jawab: a. I = = = 0,5 A
r+R 1 + 11
P ε = (I)2 (r + R) = (0,5)2 (11) = 2,75 watt b.
Pr = (I)2 (R) = (0,5)2 (11) = 2,75 watt

Hubungan antara Joule dengan KWh.


Penggunaan energi listrik di rumah tangga diukur dengan menggunakan satuan kilowatt
jam atau kilowatt hour disingkat KWh dimana 1 KWh = 3,6 . 106 J

Contoh:
Jika kita mempunyai kulkas yang memiliki spesifikasi 200 watt/220 Volt, menyala satu
hari penuh (24 jam) maka energi listrik yang terpakai selama sebulan (30 hari) dapat kita
hitung. Bagaimana caranya?

Diketahui: P = 200 watt = 0,2 kW


t = 24 h x 30 = 720 h

Ditanyakan: W dalam KWh

45
Jawab: P= → W = P.t
W = (0,2 kW) (720 h)
W = 144 KWh

Hubungan energi listrik dengan kalor


Pernahkah Anda melihat teko listrik? yaitu suatu
alat yang dipergunakan untuk memasak air.
Teko listrik ini merupakan salah satu contoh alat
yang merubah energi listrik menjadi kalor. Jika m
massa air yang dipanaskan dan c kalor jenis air
serta ∆T perubahan suhu: maka energi listrik
sebesar W = P . t akan berubah menjadi kalor Q =
m . c . ∆T (dalam hal ini kita
Gambar 15. Teko Listrik mengabaikan kapasitas kalor teko).

Hubungan antara W dan Q tersebut kita tuliskan: W =

P.t = m.c.T

V . I . t = m . c . ∆T

Contoh:
Sebuah teko listrik 400 watt/220 Volt digunakan untuk memanaskan 1 kg air yang kalor
jenisnya 4200 J/kg 0C pada suhu 200 C. Berapakah suhu air setelah dipanaskan selama 2
menit?
Diketahui: P = 400 W, V = 220 V
t = 2 menit = 120 S
m = 1 kg
c = 4200 J/kg 0C
To = 20 0C

Ditanyakan: suhu akhir air, T = .......

Jawab: P . t = m . c . ∆T ∆T =

∆T =
∆T = 11,43 0C
46
Suhu akhir T adalah: T
= To + ∆T
= 20 0C + 11, 43 0C
T = 31,43 0C

Daya listrik pada alat listrik rumah tangga


Pada alat listrik rumah tangga umumnya tertulis spesifikasi daya dan tegangannya. Sebagai
contoh pada lampu pijar tertulis 60 W/220 V, artinya lampu pijar tersebut akan memiliki
daya 60 Watt jika terpasang pada tegangan 220 Volt, dikatakan lampu menyala normal, jika
lampu pijar terpasang pada tegangan lebih kecil dari 220 Volt lampu akan meredup,
sebaliknya jika lampu terpasang pada tegangan lebih besar dari 220 Volt, maka lampu akan
menyala lebih terang. Tegangan 220 V pada alat listrik tersebut merupakan tegangan
efektif. Pada bohlam 24 W/ 12 V, tegangan 12
V maksimum, karena sumbernya berasal dari arus DC. Daya sesungguhnya yang
digunakan oleh suatu alat listrik memenuhi persamaan:

P2 = . P1

di mana P1 = daya tertulis pada alat listrik


P2 = daya sesungguhnya
V1 = tegangan tertulis pada alat listrik
V2 = tegangan uang terpakai

Pemakaian daya listrik di rumah atau di kantor dibatasi oleh pemutus daya yang dipasang
bersama dengan KWh meter. Pemutus daya tersebut memiliki spesifikasi arus tertentu: 2A,
4A. 6A, 10A, 15A. Pemutusan daya 2A digunakan untuk membatasi pemakaian 440 W,
pemutusan daya 6A digunakan untuk membatasi pemakaian daya 220 x 6 = 1320 Volt dan
seterusnya.

Jika arus listrik melebihi ketentuan maka


dengan adanya pemutusan daya secara
otomatis akan menurunkan saklar. Untuk
keamanan pada alat-alat listrik rumah
tangga biasanya pada masing-masing alat
dipasang sekering (fuse) seperti
ditunjukkan gambar (16).

Gambar 16. Sekering


sebagai pengaman

47
Pemasangan sekering pada alat listrik untuk mengantisipasi adanya arus yang tiba- tiba
membesar yang memungkinkan alat listrik dapat rusak atau terbakar. Dengan adanya
sekering, jika arus tiba-tiba membesar maka sekering akan putus dan alat listrik tidak
rusak. Sekering di pasaran memiliki nilai tertentu yaitu: 3 A, 5 A, 13 A, 15 A. Bentuk
sekering diberikan pada gambar (17).

(a) (b)

Gambar 17. a) Sekering tipe kawat b) Sekering tipe peluru

Selanjutnya coba Anda perhatikan contoh-contoh berikut ini!

Contoh:
Lampu pijar memiliki spesifikasi 40 watt/220 Volt. Berapakah daya yang terpakai
pada lampu jika dipasang pada tegangan 110 Volt?
Diketahui: P1 = 40 W
V1 = 220 V
V2 = 110 V

Ditanyakan: P2

Jawab: berdasarkan persamaan (6 - 8)

P2 = . P1

= . (40)
P2 = 10 watt

48
Contoh:
Sebuah pembersih vakum memiliki spesifikasi 440 W/220 V. Jika nilai sakering yang ada
3 A, 5 A, 13 A dan 15 A. Sakering mana yang harus dipilih?
Diketahui: P = 440 W, V = 220 V
Nilai sakering 3 A, 5 A, 13 A dan 15 A

Ditanyakan: Sakering mana yang dipilih?

Jawab: P = VI

I = =
I = 2A
Sakering yang digunakan adalah 3 A

Untuk menguji pemahaman Anda, coba Anda kerjakan latihan

4 berikut ini! Kerjakanlah terlebih dahulu jangan langsung


melihat kunci jawabannya!

1. Beban 5 Ω ditimbangkan pada elemen 12 Volt yang memiliki hambatan dalam


1 Ω. Berapakah energi yang terserap pada beban 5 W selama 5 menit?
2. Lampu 6 Ω dihubungkan pada akumulator 12 Volt ternyata menyala nor- mal.
Berapakah daya pada lampu tersebut?
3. TV berwarna 600 Watt/220 Volt tiap hari dinyalakan rata-rata selama 8 jam.
Berapakah energi listrik yang terpakai oleh TV setiap hari?
4. Elemen pemanas 400 Watt/220 Volt digunakan untuk memasak air sebanyak
1 kg dari suhu 20 0C hingga mendidih pada suhu 100 0C. Jika kalor jenis air
4200 J/kg 0C, berapakah lama air akan mendidih?
5. Lampu pijar 100 Watt/250 Volt dipasang pada tegangan 200 Volt. Berapa arus
yang mengalir pada lampu?
6. Sebuah TV berwarna 1000 W/220 V memerlukan sakering pengaman jika nilai
sakering yang ada adalah 3 A, 5 A, 13 A, 15 A. Berapakah nilai sakering yang
dipakai?
7.
Pada gambar di samping A, B dan C adalah lampu
yang identik 24 W/12 V. Berapakah daya yang
terdisipasi pada seluruh lampu?

49
KUNCI LATIHAN 4
1. Diketahui : ε = 12 V; r = 1Ω ; R
= 5Ω ; t = 300 s

Ditanya : energi W pada beban R

Jawab : I = = = 2A
W = I Rt = (2) (5) (300)
2 2

W = 6000 Joule

2. Diketahui : V = 12 Volt
R = 6Ω

Ditanya : Daya P

Jawab : P= =
P = 24 Watt

3. Diketahui : P = 600 W; V
= 220 V
t =8h

Ditanya : Energi W .....

Jawab : P= W=P.t
W = (600 W) (8 h)
W = 4800 Wh
W = 4,8 kWh

4. Diketahui : P = 400 W ; V
= 220 V
m = 1 kg;
c = 4200 J / kg 0C
∆T = 100 – 20 = 80 0C
Ditanya : t =

Jawab : P . t = m c ∆T

t=

t= = 840 S
50
5. Diketahui : P1 = 100 W ;
V1 = 250 V ;
V2 = 200 V.

Ditanya : Arus I = .....

Jawab : P 1
= → R= = = 625 Ω

Besar arus I = = = 0,32 A

6. Diketahui : P = 1000 Q ; V
= 220 V
Nilai sekering : 3A, 5A, 13A, 15A

Ditanya : Nilai sekering yang harus dipakai

Jawab : I= =
= 4,55 A
Sekering yang dipakai adalah : 5 A

→100
0
220

7.
Diketahui : Lampu A, B dan C sejenis 24 W/12 V

Ditanya : Daya yang terdisipasi pada seluruh lampu (P)

Jawab : Hambatan tiap lampu → R= = =6Ω

Arus yang mengalir I= = = A

Daya pada seluruh lampu P = I2 (3R)

P= = (3 x 6)
P = 8 Watt

51
Anda telah menyelesaikan kegiatan 4 modul ini. Selanjutnya kerjakanlah tugas 4 berikut
ini dengan benar. Untuk melihat kebenaran hasil kerja Anda, cocokkan jawaban Anda
dengan kunci jawaban yang ada pada akhir modul. Jika masih ada yang salah ulangi sekali
lagi sehingga Anda betul-betul memahaminya.

52
TUGAS 4

1. Sebuah kumparan memiliki hambatan 1000 Ω dialiri arus sebesar 2 A selama 10 menit.
Berapakah energi yang dipakai pada komponen?

2. Sebuah alat listrik memiliki hambatan 25 Ω ketika dialiri arus selama 10 menit
menyerap energi sebesar 60 kilo Joule. Berapakah besar arus yang mengalir?

3. Hambatan 50 Ω dihubungkan pada baterai 12 V. berapakah daya disipasi pada


hambatan?

4. Sebuah lampu memiliki spesifikasi 100 W/220 V. Berapakah hambatan lampu tersebut?

5. Setrika listrik 350 Watt/220 Volt dipakai selama 4 jam. Berapa KWh energi listrik yang
terpakai?

6. Air terjun sebuah bendungan tingginya 100 meter memiliki debit aliran 50 m3s–1.
Air terjun digunakan untuk memutar generator. Jika percepatan gravitasi 10 ms–2 dan
massa jenis air 100 kgm-3 serta 80 energi air terjun kembali menjadi energi listrik.
Berapakah daya listrik yang dihasilkan?

7. Sebuah kumparan water heater 100 Watt/220 Volt memanaskan 5 liter air selama
20 menit dari suhu 30 0C, kalor jenis air 4200 J/kg 0C. Berapakah suhu akhir air?

8. Tiga buah lampu masing-masing 36 W/12V, 24W/12 V dan 12 W/12 V disusun paralel
kemudian dihubungkan ke baterai 12 Volt. Berapakah daya disipasi pada seluruh
lampu?

9. Sebuah mesin derek 220 V memerlukan arus 12 A untuk mengangkat beban 800 kg
dengan kecepatan 9 m/menit. Tentukan efisiensi mesin jika g = 10 m s–2

10. Bola lampu 100 W/200 V akan dipasang pada tegangan 250 V. Agar lampu
menyala normal, berapa hambatan yang harus diserikan dengan lampu?

53
54
PENUTUP

Selamat Anda telah selesai mempelajari materi Rangkaian Arus Searah dengan baik.

Dengan selesainya Anda mempelajari modul ini, Anda dapat menjelaskan arus listrik,
hukum Ohm dan rangkaian arus listrik, serta Anda dapat menghitung kuat arus pada suatu
rangkaian listrik. Dan Anda dapat melakukan percobaan.

Semoga Anda berhasil dalam mengikuti tes akhir modul. Kemudian Anda dapat
melanjutkan belajar pada modul berikutnya, tapi sebelum itu bacalah rangkuman berikut
ini!
• Alat ukur kuat arus listrik adalah amperemeter.
• Alat ukur tegangan/beda potensial adalah voltmeter.
• Kuat arus adalah jumlah muatan yang mengalir tiap satuan waktu, dirumuskan:

I =
sekon
I = kuat arus listrik (coulomb/ = ampere)
Q = muatan listrik (coulomb)
Q t = waktu (sekon)
t
• Arah arus listrik mengalir dari potensial tinggi (+) menuju ke potensial rendah
(–). Arah arus elektron dari potensial rendah menuju ke potensial tinggi.
• Besar kuat arus di dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial.
Hal ini dikenal sebagai hukum ohm.

V
I =
R

• Hambatan suatu penghantar pada suhu tertentu ditentukan oleh panjang (l),
hambatan jenis penghantar (r) dan luas penampang kawat penghantar (A),
dirumuskan:

1
R = ρ
A

• Beberapa sumber tegangan searah yang dirangkai paralel tidak akan merubah besar
tegangan total, namun hanya meningkatkan kemampuannya memasok arus.

55
• Bunyi hukum I Kirchhoff yaitu kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul
sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.

Persamaan Hukum I Kirchhoff yaitu: Σ Imasuk = Σ Ikeluar

Σ dibaca ‘sigma’ artinya jumlah


Imasuk = arus listrik masuk titik percabangan/simpul
Ikeluar = arus listrik keluar titik percabangan/simpul

• Bunyi Hukum II Kirchhoff yaitu di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar
gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.

Dirumuskan: Σε + ΣIR = 0

Σ ε = jumlah GGL atau sumber arus listrik (baterai) I


= arus listrik
R = hambatan listrik

• Besar energi W yang terjadi pada hambatan R yang dialiri arus I selama t adalah: W =

V I t = I2Rt =
• Besar daya listrik

P= = V I = I2R =

• Satuan energin listrik dalam rumah tangga menggunakan satuan KWh (KiloWatt hour).
1 kWh = 3,6 x 106 J

• Energi listrik W = P . t = mc ∆Τ pada proses pemanasan akan berubah menjadi kalor Q


= mc ∆Τ ditulis:
W = Q
P t = mc ∆Τ
V I t = mc ∆Τ

• Spesifikasi alat listrik dinyatakan dalam daya P dan tegangan V.


Jika alat listrik memiliki spesifikasi P1/V1 dipasang pada tegangan V2, daya yang
dipakai

P2 = .P 1

Anda telah menyelesaikan modul ini. Selanjutnya temuilah Guru Bina Anda untuk
mendapatkan test akhir modul yang harus Anda kerjakan.

Tetaplah bersemangat dan semoga berhasil.


56
TUGAS 1
1. A
2. E
3. C
4. A
5. C

TUGAS 2
1. D (muatan)

2. C (I = )
3. C (lurus dengan tegangan)
4. E (sebanding dengan hambatan)

5. E (I = )
6. A (ampere meter)

7. E → R = 150 ohm I = = = 0,04 A


V = 6 volt
I = …. I = 40 mA (e)

→ 8. E V = 100 volt I = R=

I = 0,5 ampere =
R = .... R = 200 ohm (e)
9. C (luas penampang dan hambat jenisnya)
10. E l = 100 cm = 1 m
A = 5 mm2 = 5 x 10–6 m2
R = 100 ohm r
= ….

R = ρ.
ρ = = = 500. 10–6 r = 5 x 10–4 Ω m (e)

TUGAS 3
1. C (dataran tinggi ke dataran rendah)

2. B (positif)

57
3. D (kecil)

4. C (setuju)

5. C (Hukum I Kirchhoff)

6. C (Hukum II Kirchhoff)

7. A (8 A) cara penyelesaiannya:
Σ Imasuk = Σ Ikeluar (I5 pastilah kearah keluar dari titik A)
I1 + I2 + I3 = I4 + I5
10 + 5 + 5 = 12 + I5
I5 = 20 – 12 = 8
I5 = 8 A ……(a)

8. E (keluar) cara penyelesaiannya lihat no. 7 di atas!

9. B (6 V) cara penyelesaiannya:
misal arah loop yaitu A-B-C-D-A sehingga:
Σ ε + Σ IR = 0
–12 – 2 + 4 + I (1 + 2 + 1 + 1) = 0
10 + 5 I = 0
I =2A
VDA = Σ ε + Σ IR ( VDA langsung)
= + 4 + 2 (1)
VDA = 6 volt … (b)

10. D (2 A dari A ke B)
Untuk loop D-C-A-B-D didapat:
Σ ε + Σ IR = 0
–10 – 2 + I (1 + 7) + I3 (2) = 0
–12 + 8 I1 + 2 I3 = 0

di titik simpul A berlaku:


I1 = I3 – I2 sehingga:
–12 + 8 (I3 – I2) + 2 I3 = 0
–12 – 8 I2 + 10 I3 = 0 …….1
Untuk loop F-E-A-B-F didapat:
Σ ε + Σ IR = 0
–10 – 2 + I2 (1 + 7) + 2 I3 = 0
–12 + 8 I2 + 2 I3 = 0 …….2

58
substitusi persaman 1 dan 2 didapat:
–12 – 8 I2 + 10 I3 = 0
–12 + 8 I2 + 2 I3 = 0
–––––––––––––––– +
–24 + 12 I3 = 0

P I3 = = 2A
I3 = 2 A arah dari A ke B ….. (d)

KEGIATAN 4
1. Diketahui : R = 1000 Ω ;
r=2A;
t = 600 S

Ditanya : W = ......

Jawab : W = I2 R t = (2 A)2 (1000 S) (600 S)


= 2,4 x 106 J

2. Diketahui : R = 25 Ω;
t = 600 S;
W = 6 x 104 J

Ditanya : I =......

Jawab : W = I2 R t

I2 =

I2 =
I2 = 4
I =2A

3. Diketahui : R = 50 Ω; V = 12 V

Ditanya : Daya P = .......

Jawab : P = 2,88 Watt

59
4. Diketahui : P = 100 Watt ; V
= 220 V

Ditanya : R = ......

Jawab : P= → R= = = 484 Ω

5. Diketahui : P = 350 W ;
V = 220 V ;
t=4h

Ditanya : energi dalam KWh, W = ........

Jawab : W = P . t = (350) (4)


W = 1400 kWh
W = 1,4 kWh

6. Diketahui : h = 100 m, = 50 m3s–1


g = 10 ms–2 ,
P = 1000 kg m–3
= 8090 = 0,8

Ditanya : daya listrik P = ?

Jawab : P= =h = gh
P = (0,8) (1000) (50) (10) (100) P
= 40 . 106 W
P = 40 MW

7. Diketahui : P = 100 W, V = 220 V,


t = 1200 s, m = 5 liter
To = 30 0C, c = 4200 J/kg 0C

Ditanya : Suhu akhir, T = ........

Jawab : P. t = m c ∆Τ

∆Τ = = = 5,7 0C
Suhu akhir, T = T0 + ∆Τ
T = 3 0C + 5,7 0C
T = 35,7 0C

60
8. Diketahui : L1 = 36 W/12 V
L2 = 24 W/12 V
L3 = 12 W/12 V
Tersusun paralel dihubungkan pada baterai 12 V

Ditanya : Daya disipasi pada saluran ke lampu.

Jawab : Karena tersusun paralel, maka lampu menyala normal


Daya total
P = P1 + P2 + P3
P = 36 W + 24 W + 12 W
P = 72 W

9. Diketahui : V = 220 V,
I = 12 A,
m = 800 kg
g = 10 m s2,
v = 9 m (mnt)–1 = 0,15 m s–1

Ditanya : Efisiensi mesin, = .....

Jawab : = = = = 0,45
η
10. Diketahui : Bola lampu (P 1 = 100 W, V 1 = 200 V)
Dipasang pada tegangan V = 250 V
Ditanya : Besar hambatan R s agar lampu menyala normal

Jawab : Arus yang mengalir

I= = = 0,5 A
Hambatan total R L
= = = 400 Ω

Hambatan total R = = = 500 Ω


Hambatan Rs = R – RL
Rs = 500 – 400
Rs = 100 Ω

61
DAFTAR PUSTAKA
Tim PDKBM Fisika II, Pustekkom Diknas, Jakarta: 2000.
TIM Kegiatan Pembelajaran Fisika, Proyek alat-alat IPA dan PKG DIKNAS,
Jakarta: 1997.
Budikase, Nyoman Kertiasa, Fisika 2, Balai Pustaka, Jakarta: 1995. Muhadi, dkk,
Konsep-Konsep Fisika 2, Salatiga: PT. Intan Pariwara, 1996. Drs. Kamajaya,
Penuntun Belajar Fisika 2, Bandung: Ganeca Exact, 1996. Drs. Heru Asri Poerno,
dkk., Fisika 2a, Jakarta:Yudhistira, 1997.
Bob Foster, Fisika Terpadu 2a, Jakarta: Erlangga, 2000.
Ir. Hasan Wiladi, S.Pd, M.Si, Fisika 2, Bandung: Grafindo, 1994.
Marthen Kanginan, Fisika 2000 2B, Jakarta: Erlangga, 2000.
Depdiknas, Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan
Silabus dan Sistem Penilaian Pelajaran Fisika, 2003

62

Anda mungkin juga menyukai