Anda di halaman 1dari 2

Analisis Data Suhu

Dari hasil percobaan yang telah kelompok kami lakukan mengenai pengukuran suhu badan
dengan termometer badan pada masing-masing anggota kami deperoleh data rata rata suhu
badan berkisar antara >35,0°C sampai < 36,5°C seperti yang terlihat dalam Tabel 1. yaitu
dengan rincian suhu badannya Alfi = 36,3°C, Diva = 35,1°C, Evika = 36,4°C, Fian = 35,8°C,
Nina = 36,0°C, dan Ulfah = 36,2°C. Dari hasil percobaan tersebut skala hasil pengukuran suhu
badan masing masing anggota kami masih berada di bawah taraf kondisi normal yaitu (36,5 -
37,5oC). Dimana suhu tubuh dikendalikan oleh hipotalamus. Hipotalamus berusaha agar suhu
tetap hangat (36,5 - 37,5oC) meskipun lingkungan luar tubuh berubahubah. Hipotalamus
mengatur suhu dengan menyeimbangkan produksi panas pada otot dan hati, kemudian
menyalurkan panas pada kulit dan paru. Sistem kekebalan tubuh akan merespon apabila terjadi
infeksi dengan melepaskan zat kimia dalam aliran darah dan merangsang hipotalamus untuk
menaikan suhu tubuh dan menambah jumlah sel darah putih yang berguna dalam melawan
kuman (Lestari, 2010:2). Di sisi lain biasanya, nilai normal untuk suhu oral manusia adalah
37 C (98,6 oF), tetapi pada sebuah penelitian besar terhadap orang-orang muda normal, suhu
oral pagi hari rerata adalah 36,7 C dengan simpang baku 0,2 C. Suhu rektum dapat
mencerminkan suhu pusat tubuh (core temperature). Suhu oral pada keadaan normal 0,5 C
lebih rendah daripada suhu rektum, tetapi suhu ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk
makanan/minuman panas atau dingin, mengunyah permen karet, merokok, dan bernafas
melalui mulut (Ganong, 2008).
Kemudian percobaan perbandingan pada suhu tanah kering, agak basah, dan basah dengan
tiga kali pengulangan percobaan diperoleh data seperti pada Tabel II. sebagai berikut: pada
percobaan I suhu terukur pada alat ukur untuk tanah kering = 24 C, tanah agak basah = 35 C
dan tanah basah = 26 C. Lalu pada percobaan II suhu yang ditunjukkan pada alat ukur untuk
tanah kering = 25 C, tanah agak basah = 31 C, dan tanah basah = 25 C. Sedangkan pada
percobaan III suhu untuk tanah kering = 26 C, tanah agak basah = 26 C dan tanah basah = 25
C. Dari hasil percobaan tersebut tampak perbedaan antara suhu ditempat kering suhu ditempat
agak basah dan suhu ditempat basah, dimana pada percobaan I dan percobaan II suhu tanah
dengan skala tertinggi yang terukur yaitu saat di tempat agak basah, untuk percobaan III suhu
tanah dengan skala tertinggi yang terukur yaitu saat di tempat kering dan agak basah. Yang
perlu diketahui suhu tanah dipengaruhi oleh aktivitas mikrobakteri. Jangkauan suhu yang
dicapai ketika nitrat dibentuk secara umum berkisar antara 10-40 C(34-104 F). Sedangkan suhu
tanah yang optimumpada 30 C(86 F). Walaubagaimanapun juga, nitrat berhubungan dengan
factor optimum, kadar nitrat rendah diperkirakan suhu tanah sekitar 34 F (Tisdale and Nelson,
1960)
Yang terakhir percobaan perbandingan pada suhu udara ditempat teduh dan di tempat yang
di sinari matahari secara langsung dengan tiga kali pengulangan percobaan diperoleh data
seperti yang tertera dalam Table III. yaitu pada percobaan I suhu saat di tempat teduh = 30 C,
sedangkang suhu di tempat yang tersinari matahari langsung = 35 C. Kemudian pada percobaan
II suhu saat ditempat teduh = 29 C, sedangkan suhu di tempat yang tersinari matahari langsung
= 35 C. Yang terakhir percobaan III suhu saat di tempat teduh = 29 C, sedangkan suhu di tempat
yang tersinari matahari langsung sama halnya dengan percobaan sebelumnya = 35 C. Walupun
tidak menunjukkan presisi pada slisih kenaikan suhu namun secara umum dari kedua
pengukuran suhu di dua tempat yang berbeda dengan pengulangan percobaan sebanyak tiga
kali menunjukkan ada perbedaan suhu udara yang ada ditempat teduh dan ditempat yang
tersinari matahari secara langsung yaitu lebih tinggi 6 C pada percobaan ke dua dan ketiga,
sedangkan pada percobaan pertama hanya menunjukkan selisih 5 C lebih tinggi di tempat yang
tersinari matahari. Adapun beberapa factor yang memengaruhi suhu udara adalah ketinggian
suatu tempat, datangnya sinar matahari, arah angina dan masih banyak lagi. Suhu udara
tertinggi di muka bumi adalah d idaerah tropis (sekitar ekoator) dan makin ke kutub semakin
dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika
ketinggian semakin bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100
meter maka suhu akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C. Penurunan suhu semacam ini disebut
gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1
˚C. (Benyamin, 1997).

Anda mungkin juga menyukai