Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat membuat dan
menyelesaikan makalah Konsep Dasar Keperawatan I ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................……………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN................…………….............................……....……………… 5
1. Fisiologi Kardiovaskuler…………………...................................………………... 5
2. Fisiologi Pernafasan …………………………………………………………….. 8
3. Faktor yang mempengaruhi oksigenasi…………………………………………… 11
4. Perubahan Fungsi Jantung…………...............................................……………... 14
5. Perubahan fungsi pernafasan……………………................................................... 15
6. Prinsip dan teknik pemberian oksigen ……………………………………………. 18
7. Prinsip dan teknik suction………………………………………………………….. 21
8. Prinsip dan teknik postural drainage……………………………………………….. 25
9. Prinsip dan teknik nebulizer……………………………………………………….. 27
A. Kesimpulan ……………………………………………………........................29
B. Saran …………………………………………………………...........................29
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh manusia dalam
mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi. Salah satunya adalah
kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah
Tarwanto,2006)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh,
oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa
menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan
tugas perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi
tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan
oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap
pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.
Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnya oksigen.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipaparkan pada makalah ini adalah :
1. Jelaskan fisiologi kardiovaskuler!
2. Jelaskan mengenai fisiologi pernapasan!
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi oksigenasi?
4. Jelaskan perubahan fungsi jantung!
3
5. Jelaskan perubahan fungsi pernafasan !
6. Sebutkan prinsip dan teknik pemberian oksigen!
7. Sebutkan Prinsip dan teknik suction!
8. Sebutkan prinsip dan teknik postural drainage!
9. Sebutkan prinsip dan teknik nebulizer!
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan tentang fisiologi kardiovaskuler
2. Untuk menjelaskan tentang fisiologi pernafasan
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi oksigenasi
4. Untuk menjelaskan perubahan fungsi jantung
5. Untuk memjelaskan perubahan fungsi pernafasan
6. Untuk mengetahui prinsip dan teknik pemberian oksigen
7. Untuk mengetahui prinsip dan teknik suction
8. Untuk mengetahui prinsip dan teknik postural drainage
9. Untuk mengetahui prinsip dan teknik nebulizer
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembuluh Darah
Pembuluh darah dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pembuluh nadi,
pembuluh balik, dan pembuluh kapiler.
Lapisan dalam (tunica intima) adalah lapisan tipis, licin, pipih, dan tersusun
atas jaringan epitel pipih selapis.
Lapisan tengah atau jaringan otot (tunica media) adalah lapisan yang
mengandung otot dan sedikit serabut elastic.
Lapisan luar (tunica externa) adalah lapisan yang tersusun atas jaringan
berserabut dan berfungsi untuk melindungi arteria tersebut.
5
kali memiliki dua daun. Katup ini diatur agar terbuka ke arah jantung dan
keberadaan katup ini memungkinkan otot rangka mendorong darag kearah jantung
pada saat otot ini berkontraksi. Jika katup ini rusak maka terjadilah varises.
3. Pembuluh kapiler
Kapiler adalah pembuluh kecil yang tersusun atas satu lapis sel saja, yaitu
jaringan epitel pipih selapis. Pembuluh kapiler pada tubuh manusia membentuk
rangkaian di dalam jaringan dan menerima darah dari arteria kecil (arteriola) yang
mengalirkan darah ke vena kecil (venula).
B. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang yang memiliki empat ruang dan
dapat diibaratkan sebagai pompa yang mengalirkan atau mengedarkan darah ke
seluruh bagian tubuh dan mengekalkan peredaran itu sepanjang waktu.
a) Struktur Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yang memiliki dua atrium dan dua ventrikel.
Ventrikel kanan: menerima darah dari atrium kanan lalu dipompakan ke paru-
paru melalui arteri pulmonalis.
Ventrikel kiri: menerima darah dari atrium kiri lalu dipompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta.
6
Atrium kanan: menerima darah dari seluruh tubuh yang miskin oksigen lalu
dipompakan ke ventrikel kanan. Darah tersebut dari vena cava superior,
inferior, dan sinus koronarius.
Atrium kiri: menerima darah dari paru-paru yang kaya oksigen lalu
dipompakan ke ventrikel kiri. Darh tersebut dari empat buah vena pulmonalis.
Katup tricuspid: Mengatur aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan.
Katup pulmonal: Mengatur aliran darah dari ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis yang membawa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
Katup mitral: Mengalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru.
Katup aorta: Membuka jalan bagi darah yang kaya oksigen untuk dilewati dari
ventrikel kiri ke aorta.
Vena cava superior dan vena cava inferior mengalirkan darah yang miskin
oksigen ke atrium cordii dextrum. Pada saat atrium berkontraksi, darah terdorong
masuk melalui valve tricuspidalis ke dalam ventriculus dexter. Kontraksi
ventriculus dexter mendorong darah melalui valvula semilunaris ke dalam arteria
pulmonalis. Arteria ini dibagi menjadi dua cabang dan setiap cabang masuk ke
dalam setiap paru-paru. Pertukaran gas dengan cara difusi terjadi antara alveolus
7
dan pembuluh kapiler, karbon dioksida dikeluarkan dari darah dan oksigen dari
alveolus berikatan dengan hemoglobin di dalam eritrosit. Darah yang kaya
oksigen kembali ke atrium cordii sinistrum melalui empat vena pulmonalis, yaitu
dua dari setiap paru-paru. Dari atrium sinistrum, darah masuk ke dalam
ventriculus sinister melalui valva mitralis dan pada saat ventriculus sinister
berkontraksi darah dipompa keluar dari jantung ke dalam aorta melalui valvula
semilunaris ke seluruh bagian tubuh.
8
Pertukaran gas pernapasan terjadi antara lingkungan dan darah.Respirasi
adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida selama metabolisme sel. Saluran
udara paru-paru mentransfer oksigen dari atmosfer ke alveoli, tempat oksigen ditukar
dengan karbon dioksida.Melalui membran kapiler alveolar, transfer oksigen ke darah,
dan transfer karbon dioksida dari darah alveoli. Ada tiga langkah dalam proses
oksigenasi: ventilasi, perfusi, dan difusi.
Struktur dan Fungsi.Kondisi atau penyakit yang mengubah struktur dan fungsi
sistem paru mengubah respirasi.Otot pernapasan, ruang pleura, paru-paru, dan alveoli
sangat penting untuk ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas pernapasan.Gas bergerak
masuk dan keluar dari paru-paru melalui perubahan tekanan.Tekanan intrapleural
negatif, atau kurang dari tekanan atmosfer, yaitu 760 mm Hg di permukaan laut.Agar
udara mengalir ke paru-paru, tekanan intrapleural menjadi lebih negatif, membentuk
gradien tekanan antara atmosfer dan alveoli.Diafragma dan otot-otot interkostal
eksternal berkontraksi untuk menciptakan tekanan pleura negatif dan meningkatkan
ukuran toraks untuk inspirasi.
Oksigen masuk ke saluran pernapasan melalui hidung dan mulut.Oksigen
kemudian diedarkan melalui saluran pernapasan (faring, trakea, dan bronkus)ke
alveolus, yang merupakan pundi-pundi udara yang dikelilingi pembuluhkapiler,
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah kecil dengan dindinghalus yang
mempermudah pergantian gas.Pergantian gas dimulai ketikaoksigen yang dihirup
masuk melalui dinding kapiler yang dikelilingi alveolusdan dibawa oleh sel-sel darah
yang bersirkulasi di dalam pembuluh kapiler.Oksigen yang dibawa sel-sel darah
melalui dinding kapiler diedarkan kejantung lalu dipompa ke seluruh tubuh melalui
aorta.Aorta bercabang menjadiarteri-arteri kecil dan bahkan arterioles yang lebih
kecil, pada akhimyamenjadi pembuluh kapiler.Dinding kapiler yang paling tipis
membiarkanterjadinya difusi oksigen ke dalam sel-sel dalam berbagai jaringan tubuh.
b. Ventilasi
Ventilasi adalah proses pertukaran gas ke dalam dan keluar dari paru-paru.
Ventilasi membutuhkan koordinasi dari otot dan sifat elastis paru-paru dan dada.Otot
utama pernapasan adalah diafragma.Diafragma dipersarafi oleh saraf frenikus, dimana
di sana terdapat medula spinalis pada vertebra serviks keempat.
1. Inspirasi adalah bagian aktif dari proses pernapasan yaitu masuknya udara ke
dalam tubuh.
9
2. Ekspirasi adalah bagian dari proses pernapasan yaitu mengeluarkan udara
dari dalam tubuh.
c. Perfusi
Perfusi berhubungan dengan kemampuan sistem kardiovaskular untuk
memompa darah yang mengandung oksigen menuju jaringan dan mengembalikan
darah terdeoksigenasi ke paru-paru.akhirnya, difusi bertanggung jawab untuk
memindahkan gas respirasi dari satu area ke area lain dengan gradien konsentrasi.
Agar pertukaran gas pernapasan terjadi, organ-organ, saraf, dan otot-otot pernapasan
perlu utuhdan terjaga secara normal; dan sistem saraf pusat perlu dapat mengatur
jalannya siklus pernapasan.
10
memungkinkan hemoglobin dan oksigen terdisosiasi(Deoxyhemoglobin), yang
membebaskan oksigen untuk memasuki jaringan.
e. Pengaturan pernapasan
Regulasi/pengaturan pernapasan diperlukan untuk memastikan asupan oksigen
yang cukup dan eliminasi karbon dioksidauntuk memenuhi tuntutan tubuh (mis.,
selama berolahraga, ketika infeksi,atau dalam kehamilan). Regulator saraf dan kimia
mengontrolpernafasan.Regulasi saraf meliputi sistem saraf pusatkontrol laju
pernapasan, kedalaman, dan ritme.Korteks serebralmengatur kontrol pernapasan
secara sukarela dengan memberikan impuls kepadaneuron motorik pernafasan melalui
sumsum tulang belakang.Perubahan levelO2, CO2, dan H (pH) merangsang
kemoreseptor yang terletak dimedula, tubuh aorta, dan tubuh karotis, yang pada
gilirannya merangsang sarafregulator untuk menyesuaikan tingkat dan kedalaman
ventilasi untuk dipertahankankadar gas darah arteri normal.
A. Faktor Fisiologi
1. Penurunan kapasitas angkut O2 Secara fisiologis daya angkut hemoglobin
untuk membawa O2 kejaringan adalah 97%. Akan tetapi nilai tersebut dapat
berubah sewaktu-waktu apabila terdapat gangguan pada tubuh. Misalnya, pada
penderita anemia atau pada saat terpapar zat beracun. Kondisi tersebut dapat
mengakibatkan penurunan kapasitas pengikatan O2.
2. Penurunan konsentrasi O2 inspirasi. Kondisi ini dapat terjadi akibat
penggunaan alat terapi pernapasan dan penurunan kadar O2 lingkungan.
11
3. Hipovolemia. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah
akibat kehilangan cairan ekstraseluler yang berlebihan (misalnya pada
penderita syok atau dehidrasi berat)
4. Peningkatan laju metabolik. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan
demam yang terus menerus yang mengakibatkan peningkatan laju metabolik.
Akibatnya tubuh mulai memecah persediaan protein dan menyebabkan
penurunan massa otot.
5. Kondisi lainya. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti
kehamilan, obesitas, abnormalitas, penyakit otot, penyakit susunan saraf dan
penyakit kronis
B. Faktor Perkembangan
1. Bayi prematur
Bayi yang lahir prematur beresiko menderita penyakit membran hialinyang
ditandai dengan berkembangnya membran serupa hialin yang membatasi ujung
saluran pernapasan. Kondisi ini disebabkan oleh produksi surfaktan yang masih
sedikit karena kemampuan paru dalam menyintesis surfaktan baru berkembang
pada trimester akhir.
2. Bayi dan Anak anak
Kelompok usia ini beresiko mengalami infeksi saluran napas atas, seperti
faringitis, influenza,tonsilitis.
3. Anak usia sekolah dan remaja
Kelompok usia ini beresiko mengalami infeksi saluran napas akut akibat
kebiasaan buruk seperti merokok
4. Dewasa muda dan paruh baya
Kondisi stres, kebiasaan merokok, diet yang tidak sehat , kurang
berolahraga merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung
dan paru pada kelompok ini.
5. Lansia
Prose penuaan yang terjadi pada lansia menyebebkan perubahan pada
fungsi normal pernapasan, seperti penurunan elastisitas paru, pelebaran alveolus
dan kifosis tulang belakang yang dapat menghambat ekspansi paru sehingga
berpengaruh padaa penurunan kadar O2.
12
C. Faktor lingkungan
1. Suhu
Faktor suhu ( panas atau dingin ) dapat berpengaruh terhadap afinitas atau
kekuatan ikatan Hb dan O2. Dengan katalain suhu lingkungan juga bisa
memengaruhi kebutuhan oksigen seseorang.
2. Ketinggian
Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara
sehingga tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya orang yang tinggal didataran
yang tinggi cenderung mengalami peningkatan frekuensi pernapasan dan denyut
jantung. Sebaliknya pada dataran yang rendah akan terjadi peningkatan tekanan
oksigen.
3. Polusi
Polusi udara seperti asap atau debu sering kali menyebabkan sakit kepala,
pusing, batu berdahak dan berbagai gangguan pernapassan lainnya. Para pekerja
pabrik asbes, atau bedak tabuk beresiko tinggi menderita penyakit paru akibat
terpapar zat zat berbahaya
D. Faktor Perilaku
1. Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih (obesitas) dapat menghambat ekspansi
perut, sedngkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot
pernapasan yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
2. Olahraga
Latihan fisik akan meningkatkan aktivitas metabolik, denyut jantung
dan kedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan kebutuhan
oksigen
3. Ketergantungan Zat Adaktif
Penggunaan alkohol dan obat obatan berlebihan dapat menganggu
proses oksigenisasi. Hal ini terjadi karena :
a. Alkohol dan obat obatan dapat menekan pusat pernapasan dan
susunanan saraf pusat sehingga mengakibatkan penurunan laju dan
kedalaman pernapasan.
13
b. Penggunaan narkotika dan analgesik terutama morfin dan meperidin,
dapat mendepresi pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan
kedalam pernapasan
4. Emosi
Perasaan takut, cemas, dan marah yang tidak terkontrol akan
merangsang aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini menyebab peningkatan
denyut jantung dan frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan oksigen
meningkat. Selain itu, kecemasan juga dapat meningkatkan laju dan kedalam
pernapasan.
5. Gaya hidup
Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
oksigen seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi
perifer dan penyakit jantung. Selain itu, nikotin yang terkandung dalam rokok
bisa mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
14
ventrikel mewakili sisi ektopik dari pembentukan impuls dalam
ventrikel.Dikatakan ektopik karena impuls berasal dari ventrikel bukan simpul
sinoatrial.Takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel adalah irama yang
mengancam jiwa yang membutuhkan intervensi segera.
D. Iskemia Miokard
Iskemia Miokard terjadi ketika suplai oksigen yang dibawa oleh aliran darah
koroner tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen miokardium.Angina
pectoris (kejang jantung) adalah ketidakseimbangan sementara antara pasokan dan
kebutuhan oksigen miokard.Myocardial infarction (infark jantung) terjadi akibat
penurunan tiba-tiba dalam aliran darah koroner atau peningkatan kebutuhan
oksigen miokard tanpa perfusi koroner yang cukup.
a. Hiperventilasi
15
Hiperventilasi adalah keadaan dimana ventilasi pada paru-paru mengeluarkan
karbon dioksida lebih cepat daripada yang dihasilkan oleh metabolisme.Hal-hal yang
dapat memicu terjadinya Hiperventilasi diantaranya Kecemasan hebat, infeksi, obat-
obatan, atau ketidakseimbangan asam-basa dalam tubuh.Kecemasan yang hebat dapat
menyebabkan hiperventilasi dan pernafasan dengan jumlah karbon dioksida yang
berlebihan.Peningkatan suhu tubuh (demam) juga akan meningkatkan tingkat
metabolisme sehingga produksi karbon dioksida juga akan meningkat. Peningkatan
kadar karbon dioksida tersebut merangsang peningkatan pada laju dan kedalaman
respirasi pasien sehingga timbul hiperventilasi. Selain itu hiperventilasi juga dapat
terinduksi secara kimia.Keracunan salycilat (Aspirin) dan amfetamindapat
merangsang pusat pernapasan untuk mengimbanginyadengan carameningkatkan laju
dan kedalaman respirasi. Itu juga terjadi ketika tubuh mencoba untuk
mengkompensasi asidosis metabolik (ketidakmampuan ginjal untuk mengeliminasi
asam berlebih dari tubuh).Misalnya,pasien menghasilkan sejumlah besar asam
metabolisme ketika menderita penyakit diabetes pada ketoasidosis.Sistem pernapasan
mencoba memperbaiki keseimbangan asam-basatersebut dengan overbreathing atau
bernapas secara berlebih.Ventilasi meningkat untuk mengurangi jumlah
karbondioksida yang tersedia untuk membentuk asam karbonat.Hal ini juga dapat
menyebabkan pasien mengalami alkalosis pernapasan. Tanda dan gejala hiperventilasi
diantaranya adalah napas yang cepat, napas panjang,mati rasa pada tangan/kaki,
kesemutan, pusing, dan kehilangankesadaran
b. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi pada alveolar tidak memadai untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh atau menghilangkan cukup karbon
dioksida. Ketika ventilasi alveolar berkurang,tubuh akanmempertahankan karbon
dioksida. Sebagai contoh, atelektasis, kegagalan alveoli, menolak untuk melakukan
pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang normal.Semakin banyak alveoli yang
runtuh/gagal, semakin sedikit paru-paru yang berventilasi, dan terjadilah
hipoventilasi.
Pada pasien dengan COPD, pemberian oksigen berlebihmenyebabkan
hipoventilasi.Pasien-pasien ini telah beradaptasi dengantingkat karbon dioksida yang
tinggi sehingga kemoreseptornya sensitif terhadap karbon dioksida dan tidak dapat
berfungsi secara normal.Kemoreseptor perifer mereka terutama dari lengkung aorta
16
dan badan karotid sensitif terhadap oksigen dengan kadaryang lebih rendah,
menyebabkan peningkatan ventilasi. Hipoventilasi yang dihasilkan menyebabkan
penyimpanan/penahanan karbon dioksida yang berlebihan, yang dapat menyebabkan
asidosis pernapasan bahkan henti napas.
c. Hipoksia
Hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak memadai pada tingkat
seluler.Ini disebabkan karena kekurangan dalam pengiriman oksigen atau penggunaan
oksigen di tingkat seluler.Hipoksia adalah kondisi yang mengancam jiwa yang jika
tidak diobati dapat menyebabkan disritmia jantung yang fatal. Penyebab hipoksia
meliputi :
1. Kadar hemoglobin yang menurun danmenurunkan kapasitas pembawa oksigen
darah;
2. Berkurangnya konsentrasi oksigen, yang terjadi pada ketinggian yang tinggi;
3. Ketidakmampuan jaringan untuk mengekstraksi oksigen dari darah, seperti
halnya racun sianida;
4. Penurunan difusi oksigen dari alveoli ke darah, seperti pada pneumonia;
5. Perfusi jaringan yang buruk dengan darah yang teroksigenasi, seperti halnya
syok; dan
6. Gangguan ventilasi, seperti halnya multipelpatah tulang rusuk atau luka berat
pada dada.
17
di dalamnya tinggi,menunjukkan hipoksemia.Sianosis perifer, terlihat pada
ekstremitas, kuku, dan daun telinga, merupakan akibat dari vasokonstriksi dan
stagnanaliran darah.
A. Pengertian
Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas
oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru yang
melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat khusus.
1. Gagal nafas
18
3. Kelumpuhan alat pernafasan
Pada keadaan gawat, misal pada pasien koma tidak dapat mempertahankan
sendiri jalan napas yang adekuat sehingga mengalami penurunan oksigenasi.
6. TraumaParu-paru
sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan mengalami
gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi.
Pada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali
lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme.
8. Postoperasi
Setelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari obat
bius akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sel tidak mendapat
asupan oksigen yang cukup.
19
D. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui 3 cara
1.1 Pengertian
1.2 Indikasi
1.3 Prinsip
1. Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah,
biasanya hanya 2-3 L/menit.
2. Membutuhkan pernapasan hidung.
3. Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %.
2.1 Pengertian
20
mengikat kuat mengelilingi wajah klien. Bentuk dari face mask bermacam-
macam. Perbedaan antara rebreathing dan non-rebreathing mask terletak pada
adanya vulve yang mencegah udara ekspirasi terinhalasi kembali. (Aryani,
2009:54)
2.2 Tujuan
2.3 Prinsip
3 . Nasal Kateter
3.1Pengertian
Prosedur pemasangan kateter ini meliputi insersi kateter oksigen ke
dalam hidung sampai naso faring. Persentase oksigen yang mencapai paru-
paru beragam sesuai kedalaman dan frekuensi pernafasan, terutama jika
mukosa nasal membengkak atau pada pasien yang bernafas melalui mulut.
3.2 Indikasi
Diberikan pada pasien yang membutuhkan terapi oksigen jangka
pendek dengan konsentrasi rendah sampai sedang.
3.3 Prinsip
1. aliran sebanyak 1-6 liter/menit,
2. kadar-oksigen inspirasi 24-44%.
7.1 Pengertian
21
Suatu cara untuk mengeluarkan secret dari saluran nafas dengan menggunakan
suatu suction catheter yang dimasukan melalui hidung atau rongga mulut ke dalam
faring atau sampai ke dalam trakea. Tindakan ini dilakukan bila pasien tidak dapat
mengeluarkan secret/sputum dengan batuk spontan, maka hendaknya dilakukan
penghisapan lendir atau suctioning untuk pembersihan jalan nafas.
Teknik suctioning yang digunakan adalah teknik steril karena oropharing dan
trakea dianggap steril, sedang mulut dianggap bersih, maka suctioning pada mulut
dilakukan setelah suctioning pada oropharing dan trakea.
7.3 Indikasi
1. Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan secret
dengan mengeluarkan atau menelan
2. Ada atau tidaknya secret yang menyumbat jalan nafas, dengan ditandai terdengar
suara pada jalan nafas, hasil auskultasi yaitu ditemukannya suara crakels atau
ronchi, kelelahan pada pasien. Nadi dan laju pernapasan meningkat, ditemukannya
mucus pada alat bantu nafas.
3. Klien yang kurang responsive atau koma yang memerlukan pembuangan secret
oral
22
1. Suction orofaringeal
Digunakan saat klien mampu batuk efektif tetapi tidak mampu mengeluarkan
sekresi dengan mencairkan sputum atau menelannya.
Prosedur yang digunakan:
a. Siapkan peralatan disamping tempat tidur pasien
b. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
c. Mengatur posisi klien
d. Pasang handuk pada bantal atau di bawah dagu klien
e. Pilih tekanan dan tipe unit vakum yang tepat
f. Tuangkan air steril / normal salin dalam wadah steril
g. Sambungkan kateter penghisap steril ke regulator vakum
h. Ukur jarak antara daun telinga dan ujung hidung klien
i. Basahi ujung kateter dengan larutan steril
j. Penghisapan masuk ke dalam mulut klien dan arahkan ke orofaring dengan
perlahan
k. Sumbat “port” penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat
menariknya, tidak boleh lebih dari 15 detik
l. Bilas kateter dengan larutan steril, bila klien tidak mengalami distress
pernafasan, istirahat 20-30 detik, sebelum memasukan ulang kateter
m. Hisap secret pada mulut atau bawah lidah setelah penghisapan orofaringeal
n. Buang kateter penghisapan bersamaan dengan pelepasan handscoon
o. Cuci tangan
2. Suction ETT
23
h. Lumasi 6-8 cm kateter distal dengan pelumas larut air
i. Angkat peralatan pemberian oksigen
j. Lakukan penghisapan secara intermitten selama 10 detik
k. Bilas kateter dengan selang penghubung dengan normal salilne sampai bersih
7. 5 Standar alat
a) Fase Orintasi
1. Mengucapkan salam
2. Menjelaskan tujuan tindakan
3. Menjelaskan prosedur tindakan
4. Menanyakan kesiapan klien
b) Fase kerja
1. Cuci tangan
2. Privacy
3. Memakai handscoon
4. Selang dipasang pada mesin penghisap lender
5. Mesin penghisap lender dihidupkan
6. Hisap lender pasien sampai selesai – mesin dimatikan
7. Bersihkan mulut pasien dengan kassa
8. Membersihkan selang dengan air dalam kom
9. Mencuci tangan
c) Fase terminasi
1. Menanyakan perasaan klien
24
2. Menanyakan fase tindak lanjut
3. Berpamitan
A. Pengertian
Fisioterapi dada atau CPT adalah suatu rangkaian tindakan keperawatan yang
terdiri atas perkusi, vibrasi, dan postural drainage.CPT membantu membersihkan
jalan nafas lendir pada pasien dengan sisa sekresi tracheobronchial (Allan et al.,2009).
Sekresi menumpuk di saluran udara pasien dengan Chitis, Asma, Cystic Fibrosis
(CF), Pneumonia, dan bronkus ektasis.Pasien bedah terkadang dalam periode pasca
operasi memiliki sekresi berlebih karena efek anestesi dan batuk tidak efektif karena
nyeri sayatan.
Pada teknik ini lobus atau segmen yang akan disalir posisikan demikian rupa
sehingga terletak di atas bronkus utama, sekret akan mengalir ke bronkus dan trakea
untuk kemudian dibatukkan keluar. Pada penderita yang banyak memproduksi sekret,
cara ini sangat bermanfaat (Perry dan Potter, 2005). Postural drainage dapat dilakukan
untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas penderita dengan produksi
sputum yang banyak.
25
-patah tulang rusuk,
-emfisema subkutan daerah leher dan dada,
-Kombinasi Fisioterapi Dada
-emboli paru
-pneumotoraks tension
D. Persiapan Alat
-stetoskop
-oksimeter denyut nadi
-tempat tidur
-air
-tisu dan paper bag
-kursi
-bantal ekstra
-alat kebersihan mulut
-peralatan hisap
-sarung tangan steril
-materi pendidikan pasien
E. Prosedur Tindakan
a. Duduk tegak di tempat tidur atau kursi; lakukan terapi pada dada kanan dan
kiri
Pasien duduk tegak di tempat tidur atau kursi
b. Membungkuk ke depan pada posisi duduk; lakukan terapi pada punggung
Pasien membungkuk ke depan pada posisi duduk Kombinasi Fisioterapi Dada.
d. Telungkup, miring kanan atau kiri; lakukan terapi pada punggung kanan atau
kiri
Pasien telungkup
26
e. Telungkup, miring ke kiri pada posisi trendelenburg; lakukan terapi pada dada
kanan
Pasien Telungkup, miring ke kiri pada posisi trendelenburg Kombinasi
Fisioterapi Dada
g. Berbaring pada posisi trendelenburg; lakukan terapi pada dada kanan dan kiri
Pasien Berbaring pada posisi trendelenburg
i. Berbaring miring kanan atau kiri, pada posisi trendelenburg; lakukan terapi
pada punggung Pasien berbaring miring kanan atau kiri, pada posisi
trendelenburg
j. Berbaring telungkup disertai terapipada punggung kanan dan kiri
Pasien berbaring telungkup disertai terapipada punggung kanan dan kiri
A. Pengertian
Nebulizer adalah alat yang mengubah obat cair menjadi uap. Saat Anda
bernapas lewat masker, uap obat akan masuk ke dalam paru-paru untuk
memperbaiki pernapasan. Nebulizer umum digunakan sebagai pengobatan asma
kronis, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Selain untuk pengobatan
asma, alat ini juga dapat digunakan untuk penderita penyakit paru obstruksi kronis
(PPOK), infeksi paru, dan reaksi alergi berat. Nebulizer terdiri dari kompresor
udara, wadah kecil untuk obat cair, dan tabung yang menghubungkan kompresor
udara ke wadah obat. Di atas wadah obat terdapat corong atau masker yang akan
digunakan untuk menghirup kabut. Biasanya, alat ini terdiri dari dua versi yaitu
yang menggunakan listrik dan menggunakan baterai.
27
B. Tujuan
C. Indikasi
Nebulasi dilakukan pada:
1) Klien yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret
2) Klien yang mengalami penyempitan jalan napas (misal pada pasien
asma)
D. Kontraindikasi
Nebulasi tidak dilakukan pada:
1) Tekanan darah tinggi
2) Nadi yang meningkat atau takikardi
3) Riwayat reaksi yang tidak baik dari pengobatan
E. Prinsip Kerja
Prinsip kerja nebulizer adalah proses mengubah obat cair menjadi aerosol
kemudian masuk ke saluran respiratori. Aerosol tersebut dihisap klien melalui
mouthpiece atau sungkup, masuk ke paru-paru untuk mengencerkan secret.Setelah
dilakukan pemberian terapi nebulizer dengan NaCl 1 cc + Ventolin 1 cc +
Bisolvon 10 tetes, frekuensi pernapasan An. A menjadi 26 kali/menit, batuk berkurang,
dan napas normal.
F. Cara Penggunaan
Cara menggunakan nebulizer yang tepat akan memungkinkan obat bekerja efektif.
Berikut langkah-langkahnya:
1. Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir untuk mencegah kuman ikut masuk
ke paru-paru melalui nebulizer.
2. Siapkan obat yang akan digunakan. Jika obat sudah dicampur, tuang langsung ke
dalam wadah obat nebulizer. Jika belum, masukkan satu per satu dengan
menggunakan pipet atau alat suntik.
3. Tambahkan cairan saline jika diperlukan dan diresepkan dokter.
4. Hubungkan wadah obat ke mesin dan juga masker ke bagian atas wadah.
5. Letakkan masker hingga menutupi hidung dan mulut.
6. Hidupkan mesin kemudian tarik napas dengan hidung dan keluarkan perlahan melalui
mulut.
7. Anda bisa mengakhirinya saat tidak ada lagi uap yang keluar, menandakan obat sudah
habis.
28
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oksigen merupakan kebutuhan yang sangat vital dan penting bagi tubuh.
Oksigenasi juga merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk kelangsungan
fungsi normal dari organ-organ dalam tubuh. Kelainan atau ketidaknormalan pada proses
oksigenasi dapat menimbulkan gangguan pada organ lainnya juga sehingga diperlukan
cara untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi pada tubuh.
B. Saran
Disarankan agar mahasiswa untuk terus mencari sumber referensi dan tidak
terpaku pada satu sumber saja agar materi tentang oksigenasi dapat terus dikembangkan
lebih jauh lagi.
30
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Marhamah, & Diniyah. (Juli 2019). Penerapan Terapi Inhilasi Nebulizer untuk
Mengatasi Kebersihan Jalan Nafas pada Pasien Brokopneumonia. Jurnal
Keperawatan Karya Bhakti. Volume 5 No 1
Dwisang, Evi. 2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan Paramedis. Tangerang.
Binarupa Aksara Publisher
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2013).Fundamental of Nursing.8th edition.Singapore :
ElsevierPte.Ltd
Potter, P.A., Perry, A.G., & Osterndorf, W.R. (2014). Clinical Nursing Skills &
Techniques. 8th edition. Singapore : ElsevierPte.Ltd
31