Anda di halaman 1dari 44

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL


KEDUDUKAN DAN PERANNYA
DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN FIKIH


MELALUI METODE MARKET PLACE ACTIVITY
DI KELAS X UP 2 MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BOJONEGORO

Oleh:
Laili Mawardi, S.Pd
NIP. 199505172019032025

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Gol. III


Angkatan XX

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


BADAN LITBANG DAN DIKLAT
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN SURABAYA

TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

Nama : Laili Mawardi


NIP : 199505172019032025
Unit Kerja : Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro

Telah Disetujui
Pada hari Rabu, 23 Oktober 2019

Pembimbing, Mentor,

Hj. HENI MARDININGSIH, S.E., M.M M. Saifuddin Yulianto, S.Ag.,M.Pd.I


NIP. 197111152009012002 NIP. 197107221997031002

Penguji

Dr.H. Muslimin,MM
NIP. 197210102003121011

ii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

Nama : Laili Mawardi


NIP : 199505172019032025
Unit Kerja : Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro

Telah diuji Dan diseminarkan


Pada hari Rabu, tanggal 23 Oktober 2019

Pembimbing, Mentor,

Hj. HENI MARDININGSIH, S.E., M.M M. Saifuddin Yulianto, S.Ag.,M.Pd.I


NIP. 197111152009012002 NIP. 197107221997031002

Penguji

Dr.H. Muslimin,MM
NIP. 197210102003121011

Mengetahui
Kepada Balai Diklat Keagamaan Surabaya

Dr. H. Muchammad Toha, S.Ag., M.Si.


NIP. 196910282002121002

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkankan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi ini dengan baik dan tepat waktu. Rancangan Aktualisasi ini
disusun untuk panduan dalam melaksanakan program habituasi Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III Angkatan XX Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dan
memberikan informasi tentang sejauh mana penyelesaian isu diMadrasah Aliyah
Negeri 1 Bojonegoro.
Rancangan Aktualisasi ini dapat selesai atas bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. H. Mohammad Toha, S.Ag, M.Si selaku kepala Balai Diklat Keagamaan
Surabaya yang telah bersedia meluangkan tenaga, fikiran dan waktunya dalam
menyelenggarakan kegiatan LATSAR CPNS Golongan III Tahun 2019 ini;
2. M. Saifuddin Yulianto, S.Ag., M.Pd.I selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 1
Bojonegoro beserta seluruh jajarannya, yang telah mendukung seluruh rencana
aktualisasi yang mencerminkan nilai-nilai dasar PNS;
3. Hj. Heni Mardiningsih, S.E., M.M selaku coach yang senantiasa dengan sabar dan
teliti dalam proses pembimbingan penyusunan rancangan aktualisasi diri ini;
4. Dr. H. Muslimin, MM selaku penguji yang telah memberikan masukan dan
arahanya sehingga rancangan aktualisasi ini dapat disempurnakan;
5. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan XX Latsar CPNS 2019 yang telah berbagi
ilmu, pengalaman, dan kekompakannya;
Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi sempurnanya penulisan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga
rancangan aktualisasi ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiiin.
Surabaya, 23 Oktober 2019

LAILI MAWARDI, S.Pd


NIP. 199505172019032025

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .....................................................................................................ii


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................vii
BAB I .......................................................................................................................................... 1
BAB II ......................................................................................................................................... 5
BAB III ...................................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 37

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bobot Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK .......................................... 16


Tabel 2.2 Indeks Penilaian Kriteria Isu dengan AKPK ......................................... 16
Tabel 2.3 Indeks Penilaian Kualitas Isu dengan USG.......................................... 17
Tabel 2.4 Matrik Kegiatan .................................................................................... 25
Tabel 2.5 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ................................................................. 34
Tabel 2.6 Kendala dan Antisipasi......................................................................... 35

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi .......................................................................... .. 12


Gambar 2.2 Teknik Analisis Mind Mapping ......................................................... ....18

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah.1 ASN sebagai profesi berlandaskan pada
prinsip sebagai berikut: nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, komitmen,
integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik, kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi akademik, jaminan, jaminan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan profesionalitas jabatan.2
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu sumber daya manusia
yang memiliki peran penting sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa sesuai termaktub dalam Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Fungsi ASN. Khususnya di bidang
pendidikan, guru sangat berperan penting karena selain guru dituntut untuk
memberikan guru karakter dan juga dapat menjadi contoh karakter yang baik
bagi anak didiknya sebagai pelayan publik. Seorang guru berupaya untuk
meningkatkan kualitas dan profesionalitasnya, hal ini sesuai tugas sebagai guru
yang termaktub pada Undang – undang Nomor 14 Tahun 2005 yaitu Guru
adalah guru profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada guru anak
usia dini jalur guru formal, guru dasar, dan guru menengah.3
Namun yang terjadi saat ini, menunjukkan fenomena ASN yang melakukan
pelanggaran, diantaranya adalah pelanggaran disiplin dan pelanggaran
administrasi publik.
Hal diatas membenarkan anggapan masyarakat bahwa kinerja PNS
memang rendah. Sehingga, perlu adanya perombakan besar- besaran dari segi
pembenahan etika ASN itu sendiri, salah satunya melalui Guru dan Pelatihan
dasar (LATSAR) dengan penerapan pola baru yang berfokuskan pada

1 Undang – Undang Republik Indonesia, “Aparatur Sipil Negara”, Nomor 5 Tahun 2014, Pasal 1.
2 Undang – Undang Republik Indonesia, “Aparatur Sipil Negara”, Nomor 5 Tahun 2014, Pasal 3.
3 Undang – Undang Republik Indonesia, “Guru dan Dosen”, Nomor 14 Tahun 2014, Pasal 1.
internalisasi nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi). serta mampu menganalisis dampak apabila
kelima nilai dasar tersebut tidak mampu diaktualisasikan. Hal ini dilakukan
semata-mata agar setiap PNS mampu bekerja secara profesional dan kompeten
pada bidang dan jabatannya masing-masing.
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (UU ASN) yang termaktub pada pasal 63 ayat (3) dan ayat
(4), Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses guru dan pelatihan (Diklat) yang terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme
dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi sesuai bidang dan tugas fungsi
masing-masing.4 Sejalan dengan PERLAN nomor 12 tahun 2018 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil bahwa
setiap peserta wajib untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya pada satuan kerja masing-masing.
ASN dalam bidang guru yaitu tenaga guru mampu menciptakan
pembelajaran yang inovatif. Guru dituntut memiliki kemampuan pedagogik yang
dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Pembelajaran Abad 21
secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan
abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) communication, (2)
collaboration,(3)critical thinking and problem soiving, dan (4) creative and
innovative. Kemampuan yang perlu dicapai peserta didik bukan hanya LOTS
(Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C2 (memahami), MOTS
(Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C4 (menganalisis),
tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills),
yaitu C5 (mengevaluasi) dan C6 (mengkreasi). Untuk mewujudkan hal tersebut,
maka guru sebagai ujung tombang pembelajaran harus mampu merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran yang berkualitas. Sehingga memperoleh hasil
belajar peserta didik yang tidak hanya berorientasi pada kemampuan
pengetahuan saja tetapi juga keterampilan. Sebagai calon ASN diharapkan
dapat membawa perubahan-perubahan di satuan kerjanya masing-masing.

4 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


2
Peningkatan hasil belajar peserta didik merupakan agenda dalam aktualisasi ini.
Khususnya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Fikih. Banyak peserta
didik yang kurang dalam hasil belajar fikih, sehingga dibutuhkan metode yang
cocok untuk meningkatkan hasil belajar fikih. Metode yang digunakan yakni
Market Place Activity, merupakan metode yang menerapkan konsep jual beli
informasi antar peserta didik.
Berkaitan dengan hal diatas, aktualisasi ini mengambil judul tentang
“Peningkatan hasil belajar peserta didik melalui metode market place Activity”
Pengambilan isu ini diharapkan dapat menerapkan habituasi atas Nilai-nilai
Dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS), Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta sebagai alternatif solusi sebagai
upaya membentuk karakter generasi penerus bangsa yang berakhlak.

B. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dalam kegiatan yang akan
dilaksanakan di unit kerja Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro yaitu:
1. Terjalinnya komunikasi dengan baik dengan berbagai pihak.
2. Terciptanya perangkat pembelajaran (RPE, PROTA, PROMES,
SILABUS, RPP, dan alat evaluasi)
3. Terlaksanakannya koordinasi yang baik dengan kepala madrasah dan
guru agar tercipta keharmonisan.
4. Terlaksanakannya kegiatan pretest untuk mengetahui kemampuan peserta
didik
5. Terciptanya media variatif pembelajaran hasil karya peserta didik
6. Terlaksanakannya kegiatan pembelajaran yang inovatif melalui metode
Market Place Activity
7. Terlaksanakannya test akhir (posttest) untuk mengukur prosentase
peningkatan hasil belajar peserta didik

C. Manfaat
1. Bagi organisasi atau instansi kerja, rancangan aktualisasi ini diharapkan
mampu memberikan gambaran terkait isu kontemporer yang terjadi di

3
lingkup instansi serta mampu memberikan alternatif solusi permasalahan
tersebut.
2. Mampu menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS
dalam NKRI saat melaksanakan tugas dan fungsi di satuan kerja masing-
masing
3. Mampu memberikan kontribusi pada satker untuk membawa perubahan ke
arah yang lebih baik
4. Melatih kerja sama di antara guru dan orang tua.
5. Dapat terjun ke masyarakat dengan pribadi yang berakhlakul karimah.
6. Sebagai generasi penerus bangsa yang bermanfaat bagi
masyarakat,bangsa dan agama.
7. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan terkait metode
pembelajaran (Market Place Activity)

D. Ruang Lingkup
Agenda habituasi dan pelaksanaan aktualisasi dilaksanakan selama 30 hari
mulai dari tanggal 27 Oktober – 25 November 2019 di satuan kerja penulis, yaitu
Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro. Dalam pelaksanaan aktualisasi ini,
penulis akan menerapkan nilai-nilai dasar ASN berupa ANEKA.
Ruang lingkup atau batasan dalam tahap rancangan aktualisasi
peningkatan hasil belajar peserta didik mata pelajaran fikih melalui metode
Market Place Activity di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro yaitu:
1. Meminta persetujuan pimpinan selaku mentor tentang pelaksanaan
rencana kegiatan aktualisasi
2. Menyiapkan perangkat UKBM dan RPP
3. Mensosialisasikan metode Market Place Activity
4. Melakukan Pre-Test
5. Membuat media bersama peserta didik
6. Melakukan Proses Pembelajaran
7. Menganalisis hasil test akhir (post-test)

4
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
a. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : MAN 1 BOJONEGORO
Status : Madrasah Aliyah Model
Nss/Nis/Nsm : 131135220001
Akreditasi : A (Bap –Sm No. 164/Bap-S/M/Sk/Xi/201

Tahun 2017-2018 S/D 2021-2022)

Alamat : Jl. Monginsidi No 160 Bojonegoro


No Telp/Fax : (0353) 881320/(0353) 881320
Kecamatan : Kota Bojonegoro
Kode Pos : 62115
Tahun Berdiri : 1980
Program Yang Tersedia : Unggulan, Reguler (Ipa, Ips, Agama)
Waktu Belajar : Pagi-Sore ( 06.45 – 14.30 Wib )
Kabupaten : Bojonegoro
Propinsi : Jawa Timur
Bank Mitra : Bri, Bni 46 & Mandiri
b. Identitas Kepala Madrasah
Nama : M. Saifuddin Yulianto, S.Ag. M.Pd.I
Pendidikan : Pasca Sarjana / S2
Jurusan : Manajemen PAI
c. Sejarah Singkat
Madrasah Aliyah Negeri Bojonegoro, awal kelahirannya
berdasarkan SK Menteri Agama No. 17/1968, pada saat itu bernama SP
IAIN (Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri) yang berstatus
swasta bertempat di Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Lembaga
tersebut didirikan bertujuan untuk menampung pemuda-pemuda dalam
lembaga Islam, karena pada waktu itu dipandang perlu sekali, karena di

5
daerah ini hanya terdapat sebuah lembaga pendidikan Islam tingkat atas
yaitu PGAN.
Kemudian mulai tahun ajaran 1979/1980 statusnya berubah
menjadi Negeri yaitu Madrasah Aliyah Negeri, bertempat di jalan
Monginsidi 160 Bojonegoro. Berdasarkan SK Menteri Agama RI No.
IV/PP.06/KEP/174/1998, tanggal 20 Pebruari 1998 ditetapkan sebagai
Madrasah Aliyah Negeri Model. Sejak resmi menjadi nama Madrasah
Aliyah Negeri Bojonegoro, Madrasah ini telah mengalami rotasi masa
kepemimpinan. Dari kepemimpinan tersebut, maka secara bertahap
Madrasah Aliyah Negeri Bojonegoro mengalami peningkatan kualitas
yang cukup signifikan dengan visi dan misinya.

2. Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisai


a. Visi MAN 1 Bojonegoro
Terwujudnya madrasah mandiri dalam kualitas akademik dan non
akademik serta akhlak karimah dengan visi; Terbimbingnya Insan
Akademis Yang Berkualitas Unggul, Kompetitif, Islami., Motto: “Terus
Belajar, Cerdaskan Diri, Raih Prestasi Dan Kemuliaan”

Untuk memberikan gambaran konkret dan fungsional, maka visi


madrasah dijabarkan ke dalam indikator-indikator sebagai berikut:

1) Menerapkan dan mengembangkan Manajemen Madrasah yang


unggul dan ditopang oleh sumber daya manusia yang bermutu, sistem
manajemen yang komprehensif dan handal dalam seluruh komponen.

2) Menjalankan proses pembelajaran secara profesional dengan multi


pendekatan, multi strategi dan multi media yang memadai, sehingga
dapat mencetak lulusan yang berkualitas unggul dan kompetitif.

3) Senantiasa mengikuti beragam kompetisi ataupun olimpiade secara


sportif pada berbagai bidang, baik di tingkat lokal, regional ataupun
nasional untuk memperkenalkan eksistensi Madrasah.

4) Membangun budaya berprestasi baik bagi guru ataupun peserta didik


dalam iklim yang kondusif, dengan menumbuhkan ”Achievement
Motivation” dan mendorong setiap personal untuk berusaha meraih
6
kejuaraan akademik dan non akademik dalam berbagai level ataupun
tingkatan.

5) Mengintegrasikan tauhid dalam seluruh sistem dan manajemen


madrasah, yang diaktulisasikan secara konsisten dan integral oleh
semua komponen madrasah.

6) Menciptakan suasana kehidupan Islami yang dibangun dan dikelola


atas dasar komitmen yang utuh dan kokoh dalam ikhtiar membina
kehidupan yang bersumber dari ajaran Al-Qur’ani dan Sunnah Nabi.

7) Menjadi pelopor perubahan dan transformasi sosial serta menjadi


model penerapan nilai Islam dalam berbagai aspek kehidupan,
sehingga tercipta masyarakat akademik yang berbudaya, bermartabat
dan berperadaban Islami.

b. Misi MAN 1 Bojonegoro


Secara operasional misi pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Negeri
1 Model Bojonegoro dapat dirumuskan dalam kalimat, “Membina Insan
Akademis Yang Religius, Jujur, Disiplin Dan Bersahabat Serta Memiliki
Komitmen Mengamalkan Ajaran Islam Dalam Segala Aspek Kehidupan
Untuk Mewujudkan Masa Depan Yang Bermutu Dan Mulia”. Misi ini
dijabarkan ke dalam point-point sebagai berikut:

1) Membina anak didik agar memiliki dasar-dasar aqidah, syariah,


keluhuran akhlak, kemampuan akademik, pengalaman dan
keterampilan menuju kemandirian hidup.

2) Mengembangkan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan seni budaya


bernafaskan Islam melalui kegiatan studi lapangan dan penelitian
secara berkesinambungan.

3) Memberikan kasih sayang, dan pelayanan kepada anak didik serta


masyarakat dalam menggali ilmu pengetahuan, teknologi, seni
budaya, dan nilai-nilai Islam yang dapat menuntun perkembangan
individual dalam menjalani hidup yang mandiri, sejahtera dan diridhoi
Allah.

7
4) Membangun ketauladanan, nasehat, hikmah dan kearifan, menjunjung
tinggi nilai Qur’ani dan tradisi Islam yang shohih.

5) Mendidik generasi berpikir dan bersikap mandiri, kritis, kreatif,


pemberani, bertanggung jawab dan beraklak karimah.

6) Mengembangkan minat, etos kerja dan meningkatkan kualitas kerja


dan karya nyata untuk meraih prestasi gemilang yang diridhoi.

7) Meningkatkan kualitas administrasi pendidikan yang efektif efisien.

8) Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk mencapai


prestasi prima.

9) Meningkatkan kualitas partisipasi stakeholder untuk mengembangkan


Madrasah Aliyah menuju keunggulan prestasi.

c. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi MAN 1 Bojonegoro mengacu pada 5 budaya kerja
kementerian agama, antara lain:
1. Integritas
Integritas merupakan keselarasan antara hati, pikiran, perkataan
dan perbuatan yang baik dan benar. Integritas dimaknai sebuah
konsep yang menunjukkan konsistensi antara tindakan dengan nilai
dan prinsip. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan
kebenaran dari tindakan seseorang. Orang yang berintegritas memiliki
ciri-ciri:
a) Bertekad dan berkemauan untuk berbuat yang baik dan benar
b) Berpikiran positif, arif, dan bijaksana dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya
c) Mematuhi perundang-undangan yang berlaku
d) Menolak korupsi, suap atau gratifikasi

Sebaliknya, orang yang tidak berintegritas memiliki ciri-ciri:

a) Melanggar sumpah dan janji jabatan/pegawai


b) Melakukan perbuatan rekayasa atau manipulasi
c) Menerima pemberian dalam bentuk apapun di luar ketentuan

8
2. Profesionalitas
Profesionalitas bekerja secara disiplin, kompeten dan tepat
waktu dengan hasil terbaik. Profesionalitas mencerminkan kompetensi
dan keahlian. Pegawai yang profesional harus dapat mengemban
amanah dengan baik guna memperoleh proses dan hasil yang
maksimal.
Orang yang profesional memiliki ciri-ciri:
a) Melakukan pekerjaan sesuai kompetensi jabatan
b) Disiplin dan bersungguh-sungguh dalam bekerja
c) Melakukan pekerjaan secara terukur
d) Melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
e) Menerima reward dan punishment sesuai dengan ketentuan
Sedangkan, orang yang tidak profesional, memiliki ciri-ciri:
a) Melakukan pekerjaan tanpa perencanaan yang matang
b) Melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan tugas dan fungsi
c) Malas dalam bekerja
d) Melakukan pekerjaan dengan hasil yang tidak sesuai dengan
standar
3. Inovasi
Inovasi artinya menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi
hal baru yang lebih baik. Inovasi sebagai budaya kerja PNS berarti
menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi masyarakat, karena
birokrat bukanlah mesin, oleh karena itu para PNS dituntut untuk
berinovasi dan tidak lagi terjebak dalam rutinitas.
Orang yang memiliki inovasi bercirikan:
a) Selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala dan
berkelanjutan
b) Bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang konstruktif
c) Meningkatkan kompetensi dan kapasitas pribadi
d) Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja
secara efektif dan efisien

9
Orang yang tidak memiliki inovasi bercirikan:
a) Merasa cepat puas dengan hasil yang dicapai
b) Bersikap apatis dalam merespon kebutuhan stakeholder dan user
c) Malas belajar, bertanya dan berdiskusi
d) Bersikap tertutup terhadap ide-ide pengembangan
4. Tanggung jawab
Tanggung jawab artinya bekerja secara tuntas dan konsekuen. Aparatur
Kementerian Agama harus mempunyai kesadaran yang tinggi bahwa
kiprah mereka di Kementerian Agama harus dipertanggungjawabkan,
inilah cara kita untuk selalu membentengi diri kita untuk selalu bertindak
sesuai jalur dalam mengemban kepercayaan dan menjalankan tugas dan
fungsi masing-masing.
Orang yang memiliki tanggung jawab, bercirikan:
a) Menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu
b) Berani mengakui kesalahan, bersedia menerima konsekuensi,
dan melakukan langkah-langkah perbaikan
c) Mengatasi masalah dengan segera
d) Komitmen dengan tugas yang diberikan
Orang yang tidak memiliki tanggung jawab, bercirikan
a) Lalai dalam melaksanakan tugas
b) Menunda-nunda dan/atau menghindari dalam melaksanakan
tugas
c) Selalu merasa benar dan menyalahkan orang lain
d) Menolak resiko atas hasil pekerjaan
e) Memilih-milih pekerjaan sesuai dengan keinginannya pribadi
f) Menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab
5. Keteladanan
Keteladanan artinya menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Keteladanan sebagai budaya kerja pegawai kementerian agama
mengajak kita menyadari bahwa sebagai aparatur Kementerian Agama
harus menjadi suri tauladan di lingkungan masing-masing. Orang yang
memiliki keteladanan, bercirikan:
a) Berakhlak terpuji

10
b) Memberikan pelayanan dengan sikap yang baik, penuh
keramahan, dan adil
c) Membimbing dan memberikan arahan kepada bawahan dan
teman sejawat
d) Melakukan pekerjaan yang baik, dimulai dari diri sendiri
Orang yang tidak memiliki keteladanan, bercirikan
a) Berakhlak tercela
b) Melayani dengan seadanya dan sikap setengah hati
c) Memperlakukan orang berbeda-beda secara subjektif
d) Melanggar peraturan perundang-undangan
e) Melakukan pembiaran terhadap bentuk pelanggaran

11
3. Struktur organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BOJONEGORO

H. SAIFUDDIN YULIANTO, S.Ag., M.Pd.I


KEPALA SEKOLAH

Drs. H. SUPRAPTO ESTEDE, MM H. MAKSUM BUKHORI, SE


KETUA KOMITE KEPALA URUSAN
TATA USAHA

Drs. H. ZAINUL ARIFIN, M.Pd.I Drs. H. PRIYONO, M.Pd.I H. ROLI ABDUL ROKHMAN, M.Ag Drs. H. M. KHOLIQ, M.Pd.I
WAKA HUMAS
WAKA KURIKULUM WAKA SARANA DAN WAKA KESISWAAN
PRASARANA

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

12
B. Deskripsi Isu/ Situasi Problematik MAN 1 Bojonegoro
Berdasarkan pengamatan dan hasil konsultasi, penyusun menemukan
beberapa isu yang sedang terjadi di MAN 1 Bojonegoro yaitu:
1. Rendahnya kedisiplinan dalam pengumpulan tugas
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh dalam melakukan pekerjaan
tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Kedisiplinan peserta didik
dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) peserta didik terhadap aturan
(tata tertib) yang ada di sekolah. Tidak hanya aturan, namun tugas-tugas
yang diberikan oleh guru dapat dijadikan indikator kedisiplinan peserta
didik dalam menyelesaikan tugasnya. Akan tetapi realita saat ini disiplin
peserta didik di Sekolah sangat jauh dari yang diharapkan, Hal ini terjadi
masih kurangnya kesadaran dari diri dalam melaksanakan apa yang
menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang peserta didik. Berdasarkan
observasi penulis, peserta didik di MAN 1 Bojonegoro mayoritas
menyelesaikan tugas rumah di sekolahan, dengan berbagai alasan
diantaranya rutinitas ekstrakurikuler yang padat, banyak tugas yang
menumpuk dan alasan klasik yang sering digunakan oleh peserta didik
yaitu “lupa”. Apapun alasan pembenaran yang diberikan oleh peserta
didik, hal itu membuktikan bahwa mereka tidak memiliki sikap
kedisiplinan untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing.
2. Kurangnya optimalisasi penggunaan handphone sebagai salah satu
sarana e-learning.
Saat ini, proses kegiatan pembelajaran menekankan kepada
pemanfaatan teknologi informasi.Hal berdampak pada kebijakan di MAN
1 Bojonegoro yaitu diperbolehkannya peserta didik membawa
handphone saat kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan dapat
mendukung kegiatan pembelajaran.Namun tidak semua peserta didik
memiliki kuota internet sehingga saat harus digunakan untuk kegiatan
pembelajaran tidak dapat difungsikan.Ditambah dengan adanya peserta
didik yang menyalahgunakan handphone tersebut.
Idealnya madrasah menyediakan akses internet yang dapat
dijangkau oleh seluruh peserta didik sehingga dapat dimanfaatkan dalam

13
kegiatan pembelajaran dan dapat meminimalisir penyalahgunaan
handphone.
3. Rendahnya literasi peserta didik.
Rendahnya literasi merupakan fenomena umum di negeri ini, hal ini
di sebabkan oleh masyarakat yang kurang sadar akan manfaatnya.
Kasus ini juga terjadi di MAN 1 Bojonegoro, sebagian peserta didik
kurang memiliki motivasi untuk meningkatkan literasinya khususnya
literasi terkait dengan fikih. Indikasi mengenai isu ini adalah minimnya
pengetahuan peserta didik tentang fikih, khususnya materi pembelajaran
fikih.
4. Kurangnya minat belajar peserta didik pada mata pelajaran fikih.
Fikih merupakan bidang ilmu dalam syariat islam yang secara
khusus membahas persoalan hukum yang mengatur segala aspek
kehidupan. Mata pelajaran Fikih sudah ada dalam mata pelajaran
Madrasah mulai jenjang Ibtidaiyah hingga tingkat Aliyah. Bagi peserta
didik yang sudah menerima mata pelajaran Fikih di sekolah sebelumnya
maka pembelajaran fikih dianggap sebagai pembelajaran yang monoton
dan membosankan oleh peserta didik karena beberapa peserta didik dan
bagi peserta didik yang baru mengenal, maka mata pelajaran fikih ada
hal yang baru. Pandangan tersebut terjadi karena metode yang
digunakan pada umumnya bersifat konvensional, kurangnya budaya
literasi yang berkaitan dengan pelajaran fikih dan juga minimnya
penggunaan media pembelajaran, dan kurangnya motivasi dari keluarga.

5. Rendahnya hasil belajar fikih


Hasil belajar merupakan indikator yang paling terlihat dalam mengukur
keberhasilan pembelajaran. Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai
atau diperoleh peserta didik berkat adanya usaha atau fikiran yang mana
hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan
sehingga nampak pada diri indivdu. Setelah suatu proses belajar
berakhir, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Hasil belajar

14
digunakan untuk mengetahui sebatas mana peserta didik dapat
memahami serta mengerti materi tersebut. Di MAN 1 Bojonegoro hasil
belajar masih berorientasikan pada hasil (nilai), padahal hasil belajar
tidak hanya diukur melalui hasil saja namun juga kemampuan peserta
didik untuk memahami keseluruhan proses pembelajaran.
6. Belum optimalnya sarana dan prasarana penunjang media
pembelajaran.
Tercapainya tujuan pembelajaran juga disebabkan oleh pemanfaatan
media pembelajaran, sehingga dalam hal ini pihak madrasah dituntut
untuk terus meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang
kegiatan pembelajaran.Belum optimalnya sarana prasarana penunjang
media pembelajaran disebabkan oleh terbatasnya ketersedian sarana
dan prasarana seperti LCD Proyektor.Selain itu juga keengganan dari
sebagian guru untuk memanfaatkan media pembelajaran dalam kegiatan
pembelajaran.
7. Pelaksanaan sistem SKS yang belum berjalan maksimal
MAN 1 Bojonegoro merupakan satu-satunya Madrasah Aliyah di
Bojonegoro yang menggunakan SKS (Sistem Kredit Semester). Sistem
kredit semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan
yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata
pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Sistem
SKS ini sudah berjalan dengan baik di MAN 1 Bojonegoro, namun ada
beberapa kendala sehingga tidak berjalan dengan maksimal. Seperti,
peserta didik masih kesulitan dalam pengisian form awal semester
(menentukan beban belajar) sehingga masih membutuhkan bantuan dari
pembina akademik masing-masing (walikelas), sistem SKS mewajibkan
peserta didik dan guru menggunakan UKBM (Unit Kegiatan Belajar
Mandiri), tetapi dalam kenyataannya masih ada yang menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS). Selain itu dengan menggunakan sistem SKS
seharusnya dapat menilai kecepatan dan ketepatan peserta didik, namun
pada kenyataannya digunakan oleh peserta didik sebagai tempat copy
paste jawaban milik temannya.

15
C. Analisis Isu
Mengacu pada beberapa deskripsi isu, maka perlu dilakukan analisis
isu untuk menentukan kriteriadan kualitas isu. Analisis ini dilakukan untuk
mendapatkan kualitas isu yang dinilai paling urgen. Melalui analisi isu akan
didapatkan sebuah isu yang dapat dikategorikan sebagai isu aktual.Analisis
kriteria/ urgensi isu menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan), sementara untuk menentukan kualitas isu dengan
menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Analisis AKPK :
1. Aktual (A) : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan (K) : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik (P) : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga
perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin
4. Kelayakan (K) : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Tabel 2.1 Indeks penilaian AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat Pengaruhnya
3 Sedang Pengaruhnya
2 Kurang Pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 2.2 Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis AKPK


No ISU A K P K JML PERINGKAT
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1 Rendahnya kedisiplinan
dalam pengumpulan 3 3 3 4 13 6
tugas
2 Kurangnya optimalisasi
penggunaan handphone 4 3 4 4 15 3
sebagai salah satu
sarana e-learning
3 Rendahnya literasi 3 3 3 4 13 5
membaca peserta didik

16
4 Kurangnya minat belajar 3 3 4 4 14 4
peserta didik pada mata
pelajaran fikih
5 Rendahnya hasil belajar 5 4 4 5 18 1
fikih
6 Belum optimalnya 3 4 3 3 13 7
sarana dan prasarana
penunjang media
pembelajaran
7 Pelaksanaan sistem SKS 4 4 3 5 16 2
yang belum berjalan
maksimal

Setelah mendapatkan 3 nilai tertinggi melalui analisis AKPK, kemudian dilakukanlah


analisis lanjutan dengan menggunakan alat analisis USG untuk mengetahui kualitas
isu.
1. Urgency (U) : Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
2. Seriousness (S): Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan
3. Growth (G) : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian menggunakan alat analisis USG dilakukan dengan menggunakan
nilai dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5. Semakin tinggi nilai menunjukkan
bahwa isu tersebut sangat urgen dan harus menjadi prioritas untuk segera
diselesaikan.
Tabel 2.3 Analisis Kualitas Isu dengan Alat Analisis USG
No. MASALAH U S G JML PERINGKAT
1 Kurangnya optimalisasi
penggunaan handphone 4 5 4 13 2
sebagai salah satu sarana e-
learning
2 Rendahnya hasil belajar fikih 5 5 4 14 1

3 Pelaksanaan sistem SKS 4 4 4 12 3


yang belum berjalan
maksimal

17
Hasil kualitas isu melalui metode analisis USG menunjukkan bahwa isu
rendahnya hasil belajar peserta didik mata pelajaran fikih merupakan isu dengan
kualitas tertinggi. Setelah memperoleh core issue, penulis membuat mind
mapping untuk mengetahui seberapa besar isu patut untuk diangkat dan dicari
solusinya.

Gambar 2.2 Mind Mapping core issue

Minat
Motivasi

Faktor Internal

Kesehatan

Rendahnya hasil
belajar mata
Metode pelajaran Fikih

Faktor Eksternal

Sumber belajar
Lingkungan
Media

Dari gambar tersebut penulis dapat simpulkan, core isue yang diangkat
“Rendahnya hasil belajar peserta didik mata pelajaran Fikih” dapat terjadi karena
dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Banyak cara yang
dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik jika melihat mind
mapping diatas.

D. Argumentasi terhadap Core Issue


Isu yang terpilih untuk diselesaikan adalah “rendahnya hasil belajar fikih
peserta didik”. Isu ini layak untuk diselesaikan dibanding dengan isu-isu yang lain
dikarenakan isu tersebut begitu mendesak untuk ditindaklanjuti, jika isu tersebut

18
diabaikan, maka akan membuat peserta didik semakin menurun hasil belajar
dan pemahaman materi pembelajaran, hal ini akan menyebabkan kesulitan yang
berkelanjutan jika tidak segera diselesaikan. Dalam peran dan kedudukan kita
sebagai ASN maka sudah menjadi kewajiban kita untuk memberikan pelayanan
kepada peserta didik agar terbentuk karakter yang cerdas, dari hal tersebut saya
bermaksud memberikan kegiatan pembelajaran kepada peserta didik dengan
menggunakan metode Market Place Activity. Peserta didik mampu meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran Fikih, hal ini akan mampu mewujudkan visi dan misi
Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro.
Dari segi pelayanan publik, dengan adanya kegiatan pembelajaran dengan
metode Market Place Activity diharapkan adanya perubahan dalam peningkatan
hasil belajar mata pelajaran Fikih. Program ini diharapkan mampu mewujudkan
visi dan misi lembaga. Hal utama untuk mencapainya dalam Manajemen ASN di
lingkungan sekolah yang diisi oleh sumber daya manusia yang berkualitas,
kompeten serta religius, terutama sebagai guru bidang Fikih. Tentu saja secara
internal semua elemen di sekolah dan wali peserta didik harus bersinergi dan
bekerjasama untuk membentuk anak yang cerdas.

E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS


Nilai-nilai dasar profesi PNS ada 5 yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Kelimanya disingkat menjadi ANEKA.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu
akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada
hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas
memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.

19
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu
pertama, untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); kedua,
untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional); ketiga, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar).
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
aspek yang harus diperhatikan yaitu : Kepemimpinan, Transparansi,
Integritas, Tanggung Jawab (responsibilitas), Keadilan, Kepercayaan,
Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan;menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara;bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
serta tidak merasa rendah diri;mengakui persamaan derajat, persamaan
hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa;menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia;mengembangkan sikap tenggang rasa.
Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang
kuat dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Jiwa nasionalisme
Pancasila ini harus menjadi dasar dan mengilhami setiap gerak-langkah
dan semangat bekerja untuk bangsa dan negara. Untuk itu setiap Pegawai
Negeri Sipil sebagai bagian dari ASN harus menantiasa taat menjalankan
nilai-nilai Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan semangat
nasionalisme yang kuat menjalankan tugasnya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Nilai–nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam nasionalisme
antara lain:

20
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia
c. Nilai Persatuan Indonesia
d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
e. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
f. Kerja Keras
g. Disiplin
h. Tidak Diskriminatif
i. Cinta tanah air
j. Rela Berkorban

3. Etika Publik
Etika lebih difahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik
atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan
pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi,
dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik (Haryatmoko, 2001).
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

21
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan
produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai
pesaing (competitors).
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut:
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients;
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar customers/clients tetap setia;
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
d. Meradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients maupun
perkembangan teknologi;
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan;

22
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai
cara, antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi, dan benchmark.
Indikator nilai-nilai yang terkandung dalam komitmen mutu adalah
sebagai berikut: tepat waktu, sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur),
akurasi, kerjasama, cepat dan tepat, tanggap, evaluasi, cermat,
melakukan yang terbaik, profesional, menerima pembaharuan, dan tidak
mempersulit.

5. Anti Korupsi
Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk kepentingan
pribadi yg merugikan publik dengan cara-cara yang bertentangan dg
ketentuan hukum yang berlaku (Wijayanto dan Zachri, 2010). Dalam
UU/31/1999 jo. UU/20/2001 pelaku korupsi adalah setiap orang yg secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau badan korporasi yg dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.
Jenis-jenis korupsi adalah: (a) merugikan keuangan negara; (b) suap-
menyuap; (c) penggelapan dalam jabatan; (d) pemerasan; (e) perbuatan
curang; (f) benturan kepentingan dalam pengadaan; dan (g) gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi yaitu sebagai berikut:
a. Jujur: berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran
b. Peduli: ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain
yaitu dengan memposisikan diri pada posisi orang lain tersebut.
c. Mandiri: kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan
sesaat. Kaitannya dengan nilai dasar profesi PNS, misalnya adalah
dengan mengerjakan pekerjaan individu secara mandiri dan tidak
melimpahkannya kepada orang lain.

23
d. Berani: berani untuk mengatakan dan melaporkan kepada atasan atau
pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan
kesalahan
e. Tanggungjawab: berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita
kerjakan dalam bentuk apapun.
f. Disiplin: menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
peraturan yang mengatur.
g. Kerja keras: bekerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai,
peluang untuk korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu)
menjadi lebih kecil.
h. Sederhana: menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah
ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita.
i. Adil: memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi dengan
tidak membeda-bedakan orang dari golongan apapun.

24
F. Matriks Rancangan
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik melalui Metode Market Place Activity
di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro

Unit Kerja : Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro


Identifikasi Isu :
1. Rendahnya kedisiplinan dalam pengumpulan tugas
2. Kurangnya optimalisasi penggunaan handphone sebagai salah satu sarana e-learning
3. Rendahnya literasi membaca peserta didik
4. Kurangnya minat belajar peserta didik pada mata pelajaran fikih
5. Rendahnya hasil belajar fikih
6. Belum optimalnya sarana dan prasarana penunjang media pembelajaran
7. Pelaksanaan sistem SKS yang belum berjalan maksimal
Isu yang Diangkat : Rendahnya hasil belajar peserta didik mata pelajaran Fikih
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Fikih melalui Metode Market Place Activity

Tabel 2.3 Matrik Kegiatan


N Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Pemaknaan Nilai ANEKA Visi Misi Organisasi Nilai organisasi Time
o seche
dule
1 Meminta persetujuan - Membuat jadwal Diperolehnya Akuntabilitas: Visi : Integritas:
pimpinan selaku mentor konsultasi persetujuan Meminta persetujuan tentang Terbimbingnya Insan berkemauan untuk
tentang pelaksanaan - Menyampaikan pelaksanaan pelaksanaan kegiatan Akademis Yang berbuat benar sesuai
rencana kegiatan kegiatan aktualisasi kegiatan aktualisasi aktualisasi, menerima masukan Berkualitas Unggul, dengan rancangan
aktualisasi - Menerima masukan dan saran perbaikan dalam Kompetitif, Islami. yang sudah
dan saran Bukti fisik: pelaksanaan kegiatan diseminarkan
- Memperbaiki kegiatan  Lembar Misi:
sesuai saran mentor persetujuan Nasionalisme : “Membina Insan Profesionalitas:
- Meminta persetujuan  Foto dokumentasi melaksanakan konsultasi dan Akademis Yang Mengerjakan tugas
mentor  Notulensi meminta persetujuan dengan Religius, Jujur, Disiplin sesuai posisi, peran,
cara musyawarah mufakat dan Dan Bersahabat Serta dan keterampilan
menerapkan etos kerja positif Memiliki Komitmen
Mengamalkan Ajaran Inovasi :
Etika Publik : Islam Dalam Segala Memperbaiki kegiatan/

25
Melakukan komunikasi secara Aspek Kehidupan agenda yang belum
santun dan menaati prosedur Untuk Mewujudkan dikerjakan dengan
Masa Depan Yang baik dan maksimal
Komitmen Mutu : Bermutu Dan Mulia”. Tanggungjawab:
Memelihara komunikasi dengan Dengan segera
mentor dan terintegrasi dengan Melalui kegiatan ini memperbaiki
komponen organisasi akan tercipta rancangan sesuai
kedisiplinan antara masukan dari mentor
Anti korupsi : guru dan kepala
Berani menyampaikan pendapat madrasah selaku Keteladanan:
tentang ide dalam kegiatan mentor Memberi teladan
aktualisasi dengan mengerjakan
dan menyelesaikan
tugas sesuai komitmen
Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:
- Aktualisasi akuntabilitas dalam hal meminta persetujuan tentang pelaksanaan kegiatan aktualisasi, menerima masukan dan saran perbaikan dalam pelaksanaan
kegiatan. Analisis dampak jika nilai akuntabilitas tidak ada dalam kegiatan ini, maka kegiatan aktualisasi tidak dapat dilakukan karena tidak memperoleh masukan dan
saran perbaikan dari mentor.
- Aktualisasi nasionalisme ialah dengan melaksanakan konsultasi dan meminta persetujuan dengan cara musyawarah mufakat dan menerapkan etos kerja positif.
Analisis dampakjika nilai nasionalismetidak ada dalam kegiatan ini, maka tidak akan didapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang dan tidak akan tercapai
mufakat
- Aktualisasi etika publik diwujudkan dengan cara melakukan komunikasi secara santun dan menaati prosedur yang berlaku. Analisis dampakjika nilai etika publiktidak
ada dalam kegiatan ini, maka akan dapat melanggar prosedur kerja yang diterapkan oleh instansi dan komunikasi akan berjalan tidak efektif
- Aktualisasi komitmen mutu dilakukan dengan caramemelihara komunikasi dengan atasan dan terintegrasi dengan komponen organisasi. Analisis dampak jika nilai
komitmen mutu tidak ada dalam kegiatan ini, maka tidak akan terjadi integrasi yang baik dengan komponen organisasi.
- Aktualisasi anti korupsi adalah Berani menyampaikan pendapat tentang ide dalam kegiatan aktualisasi . Analisis dampak jika nilai anti korupsi tidak ada dalam
kegiatan ini, maka ide dalam kegiatan aktualisasi tidak dapat berkembang.

2 Menyiapkan perangkat  Menganalisis KI Terciptanya Akuntabilitas: Visi : Integritas:


Pembelajaran (RPE, dan KD perangkat berorientasi pada hasil, bekerja Terbimbingnya Insan Menyampaikan
PROTA, PROMES,  Menentukan pembelajaran secara efektif, dan hasil Akademis Yang informasi secara
SILABUS, RPP, dan alat indikator (RPE, PROTA, kegiatan dapat dipertanggung Berkualitas Unggul, benar kepada
evaluasi) PROMES, jawabkan Kompetitif, Islami. rekan guru fikih
 Menentukan
SILABUS, RPP, lainnya.
metode
dan alat evaluasi) Nasionalisme : Misi:
pembelajaran
mendahulukan musyawarah “Membina Insan Profesionalitas:
 Menentukan model mufakat dan menunjukkan etos Akademis Yang Melaksanakan tugas
pembelajaran

26
 Menentukan media Bukti Fisik: kerja positif Religius, Jujur, Disiplin yang telah diberikan
pembelajaran - Foto kegiatan Dan Bersahabat Serta secara disiplin dan
 Menentukan - Dokumen Etika Publik: Memiliki Komitmen sungguh-sungguh
metode yang UKBM membuktikan profesionalitas, Mengamalkan Ajaran Inovasi:
digunakan adalah - Dokumen RPP menghargai komunikasi dua Islam Dalam Segala Bersikap terbuka
Market Place - Dokumen arah yang efektif, dan Aspek Kehidupan dalam menerima
Activity analisis KI dan mendorong pencapaian hasil Untuk Mewujudkan masukan dari rekan
KD Masa Depan Yang guru fikih lainnya.
 menyusun
Komitmen Mutu : Bermutu Dan Mulia”. Menggunakan metode
perangkat
bersedia menerima kritik dan yang kreatif dan
Pembelajaran
saran, menerapkan kecepatan menarik
(RPE, PROTA,
dan ketepatan, menghasilkan Melalui kegiatan ini
PROMES,
kompetensi yang sesuai, dan sebagai bentuk Tanggungjawab:
SILABUS, RPP,
membuktikan dedikasi dan komitmen guru untuk Berkomitmen dengan
dan alat evaluasi)
loyalitas pada instansi mewujudkan masa tugas yang telah
depan yang bermutu diberikan
Anti korupsi : melalui pembuatan
komitmen integritas, laporan RPP dan UKBM Keteladanan:
sesuai dapat dibuktikan dan Berperilaku baik saat
dipertanggung jawabkan. melaksanakan
koordinasi dengan
rekan guru fikih
lainnya.

Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:
- Aktualisasi akuntabilitas dicapai melalui penerapan kegiatan yang berorientasi pada hasil, bekerja secara efektif, dan hasil kegiatan dapat dipertanggung jawabkan.
Analisis dampak jika nilai akuntabilitastidak ada dalam kegiatan ini, maka penetapan hasil analisis jabatan tidak dapat disahkan dan dipertanggung jawabkan pada
pejabat instansi yang berwenang
- Aktualisasi nasionalisme adalah hal ini ialah dengan cara mendahulukan musyawarah mufakat dan menunjukkan etos kerja positif. Analisis dampak jika nilai
nasionalismetidak ada dalam kegiatan ini, maka etos kerja akan lemah yang kemudian berdampak buruk terhadap target kegiatan
- Aktualisasi etika publik dalam kegiatan inidibuktikan dengan cara menunjukkan profesionalitas, menghargai komunikasi dua arah yang efektif, dan mendorong
pencapaian hasil. Analisis dampak jika nilai etika publiktidak ada dalam kegiatan ini, maka pelaksana kegiatan tidak akan memiliki profesionalisme dan tidak terdorong
untuk melakukan pencapaian hasil sesuai target
- Aktualisasi komitmen mutu dilakukan dengan teknikbersedia menerima kritik dan saran, menerapkan kecepatan dan ketepatan, menghasilkan kompetensi yang sesuai,
dan membuktikan dedikasi dan loyalitas pada instansi. Analisis dampak jika nilai komitmen mutu tidak ada dalam kegiatan ini, maka kegiatan tidak dapat dilaksanakan
dengan cepat dan tepat.
- Aktualisasi anti korupsikomitmen integritas, laporan sesuai dapat dibuktikan dan dipertanggung jawabkan.Analisis dampak jika nilai anti korupsitidak ada dalam

27
kegiatan ini, maka pelaksana kegiatan memiliki integritas yang lemah dan laporan hasil analisis jabatan tidak dapat dipertanggung jawabkan sebagaimana mestinya.

3 Mensosialisasikan  Membuat grup Tersosialisasikanny Akuntabilitas Visi : Integritas


metode Market Place WhatsApp (WA) a metode Market Mengapresiasi rekan kerja Terbimbingnya Insan Mensosialisasikan
Activity kepada guru  Menentukan jadwal Place Activity sesama guru fikih dalam Akademis Yang metode-metode baru
senior mata pelajaran pertemuan kepada guru senior mensosialisasikan metode Berkualitas Unggul, untuk memperkaya
Fikih  Mengundang guru mata pelajaran Market Place Activity dengan Kompetitif, Islami. pengetahuan guru fikih
senior mata pelajaran Fikih cara ikut serta dalam kegiatan lainnya
fikih Misi:
 Mensosialisasikan Bukti fisik: Nasionalisme “Membina Insan Profesionalitas
metode Market Place - Foto kegiatan Berkerja sama memajukan Akademis Yang Berani
Activity pada mata - Notulensi pendidikan Indonesia dengan Religius, Jujur, Disiplin mesosialisasikan di
pelajaran Fikih - Absensi cara mempelajari metode- Dan Bersahabat Serta depan guru fikih
metode yang relevan dengan Memiliki Komitmen lainnya
perkembangan zaman Mengamalkan Ajaran
(contohnya: metode Market Islam Dalam Segala Inovasi
Place Activity) Aspek Kehidupan Menggunakan metode
Untuk Mewujudkan yang kreatif dan
Etika Publik Masa Depan Yang inovatif
Mengutamakan kebersamaan Bermutu Dan Mulia”.
antar sesama guru fikih dalam Tanggungjawab
mengembangkan metode Melalui kegiatan ini Mensosialisasikan
pembelajaran. dapat terjalin metode Market Place
perrsahabatan yang Activity dengan jelas
Komitmen Mutu baik antar sesama dan tuntas
Metode Market Place Activity guru fikih
merupakan salah satu bentuk Keteladanan
inovasi metode Berperilaku baik saat
pembelajaranuntuk melaksanakan
meningkatkan mutu pendidikan sosialisasi dengan
peserta didik rekan guru fikih
lainnya.
Anti korupsi
Memberikan penilaian dan saran
terkait metode Market Place
Activity dengan adil
Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:
- Aktualisasi akuntabilitas dicapai dengan cara mengapresiasi rekan kerja sesama guru fikih dalam mensosialisasikan metode Market Place Activity. Analisis dampak
jika nilai akuntabilitas tidak ada dalam kegiatan ini, maka rekan kerja sesama guru tidak mengetahui tentang metode Market Place Activity, pembendaharaan metode-

28
metode dalam pembelajaran tidak berkembang.
- Aktualisasi nasionalisme ialah dengan berkerja sama memajukan pendidikan Indonesia dengan cara mempelajari metode-metode yang relevan dengan perkembangan
zaman (contohnya: metode Market Place Activity). Analisis dampak jika nilai nasionalisme tidak ada dalam kegiatan ini, maka hubungan kerja sama sesama guru mata
pelajaran fikih tidak terbangun dengan baik.
- Aktualisasi etika publik dalam kegiatan ini dibuktikan dengan Mengutamakan kebersamaan antar sesama guru fikih dalam mengembangkan metode pembelajaran.
Analisis dampak jika nilai etika publik tidak ada dalam kegiatan ini, maka sulit untuk membentuk hubungan yang solid antar sesama guru fikih.
- Aktualisasi komitmen mutu dilakukan dengan cara mencari / membuat metode pembelajaran yang inovasi untuk meningkatkan mutu pendidikan peserta didik.
Analisis dampak jika nilai komitmen mutu tidak ada dalam kegiatan ini, maka metode yang digunakan oleh guru masih sama menggunakan metode konvensional (tidak
ada perkembangan dari sebelumnya)
- Aktualisasi anti korupsi dilakukan dengan cara Memberikan penilaian dan saran terkait metode Market Place Activity dengan adil. Analisis dampak jika nilai anti
korupsi tidak ada dalam kegiatan ini, maka tidak dapat mengetahui kekurangan dari metode Market Place Activity.
4 Melaksanakan Pre-test  Melakukan koordinasi Terwujudnya Akuntabilitas: Visi : Integritas dan
dengan rekan guru kegiatan pre-test Transparan dan tanggung jawab Terbimbingnya Insan Tanggungjawab:
fikih lainnya tentang peserta didik dalam membuat soal pre- test Akademis Yang Menanamkan sikap
soal test Berkualitas Unggul, integritas dan
 Menyiapkan soal test Bukti fisik: Nasionalisme : Kompetitif, Islami. tanggung jawab dalam
yang sesuai dengan - Print out soal Adanya kebersamaan / pelaksanaan pre-test
indikator sebelumnya pre-test koordinasi antar guru fikih Misi:
 Menyiapkan lembar - Foto sebelum pembuatan soal pre- “Membina Insan Profesionalitas dan
jawaban pre-test pelaksanaan test. Akademis Yang Keteladanan:
 Melakukan kegiatan pre-test Religius, Jujur, Disiplin Melaksanakan
pre-test sebelum Etika Publik : Dan Bersahabat Serta kegiatan pre-test
pembelajaran dimulai Sopan dalam berkomunikasi / Memiliki Komitmen dengan menjunjung
koordinasi dengan rekan guru Mengamalkan Ajaran tinggi sikap profesional
fikih lainnya. Serta bertanggung Islam Dalam Segala sehingga dapat
jawab atas kesepakat bersama. Aspek Kehidupan menjadi keteladanan.
Komitmen Mutu : Untuk Mewujudkan Inovasi:
Menyiapkan soal pre-test Masa Depan Yang Mengerjakan soal pre-
semata-mata bertujuan untuk Bermutu Dan Mulia”. test dengan berbagai
mengevaluasi kualitas cara dan tahapan
intelektual peserta didik Dengan Pre-test dengan berdasarkan
menajarkan kepada kemampuan setiap
Anti korupsi : peserta didik untuk peserta didik.
Tanggung jawab dan bekerja mengerajakan dengan
keras dalam melaksanakan jujur.
penyusunan soal pre-test.
Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:
- Aktualisasi akuntabilitas dicapai melalui transparan dan tanggung jawab dalam membuat soal pre- test. Analisis dampak jika nilai akuntabilitastidak ada dalam
kegiatan ini, maka soal tersebut tidak sesuai indikator pencapaian, sehingga kegiatan tes ini tidak mencapai hasil yang maksimal.

29
- Aktualisasi nasionalisme ialah dengan kebersamaan / koordinasi antar guru fikih sebelum pembuatan soal pre-test. Analisis dampak jika nilai nasionalisme tidak ada
dalam kegiatan ini, maka akan menimbulkan perbedaan persepsi sehingga soal tersebut blm bisa dikatakan valid untuk peserta didik.
- Aktualisasi etika publik dalam kegiatan ini dibuktikan dengan Sopan dalam berkomunikasi / koordinasi dengan rekan guru fikih lainnya. Serta bertanggung jawab atas
kesepakat bersama. Analisis dampak jika nilai etika publik tidak ada dalam kegiatan ini, maka akan menimbulkan egois sehingga tidak bisa menciptakan hasil mufakat
untuk soal tes.
- Aktualisasi komitmen mutu dilakukan dengan cara menyiapkan soal pre-test semata-mata bertujuan untuk mengevaluasi kualitas intelektual peserta didik. Analisis
dampak jika nilai komitmen mutu tidak ada dalam kegiatan ini, maka hilangnya usaha untuk meningkatkan prestasi siswa setiap tahunnya sehingga kualitas peserta
didik tidak bisa ditingkatkan.
- Aktualisasi anti korupsi dilakukan dengan cara Tanggung jawab dan bekerja keras dalam melaksanakan penyusunan soal pre-test. Analisis dampak jika nilai anti
korupsi tidak ada dalam kegiatan ini, maka tidak akan ada soal tes yang akurat, sehingga prestasi siswa tidak meningkat secara maksimal.
5 Membuat media variatif  Mengumpulkan bahan Media Akuntabilitas Visi : Integritas Inovasi:
bersama peserta didik dan alat yang pembelajaran Setiap kelompok bertanggung Terbimbingnya Insan Menghasilkan produk
diperlukan untuk peserta didik jawab atas tugasnya masing- Akademis Yang media pembelajaran
membuat media masing Berkualitas Unggul, yang inovatif
pembelajaran peserta Bukti fisik: Kompetitif, Islami.
didik - Dokumen media Nasionalisme
 Membentuk kelompok pembelajaran Bekerjasama antar sesama Misi: Profesionalitas:
peserta didik - Foto media anggota kelompok untuk “Membina Insan Berusaha semaksimal
 Melakukan koordinasi pembelajaran menyelesaikan tugas tepat Akademis Yang mungkin membuat
dengan kelompok - Foto pembuatan waktu Religius, Jujur, Disiplin media pembelajaran
peserta didik media Dan Bersahabat Serta yang inovatif
 Membagi materi pembelajaran Etika Publik Memiliki Komitmen
pembahasan setiap Dalam kelompok tidak ada sifat Mengamalkan Ajaran Tanggungjawab:
kelompok egois, saling membutuhkan satu Islam Dalam Segala Menyelesaikan tugas
 Media pembelajaran sama lain Aspek Kehidupan tepat waktu
peserta didik siap Untuk Mewujudkan
untuk digunakan Komitmen Mutu Masa Depan Yang Keteladanan:
Membuat media pembelajaran Bermutu Dan Mulia”. Bergotongroyong
yang inovatif royong dan bersikap
Peserta didik mampu sopan santun antar
Anti korupsi menghasilkan media sesama anggota
Menggunakan biaya yang pembelajaran yang kelompok
secukupnya untuk membeli alat kreatif,inovatif dan
dan bahan media pembelajaran variatif meruapakn
bentuk perilaku untuk
mewujudkan masa
depan yang bermutu

30
Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:
- Analisis dampak jika nilai akuntabilitas tidak ada dalam kegiatan ini, maka pembuatan media pembelajaran tidak akan pernah selesai karena setiap anggota tidak
mengetahui tugasnya masing-masing
- Analisis dampak jika nilai nasionalisme dan etika publiktidak ada dalam kegiatan ini, maka setiap anggota memiliki sikap egois dan mementingkan diri sendiri
- Analisis dampak jika nilai komitmen mutu tidak ada dalam kegiatan ini, maka tidak akan terbentuk media pembelajaran yang kreatif dan inovatif
- Analisis dampak jika nilai anti korupsi tidak ada dalam kegiatan ini, maka penggunaan biaya yang berlebihan (boros)
6 Melakukan Proses  Melakukan kegiatan Terwujudnya Akuntabilitas: Visi : Integritas:
Pembelajaran dengan pendahuluan (salam, kegiatan Adanya kejelasan terlaksanaya Terbimbingnya Insan Informasi yang di
metode Market Place do’a,cek kehadiran, pembelajaran yang kegiatan belajar mengajar (KBM) Akademis Yang presentasikan oleh
Activity memberi motivasi) kreatif dan inovatif yang netralis dan tanggung jawab Berkualitas Unggul, peserta didik benar
 Melakukan kegiatan Kompetitif, Islami. adanya dan jelas
inti (berkelompok ) Bukti Fisik: Nasionalisme : sehingga teman-
dengan menggunakan - Foto kegiatan Adanya nilai beryukur kepada Misi: temannya mudah
metode Market Place - Penilaian Tuhan YME, dan menimbulkan “Membina Insan memahami.
Activity: keaktifan siswa kerjasama, gotong royong antar Akademis Yang
- Setiap kelompok harian anggoota dalam kelompok Religius, Jujur, Disiplin Profesionalitas:
membagi anggota Dan Bersahabat Serta Peserta didik
kelompok yang Etika Publik : Memiliki Komitmen melaksanakan tugas
bertugas sebagai Peserta didik memiliki sikap Mengamalkan Ajaran yang telah diberikan
penjual sopan dan saling menghargai Islam Dalam Segala secara disiplin dan
(mempresentasik dalam berkomunikasi dengan Aspek Kehidupan sungguh- sungguh
an hasil media antar anggota, antar kelompok, Untuk Mewujudkan
yang telah dibuat serta dengan pendidik. Masa Depan Yang Inovasi:
pada kegiatan Bermutu Dan Mulia”. Berani menyajikan
sebelumnya) Komitmen Mutu : hasil diskusinya di
- Anggota cermat dalam pemilihan metode Menggunakan metode depan rekan-rekan
kelompok lainnya pembelajaran dan media Market Place Activity lainnya.
bertugas sebagai pembelajaran sehingga menjadi usaha utama
pembeli (membeli menciptakan mutu intelektual untuk mewujudkan Tanggungjawab:
informasi dari siswa yang maksimal. masa depan yang Berkomitmen dengan
kelompok lainnya) bermutu tugas yang telah
 Melakukan kegiatan Anti korupsi : diberikan oleh
penutup Peserta didik memiliki tanggung gurunya.
(menyimpulkan jawab dan kerja keras
kegiatan melaksanakan tugas yang telah Keteladanan:
pembelajaran dan diamanatkan Berperilaku baik antar
berdoa) peserta didik ketika
 Kegiatan berdiskusi dengan
pembelajaran berjalan teman-teman

31
dengan kreatif dan kelompoknya,
inovatif menghormati gurunya
jika mengutarakan
pertanyaan .

Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:
- Aktualisasi akuntabilitas dicapai melalui terlaksanaya kegiatan belajar mengajar (KBM) yang netralis dan tanggung jawab. Analisis dampak jika nilai akuntabilitas tidak
ada dalam kegiatan ini, maka akan menimbulkan kesenjangan antar peserta didik, hak peserta didik yang kurang maksimal sehingga dalam kegiatan ini akan terhambat.
- Aktualisasi nasionalisme ialah dengan beryukur kepada Tuhan YME, dan menimbulkan kerjasama, gotong royong antar anggoota dalam kelompok Analisis dampak
jika nilai anasionalisme tidak ada dalam kegiatan ini, maka pengetahuan sulit dipahami serta segala bentuk presentasi peserta didik tidak berjalan semestinya.
- Aktualisasi etika publik dalam kegiatan ini dibuktikan dengan memiliki sikap sopan dan saling menghargai dalam berkomunikasi dengan antar anggota, antar kelompok,
serta dengan pendidik. Analisis dampak jika nilai etika publik tidak ada dalam kegiatan ini, maka antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan pendidik akan
menimbulkan perselisihan berpendapat dalam presentasi kelompok, sehingga hasil kegiatan ini kurang maksimal.
- Aktualisasi komitmen mutu dilakukan dengan cara pemilihan metode pembelajaran dan media pembelajaran sehingga menciptakan mutu intelektual siswa yang
maksimal. Analisis dampak jika nilai komitmen mutu tidak ada dalam kegiatan ini, maka pembelajaran menjadi membosankan dan peserta didik sulit untuk menerima
materi pembelajaran.
- Aktualisasi anti korupsi dicapai melalui memiliki tanggung jawab dan kerja keras melaksanakan tugas yang telah diamanatkan. Analisis dampak jika nilai anti korupsi
tidak ada dalam kegiatan ini, maka nilai-nilai tanggung jawab dan kerja keras tidak tertanam pada diri peserta didik sehingga peserta didik tidak bisa berjalan dan
kegiatan akan terhambat.
7 Menganalisis hasil test  Membuat rubrik  Terlaksanakan- Akuntabilitas: Visi : Integritas dan
akhir (post-test) penilaian nya test akhir Transparan dalam menilai test Terbimbingnya Insan Keteladanan:
 Menilai test peserta (post test) akhir peserta didik Akademis Yang Koordinasi dengan
didik sesuai kunci  Mengetahui Berkualitas Unggul, guru fikih lainnya
 merekap nilai test prosentase Nasionalisme : Kompetitif, Islami. terkait test akhir
peserta didik peningkatan Adanya kerjasama dengan peserta didik
 menghitung hasil belajar rekan guru fikih lainnya. Misi:
prosentase peserta didik “Membina Insan Profesionalitas
peningkatan hasil Etika Publik : Akademis Yang dan Tanggungjawab:
belajar peserta didik Bukti fisik: Sopan dalam berkomunikasi Religius, Jujur, Disiplin Membedakan nilai test
- Foto Kegiatan dengan rekan guru fikih lainnya Dan Bersahabat Serta siswa yang diatas
- Rekap nilai post Memiliki Komitmen KKM dan di bawah
test peserta Komitmen Mutu: Mengamalkan Ajaran KKM secara
didik Cepat dan tepat demi Islam Dalam Segala profesional
meningkatkan hasil belajar Aspek Kehidupan
dilihat dari segi hasil test akhir Untuk Mewujudkan Inovasi:
peserta didik. Masa Depan Yang Rencana Upaya untuk
Bermutu Dan Mulia”. tindak lanjut bagi

32
Anti korupsi : siswa yang
Tanggung jawab dan bekerja mempunyai nilai test
keras melaksanakan tugas yang Melalui kegiatan post- dibawah KKM
telah diamanatkan test dan analisis hasil
mengajarkan sikap
disiplin menyelesaikan
tugas dengan baik dan
tepat waktu.
Analisis dampak apabila nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi:
- Aktualisasi akuntabilitas dicapai melalui Transparan dalam menilai test akhir peserta didik . Analisis dampak jika nilai akuntabilitas tidak ada dalam kegiatan ini, maka
akan menimbulkan kesenjangan antar peserta didik, predikat nilainya yang kurang sesuai kemampuan yang dimilikinya.
- Aktualisasi nasionalisme ialah dengan kerjasama dengan rekan guru fikih lainnya. Analisis dampak jika nilai anasionalisme tidak ada dalam kegiatan ini, maka tidak
akan tercapai pembetukan rubrik penilaian yang valid, sehingga tidak bisa dipakai sebagai acuan penilain hasil tesnya.
- Aktualisasi etika publik dalam kegiatan ini dibuktikan dengan Sopan dalam berkomunikasi dengan rekan guru fikih lainnya . Analisis dampak jika nilai etika publik tidak
ada dalam kegiatan ini, maka menimbulkan perselisihan pendapat antar guru, sehingga rubrik penilaian belum bisa terbentuk.
- Aktualisasi komitmen mutu dilakukan dengan cara Cepat dan tepat demi meningkatkan hasil belajar dilihat dari segi hasil test akhir peserta didik . Analisis dampak
jika nilai komitmen mutu tidak ada dalam kegiatan ini, maka hasil belajar peserta didik terhambat sehingga kegiatan ini juga terhambat tercapaiannya.
- Aktualisasi anti korupsi dicapai melalui Tanggung jawab dan bekerja keras melaksanakan tugas yang telah diamanatkan . Analisis dampak jika nilai anti korupsi tidak
ada dalam kegiatan ini, maka akan menimbulkan hasil yang tidak valid sehingga prestasi siswa tidak dapat dilihat secara transparan.

33
G. Jadwal Kegiatan
Aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini akan dilakukan di MAN 1 Bojonegoro
selama 30 hari terhitung sejak tanggal 27 Oktober sampai 25 November
2019. Berikut ini merupakan rincian rencana jadwal pelaksanaan rancangan
aktualisasi:
Tabel 2.4 Jadwal kegiatan aktualisasi
No Kegiatan Jadwal Kegiatan
Oktober November
1 2 3 4 1 2 3
1 Meminta persetujuan
pimpinan selaku mentor
tentang pelaksanaan rencana
kegiatan aktualisasi
2 Menyiapkan perangkat UKBM
dan RPP

3 Mensosialisasikan metode
Market Place Activity kepada
guru senior mata pelajaran
Fikih
4 Melaksanakan Pre-test

5 Membuat media variatif


bersama peserta didik

6 Melakukan Proses
Pembelajaran dengan metode
Market Place Activity
7 Menganalisis hasil test akhir
(post-test)

34
H. Kendala dan Antisipasi
Tabel 2.6 Kendala dan Antisipasi
No Kegiatan Kendala Antisipasi
1 Meminta persetujuan Kegiatan konsultasi
Jika tidak
pimpinan selaku belum tentu bisa
memungkinkan untuk
mentor tentang dilakukan sesuai dengan
tatap muka, konsultasi
pelaksanaan rencana time line yang sudah
bisa dilakukan via wa
kegiatan aktualisasi disusun karena
dan email
kesibukan dari mentor
2 Menyiapkan perangkat Peserta didik tidak Guru memberikan
UKBM dan RPP mencetak UKBM yang UKBM satu minggu
sudah diberikan oleh sebelum digunakan
guru
3 Mensosialisasikan Sulit meluangkan waktu Meminta izin kepada
metode Market Place yang bersamaan antar kepala Madrasah
Activity kepada guru sesama guru senior untuk menyediakan
senior mata pelajaran forum penyampaian
Fikih metode Market Place
Activity
4 Melaksanakan Pre-test Peserta didik mencotek Memberikan
jawaban milik temannya pengertian
bahwasannya pre-test
yang dilakukan tidak
mempengaruhi nilai
mata pelajaran Fikih
5 Membuat media Waktu pembuatan media Dapat diselesaikan
variatif bersama yang tidak mencukupi dirumah tanpa
peserta didik mengganggu proses
pembelajaran
selanjutnya
6 Melakukan Proses Tidak ada pemerataan Menilai peserta didik
Pembelajaran dengan tugas antar kelompok yang aktif maupun
metode Market Place pasif dan memberikan
Activity reward kepada peserta
didik yang aktif.
7 Menganalisis hasil Terjadi kesalahan dalam Menggunakan
test akhir (post-test) penghitungan hasil test microsoft excel untuk
akhir menghindari
kesalahan

35
BAB III
KESIMPULAN
Kegiatan aktualisasi ini adalah upaya untuk melakukan peningkatan hasil
belajar peserta didik mata pelajaran Fikih. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro. Keseluruhan proses kegiatan ini akan
dilaksanakan sejak tanggal 27 Oktober – 25 November 2019.
Rangkaian kegiatannya meliputi: Meminta persetujuan pimpinan selaku mentor
tentang pelaksanaan rencana kegiatan aktualisasi, Menyiapkan perangkat UKBM
dan RPP, Mensosialisasikan metode Market Place Activity kepada guru senior mata
pelajaran Fikih, Melaksanakan Pre-test, Membuat media bersama peserta didik,
Melakukan Proses Pembelajaran dengan metode Market Place Activity, dan
Menganalisis hasil test akhir (post-test).
Tahapan kegiatan yang direncanakan sudah melalui tahap analisis yang
dikaitkan dengan nilai-nilai dasar ASN. Dari segi pelayanan publik, kegiatan ini
diharapkan bisa meningkatkan Iman dan Taqwa serta perilaku yang lebih baik, Ini
sebagai upaya untuk membangun manajemen ASN yang berkualitas. Prinsip WoG
juga diterapkan baik secara internal maupun eksternal.

36
DAFTAR PUSTAKA

Badan Kepegawaian Negara. Pedoman Pelaksanaan Analisi Jabatan, Peraturan


Kepala BKN Nomor 12 Tahun 2011.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara.
Peraturan LAN RI Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil.

37

Anda mungkin juga menyukai