Tutup 1
Tutup 1
Tutup 1
Keluarga Berencana
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga
dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran sepertikondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai
dicanangkan pada tahun akhir 1970-an.
Ada pula sebuah lagu mengenai keluarga berencana yang sering dinyanyikan.
Daftar isi
[sembunyikan]
“ ”
Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepada kalian.
Oleh karena itu,mereka tidak memperbolehkan keluarga berencana. Maka dari itu, kita harus
mempelajari pengetahuan tentang keluarga berencana dari beberapa sudut pandang sehingga
bisa memberi manfaat bagi masyarakat luas serta meyakinkan masyarakat tentang hukum
keluarga berencana. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki
keturunanyang sangat banyak. Namun tentunya bukan asal banyak, tetapi berkualitas sehingga
perlu dididik dengan baik supaya dapat mengisi alam semesta ini dengan manusia yang shalih
dan beriman. Contoh metode pencegah kehamilan yang pernah dilakukan pada zaman
Rasulullah SAW adalah azl yakni mengeluarkanair mani di luar vagina istri atau yang lazim
disebut sanggama terputus, namun tidak dilarang oleh Rasul. Dari Jabir berkata: "Kami
melakukan azl pada masa Rasulullah SAW, dan Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya
(HR Muslim)". Sedangkan metode pada zaman ini yang tentunya belum pernah dilakukan pada
zaman Rasulullah SAWmembutuhkan kajian yang mendalam dan melibatkan ahli medis
dalammenentukan kebolehan atau keharamannya. Kita mengenal keluarga berencana sebagai
metode yang dipakai untuk mencegah kehamilan. Hal tersebut yang paling sering diperdebatkan
dalam Islam. Hukum keluarga berencana dalam Islam dilihat dari 2 pengertian:
“ ”
Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepada kalian.
Pembicaraan
Kontribusi
Masuk log
Halaman
Pembicaraan
Baca
Perubahan tertunda
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu
Lanjut
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Facebook
Twitter
Google+
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak
Dalam proyek lain
Wikimedia Commons
Perkakas
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Item di Wikidata
Kutip halaman ini
Pranala menurut ID
Bahasa lain
العربية
বাাংলা
Deutsch
English
Esperanto
Español
فارسی
Suomi
Français
Hrvatski
Magyar
日本語
한국어
Lëtzebuergesch
മലയാളം
मराठी
ने पाली
Norsk bokmål
Português
Română
Русский
Српски / srpski
Svenska
Kiswahili
தமிழ்
తెలుగు
ไทย
Türkçe
Українська
اردو
Tiếng Việt
中文
粵語
Sunting interwiki
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih
jelasnya.
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Pengembang
Cookie statement
Tampilan seluler
materi bidan
Minggu, 05 Mei 2013
KONSEP DASAR KB
A. SEJARAH KELUARGA BERENCANA (KB)
Pelopor gerakan Keluarga Berencana (KB) di Indonesia adalah Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) yang didirikan di Jakarta tanggal 23 Desember 1957 dan diikuti sebagai
badan hukum oleh Depkes tahun 1967 yang bergerak secara silent operation.
Dalam rangka membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela. Usaha
Keluarga Berencana (KB) terus meningkat terutama setelah pidato pemimpin negara pada tanggal 16
Agustus 1967 dimana gerakan Keluarga Berencana (KB) di Indonesia memasuki era peralihan, jika
selama orde lama, program gerakan Keluarga Berencana (KB) dilakukan oleh sekelompok tenaga
sukarela yang beroperasi secara diam – diam karena pimpinan negara pada waktu itu anti kepada KB
(Keluarga Berencana), maka dalam masa orde baru gerakan KB (Keluarga Berencana) diakui dan
dimasukkan dalam program pemerintah.
Struktur organisasi program gerakan Keluarga Berencana (KB) juga mengalami perubahan
tanggal 17 Oktober 1968, didirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) sebagai semi
Pemerintah, kemudian pada tahun 1970 lembaga ini diganti menjadi BKKBN (Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional ) yang merupakan badan resmi pemerintah dan departemen dan
bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia,
mewujudkan dihayatinya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) (Mochtar , Rustam, 1998 :
251).
B. PENGERTIAN KB
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Manuaba, 2003).
Keluarga berencana menurut WHO adalah tindakan yang memakai individu atau pasangan
suami istri untuk :
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial – ekonomi suatu keluarga dengan
cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (Mochtar, 2002)
2. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai
alasan.
4. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi frekuensi
bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan tinggi.
5. Penggunaan IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat
dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra indikasi terhadap pil oral.
1. Reversibilitas yang tinggi artinya kembalinya masa kesuburan dapat terjamin hampir 100%, karena
pada masa ini peserta belum mempunyai anak.
2. Efektivitas yang tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan risiko
tinggi dan kegagalan ini merupakan kegagalan program.
3. Menjarangkan kehamilan. Periode usia istri antara 20 – 30 / 35 tahun merupakan periode usia paling
baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak dua orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 – 4 tahun.
Ini dikenal sebagai catur warga.
1. Umur antara 20 – 30 tahun merupakan usia yang terbalik untuk mengandung dan melahirkan.
2. Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk memakai IUD (Intra Uterine Divice)
sebagai pilihan utama.
3. Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun disini tidak atau kurang berbahaya
karena yang bersangkutan pada usia mengandung dan melahirkan yang baik.
2. Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi.
3. Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak yang direncanakan.
4. Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2
tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.
1. Ibu-ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil atau tidak punya anak lagi, karena
alasan medis atau alasan lainnya.
3. Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya
akibat sampingan dan komplikasi.
G. MACAM-MACAM KB
a. Tanpa alat yaitu KB alamiah (Metode kalender (Ogino-Knaus), Metode Suhu Basal (Termal), Metode
lendir serviks (Billings), Metode Simpto-Termal) dan Coitus Interuptus (Hanafi, 2001).
b. Dengan alat yaitu Mekanis (Barrier) [Kondom Pria, Barier intra-vaginal (Diafragma),Kap Serviks
(Cervical cap), Spons (Sponge), Kondom wanita] dan kimiawi [Spermisid (Vaginal cream, Vaginal
foam, Vaginal Jelly, Vaginal suppositoria, Vaginal tablet (busa), Vaginal soluble film].
2. Metode modern
a. Kontrasepsi hormonal yaitu Per-oral [Pil Oral Kombinasi (POK), Mini-pil, Morning-after pill], Injeksi
atau suntikan [DMPA, NET-EN, Microspheres, Microcapsules] dan Sub-kutis : Implant (Alat
kontrasepsi bawah kulit = AKBK), Implant Non-biodegradable (Norplant, Norplant-2, ST-1435,
Implanon), Implant Biodegradable (Capronor, Pellets).
c. Kontrasepsi mantap : pada wanita (tubektomi) dan pada pria (vasektomi). (Hanafi, 2004)
H. KONSELING KB
1. Konseling Awal
a. Konseling awal sangat diperlukan untuk calon yang baru pertama datang dan dimaksudkan untuk
mengenalkan klien kepada semua cara KB atau pelayanan kesehatan, prosedur klinik, kebijakan, dan
bagaimana pengalaman klien pada kunjungannya itu. Bila konseling awal dilakukan dengan baik,
maka dapat membantu klien dalam memilih cara KB yang cocok bagi klien. Dalam konseling awal
diberitahukan secara singkat tentang cara-cara KB yang tersedia di klinik. Jawab pertanyaan klien
dengan jelas dan terarah.
1) Tanyakan kepada klien cara apa yang disukainya, dan apa yang ia ketahui mengenai cara tersebut.
a. Suasana pelayanan yang nyaman melalui penerimaan yang hangat dan kekeluargaan.
c. Penyuluhan mengenai keefektifan menyusui untuk KB bagi ibu yang baru melahirkan.
d. Keterangan mengenai apa yang diinginkan oleh klien selama kunjungan tersebut.
Konseling khusus mengenai metode KB yang memberi kesempatan kepada klien untuk :
b. Mendapat informasi lebih rinci tentang cara KB yang tersedia yang ingin dipilihnya.
d. Penerangan lebih jauh tentang bagaimana menggunakan metode tersebut dengan aman, efektif,
dan memuaskan.
a. Menanyakan kepada klien cara apa yang ingin dipilih dan apa yang ia ketahui tentang cara tersebut.
Dengan cara demikian pemberi pelayanan dapat mengoreksi dan informasi yang salah yang muncul
di masyarakat untuk selanjutnya memberikan informasi yang benar.
b. Memberitahukan dan mendiskusikan cara kerja setiap metode KB, keefektifannya, manfaat dan
kerugiannya.
e. Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya lebih lanjut atau ada hal lain yang masih
merisaukan.
f. Menjelaskan secara singkat dan jelas bagaimana menggunakan metode tersebut dan memungkinkan
efek samping yang timbul
g. Meminta klien mengulang instruksi untuk menyakinkan bahwa ia benar-benar telah mengerti.
h. Membicarakan dengan klien apa harus kembali atau follow up. Penekanan dititik beratkan pada
penyediaan alat, nasehat tentang efek samping, bagaimana mengenal adanya masalah sedini
mungkin, bagaimana bila ingin mengganti alat kontrasepsi.
Bila klien datang untuk mendapatkan obat baru atau pemeriksaan ulang maka penting untuk
berpijak pada konseling yang dulu.
b. Mengetahui apakah klien puas dan apakah masih menggunakan cara KB.
c. Menyakinkan bahwa cara yang dipakai klien telah benar dan bila benar cocok, untuk mengulangi
intruksi pemakaiannya.
f. Membesarkan hati klien dan mengobati efek samping yang kecil bila perlu.
g. Memeriksa komplikasi medis dan merujuk untuk evaluasi medis bila diperlukan.
h. Mencari perubahan-perubahan kesehatan pada saat itu atau keadaan hidupnya yang bisa menjurus
untuk berganti cara atau berhenti menggunakan cara KB
6. Kunjungan ulang yang pertama tergantung pada jenis KB yang dipakai. Sebagai contoh, dibawah ini
diberikan jadwal yang dianjurkan
b. AKDR : 3 – 6 minggu
Norplant: Bila tidak ada keluhan, tidak perlu melakukan kontrol rutin sampai akhir 5 tahun. (Saifudin,
2006)
Laman
Beranda
MengenaiArsip Blog
Saya ▼ 2013 (4)
o ▼ Mei (4)
ASPEK FISIK PADA KEHAMILAN