Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

KOMUNIKASI TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL

EFFECT OF THE DEVELOPMENT OF COMMUNICATION


INFORMATION TECHNOLOGY ON LOCAL CULTURAL EXISTENCE

Robby Darwis Nasution


Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
darwisnasution69@gmail.com
(Diterima: 5-2-2017; Direvisi: 29-5-2017; Disetujui terbit: 28-6-2017)

Abstrak

Perkembangan teknologi dan informasi membawa dampak masuknya budaya Barat dan menciptaka
perubahan pola perilaku masyarakat yang condong ke westernisasi. Globalisasi yang diikuti dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat juga menjadi pemicu utama
akulturasi budaya Barat terhadap budaya Pribumi. Cyberspace telah memasuki masa Second Media Age
dimana jumlah pertumbuhan pengguna internet di dunia semakin meningkat tajam begitu juga di Indonesia.
Di Indonesia jumlah pengguna smartphone mencapai 41,3 juta pengguna yang ini berarti jumlah pengguna
internet juga tinggi. Efek yang ditimbulkan dari perkembangan akses informasi dan komunikasi adalah
terjadinya globalisasi budaya dimana telah menghilangkan batas serta legitimasi melalui sebuah ideologi
kemajuan. Hilangnya legitimasi batas ini pada akhirnya akan menjadi ancaman utama bagi budaya lokal
terhadap gempuran budaya Barat, sehingga pilihan yang mungin terjadi adalah menjadi Homogenitas Global
atau malah tumbuh Kedewasaan budaya lokal. Resistensi terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
budaya lokal kita maka secara langsung akan ditolak atau dilakukan filtering oleh budaya lokal kita. Kunci
utama dari keberhasilan dari filterisasi ini adalah seberapa kuat budaya, norma ataupun adat lokal yang kita
miliki dan seberapa kuat budaya tersebut menancap sebagai ideologi kita di kehidupan sehari-hari. Jika
budaya, norma atau adat kita tidak menancap kuat sebagai ideologi yang kita pegang teguh setiap hari maka
sangat mungkin hilangnya budaya lokal kita dan berubah menjadi Homogenitas Global, dan begitupun jika
budaya kita menancap kuat sebagai ideologi yang kita pegang teguh setiap hari maka westernisasi tidak akan
bisa merusak budaya lokal kita sehingga yang terjadi adalah kedewasaan budaya lokal kita.
Kata Kunci : globalisasi, perkembangan teknologi, budaya lokal, westernisasi

Abstract

The development of technology and information brings the impact of the entry of Western culture and
create changes in patterns of behavior of people who tend to westernization. Globalization which is followed
by the rapid development of information and communication technology is also a major trigger of Western
cultural acculturation to Indigenous cultures. Cyberspace has entered the era of Second Media Age where
the number of growth of internet users in the world is increasing sharply as well as in Indonesia. In
Indonesia the number of smartphone users reached 41.3 million users which means the number of internet
users is also high. The effect of the development of information and communication access is the occurrence
of cultural globalization which has eliminated boundaries and legitimacy through an ideology of progress.
The loss of legitimacy of this boundary will ultimately be a major threat to the local culture against the
onslaught of Western culture, so the most likely option is to become a Global Homogeneity or even grow
local cultural Maturity. Resistance to values that are not in accordance with our local culture will be directly
rejected or filtered by our local culture. The key to the success of this filtering is how strongly our local
culture, norms or customs are and how strong they are as our ideologies in everyday life. If our culture,
norms or customs do not stick strongly as the ideologies we hold on a daily basis it is very likely the loss of
our local culture and transform into Global Homogeneity, and if our culture is firmly established as an
ideology we hold on a daily basis then westernisation will not Can damage our local culture so that what
happens is our local cultural maturity.
Keywords: globalization, technology development, local culture, westernization

30
Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi Terhadap Eksistensi Budaya Lokal
Robby Darwis Nasution

LATAR BELAKANG individu diseluruh dunia sehingga


ketiadaan batas akses informasi ini bisa
Modernisasi muncul dengan
mengakibatkan meresapnya kultur budaya
ditandai dengan mulai merebaknya sistem
asing kedalam negeri ini. Kalau kita
globalisasi dimana setiap negara atau melihat kasus yang terjadi di indonesia,
individu mulai saling bekerjasama dan banyak anak muda kita yang selalu
peniadaan sekat atau batas antar negara.
menirukan budaya asing seperti budaya
Hampir sebagian besar masyarakat “harajuku” yaitu budaya berpenampilan
Indonesia menyambut baik akan adanya
orang jepang atau budaya minum-
perkembangan teknologi di era globalisasi
minuman keras yang merupakan kebiasaan
ini meskipun tidak sedikit yang kesulitan atau budaya orang barat. Selain itu budaya
akan perkembangan teknologi yang serba
berpakaian minim yang jauh dari adat atau
canggih saat ini. Sambutan baik terhadap
norma ketimuran juga sudah menjadi
perkembangan era globalisasi ini terbukti pemandangan yang lumrah kita lihat
dengan perilaku masyarakat yang sangat
disepanjang jalan baik di wilayah kota
suka menggunakan peralatan yang
besar ataupun pelosok Desa.
berteknologi tinggi. (Harara 2016) Setiap masyarakat manusia selama
Perkembangan di bidang hidupnya pasti mengalami perubahan baik
telekomunikasi dan teknologi menduduki
perubahan cepat ataupun perubahan
peringkat pertama dalam rangka ikut lambat, perubahan terbatas maupun
membawa perubahan pada keadaan sosial
perubahan luas. Perubahan-perubahan
masyarakat di dunia. Perkembangan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai
teknologi telekomunikasi yang semakin sosial, norma-norma sosial, pola-pola
maju ini maka bisa diartikan sebagai
perilaku organisasi, susunan lembaga
semakin hilangnya jarak yang memisahkan kemasyarakatan, kekuasaan dan
antara individu satu dengan individu yang
wewenang, interaksi sosial dan lain
lain, sehingga transfer teknologi dan
sebagainya. Perubahan itu terjadi sebagai
transfer ilmu pengetahuan akan semakin akibat karena masyarakat mengalami
cepat terjadi. Fenomena tempat belanja
proses perubahan dalam bermasyarakat.
online (ollshop) ataupun ojek online telah (Soekanto 2001, 259) Faktor yang
merubah paradigma kita terhadap pasar melandasi adanya perubahan sosial salah
atau ojek tradisional dimana perbedaan
satunya adalah penemuan baru yang dapat
keduanya sangat jelas terlihat.
di bedakan dalam pengertian discovery dan
Perkembangan smartphone dengan invention. Discovery adalah penemuan
segudang fitur dan aplikasinya telah
unsur kebudayaan baru baik berupa alat,
merubah sisem pembelian atau
ataupun yang berupa gagasan yang
bertransaksi secara manual menjadi full diciptakan oleh seorang individu.
elektronik dengan iming-iming kemudahan Discovery baru menjadi invention kalau
dan kecepatan maka banyak orang mulai
masyarakat sudah mengakui, menerima
beralih dari sistem jual beli tradisional serta menerapkan penemuan baru itu.
menjadi sistem online. Seperti halnya aplikasi media sosial yang
Perkembangan teknologi informasi
telah diterapkan dan di aplikasikan oleh
dan komunikasi akan memberikan masyarakat. hal ini merupakan keterkaitan
kemudahan akses informasi bagi setiap
modernisasi dan globalisasi dalam proses

31
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 21 No. 1, Juni 2017: 30-42

perubahan sosial dalam masyarakat. menurut kaum fundamentalis pada


(Harara 2016) Berlandaskan latar belakang akhirnya akan diproklamasikan sebagai
diatas maka sangat menarik sekali jika kebenaran yang universalistik, sebagai
melihat lebih jauh bagaimana pengaruh kandidat-kandidat untuk globalisasi
perkembangan teknologi informasi dengan sedikit atau banyak resonansinya di
komunikasi terhadap eksistensi budaya kalangan masyarakat global. (Alexander,
lokal. et al. 2012, 551)
Disamping perkembangan
PEMBAHASAN globalisasi yang semakin pesat tentu akan
diiringi dengan modernisasi sehingga
Teori Globalisasi dan Modernisasi
keduanya akan berjalan beriringan.
Era globalisasi dan modernisasi
Modernisasi menurut Hutington sering kali
merupakan suatu hal yang tidak dapat
‘dilawan’ dengan istilah tradisional,
dihindari oleh negara-negara di dunia
dengan kata lain modernisasi berarti
dalam berbagai aspek kehidupan. Menolak
perubahan dari masyarakat tradisional ke
dan menghindari modernisasi dan
wujud masyarakat yang modern. Jadi,
globalisasi sama artinya dengan
modernisasi merupakan suatu poses
mengucilkan diri dari masyarakat
perubahan ketika masyarakat yang sedang
internasional. Kondisi ini tentu akan
memperbaharui dirinya berusaha
menyulitkan negara tersebut dalam
mendapatkan ciri-ciri atau karakteristik
menjalin hubungan dengan negara lain.
yang dimiliki masyarakat modern.
Masuknya dua hal tersebut telah
(Martono 2012, 81)
memberikan dampak positif dan negatif
Proses modernisasi mencangkup
terhadap negara Indonesia sendiri
proses yang sangat luas dan sifatnya sangat
tentunya. (Hasanah 2015) Dampak positif
relatif, bergantung pada dimensi ruang dan
yang diberikan oleh modernisasi dan
waktu misalkan, dalam dimensi waktu,
globalisasi adalah transfer teknologi dari
media sosial facebook pada tahun 2010
negara maju kepada negara Indonesia
sangat trend dan masyarakat menilai
sehinga berdampak pada kemajuan
bahwa Facebook adalah media sosial yang
pembangunan di negara Indonesia.
sangat modern tetapi pada saat sekarang
Sedangkan dampak negatif yang terjadi
tahun 2014 situs Facebook sudah
karena adanya modernisasi dan globalisasi
ketinggalan zaman karena bermunculan
adalah mudahnya masyarakat mengakses
aplikasi path, instagram ,whatsapp, dll.
budaya-budaya yang berasal dari luar
Dimensi waktu sangat relatif sifatnya, apa
negeri dan tanpa filter yang kuat dari
yang di yakini sekarang adalah modern,
bangsa ini sehingga budaya yang berasal
mungkin beberapa saat kedepan apa yang
dari luar sangat mudah masuk dan
kita anggap modern di saat ini bisa di nilai
meracuni generasi bangsa ini.
tradisional. Dimensi ruang pada
Budaya global juga pada akhirnya
masyarakat modern sangat tergantung pada
meng-universalkan masalah-masalah
masyarakat yang melakukan modernisasi
makna dan identitas, nilai dan keyakinan,
misalnya, di Indonesia menggunakan
tetapi juga melegitimasi identitas-identitas
internet sebagai alat komunikasi
dan sistem-sistem makna yang khas dan
merupakan sesuatu yang mewah dan
bersifat khusus. Semua nilai dan keyakinan
modern, tetapi bagi masyarakat Amerika

32
Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi Terhadap Eksistensi Budaya Lokal
Robby Darwis Nasution

Serikat hal tersebut sudah biasa dan di nilai Salah satu implikasi paling
tradisional. Modernisasi mencakup suatu menonjol dari re-tribalization dari
transformasi sosial kehidupan bersama konsekuensi-konsekuensi second media
yang tradisional atau pra-modern, dalam age adalah cara bagaimana untuk
arti teknologi dan organisasi sosial kearah memungkinkan perubahan kembali ke
pola-pola ekonomis dan politis yang ranah publik. Jon Katz bernubuat tentang
menjadi ciri negara-negara barat yang munculnya ‘digital nation’ (bangsa digital)
stabil. Perwujudan aspek modernisasi dimana budaya online akan menawarkan
adalah aspek-aspek kehidupan modern sarana-sarana bagi individu untuk punya
seperti mekanisasi, media masa dan suara asli dalam keputusan-keputusan yang
teknologi. (Harara 2016) mempengaruhi kehidupan mereka.
Modernisasi sering kali dianggap (Holmes 2012, 151-152) Sejak 50 tahun
sangat mengedepankan rasionalitas terakhir menurut Ken Dempsey (1998)
sehingga tidak aneh lagi jika anak muda setidaknya ada dua karakteristik
sekarang sangat rasional daripada orang pembentukan komunitas global. Kedua
yang lahir di kisaran tahun 1980-an. karakteristik tersebut antara lain: (Holmes
Mengacu pada pemikiran Comte, dimana 2012, 369)
selanjutnya menurut comte manusia sangat 1. Memiliki ikatan sosial yang sama
mengedepankan akal sehat pada masa era sehingga menghasilkan tingkatan
globalisasi, pikiran manusia yang lebih tinggi dari solidaritas
menyingkirkan hal-hal yang dianggapnya sosial (karakteristik struktural).
sebagai mitos ataupun kepercayaan yang 2. Pengalaman berupa menjadi milik
sifatnya abstrak, tahayul dan mistis bersama.
ataupun yang semuanya bersifat susah
untuk di pikirkan melalui akal sehat. Oleh Berdasarkan survei yang dilakukan
oleh Yahoo dan Mindshare pada tahun
sebab itu masyarakat modern lebih
mempercayai hal-hal yang sifatnya nyata 2013, di Indonesia terdapat 41,3 juta
dan dapat di terima oleh panca indera pengguna smartphone dimana pengguna
smartphone relatif meningkat pada semua
mereka. (Harara 2016)
Menurut Kumar, perubahan sosial kalangan usia, mulai dari golongan usia
disebabkan modernitas memiliki dua ciri 10-14 tahun, hingga golongan usia 50
tahun ke atas. Hasil survei pada empat
utama yaitu individualisme dan
rasionalitas. Dimana individualisme generasi, yakni baby boomers (kelahiran
menurut John Naisbitt dan Pratcia 1945 hingga 1964), generasi X (kelahiran
1965 hingga 1978), generasi Y (kelahiran
Aburdene adalah yang memegang peran
sentral dalam masyarakat adalah individu tahun 1977 hingga 1994), dan generasi Z
dan bukan lagi komunitas, suku, (kelahiran setelah tahun 1994) yang
kelompok, atau bangsa. Sedangkang dilakukan menunjukkan golongan usia 20
rasionalitas adalah tindakan setiap individu hingga 29 tahun, yaitu generasi Y, terjadi
akan selalu berdasarkan perhitungan yang peningkatan yang cukup tinggi dibanding
jelas dan pasti. (Sztompka 2007, 85-86) generasi yang lain. (Angela dan Effendi
2015, 81)
Cyberspace dalam Second Media Age Sejak munculnya Teori Generasi
(Generation Theory), kita diperkenalkan

33
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 21 No. 1, Juni 2017: 30-42

istilah generasi X, Y, dan Z apalagi segala Tabel 2 Presentase Pengguna Internet Berdasarkan
Usia Tahun 2014
sesuatu terutama yang berhubungan Usia Presentase
dengan pekerjaan sering dikaitkan dengan 18-25 tahun 49.00%
ciri-ciri dari generasi-generasi tersebut. 26-35 tahun 33.80%
Hal itu diungkapkan tiada lain untuk 36-45 tahun 14.60%
mencari jalan tengah agar antar generasi 46-55 tahun 2.40%
56-65 tahun 0.20%
tersebut dapat saling memahami dan
Sumber : (kominfo 2014)
mengerti. Selain itu, kita juga menjadi tahu
bahwa generasi manakah yang Pemerataan akses internet di
mendominasi di abad ini. (4muda 2015) Indonesia yang mencapai 132,7 juta orang
Klasifikasi generasi ini selain untuk merupakan akses masuk utama bagi
memahami dan mengerti satu sama lain, kebudayaan-kebudayaan asing untuk bisa
juga bertujuan untuk menjelaskan pola masuk keadalam masyarakat Indonesia.
serta perilaku generasi yang selanjutnya Selain itu jika kita lihat dari data oleh
akan diklasifikasikan berdasarkan usia atau Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet
tahun kelahiran. Indonesia (APJII) diatas maka bisa terlihat
Menurut survei yang dilakukan pengguna terbesar dari jumlah total
oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan tersebut adalah masyarakat dengan usia
Internet Indonesia (APJII) mengungkap diantara 18-25 tahun yang masuk dalam
bahwa lebih dari setengah penduduk usia muda.
Indonesia kini telah terhubung ke internet. Menurut Wolton, dengan
Survei yang dilakukan sepanjang 2016 itu dimulainya era internet maka kita telah
menemukan bahwa 132,7 juta orang memasuki era “kesunyian interaktif”
Indonesia telah terhubung ke internet. dimana individu-individu terbebas dari
Adapun total penduduk Indonesia sendiri segala aturan dan paksaan, ujian kesunyian
sebanyak 256,2 juta orang. Hal ini ini menjadi terasa riil disaat menghadapi
mengindikasikan kenaikan 51,8 persen banyaknya kesulitan dalam menjalin
dibandingkan jumlah pengguna internet kontak dengan sesama. (Wolton 2007,
pada 2014 lalu. Survei yang dilakukan 148) Teknologi yang semakin maju telah
APJII pada 2014 hanya ada 88 juta menghilangkan batas waktu dan ruang
pengguna internet. (Widiartanto 2016) sehingga ketika seseorang yang biasanya
memperoleh pembelajaran melaui face to
Tabel 1 Presentase Pengguna Internet Berdasarkan
Usia Tahun 2014 face bisa bersosialisasi secara normal, hal
ini tidak bisa dilakukan mereka melalui
perangkat elektronik. Manusia pada
dasarnya adalah makhluk sosial.
Kebutuhan sosialisasi semacam ini hanya
bisa dipuaskan melalui interaksi secara
manusiawi. Seberapapun majunya tingkat
perkembangan teknologi yang telah
dicapai, tidak semua aktifitas manusia di
dunia nyata dipindahkan dalam bentuk
Sumber : (kominfo 2014) elektronik di internet. (Sutanta 2005, 546)

34
Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi Terhadap Eksistensi Budaya Lokal
Robby Darwis Nasution

Dampak yang paling terasa dari ujung proses ini adalah munculnya sebuah
adanya globalisasi adalah terjadinya budaya global yang benar-benar baru dan
revolusi komunikasi dan penyebaran secara potensial bisa mengubur nilai-nilai
teknologi informasi sehingga pasar uang dan praktik-praktik budaya tradisional
bergerah dalam 24 jam tergantung dari yang bersifat spesifik. Dalam hal ini,
ketersediaan jaringan satelit ataupun matinya tradisi dan penyebaran budaya
komputer. (Giddens 2002, 35-36) Dampak global dibawah bimbingan barat akan
lain yang ditimbulkan oleh globalisasi mendrong penerimaan secara umum nilai-
adalah berubahan individu sehingga nilai seperti individualisame, kebebasan
menjadi masalah mendasar yang harus dan demokrasi. (Hiariej 2012, 170)
dihadapi oleh semua pihak. Individu baru Banyak riset tentang globalisasi
yang muncul akibat dari globalisasi adalah budaya yang salah satunya adalah milik B.
individu yang memiliki hubungan erat Malinowski dan A.R. Radcliffe Brown
dengan media serta telekomunikasi hingga dimana dalam riset lapangan tersebut
yang terjadi adalah bangkitnya generasi memiliki kesimpulan bawa terdapat
“aku” dan membentuk “masyarakat aku”. benturan kulturan yang mana sangat
Dampak yang ditimbulkan dari munculnya menonjol ketika budaya barat masuk
generasi “aku” dan “masyarakat aku” kedalam kultur pribumi atau di wilayah
adalah hancurnya nilai-nilai umum dan jajahan mereka. (Sztompka 2007, 108)
kepedulian terhadap publik. Individu baru Fenomena masyarakat modern memiliki
yang terbentuk akibat globalisasi menurut reaksi serupa ketika tumbuh kultur
Ulrich Beck, diasosiasikan dengan Westernisasi (Amerikanisasi) dimana
mundurnya tradisi dan adat kebiasaan dari dalam pemikiran awam dan pemikiran
kehidupan kita. (Giddens 2002, 40-41) ideologis terdapat keluhan bahwa berbagai
sistem kultur dunia telah terjadi
Globalisasi Budaya kemerosotan karena proses ‘penyelarasan
Ide tantang kebudayaan muncul kultural’. Komoditi ekonomi dan
sejak abad kedelapan belas dan terus komersialisasi dijadikan produk kulturan
berlanjut sampai abad kesembilan belas sehingga menimbulkan kepuasan baru
sebagai bagian dari perubahan yang tengah pada masyrakat dengan budaya
terjadi pada pada struktur dan kualitas Westernisasi. (Sztompka 2007, 108-109)
kehidupan sosial. Perubahan yang Hennerz melukiskan empat kemungkinan
mempengaruhi kebudayaan adalah efek yang akan terjadi dari penyatuan kultur
dari industrialisasi dan teknologi sehingga dimasa yang akan datang yaitu: (Sztompka
perubahan yang terjadi sangatlah 2007, 110-111)
ekspansionis, tak terbendung, 1. Homogenitas global yaitu kultur
menghilangkan batas, serta dilegitimasi barat akan mendominasi dunia
melalui sebuah ideologi kemajuan sehingga seluruh dunia akan
(ideology of progress). (Jenks 2013, 2) menjadi jiplakan gaya hidup, pola
Teoritisi dan pemikir globalisasi konsumsi, nilai dan norma, serta
budaya akan mendorong saling keyakinan masyarakat Barat.
kesepahaman antar masyarakat dengan 2. Kejenuhan. Secara berlahan
latar belakang ras dan etnik yang berbeda masyarakat pinggiran menyerap
secara luas pada tingkat global. Salah satu pola kultur barat dan akan semakin

35
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 21 No. 1, Juni 2017: 30-42

menjenuhkan bagi mereka. Jika ini terdefinisi. Menghadapi masalah serupa


terjadi secara terus menerus maka dan dipengaruhi oleh peristiwa yang sama
penghayatan akan kultur lokal akan dan berbagi pengalaman serupa, orang-
berlahan menghilang dan orang dari usia yang sama yang cenderung
terbentuklah homogenitas dimensi memiliki sistem nilai dasar yang sama,
historis. terlepas dari negara atau komunitas
3. Kerusakan kultur pribumi dan kelahiran mereka. ‘Sistem nilai’ adalah
kerusakan kultur barat yang driver perilaku dan sikap, serta merupakan
diterima. Bentrokan yang terjadi prediktor yang baik dari perilaku dan
antara kultur pribumi dengan kultur harapan. (Graeme 2008, 2)
barat semakin merusak kultur barat Sosiologi Evolusionis selalu
itu sendiri. menganggap modernisasi sebagai proses
4. Kedewasaan. Penerimaan kultur transformasi masyarakat yang memasuki
barat melalui dialog dan pertukaran era industrial sebagai tahap yang penting
yang lebih seimbang ketimbang dan mutlak diperlukan agar sampai pada
penerimaan sepihak tetapi warga perkembangan ekonomi, demokrasi dan
pribumi menerima melakukan kemakmuran. Tetapi pada sisi lain, banyak
seleksi atas kultur Barat yang akan sosiolog yang mempergunakan istilah
diterima. Kedewasaan ini berarti modernisasi untuk mempelajari strategi-
kultur global berperan merangsang strategi yang diikuti oleh negara-negara
dan menantang perkembangan nilai berkembang agar sampai pada
kultur lokal sehingga terjadi proses konstruksinya sebuah masyarakat moderen
spesifikasi kultur lokal. “ala Barat”. (Wolton 2007, 339)
Modernisasi sendiri sesungguhnya muncul
Benturan kebudayaan yang terjadi akibat adanya arus globalisasi yang
antara budaya lokal dan budaya asing akan semakin kuat dan pada akhirnya membawa
menentukan ahsil akhir dari perubahan dampak perubahan di segala lini didalam
kebudayaan yang ada di suatu negara. masyarakat.
Filterisasi atas kebudayaan asing serta Globalisasi sendiri merupakan
kekuatan kebudayaan lokal merupakan konsep yang berkaitan dengan
kunci utama dalam mempertahankan internasionalisasi, universalisasi,
kebudayaan lokal sehingga jika budaya liberalisasi, dan westernisasi. Selain itu,
lokal tidak cukup kuat dan tidak memiliki globalisasi menyebabkan terjadinya
filter yang bagus maka akan terjadi kompleksitas isu dan nilai yang menyebar
kerusakan kultur budaya atau bahkan dan menjadi universal (Battersby and
hilangnya budaya lokal. Siracusa 2009, 59) Didalam tiga kelompok
besar globalisasi, kelompok hiperglobalis
Ancaman Terhadap Budaya Lokal mendefiniskan globalisasi sebagai sejarah
Pada abad terakhir, kekuatan global baru kehidupan manusia dimana negara
dikombinasikan dengan efek media tradisional telah menjadi tidak relevan lagi
internasional dan berita saluran, teknologi dan mulai berubah menjadi menjadi unit-
komunikasi dan keterkaitan meningkatnya unit bisnis dalam sebuah ekonomi global.
dunia berarti bahwa semakin banyak orang (Winarno 2007, 11)
di seluruh dunia dipengaruhi oleh peristiwa

36
Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi Terhadap Eksistensi Budaya Lokal
Robby Darwis Nasution

Tapi kenyataannya, globalisasi bahwa kita semua hidup di dalam satu


tidak sepenuhnya berupa fenomena dunia. (Harara 2016)
ekonomi tetapi juga termasuk didalamnya Menurut teori pertukaran modern,
fenomena politik serta fenomena budaya perubahan sosial di masyarakat yang
dimana globalisasi berawal dari diakibatkan oleh pertukaran budaya sangat
internasionalisasi pasar tradisional menjadi dipengaruhi oleh psikologi eksperimental
pembangunan model baru yang lebih dimana hal ini berarti mengandung
menekankan kepada perdagangan, kesamaan dengan teori sosial mikro.
teknologi, dan pertukaran kebudayaan. Tujuan mirko ini menekankan pada
(Hoffman 2007, 63) Selain itu, ada tiga pertimbangan motivasi yang mana motif
faktor yang saling berkoindensi dalam pribadi kadang kala dimanipulasikan
menopang globalisasi ekonomi dan secara eksperimental. Misalnya,
perdagangan dunia dewasa ini, yakni bagaimana orang melakukan aktifitas
revolusi di bidang teknologi komunikasi, berdasarkan pada hakekat individualistik
semakin rendahnya biaya transportasi dan mereka. Psikologi eksperimental adalah
munculnya ideologi liberal. (Winarno bidang learning theory yang secara umum
2007, 20) Dengan perubahan yang dibawa mengemukakan tindakan-tindakan
oleh arus globalisasi, maka juga akan manusia itu dapat dipertajam, dikontrol,
merubah pola perilaku sosial didalam dan di prediksikan oleh perubahan
masyarakat apalagi jika di sebuah negara lingkungan. (Wirawan 2012, 173-174)
tidak memiliki filter atau ideologi yang Salah satu perubahan sosial yang
kuat maka akan sangat terasa sekali terjadi pada generasi muda bangsa
perubahan yang terjadi. Perubahan sosial Indonesia adalah munculnya budaya
budaya yang mengikuti munculnya arus hedonisme dimana budaya ini mulai
globalisasi sesungguhnya berasal dari merubah masyarakat usia muda yang
modernisasi/perkembangan yang pesat dari berkisar usia 18-25 tahun. Banyak
teknologi informasi serta komunikasi yang fenomena hedonisme yang berkembang di
dibangun oleh manusia. masyarakat akan semakin menunjukkan
Tidak jarang juga globalisasi bagaimana pola perilaku sesorang telah
didefinisikan sebagai penyebaran berubah mengikuti pola perilaku budaya
kebiasaan-kebiasaan yang mendunia, negara lain. Dalam kasus hedonisme ini,
ekspansi hubungan yang melintas benua, modernisasi teknologi informasi dan
organisasi kehiduan sosial pada skala komunikasi sangat berperan dalam rangka
global, dan pertumbuhan sebuah kesadaran menanamkan budaya asing kedalam
global bersama. Masyarakat di dunia, dari masyarakat penggunanya.
aspek budaya, terlihat kemajuan Hedonisme sebagai filsafat, mampu
keseragaman. Salah satunya terlihat pada memilahkan antara kesenangan dengan
aspek media massa, terutama televisi kesakitam dimana manusia secara alamiah
mengubah dunia menjadi dusun global akan selalu mencoba untuk menghindari
(global village). Informasi dan gambar kesakitan serta memperoleh kesenangan.
peristiwa pada satu waktu dapat di tonton Hedoisme sebagai filsafat sebagian besar
jutaan manusia di dunia. Menurut Giddens digunakan untuk mencari solusi bagaimana
(2005) globalisasi berkaitan dengan tesis mengorganisasikan dunia, sehingga semua
orang dapat memperoleh pengalaman

37
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 21 No. 1, Juni 2017: 30-42

menyenangkan dan mengecilkan kesakitan memuaskan segala keinginannya.


serta kesenangan atau kebahagiaan seorang Hedonisme juga merubah gaya berpakaian
tidak menyakitkan orang lain. Maka bagi para faham yang menganutnya, pada
hedonisme juga dikatakan sebagai umunya mereka berpakaian setengah
“plesure-and-pain principle was a basic o telanjang, bahkan tidak malu malu
human affairs”. (Wirawan 2012, 174) mengumbar auratnya didepan umum.
Kemajuan yang dicampurkan Sudah banyak sekali masyarakat disekitar
dalam globalisasi telah membawa kita yang menjalani gaya hidup tersebut,
masyarakat dalam situasi terkungkung bahkan mendapatkan dukungan dari
dalam jerat-jerat dan “rayuan” kapitalisme ligkungan sekitar, khususnya di kota-kota
global, tatanan yang menawarkan berbagai besar. (Hasanah 2015)
kemudahan, keindahan, dan pemenuhan Hedonisme sendiri merupakan
kebutuhan yang serba instan. Dengan pandangan hidup yang menganggap bahwa
budaya konsumsi yang dipegangnya, tujuan hidup yang paling utama adalah
masyarakat konsumen sebenarnya kesenangan dan kenikmatan. Bagi para
merupakan hasil kreasi kapitalisme global. penganut faham ini, mereka menjalani
Perkembangan kapitalisme global hidup sebebas-bebasnya demi memenuhi
membutuhkan adanya masyarakat hawa nafsu yang tanpa batas. Dari
konsumtif (consumer society) yang akan golongan penganut paham inilah muncul
melahap semua produk kapitalisme nudisme (gaya hidup bertelanjang).
tersebut. Masyarakat konsumtif adalah Pandangan mereka terangkum dalam
masyarakat yang eksistensinya dilihat pandangan Epikuris yang
hanya dengan pembedaan komoditi yang menyatakan,"Bergembiralah engkau hari
dikonsumsi. Masyarakat konsumen dengan ini, puaskanlah nafsumu, karena besok
budaya konsumsi yang dipegangnya engkau akan mati." (Hasanah 2015)
melihat tujuan dan totalitas hidupnya Hedonisme pada prinsipnya adalah
dalam kerangka atau logika konsumsi. pandangan hidup yang menganggap bahwa
Eksistensinya dijalankan dan orang akan menjadi bahagia dan
dipertahankan hanya dengan semakin dan kesenangan semata tanpa peduli
terus menerusnya mengkonsumsi. (Harara lingkungan sekitar, semua yang ia raih
2016) hanya untuk kebahagiaan. Hal ini sudah
Seiring berkembangnya kemajuan menjadi penyakit masyarakat Indonesia
zaman, gaya hidup hedonis semakin kedepan, dan sepertinya gelaja-gejala ini
merajalela meracuni kalangan masyarakat, sudah mulai muncul di masyarakat
baik itu dari segi kaum muda sampai pada indonesia. Sebagai warga negara yang
kaum tua. Hal itu dapat dicontohkan sadar akan hal buruk ini, hal yang
dengan menyebarnya tempat tempat memudarkan nilai kesantunan bangsa ini
hiburan malam (diskotik). Dari kaum tentu menyayangkan akan hal tersebut dan
muda hingga kaum tua datang tidak mau hedonisme semakin meluas
menghabiskan waktu bersenang-senang, menjajah bangsa kita. Hal ini terjadi juga
berfoya-foya, berjudi, minum-minuman karena bangsa kita ini kurang selektif akan
keras, berzina dan sebagainya. Selain itu, budaya-budaya yang masuk dan menerima
mereka juga menghamburkan uang utuk segala bentuk modernisasi tanpa
pergi ke pusat perbelanjaan untuk menyaring dampak yang akan diperoleh

38
Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi Terhadap Eksistensi Budaya Lokal
Robby Darwis Nasution

kedepannya. Kondisi tersebut akan bertentangan dengan kehidupan meraka.


menempatkan perubahan zaman ini (Maryani 2011, 190-191).
sebagai hal yang benar, padahal tidak Sebagai Warga Negara Indonesia
semua bentuk modernisasi baik. Jika tentu kita sangat menyayangkan dan tidak
masayarakat Indonesia senantiasa ingin hal itu terjadi lebih meluas lagi di
menerima kemajuan zaman ini tanpa Negara ini. Akan tetapi salah satu faktor
adanya filterisasi maka unsur budaya asli yang menjadikan budaya itu terjadi adalah
kita semakin lama akan semakin luntur karena masyarakat Indonesia sendiri
bahkan menghilang, akibatnya bangsa ini kurang selektif dalam menyikapi
akan kehilangan jati diri, tentunya kita perubahan modernisasi. Sikap ini
tidak mau hal itu terjadi. (Harara 2016) ditunjukkan dengan menerima setiap
bentuk hal-hal baru tanpa adanya
Resistensi Terhadap Nilai-Nilai Yang seleksi/filter. Kondisi ini akan
Tidak Sesuai menempatkan segala bentuk kemajuan
Menurut Gramsci, dominasi dalam zaman sebagai hal yang baik dan benar,
masyarakat kapitalis terjadi melalui proses padahal tidak semua bentuk kemajuan
pembudayaan sehingga menghilangkan zaman sesuai dengan budaya masyarakat
kesadaran masyarakat atau budaya yang kita. Jika seseorang atau suatu masyarakat
terdominasi atas dominasi yang dilakukan. hanya menerima suatu modernisasi tanpa
Berdasarkan pengertian tersebut maka adanya filter atau kurang selektif, maka
hegemoni tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur budaya asli mereka sedikit
konteks historis yang memposisikan demi sedikit akan semakin terkikis oleh
kelompok dominan sehingga mampu arus modernisasi yang mereka ikuti.
menimbulkan keyakinan sejumlah besar (Hasanah 2015)
orang terhadap posisi kelompok dominan. Masyarakat yang bersifat dinamis,
(Maryani 2011, 53) senantiasa mengalami perubahan baik dari
Sulitnya mengharapkan generasi segi-segi fisik dalam arti perubahan yang
muda untuk meneruskan budaya Jawa menyangkut jenis, jumlah, dan mutu
terutama yang terkait dengan tata krma dan fasilitas material berkenaan dengan
etika sehingga kecemasan yang dirasakan interaksi-interaksi sosial maupun non fisik.
pada dasarnya terkait dengan kekhawatiran Perubahan yang terjadi di pengaruhi
generasi muda. (Maryani 2011, 174) Hasil karena beberapa faktor diantaranya
modernisasi dalam hal pendidikan dan komunikasi, cara dan pola pikir
teknologi yang memberikan mereka masyarakat, faktor internal lain seperti
pengetahuan dan akses yang encerahkan perubahan jumlah penduduk, penemuan
sebgaian kelompok juga melahirkan baru, terjadinya konflik atau revolusi, dan
kehancuran nilai-nilai kehidupan faktor eksternal lainnya seperti bencana
masyarakat. Pemberitaan media yang alam dan perubahan iklim, peperangan,
semakin meluas justru menjauhkan dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
masyarakat dari masalah-masalah yang Bukan dampak baik lagi yang akan didapat
mereka hadapi sehingga yang terjadi bukan oleh bangsa ini jika hal ini menjadi
mencerahkan tapi justru membodohi atau kecenderungan utama tetapi hal buruk
memperluas nilai-nilai yang dirasa yang akan menerpa. Di khawatirkan
masyarakat kita akan kehilangan jati diri

39
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 21 No. 1, Juni 2017: 30-42

karena memaksakan hal yang seharusnya ‘kemajuan’. Hilangnya legitimasi batas ini
tidak untuk dirinya,dan sikap tersebut pada akhirnya akan menjadi ancaman
sangat jauh dari sifat bangsa ini yang utama bagi budaya lokal terhadap
dulu,mungkin sekarang ini adalah masa- gempuran budaya Barat sehingga pilihan
masa perubahan sifat dan perubahan jati yang mungin terjadi adalah menjadi
diri bangsa kita indonesia. (Harara 2016) Homogenitas Global, kejenuhan sehingga
menyerap budaya barat, kerusakan kultur
PENUTUP pribumi dan kultur barat, atau malah
tumbuhnya kedewasaan budaya lokal.
Setelah kita melakukan
pembahasan lebih jauh tentang pengaruh Kalau kita melihat lebih jauh studi
perkembangan teknologi informasi dan kasus di Indoneisa maka pola perilaku
komunikasi terhadap eksistensi budaya masyarakat di perkotaan di indonesia tentu
lokal maka kita bisa mengambil saja kita bisa mengasumsikan bahwa telah
kesimpulan bahwa dengan semakin terjadi homogenitas global di beberapa
berkembangnya pesatnya teknologi kota besar di Indonesia seperti Jakarta,
informasi serta komunikasi maka Jogjakarta, Surabaya, ataupun kota besar-
masuknya budaya Barat semakin tidak bisa besar lainnya. Hilangnya budaya lokal di
dibendung lagi. Jalan utama masuknya beberapa kota besar di indonesia telah
budaya barat ini dalah terjadinya menciptakan pola perilaku masyarakat
globalisasi dan perkembangan teknologi terutama anak muda yang salah satunya
informasi serta komunikasi yang sangat adalah budaya hedonisme. Budaya
pesat sehingga perpindahan informasi dari hedonisme ini adalah budaya yang berasal
individu satu ke individu yang lain atau dari Barat dengan menekankan pada
negara satu ke negara yang lain semakin kehidupan yang penuh dengan kesenangan
cepat. Di negara Indonesia sendiri baik gaya hidup ataupun pola kehidupan
pengguna internet semakin hari semakin yang lain. Tetapi kita juga perlu mengingat
meningkat, ini berarti akses informasi dan bahwa negara Indonesia memiliki banyak
komunikasi yang dilakukan setiap hari atau sekali adat istiadat dan norma yang hampir
bahkan setiap menit juga akan meningkat berlaku di seluruh pelosok negeri ini.
sehingga budaya barat akan semakin Setiap daerah akan memiliki adat dan
leluasa masuk kedalam pemuda kita. Efek norma yang berbeda dengan wilayah lain.
yang ditimbulkan dari perkembangan Dampak positif yang ditimbulkan karena
akses informasi dan komunikasi adalah memiliki banyak adat dan norma maka
terjadinya ‘Globalisasi Budaya’ dimana filterisasi atau resistensi terhadap budaya
budaya dari setiap negara akan melebur westernisasi akan semakin besar.
menjadi satu yaitu budaya global dengan Resistensi yang terjadi terhadap nilai-nilai
poros utama adalah budaya dari yang tidak sesuai dengan budaya lokal kita
negarapaling maju sehingga menjadi acuan maka secara langsung akan ditolak atau
bagi negara lain. Selain itu, saat terjadi dilakukan filtering oleh budaya lokal kita
‘Globalisasi Budaya’, maka juga diikuti dimana dengan kata lain semakin banyak
juga dengan hilangnya batas serta filter yang kita pasang maka semakin bisa
legitimasi sebuah wilayah atau negara menghambat masuknya budaya barat
melalui sebuah ideologi yang bernama kedalam negara ini.

40
Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi Terhadap Eksistensi Budaya Lokal
Robby Darwis Nasution

Kunci utama dari keberhasilan dari generasi-x-y-dan-z-sebagai-


filterisasi ini adalah seberapa kuat budaya, generasi-dominan-masa-kini/
norma ataupun adat lokal yang kita miliki (diakses Januari 10, 2017).
dan seberapa kuat budaya tersebut Admin. www.parentoday.com. 12 agustus
menancap sebagai ideologi kita di 2016.
kehidupan sehari-hari. Jika budaya, norma http://www.parentoday.com/enterta
atau adat kita tidak menancap kuat sebagai inment/2016/06/08/bagaimana-
ideologi yang kita pegang teguh setiap hari karakter-generasi-x-y-z-itu (diakses
maka sangat mungkin hilangnya budaya 01 10, 2017).
lokal kita dan berubah menjadi Alexander, Jeffrey C., Patrick Beart, JAck
Homogenitas Global, dan begitupun Barbalet, Judith Blau, Raymond
sebaliknya, jika budaya kita menancap Boudon, dan et al. Teori Sosial :
kuat sebagai ideologi yang kita pegang Dari Klasik Sampai Postmodern.
teguh setiap hari maka westernisasi tidak 1st. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
akan bisa merusak budaya lokal kita 2012.
sehingga yang terjadi adalah kedewasaan Angela, Tirta, dan Nurlaila Effendi.
budaya lokal kita. “FAKTOR-FAKTOR BRAND
LOYALTY SMARTPHONE
UCAPAN TERIMAKASIH PADA GENERASI Y.”
Experientia, 2015: 79-91.
Penulis mengucapkan banyak
Battersby, Paul, dan Joseph M. Siracusa.
terimakasih kepada teman-teman Dosen
Globalization and Human Security.
dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
United States of America: Royman
Univesitas Muhammadiyah Ponorogo
and Little Field Publisher, 2009.
terutama dari Program Studi Ilmu
Giddens, Anthony. The Tird Way (Jalan
Pemerintahan yang telah meluangkan
Ketiga Pembaruan Demokrasi
waktu untuk diajak berdiskusi tentang
Sosial). 4th. Jakarta: PT. Gramedia
topik dalam artikel ini. Selain itu penulis
Pustaka Utama, 2002.
juga mengucapkan banyak terimakasih
Graeme. “Detailed Introduction to
kepada Perpustakaan Universitas
Generational Theory.”
Muhammadiyah Ponorogo yang telah
www.tomorrowtoday.uk.com. 01
bersedia memberikan beberapa literatur
Juli 2008.
yang digunakan untuk memperkuat
http://www.tomorrowtoday.uk.com
argumen dalam artikel ini serta tidak lupa
/articles/pdf/TomorrowToday_detai
juga kami ucapkan banyak terimakasih
led_intro_to_Generations.pdf
kepada anak dan istriku yang telah
(diakses Januari 10, 2017).
memberikan support penuh kepada penulis
Harara, Alviani. “Budaya Hedonisme
sehingga penulis bisa menyelesaikan
Dalam Masyarakat Era Global.”
artikel ini dengan baik.
www.academia.edu/. 20 Februari
DAFTAR PUSTAKA 2016.
https://www.academia.edu/727796
4muda. www.4muda.com. 22 September 5/Budaya_Hedonisme_Dalam_mas
2015. yarakat_Era_Global_Oleh_Alviani
http://www.4muda.com/mengenal-

41
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 21 No. 1, Juni 2017: 30-42

_Harara?auto=download (diakses Sutanta, Edhy. Pengantar Teknologi


Januari 10, 2017). Informasi. Yogyakarta: Graha
Hasanah, Nur. “Hedonisme di Kalangan Ilmu, 2005.
Masyarakat Indonesia.” Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan
www.kompasiana.com. 24 Juni Sosial. 3th. Jakarta: Prenada Media
2015. Group, 2007.
http://www.kompasiana.com/nasir0 Widiartanto, Yoga Hastyadi.
1/hedonisme-di-kalangan- http://tekno.kompas.com. 24
masyarakat- Oktober 2016.
indonesia_5529c4986ea834101155 http://tekno.kompas.com/read/2016
2d2e (diakses Januari 10, 2017). /10/24/15064727/2016.pengguna.in
Hiariej, Eric. Globalisasi, Kapitalisme, ternet.di.indonesia.capai.132.juta.
dan Perlawanan. 1st. Yogyakarta: (diakses Januari 26, 2017).
Jurusan Hubungan Internasional Winarno, Budi. Globalisasi dan Krisis
Universitas Gadjahmada, 2012. Demokrasi. Jakarta: PT. Buku Kita,
Hoffman, John. A Glossary of Political 2007.
Theory. Edinburgh: Edinburgh Wirawan, I.B. Teori-Teori Sosial Dalam
University Press, 2007. Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana
Holmes, David. Teori Komunikasi (Media, Prenada Media Group, 2012.
Teknologi, dan Masyarakat). 1st. Wolton, Dominique. Kritik Atas Teori
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Komunikasi. Yogyakarta: Kreasi
Jenks, Chris. Culture (Studi Kebudayaan). Wacana Yogyakarta, 2007.
1st. Yogyakarta: PustakaPelajar,
2013.
kominfo. www.kominfo.go.id. 21 maret
2014.
http://statistik.kominfo.go.id/site/da
ta?idtree=424&iddoc=1321&data-
data_page=3 (diakses Januari 26,
2017).
Martono, Nanang. Sosiologi Perubahan
Sosial: Perspektif Klasik, Modern,
Posmodern, dan Poskolonial .
Jakarta: RajaGrafindo Persada ,
2012.
Maryani, Eni. Media dan Perubahan
Sosial (Suara Perlawanan Melalui
Radio Komunitas). 1st. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001.

42

Anda mungkin juga menyukai