Anda di halaman 1dari 13

UJI EFEKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA AKUT STADIUM II TERBUKA

KOMBINASI FASE AIR-MINYAK EKSTRAK IKAN GABUS (Channa striata) DALAM


SEDIAAN SALEP PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

ABSTRAK
Ikan Gabus (Channa striata) memiliki ekstrak yang terdiri dari fase air yang mengandung protein
dan fase minyak yang mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 yang dapat mempercepat
proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyembuhan luka
kombinasi fase air-minyak ekstrak ikan gabus dalam sediaan salep pada tikus jantan galur wistar
yang diberikan secara topikal pada 6 kelompok. Tikus dibuat luka akut stadium II terbuka dan
diolesi sediaan serta diamati selama 16 hari. Luas area luka diamati dengan program
Macbiophotonic Image J. Luas area luka dihitung persentase penyembuhan lukanya dan dilanjutkan
perhitungan nilai AUC. Hasil nilai AUC tiap kelompok dari terkecil hingga terbesar adalah
kelompok normal (702,84% x hari), negatif (749,56% x hari), positif (765.146% x hari ), salep fase
air 10% (795,146% x hari), salep fase minyak 10% (837.282 % x hari), dan salep kombinasi fase
air-minyak ekstrak ikan gabus 10% (874,901% x hari). Analisis data digunakan Program SPSS
versi 22.0 menggunakan One Way ANOVA dan Post Hoc Test-LSD. Hasil analisis menunjukkan
adanya perbedaan signifikan (p<0,05) antara kelompok perlakuan salep kombinasi fase air-minyak
ekstrak ikan gabus dengan kelompok kontrol negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa salep
kombinasi fase air-minyak ekstrak ikan gabus 10% memiliki efektivitas penyembuhan terhadap
luka akut stadium II terbuka.

Kata Kunci : Fase air-minyak ekstrak ikan gabus, albumin, asam lemak, luka akut stadium II
terbuka

THE EFFECTIVENESS TEST OF ACUTE STAGE II OPENED WOUND HEALING OF


WATER-OIL PHASE COMBINATION OF SNAKEHEAD EXTRACT IN OINTMENT ON
MALE WISTAR RATS

ABSTRACT
The snakehead (Channa striata) has extract that consist of water phase contains protein which is
albumin and oil phase containing fatty acid-3 and fatty acid-6 that can have proved wound healing
process. This research was aimed to determined wound healing effect of water-oil phase
combination snakehead extract ointment on male Wistar rats divided into 6 groups. The rats were
given cuts acute stage II opened wound on the rats were given ointment for sixteen days. The
wound was measured by using Macbiophotonic Image J program. The results of each groups of the
AUC value from smallest to largest is normal group (702,84% x day), negative group (749,56% x
day), positive group (765,146% x day), water phase ointment 10% group (795,146% x day), oil
phase ointment 10% (837,282% x day), and water-phase combination ointment oil extract 10%
(874,901% x day). The data were analyzed using One-Way ANOVA and Post-Hoc LSD test. The
result of this research shows significant differences (p<0,05) between groups of water-oil phase
combination of snakehead extract ointment with a negative control group. It means water-oil phase
combination of snakehead extract ointment has acute stage II opened wound healing effect.

Keyword : water-oil phase combination of snakehead extract, albumine, fatty acid, acute stage II
open wounded healing
PENDAHULUAN mempercepat proses penyembuhan luka pada
kaki tikus diabetes kronis (Naveh et al, 2011).
Ikan merupakan salah satu sumber daya
Luka merupakan kerusakan atau
alam terbesar di Indonesia yang bermanfaat
hilangnya jaringan tubuh yang terjadi
sebagai sumber protein dan sumber bahan
karena adanya suatu faktor yang mengganggu
obat alami. Salah satunya yaitu ikan gabus.
sistem perlindungan tubuh. Faktor tersebut
Secara empiris ikan gabus sering dikonsumsi
diantaranya trauma, perubahan suhu, zat
sebagai lauk pasca melahirkan dan obat luka
kimia, ledakan, sengatan listrik, dan gigitan
akibat benda tajam (Ardianto, 2015). Saat ini
hewan. Bentuk dari luka berbeda tergantung
para praktisi kesehatan telah memanfaatkan
dari penyebabnya, ada yang terbuka dan
ekstrak ikan gabus sebagai pengobatan luka
tertutup. Salah satu contoh luka terbuka
pasca operasi (Mustafa et al., 2012).
adalah insisi dimana terdapat robekan linier
Ikan gabus memiliki kandungan protein
pada kulit dan jaringan. Adapun luka yang
dengan sebagian besar albumin, lemak, dan
sering terjadi pada masyarakat seperti luka
beberapa mineral seperti Zn, Cu dan Fe (Mat
tusuk, luka bakar, dan luka sayat termasuk
Jais, 2007). Daging ikan gabus mengandung
jenis luka akut yang sebenarnya jika
protein sampai 25,1% (Suprayitno, 2009).
dilakukan pengobatan dengan tepat dapat
Albumin digunakan untuk mempercepat
sembuh sesuai waktunya dan tidak
pemulihan jaringan atau sel tubuh yang rusak
menimbulkan komplikasi (Byan, 2007).
(Suprayitno, 2009). Hasil penelitian
Penyembuhan luka merupakan
melaporkan bahwa terjadi peningkatan
fenomena alami dimana tubuh dapat
albumin pada pasien pasca bedah yang
mengatasi kerusakan jaringan rusak sendiri itu
diberikan kapsul ekstrak ikan gabus selama
namun tingkat penyembuhannya sangat
10 hari yaitu sebesar 0.7 g/dl dan
lambat dan kesempatan terinfeksi mikroba
mempercepat penyembuhan luka operasi
tinggi. Hal ini menyebabkan permintaan
(Taslima et al., 2007). Kandungan asam
nutrisi cukup tinggi untuk mempercepat
lemak pada ikan gabus juga memiliki efek
proses penyembuhan luka (Sabale et al2012).
penyembuhan luka. Senyawa ini dapat
Ekstrak ikan gabus yang berasal dari
membantu proses pembentukan kembali
bahan alam telah terbukti mengandung nutrisi
kolagen dan jaringan epitel pada luka.
yang dapat dijadikan alternatif penyembuhan
Penelitian telah membuktikan bahwa asam
luka yang lebih aman dan efektif. Hasil
lemak omega-3 dan asam lemak omega-6
penelitian membuktikan bahwa sediaan
yang terkandung dalam ikan dapat membantu
topikal gel ekstrak ikan gabus memiliki menyerap fase air dan fase minyak ekstrak
efektivitas penutupan luka sayat pada ikan gabus hingga 40% (Andrie, 2015).
konsentrasi 5% (Gusdi, 2012). Penelitian Berdasarkan hal tersebut, perlu
lainnya menyatakan bahwa salep minyak ikan dilakukan penelitian uji efektifitas kombinasi
gabus memiliki efektivitas penutupan luka fase air-minyak ekstrak ikan gabus dalam
sayat pada konsentrasi 10% (Sinambela, sediaan salep terhadap penyembuhan luka
2012). dengan model luka akut stadium II terbuka.
Selain itu, penelitian fase air dan fase
minyak ekstrak ikan toman (Channa METODOLOGI PENELITIAN
micropeltes) yang memiliki kesamaan genus Alat
dengan ikan gabus (Channa striata) Alat press hidrolik, alat sentrifugasi,
menyebutkan bahwa kedua fase memiliki efek gelas beaker 500 ml (Pyrex), clean pack,
penyembuhan luka. Penelitian membuktikan kamera 14,2 mega pixel (merek Nikon), gelas
bahwa salep fase air ikan toman memiliki beaker 250 ml, gelas beaker 20 ml (Pyrex),
efek penyembuhan luka sayat pada kain katun, panci kukus, pipet volume, spuit
konsentrasi 20% (Hairima et al., 2014). Salep injeksi, tabung reaksi (Pyrex), timbangan
fase minyak ekstrak ikan toman pada analitik, sendok tanduk, erlenmeyer (Pyrex),
konsentrasi 10% juga memiliki efek alumunium foil, mortir, stamfer, batang
penyembuhan luka sayat (Wijaya et al.,2015). pengaduk, pot salep, spatula, penggaris,
Oleh karena itu, peneliti akan cawan petri,beban 1 g, 3 g, 5 g, 50 g, gelas
menggunakan kombinasi fase air dan fase objek,cetakan luka, gunting bedah, dan pinset.
minyak ekstrak ikan gabus yang dibuat dalam
Bahan
sediaan topikal yaitu salep. Penelitian ini
Fase air dan fase minyak hasil
menggunakan sediaan salep dengan basis
sentrifugasi ekstrak ikan gabus, adeps lanae
adeps lanae dan vaselin flavum. Kombinasi
(PT. Brataco, J0836/15), vaselin flavum (PT.
kedua basis dapat memperpanjang waktu
Brataco, J0192/13), BHT, metil paraben,
kontak obat pada kulit sehingga
propil paraben, dan propilen glikol.
meningkatkan daya absorpsi obat (Voigt,
1994). Penelitian sebelumnya juga Hewan Percobaan
menyatakan bahwa kombinasi basis adeps Penelitian ini akan menggunakan hewan
lanae dan vaselin flavum (90:10) mampu percobaan berupa tikus putih jantan (Rattus
novergicus) galur Wistar.
Pengolahan Sampel (Fase Air dan Fase paraben dan propil paraben dalam
Minyak dari Ekstrak Ikan gabus) propilenglikol. Lalu larutan pengawet tersebut
Daging ikan gabus dikukus selama ditambahkan fase air ekstrak ikan gabus.
± 30 menit dengan suhu 65-70℃. Kemudian Kemudian digerus sisa adeps lanae dan
daging ikan gabus dibungkus dengan kain vaselin flavum lalu digerus. Lalu
dan dimasukkan ke dalam alat press hidrolik. ditambahkan campuran fase air ekstrak ikan
Selanjutnya dilakukan pengepresan. Ekstrak gabus dan larutan pengawet sedikit demi
ikan gabus disentrifugasi 6000 rpm selama 60 sedikit ke dalam campuran adeps lanae dan
menit. Kemudian diambil fase minyak vaselin tersebut dan digerus. Lalu
(lapisan atas), fase air (lapisan bawah), dan dicampurkan semua bahan dari lumpang 1 ke
dibuang pengotornya (Gusdi, 2012). dalam lumpang 2 dan digerus hingga
homogen. Sediaan dimasukkan ke dalam pot
Uji Albumin
salep (Andrie,2015).
Fase air ekstrak ikan gabus diambil
sebanyak 5 ml, dipanaskan pada penangas air
Evaluasi Fisik Sediaan Salep
selama 30 menit. Dilihat perubahan yang
Uji Organoleptik
terjadi pada ekstrak. Ekstrak positif
Pemeriksaan terhadap organoleptik
mengandung albumin jika terdapat gumpalan
yang dilakukan meliputi tekstur, warna, dan
putih yang mengapung pada bagian atas
bau yang diamati secara indrawi (Andrie,
ekstrak (Poedjiadi, 1994).
2015).
Formulasi Salep Kombinasi Fase Air-
Uji Daya Sebar
Minyak Ekstrak Ikan Gabus
Salep sebanyak 0,5 gram diletakkan di atas
Tiga formulasi salep dibuat sebanyak 20
cawan petri.Kemudian salep ditutup dengan
g dengan formula yang dapat dijelaskan pada
cawan petri lainnya dan dibiarkan 60 detik
tabel 1.
dan dihitung luas daerahnya.Lalu ditutup lagi
Pembuatan Salep Kombinasi Fase Air- dengan cawan petri dan diberi variasi beban
Minyak Ekstrak Ikan Gabus secara bertahap mulai dari 1,3 dan 5 g. Setiap
Pertama, pada lumpang 1 dimasukkan pertambahan beban dihitung selama 60 detik
BHT dan digerus. Lalu ditambahkan fase dan diukur pertambahan luas daerah sebarnya
minyak ekstrak ikan gabus dan sedikit adeps (Andrie, 2015).
lanae serta digerus hingga homogen.
Selanjutnya, pada lumpang 2 dilarutkan metil
Uji Daya Lekat menggunakan eter 10% dengan jalur inhalasi.
Salep sebanyak 0,05 g diletakkan diatas Pembuatan luka akut stadium II terbuka
gelas objek. Kemudian dan ditutup dengan dilakukan dengan cara membuat luka
gelas objek lainnya yang di atasnya diberi berbentuk bulat berdiameter 2 cm
beban 50 g selama 30 detik lalu diangkat. menggunakan cetakan luka dengan kedalaman
Lalu dipasang beban 16 g pada gelas objek 2 mm. Selanjutnya dilakukan pengelupasan
bagian atas. Kemudian dilepaskan dan dicatat kulit punggung tikus yang telah dicetak, Luka
waktunya hingga kedua gelas objek ini dibiarkan dalam kondisi terbuka (Morton &
terlepas (Andrie, 2015). Malone, 1992). Pemberian sediaan dilakukan
dengan cara pengolesan 2 kali setiap hari
Pengelompokkan Hewan Uji
dengan dosis pemberian 0,2 g/3,14 cm2 setiap
Sebanyak 24 ekor tikus dibagi ke dalam
sekali oles dari hari ke1 hingga ke-16.
6 kelompok dengan tiap kelompok berjumlah
4 ekor tikus sebagai berikut: Pengukuran Luas Area Perlukaan
K1= Kontrol normal yang mengalami Luas area perlukaan dikuantifikasi
mekanisme penyembuhan alami menggunakan program komputer
K2 = Kontrol negatif yang diberikan basis Macbiophotonic Image J.
adeps lanae dan vaselin flavum
Cara Analisis Data
K3 = Kontrol positif yang diberikan gel
Data dianalisis secara statistik
Bioplacenton
menggunakan One Way ANOVA dengan
K4: Diberi sediaan salep fase air ekstrak ikan
bantuan program komputer SPSS 22.0 for
gabus konsentrasi 10%
windows.
K5: Diberi sediaan salep fase minyak ekstrak
ikan gabus konsentrasi 10% Uji Normalitas
K6: Diberi sediaan salep kombinasi fase air- Uji normalitas digunakan untuk
minyak ekstrak ikan gabus dengan mengetahui apakah data yang didapat
konsentrasi 10% (50:50) terdistribusi normal atau tidak. Metode yang
digunakan adalah uji Shapiro-Wilk. Data
Perlukaan dan Pemberian Sediaan pada
dinyatakan terdistribusi normal jika nilai
Hewan Uji
signifikansi (p>0,05)
Bulu di sekitar punggung dicukur
dengan diameter 4 cm dan dibersihkan
dengan alkohol 70%. Tikus dianestesi
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Daya Lekat
Hasil Ekstraksi Ikan Gabus Uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui
Ekstrak yang telah disentrifus terdiri kemampuan sediaan untuk bertahan pada
dari 3 lapisan yaitu fase minyak, fase air, dan kulit lebih lama. Semakin lama salep melekat
pengotor. Rendemen fase air dan minyak pada kulit maka efek yang ditimbulkan akan
ekstrak dapat dijelaskan pada tabel 2. semakin baik (Wathoni, 2009). Hasil uji daya
lekat dapat dilihat pada gambar 2.
Hasil Uji Organoleptik Daya lekat dipengaruhi oleh zat aktif
Pengujian organoleptis bertujuan untuk dan basis salep. Kandungan adeps lanae
mengetahui organoleptis sediaan yang dalam sediaan dapat meningkatkan daya lekat.
meliputi warna, aroma dan konsistensinya. Penambahan fase air dalam sediaan salep
Hasil pengamatan secara organoleptis dapat dapat meningkatan konsistensi salep. Semakin
dijelaskan pada tabel 3. besar konsistensi salep maka daya lekatnya
akan semakin besar sehingga kontak obat
Hasil Uji Daya Sebar
terhadap kulit juga akan semakin lama dan
Uji daya sebar dilakukan untuk
absorpsi obat ke kulit akan semakin maksimal
mengetahui kemampuan penyebaran salep
(Levin & Miller, 2011).
pada kulit. Semakin mudah salep menyebar
pada kulit maka akan semakin memperluas Hasil Uji Efek Penyembuhan Luka Akut
area kulit dan absorpsi zat aktifnya semakin Stadium II Terbuka
besar. Hasil pengamatan dapat dijelaskan Berdasarkan grafik rata-rata persentase
pada gambar 1. daya penyembuhan luka (Gambar 3)
Daya sebar dipengaruhi oleh fase zat menunjukkan bahwa semakin hari, persen
aktif dan basis salep. Kandungan vaselin penyembuhan dari tiap kelompok percobaan
flavum dalam sediaan dapat meningkatkan semakin meningkat sampai pada hari ke-16.
daya sebar. Penambahan fase air dapat Hal ini berarti luka pada tikus semakin hari
meningkatkan konsistensi salep. Semakin semakin mengecil dengan bertambahnya
rendah konsistensi salep maka semakin tinggi persen penyembuhan luka setiap harinya.
daya sebar salep sehingga menjadi lebih lunak Persentase penyembuhan luka
dan lebih mudah dioleskan. Semakin besar kemudian dihitung nilai rata-rata AUC (Area
daya sebar, semakin luas membran maka Under Curve) untuk melihat kelompok mana
koefisien difusi semakin besar dengan difusi yang memiliki efektifitas penyembuhan
obat semakin meningkat. paling besar. Hasil nilai rata-rata AUC
penyembuhan luka tiap kelompok dapat kelompok (p<0,05).Hasil analisis statisik
dijelaskan pada gambar 4. dilanjutkan dengan Post Hoc test metode
Pengamatan secara deskriptif melalui LSD. Hasil analisis menunjukkan bahwa
grafik (gambar 4) menunjukkan bahwa kelompok kontrol normal tidak memiliki
kelompok kontrol negatif (749,56% x hari). perbedaan yang bermakna dengan kelompok
memiliki efek penyembuhan luka yang lebih kontrol negatif (p>0,05). Hal ini berarti
baik dibanding kontrol normal (702,84% x kelompok kontrol negatif tidak memiliki efek
hari). Kelompok salep fase air (795,146% x penyembuhan luka. Kelompok perlakuan
hari), salep fase minyak (837.282% x hari), salep fase air dan salep fase minyak ekstrak
dan salep kombinasi fase air-minyak ekstrak ikan gabus tidak memiliki perbedaan yang
ikan gabus (874,901% x hari) memiliki efek bermakna dengan kelompok kontrol negatif
penyembuhan lebih baik dibanding kelompok (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa salep
kontrol negatif. Kelompok salep kombinasi fase air dan salep fase minyak ekstrak ikan
fase air-minyak ekstrak ikan gabus memiliki gabus tidak memiliki efek penyembuhan
efek penyembuhan luka lebih besar dibanding luka.Sedangkan, salep kombinasi fase air-
kelompok salep fase air dan salep fase minyak ekstrak ikan gabus memiliki
minyak. Sementara, kontrol positif (765.146% perbedaan yang bermakna dengan kelompok
x hari) memiliki efek penyembuhan lebih kontrol negatif (p<0,05). Hal ini menunjukkan
kecil dibanding kelompok perlakuan salep bahwa salep kombinasi fase air-minyak
fase air, salep fase minyak, dan salep ekstrak ikan gabus memiliki efek
kombinasi fase air-minyak ekstrak ikan penyembuhan luka. Salep kombinasi fase air-
gabus. minyak ekstrak ikan gabus tidak berbeda
Selanjutnya data nilai AUC dianalisis bermakna dengan kelompok kontrol positif
statistik inferensial menggunakan SPSS 22.0 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
for windows. Hasil uji normalitas kelompok kontrol positif tidak memberikan
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal daya penyembuhan lebih baik dibandingkan
(p>0,05) dan homogen (p>0,05). Analisis data dengan salep kombinasi fase air-minyak
dilanjutkan dengan uji parametrik yaitu One ekstrak ikan gabus.
Way ANOVA karena telah memenuhi syarat Data kualitatif berupa pengamatan luka
uji terdistribusi normal dan homogenitas. dapat meliputi kedalaman, eskudat, ukuran,
Hasil uji parametrik menunjukkan bahwa data infeksi, granulasi, dan nekrosis (kerusakan
memiliki perbedaan yang bermakna antar jaringan) dari hari ke-2 hingga hari ke-16.
Daya penyembuhan luka paling rendah adalah epitel akibatnya proses penyembuhan menjadi
pada kelompok normal. Kelompok normal lambat.
merupakan kelompok yang mengalami proses Kelompok kontrol negatif yang hanya
penyembuhan secara alami atau normal. mengandung basis salep memiliki nilai AUC
Kelompok normal menunjukkan kondisi luka daya penyembuhan luka lebih tinggi
yang kering. Lingkungan luka kering akan dibanding normal. Hal ini dipengaruhi oleh
menyebabkan terbentuknya krusta (keropeng) basis salep yaitu adeps lanae dan vaselin
pada luka akibat dehidrasi jaringan luka flavum. Kedua basis berfungsi sebagai
sehingga menghambat granulasi penutup oklusif kulit sehingga dapat
(pembentukan jaringan baru dari lapisan menghidrasi kulit. Efek hidrasi dari basis
bawah ke atas) dan epitelisasi (migrasi sel salep meningkatkan daya absorbsi obat dan
epitel dari tepi luka ke tengah permukaan membuat kondisi luka lembab. Kondisi luka
luka). Keropeng adalah bekuan darah yang yang lembab memfasilitasi pertumbuhan
mengering yang melindungi dermis granulasi dan epitelisasi. Perawatan luka pada
dibawahnya. Komponen keropeng berupa suasana lembab bermanfaat mencegah
plasma yang mengandung protein albumin, dehidrasi jaringan, mempertahankan suhu
fibrinogen, globulin, sel darah merah dan sel optimal, ,mempercepat pemecahan jaringan
darah putih dan mikroba yang telah mati nekrotik, fase inflamasi, kontraksi luka dan
(Gitaraja & Ekaputra, 2011). re-epitelisasi, mempercepat angiogenesis,
Kontrol positif Bioplacenton memiliki mengurangi pembentukan jaringan parut, dan
nilai AUC lebih rendah dibanding kelompok mengurangi risiko infeksi.
perlakuan. Bioplacenton mengandung ekstrak Kelompok kontrol negatif dapat
plasenta 10%berperan dalam mempercepat menyebabkan kondisi luka yang basah. Luka
regenerasi sel dan penyembuhan luka. basah mengandung eksudat yang berlebihan.
Sedangkan neomisin sulfat 0,5% berperan Eksudat merupakan cairan yang keluar dari
sebagai bakteriosid (Kalbe Medical Portal, luka yang mengandung berbagai substansi
2016). Penggunaan Bioplacenton seperti air, elektrolit, nutrisi, sel mediator
menyebabkan kondisi luka menjadi terlalu inflamasi, leukosit, protease. Dalam jumah
kering sehingga terbentuk jaringan nekrotik sedikit, eksudat diperlukan untuk menjaga
(jaringan mati) scar yang kering, hitam dan lingkungan optimal bagi penyembuhan luka.
tebal. Jaringan nekrotik ini menekan suplai Namun jika jumlah eksudat berlebihan, maka
darah dan nutrisi serta memperlambat migrasi dapat menyebabkan peningkatan risiko
infeksi pada luka dan maserasi pada kulit C, dan mineral. Fase minyak ekstrak ikan
sekitar luka (perlunakan jaringan akibat gabus mengandung asam lemak yang tinggi
”terendam” cairan) dan dapat membuat luka terutama asam lemak omega-3 dan omega-6
melebar (kalbe Farma, 2009). Hal ini ditandai (Suprayitno, 2009). Kedua fase memberikan
dengan adanya jaringan nekrotik slough efek saling menguatkan (sinergis) dalam
berwarna kuning keputihan. Slough dapat tahap penyembuhan luka kondisi lembab
menghambat granulasi dan epitelisasi. sehingga mempercepat penyembuhan luka
Salep fase air 10%, salep fase minyak dibanding pemberian fase tunggal.
10%, dan salep kombinasi 10% ekstrak ikan Albumin memiliki sejumlah fungsi
gabus lebih baik memberikan efek pada tahap penyembuhan luka. Fungsi
penyembuhan luka dibanding kontrol negatif. pertama adalah albumin akan menjaga
Kelompok kombinasi fase air-minyak ekstrak tekanan osmotik antara cairan di dalam sel
ikan gabus 10% memiliki efektifitas dengan cairan di luar sel pada fase inflamasi.
penyembuhan luka. Hal ini disebabkan oleh Albumin menjaga keberadaan air dalam
adanya kandungan zat aktif kombinasi fase plasma darah sehingga dapat
air-minyak ekstrak dan basis salep. Kelompok mempertahankan volume darah dan menjaga
perlakuan salep kombinasi menimbulkan agar cairan dari luar sel tidak masuk ke dalam
kondisi luka yang lembab. Hal ini sesuai sel dan menyebabkan sel mengalami
dengan prinsip penyembuhan luka optimal pembengkakan. Fungsi kedua adalah
yaitu dengan pemberian nutrisi tepat dengan albumin bermanfaat sebagai bahan dasar
kondisi lingkungan penyembuhan luka dalam pembentukan jaringan tubuh yang
lembab untuk mengembalikan kontinuitas baru melalui proses katabolik tubuh yang
anatomi dan fungsi jaringan yang rusak dalam memecah albumin menjadi asam amino
waktu singkat (Gadekar, 2011). untuk kemudian digunakan dalam
Kandungan nutrisi merupakan faktor pembentukan jaringan baru. Albumin pada
yang sangat penting untuk mempercepat fase air ekstrak ikan gabus mengandung
proses penyembuhan luka. Salep kombinasi asam-asam amino penyusun serat kolagen
memiliki kandungan nutrisi yang lebih dalam jumlah yang banyak yaitu glisin dan
lengkap dibanding kandungan nutrisi salep prolin. Hal ini sangat mempengaruhi fibroblas
fase tunggal air atau salep fase minyak untuk mensintesis kolagen sehingga
ekstrak ikan gabus. Fase air ekstrak ikan mempercepat proses pembentukan jaringan
gabus mengandung protein albumin, vitamin baru pada proliferasi dan maturasi. Fungsi
ketiga dari albumin adalah sebagai sarana arakidonat juga dikonversi menjadi leukotrien
pengangkut atau transportasi nutrisi serta (LT4) dengan bantuan enzim lipooksigenase.
oksigen yang dibutuhkan tubuh untuk LT4 berfungsi menarik netrofil ke arah luka
pembentukan jaringan baru pada tahap untuk melakukan fagositosis. Pada waktu
proliferasi (Suprayitno, 2009). Nutrisi lain yang bersamaan, netrofil mengeluarkan
yang terkandung pada fase air ekstrak ikan mediator kimiawi sebagai sinyal untuk
gabus adalah vitamin larut air seperti vitamin merekrut lebih banyak lagi sel netrofil dan
C serta mineral-mineral. Mineral seng lekosit untuk memusnahkan senyawa asing
berperan dalam memperkuat jaringan baru (Serhan, 2007). Aksi dari netrofil harus
sementara vitamin C berperan dalam dicegah pada tahap tertentu karena agen dan
pembentukan kolagen (Rusjianto, 2009). enzim yang dikeluarkan oleh netrofil dapat
Minyak yang terkandung dalam ikan merusak sel dan jaringan. Pencegahan terjadi
gabus adalah asam lemak omega-3 dan asam dengan bantuan enzim 15-lipooksigenase (15-
lemak omega-6. Asam arakidonat (AA) LO). Enzim 15-LO dapat mengkonversi asam
merupakan turunan dari Omega-6. Asam arakidonat menjadi lipoksin, bersamaan
lemak omega-3 terdapat dalam bentuk Eicosa dengan konversi ini pembentukan leukotrien
Pentaenoic Acid (EPA) dan Docosa dihentikan. Lipoksin merupakan mediator
Hexaenoic Acid (DHA) (Daud, 2010). Asam anti-inflamasi yang dapat menghalangi
arakidonat merupakan substrat utama infiltrasi sel netrofil yang menuju ke arah
pembentuk eukosanoid jenis tromboksan, terjadinya inflamasi sehingga inflamasi dapat
prostasiklin, dan leukotrien. AA berperans dicegah dengan tepat waktu dan tidak
ebagai proinflamasi dan antiinflamasi. berkelanjutan (Monteiro, et al., 2011).
Dengan bantuan enzim siklooksigenase asam Mekanisme penyembuhan luka yang
arakidonat dikonversi menjadi eucosanoids tejadi pada omega-3 melibatkan mediator anti
jenis prostaglandin dan turunannya inflamasi lainnya yang juga bekerja
(prostasiklin dan tromboksan). Prostasiklin menghalangi infiltrasi netrofil adalah
(PGI2) berfungsi menghambat pembekuan resolvins E1 dan protectin D1. Resolvins E1
darah dan memperlancar aliran darah, turunan dari EPA sedangkan protectin D1
sedangkan tromboksan (TXA2) yang turunan dari DHA. Mediator anti-inflamasi
terbentuk di platelet menyebabkan keping (lipoksin, resolvins, dan protectin) dapat
darah menyatu dan membeku Collins, & memobilisasi sel makrofag untuk memakan
Sulewski, 2011) (Astawan, 2009). Asam sel netrofil dan membersihkan sisa-sisa proses
fagositosis. Proses ini mengakhiri fase 2. Ardianto D. (2015). Buku Pintar Budi
inflamasi atau biasa disebut dengan Daya Ikan Gabus. Yogyakarta:
resolution. Fase proliferasi ditandai dengan Flashbooks.
pembentukan jaringan granulasi pada luka. 3. Astawan, M. (1998). Teknik Ekstraksi
Fibroblas memproduksi kolagen dalam dan Pemanfaatan Minyak Ikan untuk
jumlah besar, kolagen berguna membentuk Kesehatan. Buletin Teknologi dan
kekuatan pada jaringan parut. Omega-3 Industri Pangan, 9(1), 44-51.
khususnya EPA telah terbukti dapat 4. Bryant R. (2007). Acute and Chronic
membantu fibroblas dalam mensintesis Wounds: Current Managment Concept.
kolagen. EPA berperan meningkatkan jumlah Philadelphia : Mosby Elsevier.
sitokin jenis IL-6 yang mana dengan 5. Calder, P.C. (2009). Polyunsaturated
meningkatnya IL-6 terjadi peningkatan fatty acids and inflammatory processes:
produksi kolagen oleh fibroblas. Dengan new twists in an old tale. Biochimie,
meningkatnya jumlah kolagen maka proses 91(6), 791-795.
penyembuhan luka juga akan berlangsung 6. Collins, N., Sulewski, C. (2011). Omega-
dengan cepat (Calder, 2009) (Hankenson et 3 Fatty Acids and Wound Healing.
al., 2000). Ostomy Wound Management; 10-13.
7. Daud, D.K.C., Mat Jais A.M., Ahmad, Z.,
KESIMPULAN
Akim, A.M.D., Adam, A. (2010). Amino
Salep kombinasi fase air-minyak
and fatty Acid Compositions In Haruan
ekstrak ikan gabus 10% memiliki efektifitas
Traditional Extract (HTE). Bol. Latinom.
penyembuhan luka akut stadium II terbuka
Caribe. Plant. Med. Aromat, 9(5), 414-
dengan nilai AUC 874,901% x hari.
429.

DAFTAR PUSTAKA 8. Gadekar, R., Saurabh, M.K., Thakur,

1. Andrie, M. (2015). Formulasi Salep G.S., Saurabh, A. (2012). Studi of

Ekstrak Ikan Gabus (Channa striata) Formulation, Characterisation and

dengan Variasi Konsentrasi Basis. Wound Healing Potential of Transdermal

Penelitian Dosen dan Dipa. Program Patches of Curcumin. Asian Journal of

Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Pharmaceutical and Clinical Research,

Universitas Tanjungpura.. 5(4), 225-230.


9. Gitaraja, W.S., Ekaputra, E. (2011).
Metode Perawatan Luka. Dalam :
Seminar Nasional Keperawatan, 13 2016]. Tersedia dari:
November 2011. Jember : PSIK http://www.kalbemed.com/Products/Drug
Universitas Jember; s/Branded/tabid/245/ID/5699/Bioplacent
10. Gusdi, O. (2012). Formulasi Sediaan Gel on.aspx
Ekstrak Ikan Gabus (Channa striata) 16. Levin, J., Miller, R.A. (2011). Guide To
sebagai Obat Luka Sayat. Skripsi. The Ingredients and Potential Benefits Of
Program Studi Farmasi, Fakultas Over-The-Counter Cleansers And
Kedokteran, Universitas Tanjungpura Moisturizers For Rosacea Patients. J Clin
Pontianak. Aesthet Dermatol, 4(8). 31-49
11. Hairima, Andrie, M., Fahruroji, A. 17. Mat Jais, A.M. (2007) Pharmacognosy
(2014). Uji Aktivitas Salep Obat Luka and Pharmacology of Haruan (Channa
Fase Air Ekstrak Ikan Toman (Channa Striatus), A Medicinal Fish with Wound
micropeltes) pada Tikus Putih Jantan Healing Properties. Bol. Latinom. Caribe.
Galur Wistar. Jurnal Mahasiswa Farmasi Plant. Med. Aromat, 6(3), 52-60
Fakultas Kedokteran Universitas 18. Monteiro, et al. (2011). Leukotriene B4
Tanjungpura, 1(1), 1-14. Mediates Neutrophil Migration Induced
12. Handoko R. (2013). Statistik Kesehatan by Heme. J Immunol, 186(11), 6562-
dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur 6567.
Penelitian. Cetakan I. Yogyakarta: 19. Morton, J.J.P., Malone, M.H. (1992)
Rohima Press. Evaluation Of Vulnerary By An Open
13. Hankenson, K. D., Watkins, B.A., Wound Procedure in Rats. Archieve Int
Schoenlein, I.A., Allen, K.G., Turek, J.J. Pharmacodyn, 196, 117-128.
(2000). Omega-3 Fatty Acids Enhance 20. Mustafa, A., Widodo, M.A., Kristianto,
Ligament Fibroblast Collagen Formation Y. (2012). Albumin and Zinc Content Of
In Association With Changes In Snakehead Fish (Channa striata) Extract
Interleukin-6 Production. Proc. Soc. Exp. and Its Role In Health. International
Biol. Med, 223(1), 88-95. Journal of Science and Technology
14. Kalbe Farma. (2009). BMK (IJSTE), 1(2), 1-8.
Penyembuhan Luka. FK UWKS 2012 C. 21. Naveh, H.R., Jafari, Taghavi M.M.,
[Doc]. Jul [dicitasi 05 Agustus 2016]. Shariati, M., Vazeirnejad, R., Rezvani
15. Kalbe Medical Portal. Bioplacenton. M.E. (2011). Both Omega-3 and Omega-
[Internet]. (2016). Dicitasi [05 Agustus 6 Polyunsaturated Fatty Acids Stimulate
Foot wound Healing in Chronic Diabetic 28. Taslim, N.A., Hidayanty, H., Jafar, N.
Rat. Afr J of Pharm and Pharmacol, (2007). Pengaruh Pemberian Kapsul
5(14),1713-1717. Konsentrat Ikan Gabus pada Pasien Pasca
22. Poedjiadi, A. (1994) Dasar – Dasar Bedah di RSU DR. Wahidin
Biokimia. Jakarta: UI Press. Sudirohusodo Makassar. Bagian Gizi,
23. Rusjianto. (2009). Pengaruh Pemberian Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Suplemen Seng (Zn) dan Vitamin Universitas Hasanuddin.
Terhadap Kecepatan Penyembuhan 29. Voigt, R. (1994) Buku Pelajaran
Luka Pasca Bedah di Rumah Sakit Teknologi Farmasi. Terjemahan
Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo. Soendani Noerono Soewandhi.
Jurnal Kedokteran Indonesia, 1(1). Yogyakarta: Gadjah Mada University
24. Sabale, P., Bhimani, B., Prajapati, C., Press.
Sabale, V. (2012). An Overview of 30. Wathoni., Rusdiana, T., Hutagaol, R.Y.
Medicinal Plants as Wound Healers. (2009). Formulasi Gel Antioksidan
Journal of Applied Pharmaceutical Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia
Science, 2(11), 143-150. galanga L.Willd) dengan Menggunakan
25. Serhan, C.N. (2007). Resolution Phase of Basis Aqupec 505 HV. Skripsi. Fakultas
Inflammation: Novel Endogenous Anti- Farmasi Universitas Padjadjaran:
Inflammatory and Proresolving Lipid Jatinangor.
Mediators and Pathways. Annu. Rev. 31. Wijaya, U., Andrie, M., Fahrurroji, A.
Immunol, 25, 101–137. (2015). Uji Aktivitas Salep Fase Minyak
26. Sinambela, H.Y. (2012). Optimasi Ekstrak Ikan Toman (Channa
Formulasi Sediaan Salep Minyak Ikan micropeltes) Terhadap Luka Sayat pada
Gabus (Channa striata Bloch) sebagai Tikus Jantan Galur Wistar. Jurnal
Obat Luka Sayat dengan Metode Simplex Mahasiswa Farmasi Fakultas
Lattice Design. Skripsi. Program Studi Kedokteran Universitas Tanjungpura,
Farmasi, Fakultas Kedokteran 3(1), 1-9.
Universitas Tanjungpura Pontianak.
27. Suprayitno, E. (2009). Penggunaan
Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus
striatus) pada Penutupan Luka. Artikel
Ilmiah, 1(2).

Anda mungkin juga menyukai