Anda di halaman 1dari 11

Tanaman adalah suatu makhluk hidup yang dibudidayakan (dirawat dan dipelihara) baik satu jenis

maupun lebih dari satu jenis pada suatu media tanam dengan sistem yang berbeda untuk diambil
hasilnya dan dimanfaatkan. Pada suatu tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik dari
tinggi, jumlah daun, besar batang, warna daun, dan lain-lainnya. Dalam mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan, tanaman dipengeruhi oleh beberapa hal. Salah satu hal yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor pembatas.

Faktor pembatas adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi suatu makhluk hidup (pertumbuhan,
perkembangan, dan distribusi), baik menurunkan maupun meningkatkan kualitas suatu makhluk hidup.
Dalam faktor pembatas dikenal tiga hukum, yaitu Hukum Minimum Liebig, Hukum Toleransi Shelford,
dan Hukum Gabungan.

Hukum Minimum Liebig adalah hukum yang berhubungan dengan minimum kritisnya bukan dari jumlah
sedikitnya sedangkan yaitu hukum yang terdapat batas minimum dan maksimum pada proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman gabungan dari kedua hukum yang sudah ada.

Pakcoy (Brassica chinensis.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang

termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah
dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China Selatan dan China Pusat

serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih

sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di

Filipina dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand (Anonim, 2012).

Beberapa daerah seperti Indramayu dan Tasikmalaya, Jawa Barat, adalah

contoh lokasi pembudidayaan sawi pakcoy di Indonesia. Kedua daerah itu

memang terkenal dengan tanahnya yang gembur. Biasanya, para pembudidaya

pakcoy tidak hanya menanam satu jenis tanaman di satu lahannya. Tanaman ini

banyak dipilih petani karena pembudidayaannya yang relatif mudah. Masa panen

pakcoy cukup singkat, hanya sekitar 42 hari. Masyarakat pun kini semakin

banyak yang mengenal dan menyukai sawi pakcoy ini dibandingkan dengan sawi

atau sayuran lain. Karena pakcoy memiliki kandungan vitamin yang cukup dan

mudah dalam pengolahannya. Tekhnik budidaya yang mudah dan minat pasar
yang cukup tinggi ini membuat banyak petani menanam pakcoy sebagai tanaman

selingan (Anonim, 2013).

Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Subdivisi : Angiospermae (biji berada dalam buah)

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Brassicales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica chinensis

tanaman pakcoy

merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun

pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak
membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam

spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih

atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm.

Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada

berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau

pudar dan ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka

terhadap suhu ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki daya

adaptasi lebih luas. Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting. Bunga

berwarna kuning pucat (Hernowo, 2010).

Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan

kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20– 25 tanaman/m2, dan bagi kultivar kerdil

ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan

kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki

umur pasca panen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10
hari, pada suhu 0 dan RH 95% (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Pengaruh Konsentrasi Nutrisi Dan Ph Larutan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Pakcoy (Brassica Chinensis)
Hidroponik Sistem Sumbu (Wick System)

WIDI NUR KHANAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO, 2016

¹111111111111122334445566788

Salisbury dan Ross (1997) menyatakan bahwa ketersediaan air yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman sangat penting. Peranan air pada

tanaman sebagai pelarut berbagai senyawa molekul organik (unsur hara) dari

dalam tanah kedalam tanaman, transportasi fotosintat dari sumber (source) ke

limbung (sink), menjaga turgiditas sel diantaranya dalam pembesaran sel dan

membukanya stomata, sebagai penyusun utama dari protoplasma serta pengatur

suhu bagi tanaman. Apabila ketersediaan air tanah kurang bagi tanaman maka

akibatnya air sebagai bahan baku fotosintesis, transportasi unsur hara ke daun

akan terhambat sehingga akan berdampak pada produksi yang dihasilkan.


Air yang dapat diserap dari tanah oleh akar tanaman disebut air tersedia,

merupakan perbedaan antara jumlah air dalam tanah pada kapasitas lapang (air

yang tersimpan dalam tanah yang tidak mengalir karena gaya gravitasi) dan

jumlah air dalam tanah pada persentase pelayuan permanen (persentase kelembapan dimana tanaman akan
layu dan tidak akan segar kembali dalam

atmosfer dengan kelembapan relative 100%).

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN

BIBIT KELAPA SAWIT DI PEMBIBITAN UTAMA

Air merupakan salah satu komponen


fisik yang sangat penting dan diperlukan

dalam jumlah banyak untuk pertumbuhan

dan perkembangan tanaman. Air juga

berfungsi sebagai stabilisator suhu tanaman

(Suhartono, 2008). Sekitar 85 -90% dari

bobot segar sel dan jaringan tanaman tinggi

ada pada air. Kekurangan air pada jaringan

tanaman dapat menurunkan turgor sel,

meningkatkan konsentrasi makro molekul

serta mempengaruhi membran sel dan

potensi aktivitas kimia air dalam tanaman

(Mubiyanto, 1997). Mengingat pentingnya

peran air, maka untuk tanaman yang


mengalami kekurangan air dapat berakibat

pada terganggunya proses metabolisme

tanaman, yang akhirnya berpengaruh pada

laju perumbuhan dan perkembangan

tanaman. Harnowo (1993) berpendapat

bahwa cekaman kekurangan air dapat

menghambat aktivitas fotosintesis dan

distribusi asimilat ke dalam organ

reproduktif. Pemberian air yang berbeda

akan menimbulkan respon tanaman yang

berbeda pula. PENGARUH INTERVAL WAKTU DAN TINGKAT PEMBERIAN AIR TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril.)

Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan
penyusun utama dari pada protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen

utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan assimilate hasil proses ini kebagian-

bagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan

peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif

dengan produksi biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan

menguap melalui stomata atau melalui proses transpirasi (Crafts et al : 1949;

Dwidjoseputro, 1984).

Leopold dan Kriedemand (1975) menyatakan air dalam tanaman berkisar

antara 80-90 persen dari berat kering tanaman. Persentase ini akan menjadi lebih

besar lagi pada bagian-bagian tanaman yang sedang aktif tumbuh. Penyerapan air

(water absorbtion) oleh akar ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yaitu air

yang tersedia dalam tanah, temperature tanah, aerasi tanah dan konsentrasi larutan

tanah (Williams dan Joseph, 1973).


Kekurangan air (water deficit) akan mengganggu keseimbangan kimiawi

dalam tanaman yang berakibat berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses-

proses fisiologis berjalan tidak normal. Apabila keadaan ini berjalan terus, maka

akibat yang terlihat, misalnya tanaman kerdil, layu, produksi rendah, kualitas turun

dan sebagainya (Craft et al, 1949; Kramer, 1969).

Menurut Clogh dan Milthorpe (1975), pengaruh kekurangan air pada tanaman

tembakau dapat dijelaskan yaitu sejak bermulanya pembentukan daun, luas daun dan

jumlahnya maupun terhadap perkembangan luas sel-sel palisade pada daun-daun

yang sedang mulai berkembang tersusun atas 5 (lima) lembar per tanaman sampaidengan periode
pertumbuhan. Selanjutnya, bahwa laju pembentukan daun pada

tanaman yang kebutuhan airnya terpenuhi adalah konstan setiap saat bila

dibandingkan dengan yang mengalami kekurangan air proses reduksinya sangat

cepat. PENGARUH KEKURANGAN AIR (WATER DEFICIT) TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN TEMBAKAU


Ch. Tri Harwati

Anda mungkin juga menyukai