Pengendalian Proyek
Pengendalian Proyek
dilapangan.
selanjutnya.
dan pengawasan melalui tim- tim yang telah dibentuk sesuai dengan
Direktur Utama.
c. Gambar Kerja
kontrak.
Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan standar
acuan,diantaranya yaitu :
1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971,NI- 2
terhadap mutu beton antara lain dengan metode slump test. Adapun
adukan dalam truck mixer. Apabila terjadi hasil slump test dari adukan
ukurannya.
b. Tongkat besi dengan diameter 16 mm dan panjang 60 cm dengan
meteran.
angkat
20
nilai
H
Slump
Test
berikut:
1. Silinder beton dibersihkan dari kotoran dan diolesi dengan pelumas atau
2. Sampel adukan diambil dari truck mixer pengangkut beton dengan cetok
dengan bahan yang kedap air dan tahan karat, kemudian silinder beton
6. Setelah selama 2 jam, silinder beton kemudian direndam pada air dengan
curring.
sampel hancur.
10. Untuk tiga buah sampel lainnya dilakukan pengujian tekanan setelah
Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan - batuan atau berupa pasir buatan yang
1. Agregat halus harus terdiri dari butir - butir yang tajam dan keras, butir -
butir Agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
4. Agregat halus harus terdiri dari butir - butir yang beraneka ragam besarnya
berat.
2. Agregat halus yang digunakan harus lebih bersih dan diusahakan bebas
dari tanah liat, karang, serpihan-serpihan mika, bahan-bahan organik dan
alkali.
Agregat Kasar
1. Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat kasar yang mengandung butir - butir pipih hanya dapat dipakai,
apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat
agregat seluruhnya. Butir- butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh - pengaruh cuaca, seperti terik
bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur
3. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat - zat yang dapat merusak
4. Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir yang beraneka ragam
dalam pasal 3.5 ayat (1), harus memenuhi syarat - syarat berikut :
c. selisih antara sisa - sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan,
sebagai berikut :
pengujian.
berikut:
1. Bebas dari kotoran, lapisan lemak minyak,karat dan tidak cacat
yang terpisah.
tulangan.
1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II
menurut NI-8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut
standart cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement
Indonesia.
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa
persetujuan Pengawas lapangan.
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang
sudah digunakan harus disertai jaminan dari kontraktoryang dilengkapi
dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti
setaraf dengan mutu semen yang digantinya.
Semen merupakan bahan ikat hidrolis, yaitu bahan yang akan mengeras
jika dicampur dengan air dan merupakan bahan utama dalam
pembuatan adukan beton. Semen yang digunakan pada proyek
mempunyai mutu yang disyaratkan dalam NI-8-1972 dan SK SNI T-15-
1991-03.
7. Pengikatan awal baru dimulai satu jam setelah dicampur dengan air.
Tenggang waktu ini dipergunakan untuk mengolah, mengangkut dan
menempatkan adukan semen.
3. Semen harus dalam keadaan yang belum mulai mengeras jika ada bagian
yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh
tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini
tidak lebih dari 5% berat semen.
1. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton
sama.
b. Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar
yang dibuat dari addukan dengan air yang tidak dapat diminum
1982 Ps 2.3).
7. Tidak mengandung garam - garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam-asam, zat organik, dsb) lebih dari 15 g/lt (PUBI – 1982 Ps
2.4).
lain yang dapat merusak beton dan baja Tulangan (PUBI 1971 Ps 1).
pada proyek tidak menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah
kegiatan yang dapat dihitung dari jumlah dan jenis material yang
b. Peralatan
pada proyek ini telah sesuai dengan jumlah dan volume pekerjaan
yang telah direncanaka. Jika terdapat keterlambatan waktu kedatangan
c. Tenaga Kerja
dicapai kondisi yang optimal antara jumlah tenaga kerja yang ada
kritis dalam suatu kerangka target waktu.Pada lintasan kritis tidak boleh
Dalam monitoring dan pengendalian waktu juga digunnakan bar chart dan
b. Material Schedule
schedule.
terlebih dahulu.