Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada taun 1990 WHO meluncurkan strategi MPS ( Making Pregnancy Safer ) di dukung

oleh badan – badan international seperti UNFPA , UNICEFF dan Word Bank , sebagai upaya

untuk menurunkan AKI dan AKB yang masih cukup tinggi dan sebagian besar terjadi

dinegara – negara berkembang ( Saefuddin , 2002 ) .

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan wanita bersalin adalah masalah besar di

negara berkembang . Ini berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih

memerlukan perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu .

Kematian ibu di Indonesia pada SDKI 2003 terdata 307 par 100.000 kelahiran hidup dan

angka kematian perinatal adalah 35 per 1.000 kelahiran hidup ( SDKI , 2003 ) .

Salah satu upaya Departemen Kesehatan untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB

adalah negara membuat rencana strategi nasional making pregnancy safer ( MPS ) di

Indonesia 2001 – 2010 yang menyebutkan bahwa dalam konteks rencana pembangunan

kesehatan sehat 2010 , maka visi MPS adalah ”Kehamilan dan Persalinan di Indonesia

berlangsung aman serta bayi yang dilahirkan hidup sehat” (Saeffudin , 2002) . Pengawasan

antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan antenatal yang

diberikan oleh tenaga ahli profesional yaitu dokter spesialis kebidanan , dokter umum ,

dokter bukan spesialis yang mempunyai banyak pengalaman dalam kebidanan , bidan ,

public health care , home help , pemanfaatan jenis pelayanan ANC diharapkan dapat
menghasilkan atau memperbaiki status kesehatan ibu hamil . Dalam hal ini pemanfaatan

pelayanan ANC yang tepat akan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan janin yang akan

dilahirkannya sehingga menuju ke keluarga yang sehat dan sejahtera (Sarwono

Prawirohardjo , 2002) .

Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari cakupan

pelayanan antenatal . Peningkatan pelayanan kesehatan antenatal dipengaruhi oleh

pemanfaatan pengguna pelayanan antenatal . Dengan tidak dimanfaatkannya saarana

pelayanan antental dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti : ketidakmampuan dalam hal

biaya , lokasi pelayanan yang jaraknya terlalu jauh atau petugas kesehatn tidak pernah datang

secara berskala ( Sarwono Prawirohardjo , 2002 ) . Dengan demikian untuk meningkatkan

hasil cakupan ibu hamil ada beberapa faktor yang perlu mendapatkan perhatian . Disamping

faktor ibu hamil sendiri (karakteristik) untuk memeriksakan kehamilannya maka , faktor

biaya , petugas pelayanan kesehatan , sarana dan fasilitas kesehatan yang tersedia merupakan

faktor yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan cakupan ibu hamil .

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui

Bagaimana Karakteristik Ibu Hamil Yang Melaksanakan Antenatal Care di BPS .

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penulis melakukan penelitian ingin mengetahui bagaimana karakteristik

ibu hamil yang melaksanakan ANC di BPS....


1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik tentang ibu hamil yang melaksanakan

ANC di BPS .

2. Tujuan Khusus

1).Untuk mengetahui gambaran umur ibu hamil yang melaksanakan ANC

di BPS .

2).Untuk mengetahui gambaran pendidikan ibu hamil yang melaksanakan

ANC di BPS

3).Untuk mengetahui gambaran tentang paritas ibu hamil yang

melaksanakan ANC di BPS

4).Untuk mengetahui gambaran tentang tingkat pendapatan keluarga ibu

hamil yang melaksanakan ANC di BPS

5).Untuk mengetahui gambaran tentang jarak lokasi BPS ke rumah ibu

hamil yang melaksanakan ANC

1.4 Kegunaan Penelitian

1 . Bagi BPS

Sebagai masukan dalam rangka meningkatkan konseling dalam pelayanan

antenatal care di wilayah BPS

2 . Bagi Masyarakat Khususnya Ibu Hamil


Agar ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan , sehingga apabila diketahui resiko kehamilan secara dini dapat

dilakukan tindakan lebih lanjut atau rujukan segera bila diperlukan

3 . Bagi Perkembangan Ilmu

Diharapkan semakin bertambahnya zaman dan ilmu , anka kematian ibu (AKI) dan

anaka kematian ibu (AKB) dapat turun dengan pelan – pelan karena tenaga

kesehatan yang makin profesional dan masyarakat yang semakin kritis .

4. Bagi Mahasiswa

Sebagai sumber referensi , sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama

yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pelayanan antenatal .

5 . Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti bahwa ibu hamil perlu

atau harus dilakukan pengawasan untuk menghindari bahaya yang terjadi pada

masa kehamilan , persalinan dan nifas sehingga penulis dapat mengetahui faktor –

faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melaksanakan ANC .

BAB II
KAJIAN PUSTAKA ,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1. Kajian Tentang Kehamilan Secara Umum

Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin .Lamanya

kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) di hitung dari

pertama haid terakhir.

Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama di mulai dari konsepsi

sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan ke empat sampai bulan ke 7 sampai 9 bulan.

2.1.2 Kajian Tentang Antenatal Care

1. Pengertian

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan

ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal . Pelayanan antenatal

atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan oleh

tenaga profesional yaitu dokter spesialis , dokter umum , bidan , pembantu bidan dan

perawat bidan , untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan

mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

mendapatkan pelayanan asuhan antenatal . Salah satu tenaga medis yang memberikan

pelayanan antenatal adalah bidan . Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti

pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah dan telah menyelesaikan


pendidikan tersebut dan lulus ujian yang ditentukan serta memperoleh ijazah yang

terdaftar sebagai persyaratan utama untuk melaksanakan praktek sesuai dengan

profesinya .

2 .Tujuan Antenatal

1).Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin .

2).Meningkatkandan mempertahankan kesehatan fisik , mental dan sosial ibu dan

janin .

3).Mengenali secara dininya adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil , termasuk riwayat penyakit secara umum ,

kebidanan dan pembedahan .

4).Mempersiapkan persalinan cukup bulan , melahirkan dengan selamat , ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin .

5).Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

Eksklusif.

6).Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal .

3 Cara Pelayanan Antenatal Care

Cara pelayanan antenatal , disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal

menurut Depkes RI yang terdiri dari :

1).Kunjungan pertama
(1).Catat identitas ibu hamil

(2).Catat kehamilan riwayat sekarang

(3). Catat riwayat kehamilandan persalinan lain

(4).Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan

(5). Pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium

(6).Pemeriksaan obstetrik

(7).Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)

(8).Pemberian obat rutin seperti tablet Fe , calsium , multivitamin dan

mineral lainnya serta obat – obat khusus atas indikasi

(9).Penyuluhan / konseling

2) .Jadwal kunjungan ibu hamil

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama

kehamilan

(1).Satu kali pada trimester pertama (sebelum14 minggu)

(2).Satu kali pada trimester kedua (antara minggu 14-28)

(3).Dua kali pada trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 minggu dan

sesudah minggu ke 36)

3) .Pelayanan atau asuhan standar minimal termasuk ”7T”

(1). (Timbang) berat badan

(2). Ukur (tekanan) darah

(3). Ukur (tinggi) fundus uteri

(4). Pemberian imunisasi (Tetenus Toxoid)

(5). Pemberian tablet zat besi , minimum 90 tablet selama kehamilan


(6). Tes terhadap penyakit menular seksual

(7). Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Pelayanan / asuhan antenatalinihanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan

profesional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi . Untuk itu perlu kebijakan

tekis untuk ibu secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi resiko dan

komplikasi kehamilan secara dini . Kebijakan teknis itu dapat meliputi kompenen –

kompenen sebagai berikut :

- Mengupayakan kehamilan yang sehat

-Melakukan deteksi dini komplikasi , melakukan penatalaksanaan awal serta

rujukan bila diperlukan

- Persiapan persalinan yang bersih dan aman

- Persiapan dini untukmelakukan rujukan terjadi komplikasi

4) . Pemberian Vitamin Zat Besi

Dimulai dengan memberikan satu hari sekali sesegara mungkin

setelah rsa mual hilang . Tiap tablet mengandung FeSO4 320 M (zat besi

60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg , minimal masing – masing 90 tablet .

Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi , karena

mengganggu penyerapan . Zat besi paling baik dikonsumsi diantara

waktu makan bersama jus jeruk (Vitamin C) . ( Konsep Kebidanan )

5). Jadwal Imunisasi TT


TT1 pada kunjunngan antenatal pertama

TT2 empat minggu setelah TT1 (3 tahun)

TT3 enam bulan setelah TT2 (5 tahun)

TT4 satu tahun setelah TT3 (10 tahun)

TT5 satu tahun setelah TT4 (25 tahun / seumur hidup )

6). Jadwal Kunjungan Ulang

(1). Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk :

- penapisan dan pengobatan animia

- pengenalan komplikasi akubat kehamilan dan pengobatannya

(2) . Kunjungan II (24 – 28 minggu ) dan Kunjungan III (32 minggu)

dilakukan untuk :

- pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

- penapisan pre-eklemsia , gamelli , infeksi alat reproduksi dan saluran

perkemihan

- mengulang perencanaan persalinan

(3) . Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)

- sama dengan kunjungan II dan III

- mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

- mengenali tanda – tanda persalinan

2.1.3 Karakteristik Ibu Hamil Yang Melaksanakan Antenatal Care

Pengertian Karakteristik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ciri- ciri khusus atau

mempunyai sifat khas sesuai dengan perawatan tertentu . Adapun ciri-ciri yang akan

diteliti ibu hamil yang melaksanakan ANC adalah umur , pendidikan , paritas ,

tingkat pendapatan dan jarak lokasi rumah ibu hamil .

1 . Umur ibu hamil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) umur adalah lama waktu lama

hidup atau sejak dilahirkan . Umur sangat menentukan kesehatan ibu , ibu dikatakan

beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun .

Umur berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang

dilakukan . Macam – macam usia menurut KBBI di klasifikasikan sebagai berikut :

1) .Usia menikah adalah usia yang dianggap cocok secara fisikdan mental untuk

menikah (kira – kira diatas 20 tahun )

2) .Usia produktif adalah usia ketika seseorang atau masih mampu bekerja

menghasilkan sesuatu

3) Usia reproduktif adalah masa diantara pubertas dan menoupose yang

pembuahannya sering kali jadi positif

4) . Usia sekolah adalah usia dianggap cocok bagi anak secara fisik dan mental untuk

masuk sekolah

5) . Usia lanjut adalah tahap masa tua (usia 60 tahun ke atas)

6) . Usia remaja adalah usia 50 tahun ke atas

2 . Pendidikan ibu hamil


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan adalah proses

pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan , proses ,

pembuatan cara mendidik . Kemahiran menyerap pengetahuan akan meningkat

sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini

berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya .

Menurut UU No 2 tahun 1989 bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur

pendidikan sekolah terdiri dari :

1) .Pendidikan Dasar

Meliputi sekolah dasar / Madrasah Ibtidaiyah dan SMP / MTs

2). Pendidikan Menengah

Meliputi SMU dan kejuruan serta Madrasah Aliyah

3). Pendidikan Tinggi

Meliputi Akademi , Institut , Sekolah Tinggi dan Universitas

4).Tidak sekolah / belum sekolah adalah mereka yang tidak mau atau belum

pernah sekolah termasuk mereka yang tamat atau belum tamat , taman kanak –

kanak yang tidak melanjutkan ke SD (BPS Propinsi , 2004)

3 . Paritas ibu hamil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , paritas adalah keadaan

kelahiran (partus) atau jumlah anak yang dilahirkan baik lahir hidup , lahir mati

maupun abortus sampai saat hamil terakhir . Bertolak belakang pada kepercayaan

masyarakat bahwa persalinan akan semakin mudah dengan semakin banyaknya


pengalaman melahirkan, persalinan yang berulang – ulang justru banyak

mempunyai resiko , sedangkan komplikasi yang serius meningkat pada persalinan

ketiga dan seterusnya (Depkes RI , 1997) . Paritas (hamil dan lahir hidup) dengan

interval kurang dari 2 tahun , jumlah kehamilan diatas 4 kali , umur saat hamil

terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau sudah tua (diatas 35 tahun) adalah resiko

tinggi bagi ibu . Usia 20 – 30 tahun adalah periode untuk melahirkan , pencegahan

resiko pada kehamilan dapat dihindarkan dengan 4T (terlalu banyak anak , terlalu

dini , terlalu lambat dan terlalu rapat) .

4 . Tingkat pendapatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , pendapatan adalah hasil kerja

(usaha) sehubungan dengan penghasilan . Penghasilan dalam penelitian ini adalah

menyangkut penghasilan keluarga dan diklasifikasikan sebagai berikut :

- Tingkat penghasilan tinggi bila penghasilan keluarga rata – rata perbulan antara Rp.

451.000 – Rp. 650.000

- Tingkat penghasilan sedang bila penghasilan keluarga rata – rata perbulan antara

Rp. 251.000 – Rp. 450.000

- Tingkat penghasilan rendah bila penghasilan keluarga rata – rata perbulan antara

Rp. 50.000 – Rp. 250.000 (BPS , 2005)

5 . Jarak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , jarak adalah ruang sela

(panjang dan jauh ) antara dua benda dan tempat . Jarak menggambarkan

keterjangkauan pelayanan kesehatan dalam kaitannya dengan pelayan gawat darurat

kebidanan . Bila tidak terjangkau fasilitas pelayanan kebidanan merupakan


kegagalan paling kritis dalam sistem kesehatan (IBI , 1997) . Jarak dikatakan jauh

bila lebih dari 3.000m dan dikatakan dekat jika kurang dari 3.000m (BPS . 2005) .

2.2 KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep

satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo , 2005) . Konsep

adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian . Oleh karena

itu konsep tidak dapat di ukur dan diamati secara langsung . Agar dapat diamati dan dapat di

ukur , maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam variabel – variabel . Dari variabel itulah

konsep pada diamati dan diukur (Notoatmodjo , 2005) .

Sesuai dengan tujuan penelitian , kerangka konsep dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui karakteristik tentang ibu hamil yang melaksanakan antenatal care . Variabelnya

meliputi umur , pendidikan , paritas , tingkat pendapatan serta jarak lokasi rumah ibu hamil ke

BPS .
BAB III

BAHAN / SUBJEK / OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. SUBJEK PENELITIAN

3.1.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah sekumpulan kasus yang memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan

masalah penelitian . Populasi adalah setiap subjek penelitian yang memenuhi karakteristik yang

telah ditentukan ( Notoatmdjo , 2002 ) . Pada penelitian ini peneliti mengambil populasi yaitu

semua ibu hamil yang berkunjung di BPS .

3.1.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi ( Notoatmodjo , 2005 ) . Adapun penentuan sampel

didasarkan atas kriteria inklusi .

Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel yaitu semua ibu hamil yang berkunjang untuk

memeriksakan kehamilannya di BPS .

3.1.3. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subjek agar

dapat diikut sertakan sebagai sumber data dalam penelitian . Adapun kriteria inklusi pada

penelitian ini adalah :

1. Ibu hamil yang datang berkunjung di BPS

2. Ibu hamil yang datang berkunjung di BPS untuk memeriksakan kehamilannya

berdasarkan umur ibu .


3. Ibu hamil yang datang berkunjung di BPS untuk memeriksakan kehamilannya yang

berdasarkan tingkat pendidikan .

4. Ibu hamil yang datang berkunjung di BPS untuk memeriksakan kehamilannya yang

berdasarkan paritas ibu .

5. Ibu hamil yang datang berkunjung di BPS untuk memeriksakan kehamilannya yang

berdasarkan tingkat pendapatan .

6. Ibu hamil yang datang berkunjung di BPS untuk memeriksakan kehamilannya yang

berdasarkan jarak kehamilan .

3.1.4. Kreteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria yang dimeliki oleh suatu subjek

menyebabkan objek tersebut tidak termasuk dalam kriteria yang harus dipenuhi sehingga subjek

tersebut harus dikeluarkan dari dalam penelitian adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini

adalah :

1 . Ibu hamil yang menderita penyakit tertentu / menular .

2 . Ibu hamil dengan status gizi kurang .

3.2. METODE PENELITIAN

3.2.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu bentuk

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena – fenomena yang ada , baik

fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia . Fenomena itu bisa berupa bentuk ,
aktifitas , karakteristik , perubahan , hubungan , kesamaan dan perbedaan antara fenomena yang

satu dengan fenomena yang lainnya ( Sukmadinata , 2006;72 ) .

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskrisikan dan

menginterpretasikan sesuatu , misalnya kondisi atau hubungan yang ada , pendapat yang

berkembang , proses yang sedang berlangsung , akibat atau efek yang terjadi , atau tentang

kecenderungan yang tengah berlangsung .

Furchan (2004;447) menjelaskan bahwa penelitiandeskriptif adalah penelitian yang

dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan .

Lebih lanjut dijelaskan dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau

dikendalikan serta tidak ada uji hepotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperimen

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif dengan melihat dan mencatat

kembali data dari catatan buku register ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di BPS .

3.2.2. Variabel Penelitian

1 . Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependen . Yang menjadi variabel independen pada penelitian ini adalah

umur ibu , tingkat pendidikan , paritas , tingkat pendapatan dan jarak .

2 . Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas . Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah

ibu yang memeriksakan kehamilannya di BPS .

3.2.3. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi Operasional

1.Antenatal Care
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan

ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal . Pelayanan antenatal

atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan oleh

tenaga profesional yaitu dokter spesialis , dokter umum , bidan , pembantu bidan dan

perawat bidan , untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan

mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

mendapatkan pelayanan asuhan antenatal . Salah satu tenaga medis yang memberikan

pelayanan antenatal adalah bidan . Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti

pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah dan telah menyelesaikan

pendidikan tersebut dan lulus ujian yang ditentukan serta memperoleh ijazah yang

terdaftar sebagai persyaratan utama untuk melaksanakan praktek sesuai dengan

profesinya .

2 . Umur ibu hamil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) umur adalah lama waktu lama

hidup atau sejak dilahirkan . Umur sangat menentukan kesehatan ibu , ibu dikatakan

beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun .

Umur berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang

dilakukan . Macam – macam usia menurut KBBI di klasifikasikan sebagai berikut :

1 .Usia menikah adalah usia yang dianggap cocok secara fisikdan mental untuk

menikah (kira – kira diatas 20 tahun )

2 .Usia produktif adalah usia ketika seseorang atau masih mampu bekerja

menghasilkan sesuatu
2. Usia reproduktif adalah masa diantara pubertas dan menoupose yang

pembuahannya sering kali jadi positif

4 . Usia sekolah adalah usia dianggap cocok bagi anak secara fisik dan mental untuk

masuk sekolah

5 . Usia lanjut adalah tahap masa tua (usia 60 tahun ke atas)

6 . Usia remaja adalah usia 50 tahun ke atas

3 . Pendidikan ibu hamil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan adalah

proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan , proses ,

pembuatan cara mendidik . Kemahiran menyerap pengetahuan akan meningkat

sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini

berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya .

Menurut UU No 2 tahun 1989 bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur

pendidikan sekolah terdiri dari :

1 .Pendidikan Dasar

Meliputi sekolah dasar / Madrasah Ibtidaiyah dan SMP / MTs

2. Pendidikan Menengah

Meliputi SMU dan kejuruan serta Madrasah Aliyah

3. Pendidikan Tinggi

Meliputi Akademi , Institut , Sekolah Tinggi dan Universitas


4. Tidak sekolah / belum sekolah adalah mereka yang tidak mau atau belum

pernah sekolah termasuk mereka yang tamat atau belum tamat , taman kanak –

kanak yang tidak melanjutkan ke SD (BPS Propinsi , 2004)

4 . Paritas ibu hamil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , paritas adalah keadaan

kelahiran (partus) atau jumlah anak yang dilahirkan baik lahir hidup , lahir mati

maupun abortus sampai saat hamil terakhir . Bertolak belakang pada kepercayaan

masyarakat bahwa persalinan akan semakin mudah dengan semakin banyaknya

pengalaman melahirkan, persalinan yang berulang – ulang justru banyak

mempunyai resiko , sedangkan komplikasi yang serius meningkat pada persalinan

ketiga dan seterusnya (Depkes RI , 1997) . Paritas (hamil dan lahir hidup) dengan

interval kurang dari 2 tahun , jumlah kehamilan diatas 4 kali , umur saat hamil

terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau sudah tua (diatas 35 tahun) adalah resiko

tinggi bagi ibu . Usia 20 – 30 tahun adalah periode untuk melahirkan ,

pencegahan resiko pada kehamilan dapat dihindarkan dengan 4T (terlalu banyak

anak , terlalu dini , terlalu lambat dan terlalu rapat) .

5 . Tingkat pendapatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , pendapatan adalah hasil kerja

(usaha) sehubungan dengan penghasilan . Penghasilan dalam penelitian ini adalah

menyangkut penghasilan keluarga dan diklasifikasikan sebagai berikut :

- Tingkat penghasilan tinggi bila penghasilan keluarga rata – rata perbulan antara Rp.

451.000 – Rp. 650.000


- Tingkat penghasilan sedang bila penghasilan keluarga rata – rata perbulan antara

Rp. 251.000 – Rp. 450.000

- Tingkat penghasilan rendah bila penghasilan keluarga rata – rata perbulan antara

Rp. 50.000 – Rp. 250.000 (BPS , 2005)

6 . Jarak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , jarak adalah ruang sela

(panjang dan jauh ) antara dua benda dan tempat . Jarak menggambarkan

keterjangkauan pelayanan kesehatan dalam kaitannya dengan pelayan gawat darurat

kebidanan . Bila tidak terjangkau fasilitas pelayanan kebidanan merupakan

kegagalan paling kritis dalam sistem kesehatan (IBI , 1997) . Jarak dikatakan jauh

bila lebih dari 3.000m dan dikatakan dekat jika kurang dari 3.000m (BPS . 2005) .

3.2.4. Tekhnik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan melihat kembali semua catatan buku register ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya di BPS .

3.2.5. Tekhnik Analisa Data

1. Coding

Yaitu mengklasifikasikan data menurut macamnya yang telah dikumpulkan dari catatan buku

register ibu hamil .

2. Tabulasi Data

Merupakan suatu kegiatan untuk mengelompokkan data sesuai item yang ditetukan oleh

peneliti (Nursalam , 2003) .

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam langkah tabulasi data adalah :


1). Memberi skor (scoring) terhadap item-item yang telah ditetapkan dalam operasional .

2). Mengubah jenis data jika diperlukan , disesuaikan atau dimodifikasi dengan tekhnik

analisis yang akan digunakan .

3. Analisa Data

Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara sistematis

terhadap data yang tellah dikumpulkan dengan tujuan supaya trends dan relationship bila

dideteksi (Nursalam dan Siti Pariani , 2003) .

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus

distribusi frekuensi sebagai berikut :

F
P= X 100 %
N
Keterangan :

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya

N = Number of Case (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P = Angka Persentase

3.2.6. Lokasi Penelitian

Dalam kesempatan ini peneliti akan melakukan atau menetapkan lokasi penelitian yaitu

di BPS .

3.2.7. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal..................................

3.3 Kode Etik Penelitian

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian ,

mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia maka segi etika
penelitian harus diperhatikan . Adapun masalah etika yang harus diperhatikan adalah sebagai

berikut :

1 . Peneliti mengajukan permohonan izin ke pemerintah setempat untuk memperoleh izin

dalam melakukan penelitian .

2 . Peneliti mengajukan permohonan izin ke Bidan pemilik BPS untuk memperoleh izin dalam

pengambilan data ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya .


DAFTAR PUSTAKA

1. Helen V dkk, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC. 2007

2. Salmah dkk, Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC. 2006

3. Hanifa W, Ilmu Kandungan Edisi III. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo .
2006

4. Penny S dkk, Panduan Lengkap Kehamilan , Melahirkan dan bayi , Jakarta : Arcan , 2008

5. Hadi dkk . Perkembangan kesehatan maternal dan neonatal . ( Diunduh pada tanggal 20
Desember 2009 )

6. Cunningham G, Gant, Leveno, Gilstrap III, Hauth, Wenstrom. Obstetri Williams. Jakarta:
EGC. 2006.

7. Saifuddin B. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan dan Maternal. Edisi 1. Cetakan
ketiga.Jakarta: YBP – SP. 2002.

8. Abdul B.S dkk, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal .
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo . 2002

9. Djmahoer Martaadisoebrata. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC. 2005.

10. Sulaiman. Kegawatdaruratan dalam kebidanan. Jakarta : Trans Info Medika. 2009.(Hal.15 –
19)

11. Arief M, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius. 2008

12. Hanif W. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta : YBP – SP. 2007.


13. Hanif W. Ilmu Kebidanan, Edisi 3. Jakarta: YBP – SP. 2005.

14. Wahyuningsih P. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya. 2006

15. Notoatmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RinekanCipta. 2002.( Hal.92 )

16. Alimul H. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis data. Jakarta : Salemba Medika.
2007.( Hal.121 )

Anda mungkin juga menyukai