Nim : 7101419208
MAKALAH
PENDAHULUAN
Salah satu perilaku mahasiswa di lingkungan kampus atau universitas yang dapat
menimbulkan atau menumbuhkan budaya korupsi adalah menyontek. Sadar atau tidak menyontek
dapat mendatangkan bahaya baik jangka pendek maupun jangka panjang, baik bagi penyontek
maupun yang dicontek Bila seorang mahasiswa terbiasa menyontek, maka kebiasaan itulah yang
akan membentuk dirinya.
Menyontek adalah salah satu fenomena pendidikan yang sering bahkan selalu muncil
menyertai aktivitas proses belajar mengajar sehari hari tetapi jarang mendapat pembahasan dalam
wacana pendidikan di Indonesia. Kurangnya pembahasan mengenai perilaku menyontek mungkin
disebabkan karena kebanyakan masyarakat menganggap persoalan ini sebagai perilaku yang
sifatnya sepele padahal masalah menyontek sesungguhnya merupakan sesuatu yang sangat
mendasar.
Banyak kalangan pelajar dan mahasiswa yang masih terus melakukan kegiatan menyontek,
dimulai dari alasan bodoh, malas, tidak percaya diri, ataupun soal yang terlalu sulit. Bahkan sering
dibuat untuk alasan sebagai bentuk solidaritas. Tapi solidaritas ini sering disalahartikan yaitu
bagaimana kita membantu teman, baik dalam hal positif maupun negatif. Jika solidaritas diartikan
sebagai solidaritas yang positif maka akan berdampak positif juga, yaitu semakin eratnya rasa
persatuan. Tapi jika solidaritas disalah artikan dengan memberikan contekan kepada teman tentu
saja ini akan menyimpang arti dari solidaritas yang sebenarnya. Hal ini yang membuat kita serba
salah sehingga kita tetap menyontek meskipun kita tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah hal
yang salah.
B. Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Menyontek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Pustaka Pheonix, 2009), menyontek berasal
dari kata sontek yang berarti melanggar, menocoh, menggocoh yang artinya mengutip tulisan, dan
lain sebagainya sebagaimana aslinya, menjiplak. Menurut Webster’s New Universal Unabridged
Dictionary (Schmelkin, 2008) menyontek diartikan sebagai perilaku yang menipu yaitu dengan
dengan kecurangan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian perilaku menyontek adalah
kecurangan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan cara yang tidak halal
seperti membuka catatan, bertanya kepada teman, ataupun melihat langsung jawaban dari internet,
dan perilaku lainnya yang tidak dibenarkan untuk dilakukan karena tidak hanya merugikan bagi
orang lain, tetapi juga sangat merugikan dirinya sendiri sebagai pelaku sontek
Perilaku menyontek sebagai perilaku yang kompleks (rumit) dapat disebabkan berbagai
macam faktor, juga dapat terlihat dalam berbagai bentuk perilaku yang terkadang tidak kita sadari
bahwa sebenarnya kita sudah melakukan perilaku menyontek.
Hetherington dan Feldman (Anderman dan Murdock, 2007) mengelompokkan empat bentuk
perilaku menyontek, yaitu:
Menurut Nugroho (2008), yang menjadi penyebab munculnya tindakan menyontek bisa
dipengaruhi beberapa hal. Baik yang sifatnya berasal dari dalam internal yakni diri sendiri, maupun
dari luar (eksternal) misalnya dari guru, orang tua maupun sistem pendidikan itu sendiri.
Dampak yang timbul dari praktik menyontek yang secara terus menerus dilakukan akan
mengakibatkan ketidakjujuran. Jika tidak, niscaya akan muncul malapetaka. Peserta didik akan
menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya nanti akan menjadi kandidat koruptor.
(Poedjinoegroho, 2006).
Orang yang suka menyontek biasanya hanya memerlukan yang instan-instan saja dan tidak
percaya pada kemampuan dirinya sendiri, yang pada akhirnya akan menjadi generasi yang labil.
Kreatifitas dalam dirinya terhambat. Penuh dengan rasa malas, putus asa, dan tidak bertanggung
jawab. Semua yang diraihnya tidak halal karena kecurangan sehingga mengakibatkan reputasi diri
akan buruk di mata sosial.
Dampak buruk lainya adalah membodohi diri sendiri. Ketika kita menyontek, berarti kita
memanipulasi nilai kita. Dan ketika kita memberikan jawaban kepada teman kita, maka kita
memberikan peluang kepada teman kita untuk mendapatkan nilai yang lebih besar. mungkin adalah
penyontek-penyontek berat ketika mereka masih berada di bangku sekolah. Mereka yang terbiasa
menyontek di sekolah, memiliki potensi untuk menjadi koruptor, penipu, dan penjahat krah putih
dalam masyarakat nanti.
Untuk memulai sesuatu memang berawal dari diri sendiri. Seperti halnya memberantas
contek-menyontek berawal dari diri kita yaitu para mahasiswa untuk lebih giat belajar dan
meningkatkan percaya diri. Namun disamping itu perlu adanya pihak yang mendukung sehingga
contek-menyontek tersebut tidak terjadi yaitu guru. Berbagi cara telah guru lakukan untuk
mencegah contek-menyontek yakni dengan memberi teguran hingga sanksi yang berat untuk para
mahasiswa yang menyontek. Hal itu masih saja belum berhasil. Nampaknya mahasiswa yang
menyontek lebih jeli dibandingkan dengan gurunya yang mengawasi saat ujian berlangsung.
KESIMPULAN
Faktor-faktor yang menyebabkan pelajar berbuat menyontek yaitu faktor faktor dari diri
sendiri karena kurangnya percaya diri ,faktor dari guru karena pelajaran yang di berikan terlalu
teoritis dan kurangnya pengawasan dari guru ,faktor dari orang tua karena kurangnya didikan
tentang kejujuran dan yang terakhir faktor dari system pendidikan.salah satu faktor yang
menyebabkan menyontek saat ujian tertulis yaitu karena kurangnya pengawasan dari guru dan soal
yang sangat membuku.
Dampak yang ditumbulkan dari menyontek yaitu belajar menjadi malas ,tidak mau
berfikir,tidak pecaya terhadap kemampuan dirinya sediri ,gampang putus asa,memiliki sifat yang
tidak jujur dan masih banyak lagi.bahkan dapat menimbulkan bibit-bibit korupsi dari perbuatan
tersebut.
Cara untuk mencegah dan membrantas budaya menyontek yaitu harus di mulai dari kita
sediri dengan sadar bahwa perbuatan tersebut banyak menimbulkan hal negatifnya dan bantuan dari
pihak lain seperti guru,teman ,sahabat dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://ademardhatillah.blogspot.com/2012/10/makalah-perilaku-menyimpang.html
http://onosari.com/t8019-tips-menghilankan-kebiasan-menyontek
https://www.kajianpustaka.com/2013/03/teori-menyontek.html