Anda di halaman 1dari 11

A.

KERANGKA KONSEPTUAL

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu system yang

koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang

konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan

laporan keuangan. Tujuan akan mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi,

sedangkan fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan

petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas dan

mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.

Kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada penalaran

logis yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang harus dilakukan

apabila ada fakta atau fenomena baru. Kerangka konseptual digambarkan dalam bentuk hirarki

yang memiliki beberapa tingkatan. Pada tingkatan teori yang tinggi, kerangka konseptual

mengindentifikasi ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan. Pada tingkatan selanjutnya,

karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen keuangan didefinisikan. Pada

tingkatan operasional, kerangka operasional berkaitan dengan prinsip- prinsip dan aturan-

aturan tentang pengakuan dan pengukuran elemen laporan keuangan. Artinya perumusan

kerangka konseptual dimulai dengan penentuan tujuan yang menjadi landasan untuk menyusun

elemen lain seperti karakteristik kualitatif dari informasi dan pengakuan serta pengukuran

elemen laporan keuangan.

B. ISU-ISU KERANGKA KONSEPTUAL

1. Isu artikulasi

Terdapat dua pendekatan terkait dengan pandangan artikulasi, yaitu:


a. Pendekatan aset-hutang (neraca atau balance sheet) disebut juga dengan

pemeliharaan modal, yang berarti revenue dan expense merupakan hasil dari

perubahan aset dan hutang. Peningkatan dan penurunan aset bersih yang tidak

dimasukkan dalam definisi earnings antara lain, kontribusi modal, penarikan

modal, koreksi earnings periode sebelumnya dan gains serta losses holding.

b. Pendekatan pendapatan-biaya (laba-rugi atau income statement) disebut juga

pandangan laporan income atau penandingan, yang berarti revenue dan expense

dihasilkan dari kebutuhan akan penandingan. Penandingan merupakan proses

pengukuran fundamental dalam akuntansi yang terbagi atas dua tahap yaitu

pengakuan revenue (dalam satuan waktu) melalui prinsip realisasi dan pengakuan

expense dalam tiga cara, yaitu hubungan sebab akibat, alokasi yang rasional dan

sistematis, dan pengakuan segera. Pandangan laba-rugi menekankan pada

pengukuran earnings, dan tidak pada peningkatan atau penurunan modal bersih.

2. Isu definisi

Menurut pandangan neraca, aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki suatu

entitas, dimana sumber daya tersebut merepresentasikan manfaat di masa mendatang yang

diharapkan menghasilkan aliran kas masuk secara langsung atau tidak langsung.Aset juga

dibatasi untuk menyajikan sumber daya ekonomi yg dimiliki entitas.

Menurut pandangan laba-rugi, aset tidak hanya meliputi aset yang didefinisikan

oleh pandangan neraca, tetapi semua item yang tidak merepresentasikan sumber daya

ekonomu suatu entitas, namun diperlukan untuk penandingan dan penentian income secara
memadai. Jika kita mengeluarkan masalah beban tangguhan, definisi aset akan mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

a. aset merepresentasikan aliran kas suatu entitas.

b. manfaat potensial yang diperoleh entitas.

c. konsep legal atas properti yang mempengaruhi definisi akuntansi asset

d. cara aset diperoleh menjadi bagian dari definisi, dari transaksi sekarang atau masa

lalu, transaksi pertukaran, transfer searah dari pemilik, atau keuntungan yang tidak

diduga.

e. dapat dipertukarkan, merupakan karakteristik penting dari aset.

C. HAL-HAL YANG MENDASARI KONSEP AKUNTANSI AKRUAL

1. Akrual

Adalah proses akuntansi yang mengakui peristiwa dan kejadian nonkas pada saat

mereka terjadi atau dengan kata lain pengakuan pendapatan dan peningkatan aktiva

yang berkaitan dengan pengakuan beban dan peningkatan kewajiban yang berkaitan

dalam jumlah tertentu yang diharapkan akan diterima atau dibayarkan, biasanya dalam

bentuk kas di masa depan.

2. Penangguhan

Adalah proses akuntansi yang mengakui penerimaan kas saat ini sebagai kewajiban dan

mengakui pembayaran kas saat ini sebagai aktiva dengan harapan akan terjadi dampak

di masa yang akan datang.

3. Alokasi
Adalah proses akuntansi yang menempatkan jumlah tertentu menurut rencana atau

rumus tertentu.

4. Amortisasi

Adalah proses akuntansi untuk secara sistematis memperkecil jumlah tertentu melalui

pembayaran ataupun penghapusan secara berkala.

5. Realisasi

Adalah proses pengkonversian sumber daya dan hak-hak kas menjadi uang. Realisasi

paling tepat digunakan dalam pelaporan akuntansi dan keuangan untuk merujuk kepada

penjualan aktiva untuk mendapatkan sejumlah uang atau klaim atas sejumlah uang.

6. Pengakuan

Adalah proses pencatatan atauu pemasukan secara formal suatu hal dalam rekeningg

dan laporan keuangan perusahaan

D. STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPT (SFAC)

SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual framework. Statemen ini

dapat disamakan dengan APB Statement 4, dalam satu aspek yaitu tidak membentuk prinsip-

prinsip akuntansi berterima umum (GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana Rule 203 pada

Rules of Conduct of AICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP.

Adanya kebutuhan akan rerangka konseptual mendorong FASB mengeluarkan

Discussion Memorandum berjudul “ Conceptual Rerangka for Financial Accounting and

Reporting : Elements of Financial Statements and Their Measurement “ pada tahun 1976. Hasil

kerja dan tulisan tersebut akhinya pada perioda 1978-1985 dihasilkan enam komponen

rerangka konseptual dan diberi nama Statement of Financial Accounting Concept (SFAC).
Sejak berdiri, FASB telah mengeluarkan 8 pernyataan keuangan. 3 diantara nya dijelaskan

sebagai berikut:

1. Statements of Financial Accounting Concept No.1

SFAC No.1 berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan bisnis. Tujuan

secara keseluruhan adalah untuk informasi yang bermanfaat dalam pengambilan

keputusan bisnis dan ekonomi . Statemen ini merupakan turunan langsung Trueblood

report dan secara umum merupakan versi ‘singkat’ dari laporan tersebut, dengan

beberapa petimbangan nilai penting SFAC No.1 ini. Beberapa petimbangan nilai

penting tersebut adalah:

a. Manfaat informasi harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk

mendapatkannya.

b. Laporan akuntansi bukan merupakan satu-satunya sumber informasi

tentang perusahaan

c. Akuntansi akrual sangat bermanfaat untuk menilai dan memprediksi

earning power dan cash flow perusahaan.

d. Informasi yang tersedia harus bermanfaat, tetapi setiap pengguna membuat

prediksi dan penilaian masing-masing.

SFAC 1 tidak menjelaskan secara spesifik laporan yang harus digunakan

maupun bentuk dari laporan tersebut. Laporan hanya menyebutkan pelaporan keuangan

seharusnya relatif menyediakan informasi sumberdaya ekonomi perusahaan, obligasi

dan ekuitas pemilik dan bagaimana kinerja perusahaan disajikan dengan mengukur

earnings dan komponennya bagaimana kas diperoleh dan dibayarkan. Karenanya SFAC
1 secara ekstrem merupakan himbauan yang hati-hati dari tujuan komite Trueblood dan

mempertahankan tingkat kelaziman yang tinggi.

2. Statements of Financial Accounting Concept No.2 Karakteristik Kualitatif dari

Informasi Keuangan (Qualitative Characteristics of Accounting Information)

Statemen ini bertujuan untuk memberikan karakteristik kualitas yang harus

dimiliki oleh informasi akuntansi sehingga informasi tersebut menjadi lebih

bermanfaat.

a. Relevansi informasi

Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat,

sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan.

Dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk

mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya

sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung

harapan mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang

diambil.

b. Nilai umpan balik dan nilai prediksi sebagai unsur-unsur relevan

Informasi dapat menjadikan keputusan yang berbeda dengan meningkatkan

kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi atau dengan membetulkan

harapan awal mereka. Informasi berpengaruh terhadap perilaku manusia dan

karena orang berbeda dapat bereaksi secara berbeda terhadap informasi

tersebut, maka informasi keuangan tidap dapat dievaluasi dengan cara sebatas

kebenaran peramalan atas dasar informasi tersebut. Nilai prediktif merupakan


pertimbangan yang penting dalam memisahkan informasi akuntansi yang

relevan dan tidak relevan.

c. Ketepatan waktu (timeliness)

Ketepatan waktu adalah aspek pendukung relevansi. Ketika informasi tidak

tersedia saat dibutuhkan atau tersedia setelah sekian waktu setelah pelaporan

maka informasi tersebut tidak memiliki nilai untuk tindakan masa depan.

Informasi tersebut memiliki relevansi dan manfaat yang rendah.Timeliness

berarti tersedianya informasi dalam pengambilan keputusan sebelum informasi

tersebut kehilangan kapasitas pengaruhnya dalam mempengaruhi

keputusan.Timeliness sendiri tidak dapat membuat informasi relevan, tetapi

kurangnya timeliness dapat membuat informasi kehilangan relevansinya.Jadi

ada derajat timeliness.

d. Keandalan informasi (reliablelity)

Keandalan merupakan kualitas informasi yang menyebabkan pemakaian

informasi akuntansi, sangat tergantung pada kebenaran informasi yang

dihasilkan.Keandalan suatu informasi sangat tergantung pada kemampuan

suatu informasi untuk menggambarkan secara wajar keadaan/peristiwa yang

digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

e. Representational faithfulness

Representational faithfulness berhubungan dengan tingkat kesesuaian antara

pengukuran atau deskripsi dengan fenomena yang digambarkan.Dalam


akuntansi fenomena yang digambarkan adalah sumber daya ekonomi,

kewajiban, transaksi dan kejadian yang merubah sumber daya dan kewajiban

entitas.Kadang informasi tidak andal karena kesalahan interpretasi.

3. Statements of Financial Accounting Concept No.6 Elemen-elemen Laporan

Keuangan (Elements of Financial Statements)

SFAC No. 6, “ Elements of Financial Statement of Business Enterprises “,

dijelaskan bahwa ada sepuluh elemen laporan keuangan, yaitu :

a. Aset (assets)

Adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang

diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi

atau peristiwa masa lalu.

b. Utang (liabitilies)

Adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa

mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentrasfer

aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat

transaksi masa lalu.

c. Ekuitas (equity)

Adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah dikurangi

dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.
d. Investasi oleh pemilik (investment by owners)

Adalah kenaikan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer entitas

lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau

meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut.

e. Distribusi pada pemilik (distribution to owners)

Adalah penurunan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer aset,

penyerahan jasa, atau penambahan utang oleh perusahaan kepada pemilik.

f. Laba komprehensif (comprehensive income)

Adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu entitas selam satu perioda yang

berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari sumber yang

bukan berasal dari pemilik.

g. Pendapatan (revenue)

Adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan utang suatu

entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari

pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan

lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

h. Biaya (expenses)

Adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau penambahan utang

suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari
pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan

lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

i. Keuntungan (gains)

Adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan

berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi

entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari pendapatan dan

investasi oleh pemilik.

j. Kerugian (losses)

Adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan

berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi

entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi

pada pemilik.

E. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan.

Oleh karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan langkah yang paling krusial

dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-

prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen

keuangan. Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan

kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang dihasilkan

pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan informasional pihak yang dituju. Pada

gilirannya, pihak yang dituju akan melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang
mengarah ke pencapaian tujuan pelaporan keuangan. Dengan demikian, diharapkan tujuan

yang lebih luas (tujuan ekonomik dan sosial negara) akan tercapai. SFAC No.8 secara umum

merumuskan tiga tujuan pelaporan keuangan, yaitu :

1. Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat bagi

investor, pemberi pinjaman dan kreditor yang sudah ada maupun yang potensial dalam

membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas pelapor.

Keputusan tersebut meliputi membeli, menjual, atau menahan instrument ekuitas dan

hutang serta menyediakan pinjaman dan kredit dalam bentuk lain.

2. Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas, investor yang

sudah ada maupun oleh calon investor, kreditur serta kreditur lain yang membutuhkan

informasi tentang sumber daya entitas, klaim terhadap entitas tersebut, dan seberapa

efisien maupun efektif manajemen entitas melakukan pengelolaan dan komisarisbyang

telah menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya entitas.

3. Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari

pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya ekonomi dan klaim

terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam pelaporan entitas.

Diamati dari tujuan pelaporan keuangan suatu entitas yang dirkomendasikan dalam

SFAC No.8 maka tampak bahwa para pengguna informasi keuangan yang kepentingannya

diutamakan yaitu para investor dan calon investor serta para kreditor dan calon kreditor.

Investor dan kreditor merupakan pihak-pihak yang menyediakan sumber daya bagi suatu

entitas tetapi tidak memiliki akses langsung pada informasi yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai