OLEH :
ABSTRAK ........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
i
3.1.1 Pekerjaan Persiapan ............................................................................ 22
ii
3.1.3.6 Inspeksi ............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 3.27 Benang. .......................................................................................... 41
Gambar 3.28 Flowchart pekerjan pilecap, tie-beam, dan slab. ........................... 43
Gambar 3.29 Detail dan Tipe-tipe Pilecap. ......................................................... 45
Gambar 3.30 Tipe-tipe Tie-beam. ....................................................................... 46
Gambar 3.31 Detail Slab. .................................................................................... 47
Gambar 3.32 Pemotongan kepala tiang pancang. ............................................... 48
Gambar 3.33 Pembuatan Bouwplank................................................................... 49
Gambar 3.34 Penggalian Tanah........................................................................... 49
Gambar 3.35 Proses Pemasangan Bekisting Tie-beam. ...................................... 50
Gambar 3.36 Proses Pemasangan Bekisting Pilecap. ......................................... 50
Gambar 3.37 Detail Potongan PC. ...................................................................... 51
Gambar 3.38 Pekerjaan lantai kerja. .................................................................... 52
Gambar 3.39 Baja Tulangan yang digunakan. .................................................... 53
Gambar 3.40 Pemotongan Baja Tulangan. .......................................................... 53
Gambar 3.41 Pembengkokan BajaTulangan. ...................................................... 54
Gambar 3.42 Perakitan Baja Tulangan di Lokasi Kerja. ..................................... 55
Gambar 3.43 Perakitan Baja Tulangan di Fabrikasi Besi. ................................... 55
Gambar 3.44 Penyemprotan anti rayap ............................................................... 56
Gambar 3.45 Pelaksanaan Inspeksi. .................................................................... 56
Gambar 3.46 Pemasangan stop-cor. .................................................................... 57
Gambar 3.47 Slump Test...................................................................................... 59
Gambar 3.48 Benda Uji. ...................................................................................... 59
Gambar 3.49 penuangan beton dari Truck Mixer ke Concreate Pump ............... 60
Gambar 3.50 Proses Pengecoran. ........................................................................ 60
Gambar 3.51 Proses Penggosokan dengan Trowel.............................................. 62
Gambar 3.52 Flowchart pekerjaan kolom. .......................................................... 64
Gambar 3.53 Tipe-tipe kolom. ............................................................................ 65
Gambar 3.54 Membuat marking as kolom. ......................................................... 66
Gambar 3.55 Proses perakitan tulangan kolom. .................................................. 67
Gambar 3.56 Proses erection tulangan kolom. .................................................... 68
Gambar 3.57 Perakitan bekisting kolom. ............................................................ 69
vi
Gambar 3.58 Pemasangan sepatu kolom. ............................................................ 69
Gambar 3.59 Proses pemasangan bekisting kolom. ............................................ 70
Gambar 3.60 Inspeksi kolom. .............................................................................. 71
Gambar 3.61 Slump test kolom. .......................................................................... 72
Gambar 3.62 Detail pengecoran. ......................................................................... 73
Gambar 3.63 Pengecoran kolom. ........................................................................ 74
Gambar 3.64 Hasil pembongkaran bekisting kolom. .......................................... 75
Gambar 3.65 Pengecekan Tulangan. ................................................................... 78
Gambar 3.66 Kegiatan Safety Talk. ..................................................................... 79
Gambar 3.67 pemasangan rambu K3. ................................................................. 80
Gambar 3.68 Spanduk Slogan. ............................................................................ 80
Gambar 4.1 Bobokan tiang pancang tidak sesuai gambar kerja. ......................... 82
Gambar 4.2 Perbaikan kepala tiang pancang yang tidak sesuai. ......................... 82
Gambar 4.3 Bekisting tidak diberi tulangan penahan.......................................... 83
Gambar 4.4 Pemasangan rambu-rambu keselamatan. ......................................... 84
Gambar 4.5 Proses repair tiang pancang setelah pemasangan tulangan pilecap. 85
Gambar 4.6 Pemasangan tulangan ties tidak sesuai shop drawing. .................... 86
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran I-1 Surat Permohonan Izin Kerja Lapangan
Lampiran I-2 Surat Konfirmasi Kerja Lapangan
Lampiran I-3 Surat Keterangan Selesai Kerja Lapangan
Lampiran I-4 Form Penilaian Kerja Lapangan
Lampiran I-5 Daftar Absensi Harian PKL
Lampiran I-6 Daftar Asistensi PKL
Lampiran II
Lampiran II-1 Schedule Proyek
Lampiran II-2 Hasil Uji Tekan Beton
Lampiran II-3 Hasil Uji Tarik Tulangan
Lampiran III
Lampiran III-1 Denah Kolom
Lampiran III-2 Detail Kolom K1 dan K2
Lampiran III-3 Detail Kolom K3 dan K4
Lampiran III-4 Detail Pilecap 1
Lampiran III-5 Portal As 3
Lampiran III-6 Site Plan
Lampiran III-7 Denah Pilecap dan Tie-beam
Lampiran III-8 Denah Pelat Lantai Basement
Lampiran III-9 Detail Pilecap 2
Lampiran III-10 Standar Gambar 1
Lampiran III-11 Standar Gambar 2
Lampiran III-12 Standar Gambar 3
Lampiran III-13 Standar Gambar 4
Lampiran III-14 Standar Gambar 5
Lampiran III-15 Standar Gambar 6
Lampiran III-16 Standar Gambar 7
Lampiran III-17 Detail Tie-beam 1
Lampiran III-18 Detail Tie-beam 2
viii
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pada BAB I ini akan dibahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,
ruang lingkup bahasan, metodologi pengumpulan data dan sistematika penulisan.
Masjid At-Thohir memiliki fungsi lain yaitu bisa dijadikan sebagai pusat
ekonomi, pusat pendidikan, dan pusat kebudayaan. Dengan demikian, masjid
ini nantinya bukan hanya dijadikan sebagai tempat ibadah ritual, tetapi juga
merupakan bagian penting dalam proses perkembangan peradaban.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan PKL bagi mahasiswa Program Studi D-III
Teknik Konstruksi Gedung di Proyek Grand Mosque At-Thohir ini adalah
A. Tujuan Umum
1. Memberi kesempatan untuk terlibat secara langsung dengan kegiatan
proyek kontraktor yang berkaitan dengan bidang ilmu Teknik Sipil.
2. Memberi kesempatan untuk dapat membandingkan, menganalisis,
dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah
dengan keadaan nyata di lapangan.
3. Memberi pengalaman visual terhadap kondisi yang sebenarnya di
lapangan tentang suatu kegiatan pembangunan fisik serta
pelaksanaannya sehingga memiliki pengetahuan, pemahaman, dan
dapat melakukan pekerjaan lapangan.
4. Mengetahui tahap demi tahap pekerjaan struktur di lapangan secara
langsung.
5. Menjelaskan secara rinci dan detail mengenai proses-proses yang
terjadi dalam kegiatan proyek.
B. Tujuan Khusus
1.4 Metodologi
Pada Laporan ini disusun berdasarkan data-data yang didapat selama
PKL di proyek Grand Mosque At-Thohir. Berikut adalah beberapa metoda
yang kami gunakan untuk melakukan pengumpulan data:
A. Studi Lapangan
B. Studi Pustaka
C. Bimbingan
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
Pada BAB II ini kita akan dibahas mengenai data proyek, struktur
organisasi proyek dan gambaran umum proyek Grand Mosque At-Thohir
Cimanggis, Depok.
- 1 Lantai Basement
- 1 Lantai Utama
- 1 Lantai Atap
5. Pondasi
6. Struktur utama
a. Beton
Beton
Ukuran Kuat Tekan
Kuat Tekan, Syarat
Posisi Maksimum Aktual
f’c (N/mm2) Slump Agregat (N/mm2)
Pilecap 30 12 ± 2 25 mm 42
Tie-beam 30 12 ± 2 25 mm 42
Slab 30 12 ± 2 25 mm 42
Balok 30 12 ± 2 25 mm 42
Kolom 30 12 ± 2 25 mm 42
b. Tulangan
Pilecap ● 590
Tulangan
Utama ● ● 590
Tie-beam
Sengkang ● 590
Tulangan
Utama
● ● 590
Kolom
Sengkang ● 590
Tulangan
Utama
● ● 590
Balok
Sengkang ● 590
Tulangan
Utama
● ● 590
Slab
Tulangan
Susut
● 590
Keterangan :
Hubungan Kontraktual
Hubungan Fungsional
1) Organisasi Proyek
j. Mengontrol K3.
B. Kontraktor
C. Konsultan Arsitek
Konsultan arsitek adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur,
ahli rancang bangunan atau lingkungan binaan. Tugas dari konsultan
arsitek adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pada bidangnya
b. Mendukung dan memberi input design arsitek
c. Memecahkan problem design
d. Mengadakan review dan diskusi
e. Mendesain, menghitung secara konstruksi pada proses perencanaan
f. Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan
1. Project Manager
Project Manager bertanggung jawab untuk memimpin dan mengelola
sumber daya proyek sesuai kebijakan perusahaan, sehingga proyek
dilaksanakan dengan memenuhi tuntutan waktu, mutu, dan biaya yang
telah ditetapkan.
2. Safety Officer
Safety Officer bertanggung jawab untuk mengendalikan aspek
keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan aspek lingkungan di proyek,
agar tercipta kondisi dan tindakan kerja yang aman, sehat, serta tidak
terjadi kecelakaan kerja (Zero Accident) maupun kerusakan/pencemaran
lingkungan.
3. Site Manager
Site manager bertanggung jawab untuk memimpin dan mengelola
pelaksanaan pekerjaan dengan mengacu pada prosedur pelaksanaan yang
telah ditetapkan, agar dicapai mutu pekerjaan, mutu produk, mutu
pelayanan, dan waktu pelaksanaan yang sesuai target/standar, serta
dengan biaya yang efisien, dan memperhatikan keselamatan kerja,
kesehatan kerja dan keselamatan lingkungan.
4. Koordinator Engineering
Koordinator Engineering bertanggung jawab untuk memimpin
pelaksanaan kegiatan engineering di proyek dengan mengacu pada
prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan, agar pelaksanaan pekerjaan
memenuhi tuntutan dan target mutu, K3L, waktu, dan biaya.
5. Drafter
Drafter berkoordinasi dengan Koordinator Engineer dalam pembuatan
gambar dan mengendalikan dokumen gambar kerja (Shop Drawing),
agar rancangan gambar yang dibuat oleh masing-masing disiplin saling
terkoordinasi, tepat waktu, dan realisasinya di lapangan berjalan sesuai
rencana.
6. Surveyor
Melaksanakan pengukuran secara tepat dan akurat di lapangan agar
proyek mendapatkan posisi dan tata letak yang sesuai dengan
perencanaan, sehingga proyek terhindar dari pekerjaan ulang, dan bisa
selesai tepat waktu.
7. Staf Pengadaan
Bertanggung jawab untuk menyediakan bahan-bahan yang diperlukan
pada proyek
8. Staf Peralatan
Bertanggung jawab untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan pada
proyek
9. Koordinator Komersial
Koordinator Komersial bertanggung jawab menyiapkan rencana
kebutuhan sumber daya dan jadwal kegiatan konstruksi serta
mengevaluasi biaya, mutu dan waktu
14. Security
Security bertugas untuk mengamankan lapangan dari pihak luar dan
material bangunan yang akan dipakai di proyek.
16. Pelaksana
Pelaksana bertanggung jawab untuk memimpin dan mengendalikan
pelaksanaan di lapangan sesuai dengan sub pekerjaannya
BAB III
TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Pelaksanaan
Pada Laporan Praktik Kerja Lapangan ini kami akan menguraikan hasil
peninjauan kami selama di lapangan pada proyek Grand Mosque At - Thohir
Cimanggis Depok, yaitu mengenai metode kerja pekerjaan struktur bawah.
Pekerjaan struktur bawah pada proyek ini menggunakan metode kerja
sistem zoning. Metode ini bertujuan untuk membagi wilayah pekerjaan agar
ZONING PEKERJA
mencapai penghematan waktu dan biaya. Adapun system zoning pilecap, tie-
beam, slab dan kolom pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
ZONE E
ZONE B
BASEMENT
Sumber : Dokumen Kontraktor PT Wika Gedung
Gambar 3.1 Pembagian Zoning Proyek Grand Mosque At-Thohir.
ZONE E
LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL 2019 19
TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK
Zona tinjauan
Hal ini penting dilakukan karena suatu proyek tidak akan pernah bisa
berjalan tanpa adanya kesiapan untuk melakukan pekerjaan yang
selanjutnya. Pekerjaan persiapan yang dilakukan relatif sama seperti yang
dilakukan oleh setiap proyek pada umumnya, yaitu meliputi persiapan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3), pembacaan dan pemahaman shop
drawing, serta persiapan alat dan bahan.
Himbauan
Hati-hati
menggunakan
1) 2) kepala
Full Body
Terbentur
Harness
Gunakan Hati-hati
3) Helm 4) Bahan Mudah
Keselamatan Terbakar
Hati-hati
Gunakan
5) 6) Ketinggian
Rompi Nyala
Lantai
Gunakan
Hati-hati
7) Sepatu 8)
Badan Terjepit
Keselamatan
Dilarang Jangan
9) 10)
Masuk Diinjak
Dilarang
Dilarang
11) 12) Menyalakan
Melintas
Api
Jangan
Dilarang
Perbaiki Mesin
13) Memasukkan 14)
Saat Masih
Tangan
Menyala
dari owner. Selain itu, perlu dikoordinasikan juga untuk menyepakati SOP
pembuatan dan distribusi gambar shop drawing dalam rangka menjamin
pelaksanaan yang lebih baik.
1) Tower Crane
2) Mobile Crane
3) Excavator
Excavator berfungsi untuk melakukan pekerjaan galian. Penggunaan
alat berat excavator membuat pekerjaan galian menjadi jauh lebih efektif
karena volume galian yang dihasilkan jauh lebih besar daripada volume
galian yang dihasilkan dengan cara konvensional. Pada pekerjaan proyek
Grand Mosque At - Thohir ini, excavator yang digunakan adalah Komatsu
PC 200 dengan berat 20 ton yang memiliki kapasitas bucket 1 m3 dan
kemampuan daya angkat 2 ton. Excavator dapat dilihat pada Gambar 3.7
4) Truck Mixer
Truck mixer berfungsi untuk mengangkut ready mix concrete dari
pabrik beton ke lokasi yang akan dicor. Di proyek ini truck mixer
didatangkan dari batching plant PT. SCG Readymix Indonesia dengan
kapasitas 6,5 m3. Truck mixer dapat dilihat pada Gambar 3.8
5) Concrete Bucket
6) Concrete Vibrator
Concrete Vibrator adalah alat bantu untuk membantu proses
pemadatan beton yang sudah dicor. Concrete Vibrator yang digunakan
diproyek ini mempunyai gaya getar 20 Hz dan panjang selang 6 meter.
Concrete Vibrator dapat dilihat pada Gambar 3.10
7) Concrete Pump
Concrete pump berfungsi untuk mentransfer cairan beton dengan
dipompa. Biasa digunakan pada area yang sulit pada saat pengecoran.
Concrete Pump yang digunakan pada proyek Grand Mosque At - Thohir
adalah IHI 110B 7E21 dengan kapasitas 10 – 110 m3. Concrete Pump dapat
diliat di Gambar 3.11
9) Total Station
Untuk melakukan
1) Cangkul pekerjaan galian dan
mendistribusikan coran.
Untuk tempat
Untuk menahan
Profil bekisting agar
5)
Hollow
tetap kokoh.
Sarung
7) Untuk melindungi tangan.
Tangan
Untuk membersihkan
2) Besi Tulangan
3) Kawat Bendrat
Kawat Bendrat digunakan sebagai pengikat rangkaian tulangan-
tulangan antar satu tulangan dengan tulangan yang lainnya. Selain itu,
kawat bendrat juga digunakan sebagai pengikat beton deking pada
tulangan serta mengikat material-material yang lainnya. Diameter kawat
benderat yang digunakan pada proyek ini yaitu diameter 0,5mm dengan
berat satu rol 20kg. Kawat bendrat dapat dilihat pada Gambar 3.17
4) Ram Kawat
6) Beton Decking
7) Bata Ringan
Bata ringan berfungsi sebagai bekistingan pilecap dan tie-beam,
bekisting ini dipilih karena pengerjaannya yang mudah. Bata ringan yang
digunakan pada proyek ini berdimensi 20cmx10cmx60cm. Bata ringan
dilihat pada Gambar 3.21
9) Cakar Ayam
Cakar Ayam berfungsi sebagai pengatur jarak tulangan lapis bawah
dengan tulangan lapis atas pada pelat lantai. Diameter yang digunakan
untuk cakar ayam yaitu tulangan ulir diameter 10mm, dengan tinggi
cakar ayam yaitu 8cm. Cakar Ayam dapat dilihat pada Gambar 3.23
10) Paku
11) Terpal
Terpal berfungsi untuk menutupi bahan material agar terlindung
dari cuaca panas maupun hujan. Terpal dapat dilihat pada Gambar 3.25
13) Benang
STR DETAIL
STRPC1 DETAIL PC1 STR DETAIL PC2 STR DETAIL PC2
STR DETAIL PC4 STR DETAIL PC4 STR DETAIL PC5 STR DETAIL PC5
Detail slab pada proyek Grand Mosque At – Thohir Cimanggis Depok yang
kami tinjau dapat dilihat pada Gambar 3.31
3.1.2.8 Inspeksi
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan harus diadakan kegiatan
inspeksi. Dimana kegiatan inspeksi dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan hasil beton/struktur yang memenuhi spesifikasi. Inspeksi
dilakukan setelah pekerjaan pembesian selesai. Hal yang perlu dicek
dalam inspeksi antara lain kekuatan lantai kerja (tidak retak dan amblas),
jumlah baja tulangan, jarak baja tulangan, elevasi baja tulangan, kekuatan
ikatan antar baja tulangan, dan kesesuaian diameter yang dipakai. Semua
hal tersebut harus harus sesuai dengan yang ada di shop drawing.
Pelaksanaan inpeksi dapat dilihat pada Gambar 3.45
3.1.2.11 Pengecoran
Sebelum beton segar dimasukan ke corong concrete pump yang
sudah tersambung dengan pipa tremie, concrete pump terlebih dahulu
diisi dengan mortar. Hal ini berfungsi sebagai pelumas pipa tremie
dan sekaligus membersihkan pipa tremie itu sendiri. Selanjutnya
setelah pengujian slump test selesai serta memenuhi syarat, beton
segar pada mixer ditambahkan waterproofing jenis integral dengan
perbandingan 1,5 liter per 1 m3 beton segar dan diaduk.
Waterproofing ini berfungsi untuk menghindari rembesan air dari
dalam tanah yang masuk ke celah beton dan masuk ke dalam gedung.
Setelah waterproofing dan beton segar diaduk kira-kira 2 sampai 3
menit. Setelah itu lakukan slump test yang kedua beton segar
3.1.2.14 Perawatan
Perawatan ini dilakukan setelah beton mencapai final setting
sekitar 3 jam , artinya beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan
agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami keretakan baik pada
struktur maupun pada permukaan saja yang terjadi karena kehilangan
air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan selama 7 hari dengan cara
disiram oleh air yang sebelumnya beton telah ditutupi oleh plastik
agar beton tidak terlalu cepat kehilangan air.
MULAI A
Tidak
Fabrikasi dan
instalasi kolom
Ya sesuai
Nilai slump sudah
yang disyaratkan?
Tidak
Dimensi,Jarak
sengkang,Jumlah
tulangan sudah sesuai? Proses pengecoran
(Quality Control) Kolom
Ya
Proses
Pekerjaan ereksi pembongkaran
kolom Bekisting kolom
Pemasangan sepatu
Perawatan Kolom
kolom
A SELESAI
Tipe-tipe kolom yang kami tinjau pada pekerjaan Proyek Grand Mosque At
- Thohir Cimanggis Depok dapat dilihat pada Gambar 3.53
3.1.3.6 Inspeksi
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan harus diadakan
kegiatan inspeksi. Dimana kegiatan inspeksi dilakukan bertujuan
untuk mendapatkan hasil beton/struktur yang memenuhi spesifikasi.
Inspeksi dilakukan setelah pekerjaan pembesian selesai. Hal yang
perlu dicek dalam inspeksi antara lain verticality, jumlah bajatulangan,
jarak baja tulangan, jarak antar sengkang, elevasi baja tulangan harus
sama dengan yang ada di shop drawing, kekuatan ikatan antar baja
tulangan, dan kesesuaian diameter yang dipakai harus sama dengan
yang ada di shop drawing. Proses inspeksi kolom dapat dilihat pada
Gambar 3.60
3.2 Pengawasan
Pengawasan adalah proses penilaian pekerjaan dengan tujuan agar hasil
pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua anggota
kelompok dapat melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada
perencanaan serta mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan atau
penyesuain bila terjadi penyimpangan.
Pengawasan (supervising) pun bisa diartikan sebagai suatu proses
pengevaluasian atau perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan
pedoman pada standar dan peraturan yang berlaku dengan bertujuan agar
hasil dari kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan proyek.
Pada proyek Grand Mosque At – thohir konsultan pengawas tidak
ditunjuk langsung, tetapi dilaksanakan langsung oleh owner. Pekerjaan
pengawasan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai
3. Pengecekan Tulangan
2. Pemasangan Rambu-rambu K3
Tujuan pemasangan rambu K3 ialah untuk memberikan informasi
tentang potensi bahaya yang bisa terjadi serta perlu diwaspadai oleh
semuanya, memberi informasi penyimpanan alat darurat, mengingatkan
untuk selalu waspada serta mengingatkan semua orang yang berada di area
kerja untuk memakai alat pelindung diri (APD) semisal pakan kerja, Sepatu
Safety, Sarung Tangan Safety, Helm Safety dan yang lainnya. Pemasangan
rambu-rambu K3 dapat dilihat pada Gambar 3.67
BAB IV
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
4.1 Pelaksanaan
Pada pelaksanaan proyek Grand Mosque At – Thohir Cimanggis Depok,
didapatkan beberapa masalah yang terjadi di lapangan, permasalahan itu bila tidak
diselesaikan dapat menghambat proses pelaksanaan dan menimbulkan kerugian
pada proyek tersebut.
4.1.1 Permasalahan Teknis
Permasalahan teknis adalah permasalahan yang langsung
berhubungan dengan pelaksanaan proyek. Permasalahan ini dapat terjadi
apabila pelaksanaan tidak sesuai yang direncanakan, pengawasan terhadap
pelaksanaan tidak benar, pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur yang
telah diterapkan pada proyek tersebut, pada permasalahan teknis ini bila
tidak di tindak lanjuti akan sangat berpengaruh besar terhadap mutu dari
hasil pekerjaan. Untuk menimalisir permasalahannya perlu dilakukan
evaluasi penyebab permasalahan yang timbul agar tidak terjadi kembali.
Permasalahan teknis pada proyek Grand Mosque At – Thohir adalah sebagai
berikut:
1. Bobokan tiang pancang tidak sesuai dengan gambar kerja
Pada pekerjaan pemotongan tiang pancang dilakukan marking
elevasi terlebih dahulu untuk batas kepala tiang pancang. Hal ini
dilakukan agar pada saat pembobokan tidak melebihi dari batas yang
telah dibuat. Akan tetapi, kenyataan di lapangan pembobokannya
4.2 Pengawasan
Pada pengawasan proyek Grand Mosque At – Thohir Cimanggis
Depok, didapatkan beberapa masalah yang terjadi di lapangan
dikarenakan kurangnya pengawasan oleh pihak owner. Permasalahan
tersebut antara lain:
1. Kurangnya koordinasi antara mandor besi dengan mandor batu
Kurangnya koordinasi antara mandor besi dengan mandor batu
menyebabkan adanya kepala tiang pancang yang belum di repair
tetapi tukang besi sudah memasang tulangan pilecap. Pekerjaan repair
tiang pancang setelah pemasangan tulangan pilecap dapat dilihat pada
Gambar 4.5
Gambar 4.5 Proses repair tiang pancang setelah pemasangan tulangan pilecap.
Mesipun hal tersebut sudah terjadi tetap saja repair kepala tiang
pancang harus dilakukan. Solusi yang diambil yaitu mencari celah
untuk memasukan bekisting tiang pancang agar dapat terpasang
dengan sempurna dan berhati-hati ketika memasukan adukan beton
kedalamnya agar tidak ada beton yang menempel pada tulangan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kerja praktik yang dilaksanakan meliputi kegiatan pengamatan dan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada Proyek Grand Mosque At -
thohir. Dalam pelaksanaan kerja praktik mahasiswa dituntut untuk bisa turun
langsung ke lapangan dan belajar berinteraksi langsung dengan pihak-pihak yang
ikut serta dalam pembangunan proyek tersebut. Selain mendapatkan pengalaman
dan ilmu-ilmu di lapangan, mahasiswa juga harus mampu belajar
mengaplikasikan teori pembelajaran di kelas dan di lapangan.
Dari hasil pengamatan selama praktik kerja lapangan dari 15 Juli 2019
sampai 30 Agustus 2019 di proyek Grand Mosque At – thohir, penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penulis dapat membandingkan dan menerapkan pengetahuan yang
diperoleh dari bangku kuliah dengan keadaan nyata di lapangan.
2. Penulis dapat mengetahui tahap demi tahap pekerjaan struktur bawah di
lapangan secara langsung.
3. Pekerjaan bobokan tiang pancang tidak sesuai persyaratan, dalam SNI 03-
2847-2002 tinggi minimum tiang pancang dari atas lantai kerja adalah 50
mm, namun pada kenyataan di lapangan tingginya beragam. Sehingga
diperbaiki dengan cara membuat bekisting sesuai dimensi lalu dicor
menggunakan Conbextra yang dicampur dengan air.
4. Terlambatnya dalam pengadaan material dikarenakan sering terjadinya
keterlambatan dalam pembayaran dari pihak owner ke kontraktor.
5. Kekuatan mutu beton maupun baja tulangan pada proyek ini sudah sesuai
dengan rencana.
5.2 Saran
1. Pengawasan harus lebih ditingkatkan, agar setiap pekerjaan yang
dilaksanakan sesuai mutu, waktu, dan biaya yang direncanakan.
2. Meningkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja untuk
mencegah atau mengurangi resiko kecelakaan untuk para pekerja.
3. Diperlukan koordinasi lebih baik lagi antar setiap penanggung jawab di
lapangan agar tidak adanya kesalahpahaman yang mengakibatkan
kesalahan dalam pekerjaan.
4. Menambah waktu PKL agar penulis bisa meninjau lebih banyak pekerjaan
di lapangan.
Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada PT. Wijaya Karya Ba.ngunan Gedung
Tok dalam pelaksanaan Proyek Podomoro Golf View - Cimanggis terhitung mulai 15 Juli
2019 sampai dengan 30 Agustus 2019.
Dikeluarkan di : Bogor
Pada Tanggal : 31 Agustus 20 19
PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk
Proyek Podomoro Golf View - Cimanggis
Ardi Wirawan ~
Manajer Proyek
Kepada Yth:
Kepala Program Studi D3 Teknik Konstruksi Gedung
Politeknik Negeri Bandung
Dengan Hom,at,
Menindaklanjuti surat pem,ohonan kerja praktek dari Politeknik Negeri Bandung tanggal 24 Juni
2019, bersama ini kami beritahukan bahwa saudara :
Dapat melaksanakan kerja praktek pada pelaksanaan Proyek Podomoro Golf View - Cimanggis,
mulai tanggal 15 Juli 2019 sampai dengan 30 Agustus 2019.
Dalam hal ini perusahaan tidak menyediakan fasilitas komputer, tempat tinggal dan biaya
akomooasi berupa apapun untuk keperluan tersebut. Adapun pelaksanaan kerja praktek
mahasiswa agar dapat mengikuti seluruh peraturan PT. Wika Gedung dan pem,intaan kami diatas
mutlak harus diikuti mahasiswa bersangkutan.
Demikian surat pemberitahuan ini kami sampaikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
PT. Wika Gedung Tbk.
Proyek Podomoro Golf View
Tembusan:
□ Arsip
Telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung
Tok dalam pelaksanaan Proyek Podomoro Golf View - Cimanggis terhitung mulai 15 Juli
2019 sampai dengan 30 Agustus 2019.
Dikeluarkan di : Bogor
Pada Tanggal : 31 Agustus 2019
PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk
Proyek Podomoro Golf View - Cimanggis