Anda di halaman 1dari 4

Judul Ayah

Penulis Andrea Hirata

Penerbit Bentang

Tahun Terbit Mei 2016

ISBN 9786022911029

Jumlah Halaman 396

Berat Buku 500 gr

Jenis Sampul Soft Cover

Genre/Kategori Roman, Drama

Sejak kecil Sabari jatuh hati pada Marlena, gadis cantik pujaanya. Inilah awal mula semua kisah hebat ini.

Sabari, yang jago puisi adalah Isaac Newtonnya pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam segala situasi,
kemampuan berbahasa Sabari tidak boleh dipertanyakan.

Ketika ujian, Marlena mengambil kertas jawaban Sabari begitu saja dan menyalin semua jawabannya. Di
sanalah mereka pertama kali bertemu. Sabari langsung terpana.

Masalahnya, Marlena sedikitpun tidak tertarik pada Sabari. Jangankan tertarik, justru dia jijik.

Hebatnya, Sabari tidak pernah menyerah. Dengan kemampuannya berpuisi dia selalu menciptakan
kalimat-kalimat indah untuk pujaan hatinya itu.

Kisah cinta masa SMP itu ternyata tidak berakhir sampai di sana. Hingga tamat sekolah pun, Sabari tetap
mengejar-ngejar Marlena.
Segala cara dilakukan Sabari untuk merebut hati Marlena, termasuk dengan cara bekerja di tempat
Markoni sang juragan batu bata. Markoni adalah ayah Marlena.

Sabari bekerja dengan baik dan langsung menjadi pegawai teladan. Markoni menghadiahinya medali.
Sabari dengan banggu mengalungkan medali itu ketika bekerja sembari berharap Marlena terpukau.
Jangankan terpukau, selirik pun Marlena tidak peduli.

Kejadian aneh memang selalu terjadi. Marlena hamil. Entah siapa lelaki itu, tidak ada yang tahu.

Demi menutup aib keluarga, Marlena terpaksa menikah dengan Sabari. Sosok Sabari yang demikian
hebat mau saja menerima Marlena dan anak yang dikandungnya itu apa adanya.

Lahirlah anak beruntung itu. Namanya Zorro. Sekalipun bukan anak kandungnya, Sabari justru merawat
Zorro dengan baik. Zorro adalah anak kesayangannya.

Tapi Marlena tetaplah Marlena. Sediktipun dia tidak peduli dengan Sabari. Bahkan, dia meninggalkan
Sabari dan Zorro begitu saja, lalu menikah lagi dengan lelaki lain.

Yang membuat Sabari nyaris gila adalah suatu hari, Zorro direbut kembali oleh Marlena. Entah apa
tujuan Marlena merebut Zorro. Yang pasti, Marlena ingin menikan dengan lelaki lain (untuk kesekian
kalinya) dan Zorro akan berada di pelukan ibunda.

Zorro besar bersama ibunya. Sosok Sabari masih samar-samar di ingatanya karena dia masih terlalu kecil
ketika berada di pangkuann Sabari.

Sabari benar-benar gila. Pertama dia kehilangan Marlena. Tidak apa-apa, masih ada Zorro yang menjadi
penghibur hatinya. Kemudian dia kehilangan Zorro anaknya itu. Setelah itu semua yang dimilikinya pergi
meninggalkannya, termasuk kucingnya.
Akankah Sabari bertemu kembali dengan Zorro setelah Zorro di ambil ibunya? Itulah kisah yang tidak
ingin saya bocorkan disini.

Intinya, novel Ayah menceritakan betapa besarnya kasih seorang ayah kepada anaknya, bahkan bukan
anak kandungnya sekalipun. Bisa kita lihat sosok Sabari bahkan hilang warasnya karena berpisah dengan
Zorro.

Kelebihan Novel Ayah karya Andrea Hirata

Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang tidak jauh beda apabila dibandingakn dengan gaya bahsa
Andrea Hirata pada buku-buku lainnya. Jika kamu penikmat tulisan Andrea Hirata, maka novel Ayah ini
bukanlah sesuatu yang mengecewakan. Justru buku ini membuat kamu semakin cinta dengan karya-
karya penulis kebanggaan kita yang satu ini.

Buku ini begitu mendidik, sekaligus menghibur. Mendidik kita supaya menjadi manusia yang tahu adat,
tahu bagaimana harus menjalani hidup, tahu bagaiman harus memosisikan orang-orang yang ada di
sekitar kita, khususnya mereka yang mencintai kita.

Buku ini adalah gambaran sempurna tentang cinta ayah kepada anaknya. Memang tidak begitu
mengharukan, namun apa yang terjadi pada Sabari adalah sesuatu yang unik, indah, memilukan,
membahagiakan, di waktu yang bersamaan. Lagi-lagi, tentu saja ada momen kita tertawa terpingkal-
pingkal ketika membaca tulisan Andrea Hirata. Novel Ayah ini bukanlah sebuah pengecualian.

Kekurangan Novel Ayah karya Andrea Hirata

Kekurangannya Saya merasa tidak nyaman ketika membaca bagaimana gaya bahasa Ukun dan Tamat
yang berlebihan ketika bertemu dengan orang asing (kamu akan tahu siapa itu Ukun dan Tamat ketika
membaca novel ini). Namun lama kelamaan, akhirnya saya merasa bahwa cara mereka berbicara bisa
dibilang lucu juga.
Alur campuran yang membuat mereka yang jarang membaca akan kebingungan apabila membaca buku
ini secara tidak runtut. Sesungguhnya ini bukanlah suatu kekurangan, namun hanya sekedar
pemberitahuan jika kamu hendak membeli buku ini,

Anda mungkin juga menyukai