KAK Sayembara Kawasan Stasiun Jebres Pasar Ledoksari
KAK Sayembara Kawasan Stasiun Jebres Pasar Ledoksari
0
Latar Belakang
Salah satu sarana dan prasarana yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda
adalah Jalur Kereta Api. Pada pertengahan abad ke-19, jalur kereta api (KA)
merupakan kebutuhan mendesak karena kebutuhan pengangkutan hasil
perkebunan sudah tidak dapat dipenuhi lagi oleh transportasi lewat jalan-jalan pos
(Groote Postweg). Stasiun-stasiun KA di Kota Solo mulai dibangun setelah
Perjanjian Giyanti 1755 yang memisahkan wilayah Kasunanan Surakarta dan
Kasultanan Yogyakarta. Stasiun pertama yang dibangun adalah Stasiun Solo
Balapan. Stasiun Solo Balapan dibangun 1873 pada masa Mangkunagoro IV.
Stasiun Solo Balapan adalah stasiun Nederlandsch Indische Spoorweg
Maatschappij (NISM) terbesar kedua setelah Stasiun Tawang Semarang. Stasiun
Purwosari dibangun pada 1875. Bangunan Stasiun Purwosari melayani rute Solo-
Boyolali dan Solo-Wonogiri. Kedua stasiun ini berada di wilayah Kadipaten
Mangkunegaran. Sedangkan Stasiun Solo Jebres dibangun 1884 oleh Pemerintah
Kasunanan Surakarta. Stasiun Solo Jebres merupakan stasiun Staatspoorwegen
(SS) terbesar di wilayah Jateng. Sedangkan Stasiun Solo Kota (Sangkrah)
merupakan stasiun NISM di wilayah Kasunanan Surakarta yang dibangun tahun
1912 yang melayani jalur Solo-Wonogiri dan rute dalam kota yang menghubungkan
stasiun Solo Kota dengan Stasiun Solo Jebres.
1
kalah indah. Terdapat pilar-pilar bergaya Corynthian Yunani yang merupakan ciri
khas gaya Neo-Klasik. Selain itu, terdapat jeruji besi pada jendelanya yang bergaya
Art Noveau.
Stasiun Solo Jebres ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah
Kota Surakarta karena memiliki nilai arsitektural, sejarah dan budaya yang
menggambarkan masa pembangunannya. Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan -
PT Kereta Api Indonesia (persero) merevitalisasi bangunan tersebut agar mampu
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan ideologis, akademis dan ekonomis.
Benda cagar budaya memiliki sifat-sifat jumlah terbatas, tidak dapat diperbarui,
mudah rusak, dan kontekstual (berhubungan dengan kedudukannya). Sifat
peninggalan budaya yang demikian ini kurang menguntungkan bagi keberadaannya.
Untuk itu, agar benda peninggalan tersebut dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu
yang panjang dan dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang, upaya
pelestarian dan pemanfaatan bangunan Stasiun Solo Jebres perlu dilakukan secara
berkesinambungan. Perkembangan pasar ledoksari yang saat ini, dirasakan sangat
menggangu keberadaan stasiun jebres sebagai benda cagar budaya yang
mempunyai nilai mengagumkan. Untuk itu penataan kawasan Stasiun Jebres –
Pasar Ledok Sari harus segera dilakukan, sehingga diharapkan sosok stasiun jebres
yang anggun dan kedepannya diharapkan mempunyai fungsi yang lebih tinggi untuk
melayani jalur transportasi dapat diwujudkan.
2
Lingkup Pekerjaan
Kawasan Stasiun
Jebres – Pasar Ledok
Sari
Koridor Jalan Kawasan
Stasiun Jebres – Pasar
Ledoksari
Kriteria Perancangan
3
Dengan gagasan perancangan meliputi :
Data-Data Obyek
Kawasan Perancangan
4
Kawasan Perancangan
4 3
7
5
5
Terminal Peti Kemas termasuk dalam area Stasiun Jebres, dan saat ini untuk
sementara tidak di fungsikan oleh PT KAI.
Stasiun Pompa Bensin tepat berada di ujung jalan akses utama menuju Stasiun
Jebres
6
4. PASAR LEDOKSARI
7
Arsitektur bangunan Stasiun Solo Jebres bergaya Indische Empire dengan fasad
yang kaya dengan detail yang banyak dipengaruhi langgam Neoklasik. Bangunan
berbentuk simetris dengan penekanan pada bagian pintu masuk utama dengan
peninggian atap serta pengolahan fasad yang berbeda. Pada bagian tengah yang
menjadi perhatian utama ini, karakter bangunan dibentuk oleh fasad segitiga dari
sofi-sofi atap pelana yang dihias cornice dibawahnya, dua buah lunette atau jendela
atas serta dua pintu yang semua berbentuk lengkung. Komposisi simetris dari
elemen-elemen tersebut menciptakan kesan megah, ditambah detail jalusi pada
pintu yang bernuansa Art Nouveau serta penempatan garis-garis list pada dinding.
Terdapat penambahan kanopi sebagai penanda entrance berbahan baja.
Lengkungan pada setiap bukaan yang diperkuat dengan moulding berprofil yang
berbentuk busur dengan warna merah bata yang kontras dengan warna dinding
8
merah muda. Lubang udara diatas pintu atau jendela untuk penghawaan alami
diperindah dengan tralis besi dengan pola Art Nouveau atau deretan papan
bernuansa tradisional. Pengulangan bentuk lengkung dengan jarak yang sama
memperkuat faktor irama pada komposisi secara keseluruhan ditambah kesatuan
warna yang digunakan menciptakan keharmonisan. Pada bagian dalam bangunan,
kekayaan komposisi elemen bangunan masih terlihat dengan pengolahan yang
sama, meskipun hanya pintu utama yang berbentuk lengkung sedangkan pintu
lainnya diakhiri dengan moulding berbentuk cornice.
6. PASAR JEBRES
9
7 & 8 JALAN DI DEPAN STASIUN JEBRES YANG MENGHUBUNGKAN
STASIUN DENGAN PASAR JEBRES, PASAR REJOSARI DAN JALAN
PROTOKOL URIP SUMOHARJO
Kondisi Jalan yang kurang tertata sehingga terkesan kumuh, tidak teratur dan
menimbulkan masalah transportasi.
10
9. PASAR REJOSARI
Pasar Rejosari merupakan bagian dari pasar ledok sari (nama kawasannya
dulu bernama dok sari). Pasar Rejosari merupakan pasar hasil bumi dan
mempunyai fungsi yang sama dengan pasar Jebres. Pasar Rejosari
merupakan satu rangkaian pasar dengan Pasar Jebres. Luas Pasar Rejosari
adalah 2.447 M2, dengan jumlah pedagang kios 24 orang, los 129 orang,
oprokan 250 orang.
11
Tahapan Sayembara dan Format Penyajian
2. Format penamaan file gambar dan tertulis adalah sebagai berikut : inisial nama
peserta (huruf inisial) - nomor urut pendaftaran – nomor lembar/file.
Contoh : AR – 01 – 01: ( AR; inisial nama peserta ABC maksimum 3 digit, 01;
nomor urut pendaftaran, 01;nomor lembar )
3. Seluruh hasil karya tertulis dan gambar juga disertakan dalam bentuk soft copy
yang direkam melalui media CD dengan format pdf dan jpg.
4. Setelah melalui proses penjurian, akan ditentukan 5 (lima) peringkat terbaik
dengan hadiah sebagai berikut:
Peringkat I : Rp. 50.000.000,-
Peringkat II : Rp. 40.000.000,-
Peringkat III : Rp. 30.000.000,-
12
Nilai hadiah tersebut sudah termasuk pajak yang harus dibayarkan oleh peserta
Kriteria Penilaian
1. Hasil karya peserta akan diberikan skor 0 – 100 dan ditandatangani oleh
masing – masing juri berdasarkan aspek-aspek dengan pembobotan nilai
sebagai berikut :
Konsep Perancangan : 40 %
Perencanaan dan Desain : 30 %
Penyajian : 30 %
13
1
2
3
.....
Dst...
3. Skor total peserta yang diberikan oleh masing-masing juri untuk selanjutnya
akan direkap menjadi satu kesatuan dan ditandatangani oleh keseluruhan
Dewan Juri untuk menentukan peringkat peserta, 3 peringkat terbaik akan
dinyatakan sebagai juara I – III berdasarkan besar nilai rata-rata,
sebagaimana form berikut ini
4. Jika skor total hasil peserta lomba tidak memenuhi passing grade atau kriteria
juri maka Dewan Juri berhak untuk tidak menunjuk pemenang.
Persyaratan Peserta
3. Tempat pendaftaran di Dinas Tata Ruang Kota Surakarta Jalan Jend. Sudirman
No. 02 Komplek Balaikota Surakarta atau memalui email:
sayembara_panitiadtrk@yahoo.com Untuk Keterangan lebih lanjut dapat
14
menghubungi Dinas Tata Ruang Kota Surakarta melalui Telp. (0271) 644320 atau
Kontak person pendaftaran: Iswan Fitradias P, ST (0817 290 260), Nunuk Dwi
Maryati (081 326 093 033), Ade Kusumawardhani (085 733 081 296).
4. Peserta sayembara wajib menyertakan fotocopy sertifikat SKA pada waktu
mendaftar.
15
Juri Sayembara
Tim Juri pada Sayembara Penataan Kawasan Stasiun Jebres – Pasar Ledoksari
adalah :
1. Ir. Bambang Eryudhawan, IAI, arsitek perancang kota
2. Ir. Arya Arbieta, IAI, arsitek konservasi
3. Ir. Indro Sulistyanto, MT, IAI
4. Dr. Drajat Tri Kartono
Jadwal Sayembara
Sayembara Gagal
1) Jumlah peserta sayembara yang mendaftar kurang dari 7 (tujuh), maka akan
dilakukan pengumuman ulang untuk mencari peserta baru selain peserta yang
sudah terdaftar. Jika pengumuman ulang jumlah peserta belum mencukupi
maka proses sayembara bisa dilanjutkan.
16
2) Jumlah peserta yang memasukkan karya perancangan kurang dari 5 (lima)
17