Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN

“PENENTUAN KADAR AIR DENGAN METODE OVEN”

Oleh :
KELOMPOK 6

- KIKKY INDRIAYANI (NIM :20182323034)


- KRISTINA INGE EURILLA (NIM :20182323036)
- YOHANISA (NIM :20182323079)
- YOVI (NIM :20182323080)
- TRIE MARSELLA (NIM :20172323054)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


ARIS DJUNAIDI, S.ST. MSI
DESI,SKM, M.Gizi
VIANDA NURFIDYA, S.Tr.Gizi

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN DIETETIKA


JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
2019
PENENTUAN KADAR AIR DENGAN METODE OVEN

I. Tujuan Percobaan
 Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar air pada setiap bahan pangan
 Mahasiswa dapat menentukan bahan pangan yang ditetapkan kadar airnya
dengan metode oven .

II. Dasar Teori


Air merupakan zat atau meteri atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan.Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme
hidup.Selain digunakan untuk keperluan proses biokimiawi , air terdapat pada setiap
bahan ,atau yang disebut dengan kadar atau kandungan air. Pengukuran kadar air dalam
suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang.

Metode Oven Biasa (pemanasan langsung )


Metode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu metode untuk
mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara
menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas.Prinsip dari metode oven
pengeringan adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila
bahan tersebut dipanaskan adalah kadar air (Astuti 2007).
Pengukuran kadar air perlu dilakukan untuk mengetahui berat kering dari suatu
bahan,selai itu kandungan air dalam bahan makanan menentukan kesegaran dan daya
tahan bahan itu sendiri.Sebagain besar dari perubahan- perubahan bahan makanan terjadi
dalam media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri . oleh karena
itu,praktikum penetapan kadar air itu penting dilakukan untuk mengetahui berat bahan
kering dan menganalisis kandungan zat gizi suatu bahan (WinarnodanFardiaz 1980).

III. Prinsip:
Bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan
tersebut dipanaskan pada suhu 105˚C selama waktu tertentu.Perbedaan antara berat
sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air.

IV. Alat dan Bahan yang digunakan


1. Oven dengan kisaran suhu 100˚C – 102 ˚C
2. Cawan (stainless steel,aluminium ,nikel atau porselen). Gunakan cawan
lengkap dengan tutupnya.Untuk bahan -bahan yang memberikan efek korosif,
sebaiknya tidak menggunakan cawan-cawan logam.
3. Desikator yang berisi bahan pengering (fosfor pentoksida kering ,kalsium
klorida atau butiran halus silica gel ).
4. Penjepit cawan .
5. Timbangan analitik.
6. Bahan yang digunakan yaitu tepung beras, tapioka,dan terigu.
V. Prosedur Kerja
1. Cawan kosong dan tutupnya dikeringkan didalam oven selama 12 menit dan
dinginkan dalam desikator ,kemudian ditimbang (untuk cawan aluminium
didinginkan selama 10 menit dan cawan porselen didinginkan selama 20
menit ).
2. Ditimbang dengan cepat kurang lebih 5 gram sampel yang sudah
dihomogenkan dalam cawan.
3. Tutup cawan diangkat cawan ditempatkan beserta isi dan tutupnya didalam
open selama 1 jam . hidangkan kontak antara cawan dengan dinding open
untuk produk yang tidak mengalami dekomposisi dengan pengeringan yang
lama, dapat diekringkan selama 5 menit
4. Cawan dipindahkan kedalam desikator, tutup dengan penutup cawan,
dinginkan setelah dingin timbang kembali .
5. Dikeringkan kembali kedalam open sampai diperoleh berat yang tetap.

VI. Data Pengamatan

Berat Sampel Berat Sampel Selisih Berat Sampel


(W2)
Sampel Berat cawan (W1) (W2)
(gr) Setelah Pegeringan
Sebelum Setelah
Pengeringan Pengeringan
Kacang 56 5 gr 3,31 gr 1,69 gr
Panjang
Kelo- Sampel Berat Berat Sampel Berat Sampel Selisih Berat Sampel
mpok cawan (W1) (W2)
(W3) Kadar air
(gr)
Sebelum Setelah
Setelah Pengeringan BB BK
Pengeringan Pengeringan

1 Bayam 65 gr 5 gr 0,62 gr 4,38 gr 87,6 % 706 %


2 Sawi 50 gr 5 gr 1,27 gr 3,73 gr 74,6% 293%
3 Kangkung 51 gr 5 gr 0,67 gr 4,32 gr 86,4% 644%
4 Tomat 48 gr 5 gr 2,20 gr 2,80 gr 1,27% 56%
5 Mentimun 49 gr 5 gr 1,38 gr 3,62 gr 72,4% 262,31%
6 Kacang 56 gr 5 gr 3,31 gr 1,69 gr 33,8% 51,05%
panjang
7 Wortel 32 gr 5 gr 2,1 gr 2,9 gr 58% 138,09%
8 Brokoli 52 gr 5 gr 2,16 gr 2,84 gr 56,8% 131%

VII. Perhitungan

a. Berat sampel (W1)


b. Berat sampel setelah dikeringkan (W2)
c. Selisih berat (W3 = W1-W2)
d. % kadar air (berat kering, bk) (W3/W2 x 100%)
e. % kadar air (berat basah, bb) (W3/W1 x 100%)

VIII. Pembahasan
Dari data hasil praktikum yang diperoleh dan dimasukkan dalam perhitungan
maka didapatkan dibahas bahwa kadar air pada sampel bayam adalah bb 87,6% dan bk
706%, sawi bb 74,6% dan bk 293%, kangkung bb 86,4% dan bk 644%, tomat bb 127%
dan bk 56%,mentimun bb 72,4% dan 263,31%, kacang panjang bb 33,8% dan bk
51,05%, wortel bb 58% dan bk 131% . Dari data kadar ini diketahui bahwa kadar air
tertinggi yaitu pada sampel bayam dimana terdapat 87,6 bb dan 706% bk sedangkan
yang terendah adalah pada sampel kacang panjang dengan 33,8% bb dan 51,05% bk.
Dari data ini maka dapat disimpulkan bahwa kadar air berbanding terbalik dengan berat
kering.
IX. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Prinsip dari
metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan
menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu tertentu.
Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan juga akan berbeda ketika sudah
dioven bahan akan semakin menyusut dan mengkerut,dan warnanya juga akan berubah.

X. Dokumentasi
 Sampel Kacang Panjang yang sesudah Di Oven

 Sampel kacang panjang yang sebelum Di Oven

Anda mungkin juga menyukai