Abstrak. Kepatuhan minum obat malaria dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan
sikap dari pasien tersebut, namun seberapa besar proporsi dan hubungannya belum diketahui.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap pasien
dengan kepatuhan minum obat malaria. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan
rancangan Cross sectional pada sampel yang berjumlah 30 orang, dan pengumpulan datanya
menggunakan kuesioner dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square
dengan nilai kemaknaan 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan bermakna
pengetahuan dengan kepatuhan minum obat malaria (p=0,041; α=0,05) dengan tingkat
hubungan rendah dan berpola positif (r=0,373), dan ada hubungan bermakna sikap dengan
kepatuhan minum obat malaria (p=0,038; α=0,05) dengan tingkat hubungan rendah dan berpola
positif (r=0,378). Kesimpulannya bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan pasien dengan kepatuhan minum obat malaria, dan terdapat hubungan yang
bermakna antara sikap pasien dengan kepatuhan minum obat malaria dan kekuatan
hubungannya antara rendah (pengetahuan) dan rendah (sikap) yang berpola positif artinya
peningkatan pengetahuan dan sikap disertai dengan peningkatan kepatuhan minum obat
malaria. Berdasarkan hasil penelitian ini untuk kepatuhan minum obat malaria dibutuhkan
upaya peningkatan pengetahuan dan sikap yang lebih baik.
Kata kunci: malaria, pengetahuan, sikap, dan kepatuhan minum obat.
Abstract. Malaria medication adherence can be influenced by the level of knowledge and
attitudesof patients, but how large proportions and their relationship is unknown. The purpose
of this study is to determine the relationship of knowledge and attitudes of patients with malaria
medication adherence. This study uses a descriptive analytic cross sectional design of the
sample of 30 people, and data collection using questionnaires and observation. Data were
analyzed using Chi Square test with a significance value of 0.05. The results of this study
indicate there are significant relationships with knowledge of malaria medication adherence (p=
0.041; α=0,05) with a low level and pattern of positive relationship (r= 0.373), and there are
significant relationship with the attitude of malaria medication adherence (p= 0.038; ; α=0,05)
with a low level and pattern of positive relationship (r= 0.378). The conclusion that there was a
significant association between knowledge of drug compliance of patients with malaria, and
there was a significant association between the attitudes of patients with malaria drug
comliance and strength of relationship between the low (knowledge) and low (attitude) that is
patterned positive means an increase in knowledge and attitudes with an increase in malaria
medication adherence. Based on the results of this study for malaria medication adherence
needed offorts to increase knowledge and a better attitude.
Keywords: malaria, knowledge, attitudes, and medication adherence.
PENDAHULUAN
Esti Sambeka 1
Jurnal Keperawatan Penyakit Malaria 2012
satu episode klinik dengan berbagai tingkat bangsa dengan ragam kebiasaan dan
keparahan yang berbeda-beda sebelum perilaku yang merupakan faktor
mereka mengalami kekebalan parsial berpengaruh dalam menunjang
(partial immunity) terhadap infeksi parasit keberhasilan partisipasi masyarakat dalam
ini. Sebagian kecil diantaranya (sekitar program pengendalian malaria. Masih
0,3%) akan mengalami malaria yang berat terbatasnya studi tentang pengetahuan,
dengan komplikasi yang menyebabkan sikap, dan perilaku masyarakat yang telah
0,1% diantara mereka meninggal dunia dilakukan. Beberapa perilaku yang tidak
(Soedarto, 2009). Seluruh kasus malaria menunjang dalam upaya pengendalian
klinis pada tahun 2004 di Jawa-Bali malaria ini adalah kebiasaan masyarakat
dilakukan pemeriksaan sediaan darah, yang biasa mencari pengobatan sendiri
sedangkan di luar Jawa-Bali baru mencapai dengan membeli obat di warung terdekat
26,35%. Di Jawa-Bali semua penderita dan menggunakan obat dengan dosis tidak
klinis malaria sudah dilakukan konfirmasi tepat, kebiasaan berada di luar rumah atau
dengan laboratorium, baik secara beraktifitas pada malam hari tanpa
mikroskopis atau dengan pemeriksaan perlindungan dari gigitan nyamuk, dan
Rapid Diagnostic Test (RDT). Di luar Jawa- adanya penebangan hutan bakau oleh
Bali, penderita klinis malaria yang datang masyarakat yang akan mengakibatkan
ke fasilitas kesehatan hanya 20-50% yang terbentuknya tempat perindukan baru
dilakukan pemeriksaan laboratorium. vektor malaria (Harijanto, 2009). Kejadian
Angka Klinis Malaria per 1.000 penduduk infeksi malaria di Sulawesi Utara sampai
yang dikenal dengan Annual Malaria saat ini masih cukup tinggi, sekitar 9%
Incidence (AMI) selama tahun 2006 kasus rawat inap di rumah sakit.
sebesar 23,98% atau secara umum Kegagalan dalam melakukan pengobatan
menunjukkan kecenderungan yang terhadap malaria ringan dapat dapat
menurun selama tahun 2000-2006, namun menyebabkan terjadinya malaria berat atau
meningkat jika dibanding selama 2002- meluasnya malaria karena transmisi infeksi,
2004 dan menurun lagi jika dibandingkan menyebabkan infeksi berulang atau gejala
tahun 2005 (Harijanto, 2009). Proporsi berulang (re-infeksi atau rekrudesensi) dan
kematian karena malaria berdasarkan bahkan timbulnya resistensi. Peningkatan
survei kesehatan rumah tangga pada tahun resistensi tersebut menyebabkan
2001 sebesar 2% (SKRT, 2001). Dalam meningkatnya angka morbiditas dan
periode ini, Kejadian Luar Biasa (KLB) meluasnya infeksi malaria. WHO telah
malaria terjadi di 23 Provinsi, 51 merekomendasikan pengobatan malaria
Kabupaten/Kota, meliputi 108 desa dengan secara global dengan penggunaan regimen
jumlah penderita 11.597 dan kematian 298 obat ACT (Artemisinin Combination
jiwa. Pada tahun 2006 terjadi KLB malaria Therapy). Data yang di dapat di
di beberapa daerah. Upaya Puskesmas Wolaang Kecamatan
penanggulangan, baik dengan pengobatan Langowan Timur, pasien dengan
secara massal, survei demam, pemeriksaan malaria positif selama bulan
penyemprotan rumah, penyelidikan vektor Juli sampai November 2011 berjumlah 159
penyakit dan tindakan lain, misalnya orang. Hasil studi pendahuluan ditemukan
pengeringan tempat perindukan telah pasien dengan malaria positif berjumlah 18
dilakukan dengan baik. Beberapa Kejadian orang mengkontrol kembali darahnya
Luar Biasa disebabkan oleh adanya dengan hasil masih positif informasi mereka
perubahan lingkungan tempat perindukan tidak minum obat malaria dengan dosis
potensial semakin meluas (Harijanto, yang tepat.
2009). Di Indonesia ada berbagai suku
METODOLOGI
Esti Sambeka 2
Jurnal Keperawatan Penyakit Malaria 2012
3 Pendidikan SD 6 20.0
SMP 5 16.7
SMA 11 36.7
PT 8 26.7
Esti Sambeka 3
Jurnal Keperawatan Penyakit Malaria 2012
Dari tabel 4 menunjukkan bahwa proporsi Wolaang. Nilai Coefficient Correlation (r)=
responden yang memiliki sikap yang positif 0,378 menunjukkan tingkat hubungan yang
dengan kepatuhan minum obat malaria rendah dan bersifat positif, artinya
yang baik lebih banyak yaitu 40,0%. Dari peningkatan sikap disertai dengan
hasil uji statistik Chi Square didapatkan p = peningkatan kepatuhan minum obat
0,038 (p < 0,05), dengan demikian malaria, dan nilai Odds Ratio (OR)=6
hipotesis diterima berarti ada hubungan artinya orang yang memiliki sikap positif
antara sikap pasien dengan kepatuhan berpeluang 6 kali memiliki kepatuhan
minum obat malaria di Puskesmas minum obat yang baik.
Esti Sambeka 4
Jurnal Keperawatan Penyakit Malaria 2012
Pembahasan
1. Hubungan Pengetahuan Pasien dengan 10,0%, dengan kata lain orang yang
Kepatuhan Minum Obat Malaria memiliki pengetahuan yang baik tentu
Pengetahuan terjadi setelah orang memiliki kepatuhan yang baik pula
melakukan pengideraan terhadap suatu ataupun sebaliknya. Ini karena
objek, yang diperoleh dengan berbagai responden yang memiliki pengetahuan
cara baik inisiatif sendiri maupun orang baik hanya sebatas tahu saja tapi tidak
lain, dengan melihat atau mendengar memahaminya, serta tidak adanya
sendiri tentang kenyataan atau melalui kesadaran dan motivasi serta sikap
alat komunikasi, seperti radio, televisi, yang positif dalam kepatuhan minum
majalah, surat kabar dan lain-lain. obat malaria. Berdasarkan nilai Odds
Selain itu pengetahuan juga dapat ratio (OR= 5,667) yang artinya orang
diperoleh melalui pengalaman dan yang memiliki pengetahuan baik
proses belajar yang baik yang bersifat berpeluang 5,667 kali memiliki
formal maupun informal. Hasil kepatuhan minum obat yang baik. Hal
penelitian menunjukkan bahwa pasien ini sejalan dengan penelitian yang
malaria yang berobat di Puskesmas dilakukan oleh Arie Wuryanto (2005)
Wolaang sebagian besar sudah bahwa terdapat hubungan yang
mengetahui tentang penyakit malaria bermakna antara pengetahuan dengan
dan cara pengobatannya, meskipun kepatuhan berobat penderita malaria
ada beberapa pasien yang memiliki vivax. Dalam hal ini sesuai dengan teori
tingkat pengetahuan yang kurang. Hal Notoatmodjo (2007), terbentuknya suatu
ini karena pasien sering menerima perilaku atau tindakan baru dimulai pada
informasi-informasi tentang malaria baik domain kognitif, dalam arti subjek tahu
melalui petugas kesehatan maupun terlebih dahulu terhadap stimulus yang
melalui media masa/ elektronik. berupa materi atau objek dari luarnya
Dengan adanya informasi tersebut maka sehingga menimbulkan pengetahuan
pasien sudah memahami tentang baru pada subjek tersebut, yang
malaria dan pengobatannya. selanjutnya menimbulkan respon batin
Pernyataan ini didukung dengan hasil dalam bentuk sikap subjek terhadap
analisis data diperoleh bahwa objek yang telah diketahui, dan bila
responden dengan proporsi tingkat disadari sepenuhnya akan menimbulkan
pengetahuan baik lebih banyak dimana respon berupa tindakan terhadap/
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari sehubungan dengan stimulus atau objek
responden lebih banyak terdapat pada tersebut.
tingkat pendidikan yang tinggi, umur
responden juga lebih banyak terdapat 2. Hubungan Sikap Pasien dengan
pada umur yang produktif sehingga Kepatuhan Minum Obat Malaria
mereka lebih ingin tahu tentang suatu Sikap merupakan suatu respon batin
proses pengobatan. Hasil uji statistik seseorang yang masih tertutup saat
menunjukkan terdapat hubungan antara melakukan pengideraan terhadap suatu
pengetahuan pasien dengan kepatuhan objek. Individu sering kali
minum obat malaria, dan Coefficient memperlihatkan tindakan yang
Correlation menunjukkan tingkat bertentang dengan sikapnya. Akan
hubungan yang rendah dan bersifat tetapi, sikap dapat menimbulkan pola-
positif, artinya peningkatan pengetahuan pola cara berpikir tertentu dalam
disertai dengan peningkatan kepatuhan masyarakat. Pola-pola cara berpikir ini
minum obat malaria. Dalam penelitian mempengaruhi tindakan dan kelakuan
ini nampak bahwa peningkatan masyarakat, baik dalam kehidupan
pengetahuan disertai dengan sehari-hari maupun dalam hal membuat
peningkatan kepatuhan minum obat, hal keputusan yang penting dalam hidup.
ini didukung dengan data bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden dengan pengetahuan yang sebagian besar responden memiliki
baik memiliki kepatuhan yang baik sikap yang negatif. Hal ini karena
sebanyak 56,7%, dan ada responden kurangnya pengetahuan, kesadaran,
dengan pengetahuan kurang tetapi motivasi, dukungan keluarga dan faktor
memiliki kepatuhan yang baik sebanyak sosial budaya. Demikian halnya dengan
Esti Sambeka 5
Jurnal Keperawatan Penyakit Malaria 2012
responden yang memiliki sikap yang dilakukan oleh Bambang Triyanto (2009)
positif dengan kepatuhan yang baik, bahwa terdapat hubungan yang
dimana kepatuhan ini didasari oleh bermakna antara sikap penderita TB
pengetahuan yang disertai oleh Paru dengan kepatuhan minum obat di
kesadaran dan motivasi serta dukungan RSUD Kabupaten Karanganyar dan
keluarga atau orang terdekat. Sikap juga penelitian oleh Naning (2011)
yang patuh minum obat ini dikarenakan bahwa ada hubungan yang bermakna
mereka sadar bahwa jika mereka tidak antara sikap orang tua dengan perilaku
sembuh maka mereka tidak bisa bekerja dalam pengawasan minum obat pada
sedangkan sebagian besar responden penderita TB Paru anak di BBKPM
adalah tulang punggung keluarga Surakarta. Hal ini sesuai dengan teori
mereka. Ada juga sikap yang positif bahwa dengan sikap secara minimal,
kepatuhan kurang, dimana mereka masyarakat memiliki pola berpikir
sudah tahu akibat jika tidak minum obat tertentu dan pola berpikir diharapkan
secara teratur namun karena terlalu dapat berubah dengan diperolehnya
sibuk dengan pekerjaan sehingga pengalaman, pendidikan, dan
mereka tidak teratur minum obat. Dilihat pengetahuan melalui interaksi dengan
dari pendidikan sudah lebih tinggi, lingkungannya. Sikap dapat terbentuk
mereka sudah banyak tahu akibat tidak dari adanya interaksi sosial yang dialami
minum obat teratur namun sikap acuh individu. Interaksi di sini tidak hanya
kadang muncul. Jadi sikap seseorang berupa kontak sosial dan hubungan
sangat ditentukan oleh pengetahuan antar pribadi sebagai anggota kelompok
yang didasari oleh kesadaran dan sosial, tetapi meliputi juga hubungan
motivasi yang kuat, serta faktor dengan lingkungan fisik maupun
dukungan dari luar individu untuk lingkungan psikologis sekitarnya
membentuk suatu tindakan baru yang (Maulana, 2009). Suatu sikap tidak
berhubungan dengan kepatuhan minum secara otomatis terwujud dalam suatu
obat malaria. Pernyataan ini didukung tindakan (overt behavior). Untuk
dengan hasil analisis data diperoleh terbentuknya sikap menjadi suatu
bahwa proporsi sikap responden negatif perbedaan nyata diperlukan faktor
dengan kepatuhan yang kurang pendukung atau suatu kondisi yang
sebanyak 26,7% dan proporsi sikap memungkinkan, yaitu fasilitas dan faktor
responden positif dengan kepatuhan dukungan (support) dari pihak lain
yang baik sebanyak 40,0% serta hasil (Notoatmodjo 2007). Oleh karena itu
uji statistik menunjukkan terdapat berdasarkan pembahasan di atas,
hubungan antara sikap pasien dengan asumsi peneliti bahwa kepatuhan
kepatuhan minum obat malaria, dan minum obat malaria memerlukan
Coefficient Correlation menunjukkan peningkatan pengetahuan yang lebih
tingkat hubungan yang rendah dan baik tentang malaria yang disertai
bersifat positif, artinya peningkatan dengan kesadaran dan motivasi, dan
sikap disertai dengan peningkatan upaya-upaya perubahan sikap, serta
kepatuhan minum obat malaria. upaya peningkatan faktor-faktor
Berdasarkan nilai Odds ratio (OR=6) pendukung perubahan perilaku ke arah
yang artinya orang yang memiliki sikap perilaku kesehatan yang lebih baik
positif berpeluang 6 kali memiliki dalam hal ini kepatuhan minum obat
kepatuhan minum obat yang baik. Hal malaria.
ini sejalan dengan penelitian yang
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan hubungan antara pengetahuan pasien
bahwa pengetahuan pasien malaria lebih dengan kepatuhan minum obat malaria
banyak berada pada pengetahuan yang dengan tingkat hubungan yang rendah dan
baik dan sikap pasien malaria lebih banyak bersifat positif dan juga terdapat hubungan
berada pada sikap yang negatif dan juga antara sikap pasien dengan kepatuhan
kepatuhan pasien dalam minum obat minum obat malaria di Puskesmas
malaria lebih banyak berada pada Wolaang, dengan tingkat hubungan yang
kepatuhan yang baik. Dan terdapat rendah dan bersifat positif.
Esti Sambeka 6
Jurnal Keperawatan Penyakit Malaria 2012
SARAN
1. Bagi Instutusi Kesehatan khususnya 3. Bagi tenaga kesehatan agar
puskesmas agar menjadi dasar untuk pengalaman dalam penelitian ini dapat
pengembangan pelayanan pada pasien menjadi dasar pemikiran untuk lebih
malaria dengan kepatuhan minum obat banyak memberi penyuluhan pada
malaria, serta peningkatan standar pasien tentang kepatuhan dalam minum
pelayanan promosi kesehatan. obat malaria.
2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan 4. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini
agar dapat menjadi sumbangan agar dapat menjadi dasar untuk
pemikiran ilmiah dalam pengembangan dikembangkan mulai dari
kurikulum dan riset keperawatan. pengembangan kuesioner dan variabel-
variabel lain.
DAFTAR PUSTAKA
Esti Sambeka 7