Anda di halaman 1dari 7

Abstract

In terminology, foramiifera can be defined as a single-celled organism whose life is aquatic (especially
living in the sea), has one or more rooms separated from each other by septas penetrated by many fine
holes (foramen). Foraminifera can be divided into two, namely Foraminifera Plantonik and Bentonic
Foraminifera. fossils that can be used as indicators of age and depositional environment are
foraminifera. Foraminifera plantonik is commonly used to determine the relative age of a rock, whereas
bentonic foraminifera is commonly used to determine the depositional environment of a rock.
Foraminifera has various structural parts of the body including pore walls, rooms, septa, main rooms,
apertural and sutures. This practicum is carried out using wax base materials and visual images of
microfossils foraminifera. This practice aims to enable students to understand microfossils.

Keywords: terminology, foraminifera, Plantonic, bentonic

Abstrak

Secara terminologi, foramiifera dapat didefenisikan sebagai organisme ber-sel tunggal yang hidupnya
secara akuatik (terutama hidup di laut), mempunyai satu atau lebih kamar yang terpisah satu sama lain
oleh sekat (septa) yang ditembusi oleh banyak lubang halus (foramen). Foraminifera dapat dibedakan
menjadi dua yaitu Foraminifera Plantonik dan Foraminifera Bentonic. fosil yang dapat digunakan
sebagai penunjuk umur dan lingkungan pengendapan adalah foraminifera. Foraminifera plantonik biasa
digunakan untuk menentukan umur relatif dari suatu batuan, sedangkan foraminifera bentonic biasa
digunakan untuk mengetahui lingkungan pengendapan suatu batuan. Foraminifera memiliki berbagai
struktur bagian tubuh diantaranya dinding pori, kamar, septa, kamar utama, apertural dan sutura.
Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan bahan dasar lilin dan gambar peraga dari mikrofosil
foraminifera. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami mengenai mikrofosil .

Kata kunci : terminologi, foraminifera,Plantonic, bentonic


1.PENDAHULUAN

Mikrofosil adalah fosil yang berukuran kecil dan untuk mempelajarinya diperlukan alat batu
optik seperti mikroskop.cabang paleontologi yang khusus mempelajari mikrofosil adalah
mikropaleontolgi. Salah satu mikrofosil yang dapat digunakan sebagai penunjuk umur dan
lingkungan pengendapan adalah foraminifera.

Secara terminologi, foramiifera dapat didefenisikan sebagai organisme ber-sel tunggal yang
hidupnya secara akuatik (terutama hidup di laut), mempunyai satu atau lebih kamar yang terpisah
satu sama lain oleh sekat (septa) yang ditembusi oleh banyak lubang halus (foramen.

Foraminifera dapat dibedakan menjadi dua yaitu , Foraminifera Plantonik dan Foraminifera
Bentonic. foraminifera ditemukan melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540
juta tahun. Cangkang foraminifera umumnya terdiri dari kamar-kamar yang tersusun sambung-
menyambung selama masa pertumbuhannya. Bahkan ada yang berbentuk paling sederhana, yaitu
berupa tabung yang terbuka atau berbentuk bola dengan satu lubang.

Foraminifera planktonik biasa digunakan untuk mengetahui umur relative suatu lapisan/batuan.
Bolli (1957), Berger & Winterer (1974) dan Berggeren (1972) dalam Rositasari (2010), telah
menyusun biokronologi batuan berdasarkan keberadaan foraminifera planktonik penciri.
Foraminifera bentik yang hidup di lapisan permukaan sedimen dasar perairan sehingga sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan mikro maupun lingkungan makronya, oleh karena itu jenis-
jenis ini digunakan oleh para ahli geologi sebagai penciri lingkungan pengendapan. Lingkungan
pengendapan oleh para ahli geologi adalah tipe perairan, sebagai contoh perairan payau, laut
dangkal, laut dalam, abisal, batial dan lainnya. Penggunaan foraminifera secara luas dalam
eksplorasi minyak oleh para ahli geologi dimulai sejak paska perang dunia I, saat revolusi
industri dimulai, pada saat itu dunia membutuhkan sumber minyak untuk berbagai aktivitas
ekonomi.

Foraminifera memiliki berbagai struktur bagian tubuh diantaranya dinding pori, kamar, septa,
kamar utama, apertural dan sutura.Praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami
mengenai mikrofosil .
2. METODE

Salah satu mikrofosil yang dapat digunakan sebagai penunjuk umur dan lingkungan
pengendapan adalah foraminifera.

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan foraminifera dengan menggunakan alat dan bahan
yang sederhana, praktikum ini dilakukan pada.

Hari/tanggal : Kamis, 1 November 2018

Pukul : 09.00-10.40 WIB

Dan alat dan bahan yang di gunakan adalah.

1. Gambar peraga mikrofosil foraminifera

2. Lilin.

Langkah percobaan praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Deskripsi kan setiap gambar foraminifera.

2. Buatlah model foraminifera yang telah di deskripsi menggunakan lilin yang di berikan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kamar
Dinding
pori

Kamar Utama

Septa Sutura
Sutura
Kamar

Septa
Dinding
Pori

Kamar
Utama

Sutura

Kamar

Dinding
Pori Kamar
Utama

Septa
Septa
Dinding
Pori

Sutura
Kamar

Kamar
Utama

Dnding
Pori
Kamar
Utama
Kamar

Septa

Sutura
4. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai