Anda di halaman 1dari 14

Tugas : askeb nifas

Dosen : SYAMSURIYATI, S. ST

RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR

OLEH

KELOMPOK III

MULKAIDAH HUMAIRAH 08 3145 106 200

NILAWATI MASNA 08 3145 106 201

NIRWANA 08 3145 106 202

NUR AMELIA 08 3145 106 203

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKES MEGAREZKY MAKASSAR 2009


KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu….

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subahawataalah Karena dengan


rahmat dan magrifahnyalah kita masih bisa meneruskan jihad sebagai muslim muda
yaitu belajar. Serta tak lupa kita kirimkan salam dan shalawat kepada manusia yang
sangat patut kita idolakan atas ketauladanannya nabi kita Muhammad Sellelahu
Alaihi Wasallam.

Pada saat ini angka kematian bayi dindonesia masih sangat tinggi
dibandingkan dengan Negara-negara lain.Berbagai jenis penyakit yang
menyebabkan angka kematian Bayi dari tahun ke tahun Diantaranya diakibatkan
penyakit pada masa neonatus.

Peran serta keluarga,masyarakat dan terutama petugas kesehatan sangat


diharapkan agar dapat menekan angka kematian yang sedang dihadapi sekarang
ini,oleh karenanya diperlukan adanya pemberian pola asuhan kebidanan yakni
berupa Askeb bayi diharapkan mampu memberikan pola pelayanan prima terhadap
Bayi.

Dalam kesempatan ini kami akan membahas mengenai “Neonatus Resiko


Tinggi dan Penatalaksanaanya”.kami menyadari didalam penyelesaian makalah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena kami mengharapkan partisipasi
dari semua pihak untuk memberikan argumentasi,guna melengkapi pembahasan
kami.terimah kasih

Makassar ,29 oktober 2009


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Setelah bayi lahir mulailah satu fase hidup baru dimana wanita tersebut bisa
“membangun dunianya kembali” bersama-sama dengan anaknya.setelah ibu melahirkan
bayinya maka ia menghayati satu perasaan “terpisah” dengan bayinya. Sebab sewaktu
janin masih ada dalam rahim, bayi yang dikandung itu dirasakan sebagai bagian dari
jasadnya sendiri.Setelah anaknya lahir,bayi ini dirasakan sebagai satu objek “kasih
sayang” yang terpisah dari dirinya.Dengan sendirinya, perasaan terpisah dan rasa
bahagia itu disertai pula dengan bermacam-macam kecemasan seperti, Mencemaskan
keselamatan Bayi jika ia sejenak mengingatkan bayinya sendiri, cemas kalau anaknya
tidak mendapatkan minum dan perawatan yang baik, cemas kalau bayinya terserang
penyakit, kalau bayinya jatuh dan sebagainya.

Hendaknya harus disadari pula bahwa kehidupan emosional seorang wanita


terhadap anaknya itu tidak selalu positif sifatnya dengan jalan memberikan kasih-sayang
dan rasa keibuan.Sebab ada kalanya emosi-emosi yang berkembang justru bentuk emosi
yang sebaliknya, seperti: Kebencian,Penolakan, kekecewaan, rasa asing terhadap anknya
sendiri, tidak acuh dan lain-lain.Semua itu sepenuhnya bergantung pada macam
individualitasnya,serta situasi hidup wanita yang bersangkutan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….…i

DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………….ii

PENDAHULUAN……………………………………………………………………iii

PEMBAHASAN

Respon orang tua terhadap bayi baru lahir……………………………………..

A. Respon orang tua terhadap bounding attacment……………………….


B. Respon ayah dan keluarga terhadap bayi baru lahit……………………
C. Respon orang tua terhadap sibling rivalry…………………………….…
BAB II

PEMBAHASAN

RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR

Ada banyak hal yang terjadi saat seorang ibu barada pada situasi terpisah
dengan sang bayi yaitu peristiwa dimana sang bayi telah lahir, terjadi Perubahan
Psikis ( Mental ) Ibu terhadap Bayi Baru Lahir diantaranya:

a. Perasaan berfokus pada dirinya (fase taking-in). Berlangsung setelah


melahirkan sampai hari ke 2.Pada dasarnya sikap ibu terhadap anak bayinya
yang baru lahir masih bersikap ”aku Sentris”, hal ini dikarenakan Ibu tersebut
masih lebih banyak memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri.Ia masih
menganggap bahwa dirinya adalah pusat dari semua perhatian.Maka secara
perlahan-lahan ibu akan menyadari, bahwa bayinya adalah satu pribadi yang
memiliki kebutuhan,hak-hak, dan tuntutan.Secara lambat laun pula akan
timbul rasa kasih-sayang dari ibu menggantikan sifat-sifat yang semula
masih bersifat instinktual.

b. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat Bayi.Muncul perasaan


sedih ( Baby Blues ) disebut sebagai fase taking-Hold. Berlangsung mulai
hari ke 3 sampai hari ke 10.

c. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya ( fase Letting-go).
Berlangsung mulai hari ke 10 sampai akhir masa nifas.

Instink Maternal dan kasih sayang ibu sejati

Setelah bayi lahir mulailah satu fase hidup baru dimana wanita tersebut bisa
“membangun dunianya kembali” bersama-sama dengan anaknya.setelah ibu
melahirkan bayinya maka ia menghayati satu perasaan “terpisah” dengan bayinya.
Sebab sewaktu janin masih ada dalam rahim, bayi yang dikandung itu dirasakan
sebagai bagian dari jasadnya sendiri.Setelah anaknya lahir,bayi ini dirasakan
sebagai satu objek “kasih sayang” yang terpisah dari dirinya.Dengan sendirinya,
perasaan terpisah dan rasa bahagia itu disertai pula dengan bermacam-macam
kecemasan seperti, Mencemaskan keselamatan Bayi jika ia sejenak mengingatkan
bayinya sendiri, cemas kalau anaknya tidak mendapatkan minum dan perawatan
yang baik, cemas kalau bayinya terserang penyakit, kalau bayinya jatuh dan
sebagainya.

Hendaknya harus disadari pula bahwa kehidupan emosional seorang wanita


terhadap anaknya itu tidak selalu positif sifatnya dengan jalan memberikan kasih-
sayang dan rasa keibuan.Sebab ada kalanya emosi-emosi yang berkembang justru
bentuk emosi yang sebaliknya, seperti: Kebencian,Penolakan, kekecewaan, rasa
asing terhadap anknya sendiri, tidak acuh dan lain-lain.Semua itu sepenuhnya
bergantung pada macam individualitasnya,serta situasi hidup wanita yang
bersangkutan.

Unsur keibuan berupa macam-macam emosi keibuan terhadap bayinya yang baru
lahir itu secara keseluruhan dapat dibagi dalam empat komponen pokok, yaitu:

1) Altruisme ( mendahulukan kepentingan orang lain, ada perasaan cinta


terhadap manusia lain ).

2) Kelembutan,

3) Kasih sayang,

4) Aktivitas.

memikul peranan ini, salah satunya faktor prenatal.

Pengalaman awal sebagai seorang ibu dapat menimbulkan harapan secara tidak
sadar tentang hubungan mengasuh bayi, atau model-model kerja internal, yang
memungkinkan para ibu “mendengarkan” bayi mereka. Dukungan sosial selama
masa kehamilan juga penting. Hubungan yang mendukung dari ayah bayi tersebut
diperkirakan akan menghasilkan perawatan yang memuaskan dari sang ibu.
Sebaliknya konflik atau ditinggalkan oleh sang ayah semasa kehamilan dapat
merusak kemampuan ibu untuk terpikat pada ananknya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap orang tua terhadap


bayi,diantaranya:

a. Persaingan tugas sebagai orang tua

Orangtua yang sudah berpengalaman merawat anak-anaknya yang


terdahulu, dengan mengikuti kursus-kursus yang diberikan dalam klinik
sebelum kelahiran atau pernah menjaga anak tetangga, lebih yakin dalam
melaksanakan peran orangtua daripada mereka yang tidak mempunyai
pengalaman seperti itu.

b. Pengalaman melahirkan

Sikap ibu pada bayi akan lebih menyenangkan kalau pengalaman melahirkan
relative lebih mudah daripada pengalaman melahirkan yang lama, sukar dan
disertai komplikasi fisik.Sikap ayah juga dipengaruhi oleh pengalaman
melahirkan dari istrinya.

c. Kondisi fisik ibu setelah melahirkan

Semakin cepat kesehatan ibu pulih setelah melahirkan, semakin


menyenangkan sikapnya terhadap bayi dan semakin yakin ia pada
kemampuan untuk melaksanakan peran ibu secara memuaskan.

d. Cemas tentang biaya

Kalau terjadi komplikasi pada persalinan, seperti pembedahan caecar,


kelahiran belum cukup umur yang memerlukan perawatan khusus dan harus
lebih lama dirumah sakit, atau adanya cacat bawaan atau cacat yang tampak
pada waktu dilahirkan, maka sikap orangtua akan dibayangi kecemasan
mengenai biaya yang tidak terduga.

e. Cacat

Kalau ternyata Bayi menderita cacat,sikap orangtua akan diwarnai oleh


kekecewaan, kegelisahan, tentang normal atau tidaknya bayi dimasa
mendatang dan tentang biaya tambahan yang diakibatkan kecacatan itu.

f. Penyesuaian diri bayi pasca natal

Semakin cepat dan semakin banyak penyesuaian diri bayi pada lingkungan
pascanatal maka sikap orangtua akan semakin menyengkan.

g. Tangisan Bayi

Bayi yang terus menangis dan tanpa disertai sebab-sebab yang jelas akan
mendorong berkembangnya sikap-sikap yang kurang menyenangkan tidak
saja pada orangtua tetapi juga pada semua anggota keluarga.

h. Kebencian orang tua terhadap perawatan, privasi, dan biaya pengeluaran

Kalau orangtua menghadapi kenyataan bahwa perawatan bayi menuntut


lebih banyak pekerjaan, menimbulkan kekurangan dan harus mengeluarkan
biaya lebih banyak daripada yang dibayangkan sebelumnya.Sikap mereka
pada bayi akan kurang menyenangkan dibandingkan dengan kalau mereka
telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi yang biasanya dihadapi
orangtua.

i. Gelisah tentang kenormalan bayi

Kalau bayi harus tinggal lebih lama dirumah sakit daripada biasanya karena
belum cukup umur, karena adanya cacat atau karena kesulitan dalam
penyesuaian pascanatal, orangtua tidak hanya gelisah tentang kenormalan
bayinya tetapi juga mengenai kemampuan mereka untuk merawatnaya
setelah meninggalkan rumah sakit.

j. Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi

Kalau Bayi harus lebih lama tinggal dirumah sakit daripada biasanya dan
harus diberi perhatian khusus, orangtua menjadi gelisah tentang
kelangsungan hidup bayi.kalau bayi berhasil hidup, orangtua cenderung
sangat melindungi.

A.RESPON ORANG TUA TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT

Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun


ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih
sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan
proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan
orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan.

cara untuk melakukan boundin attachment ada bermacam-macam antara lain:

1. Pemberian ASI eksklusif


Dengan melakukan pemberian ASI secara eksklusif segera setelah lahir,
secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang
menjadikan merasa bangga dan diperlukan raa yang dibutuhkan oleh semua
manusia.
2. Rawat gabung
Merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi
terjalin proses laktasi (early infant mather bounding) akibat sentuhan badan
antara ibu dan byinya. Hal in sangat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan
stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bay. Bayi yang merasa aman
dan terlindung merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian
hari. Dengan memberikan ASI eksklusif, ibu merasakan kepuasan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang
lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena reflex let-down
bersifat psikomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan
merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung ada suatu kesatuan
keluarga.
3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bias memandang mereka, mereka
merasa lebih dekat dengan bayinya. Oang tua dan bayi akan menggunakan
lebih banyak waktuuntuk saling memandang. Sering kali dalm posisi
bertatapan. Bayi baru lahir dapatdiletakkan lebih dekat untuk dapat melihat
pada orang tuanya
4. Suara
Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang.
Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keaadan sehat.
Tangis tetsebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur sewaktu
oang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan
berpaling kearah mereka.
5. Aroma
Setiap anak memilki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroma susu ibunya.
6. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir begerak-gerak
sesuai dengan sruktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan
tangan mengangkat tangan, mengangkat kepala, menendang-nendang kaki.
Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.

7. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme).
Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang
konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan
perilaku yang responsif.
8. Inisiasi dini
Setelah bayi baru lahir, dengan segera ditempatkan diatas ibu. Ia akan
merangkak dan mencari putting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat
melakukan reflek sukling dengan segera.

Berhasil atau tidaknya proses bounding attacment ini sangat dipengaruhi ole
kondisi-kondisi sebagai berikut:

a) Kesehatan emisional orang tua


Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu
akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak
menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat
membantu tercapainya proses bounding attacment ini.
b) Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
Dalam berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu
dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki
masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat batinya maka
akan semakin mudah pula bounding attacment terwujud.
c) Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang
juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-
orang terdekat akan memberikan suatu semangat/dorongan positif yang kuat
bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya
d) Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kederkatan antara orang tua dan anak dapat
terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud
antara keduanya.
e) Kesesuain antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika
keaadaan anak sehat/normal dan jenis kelamin sesuia dengan yang
diharapkan.

B.RESPON AYAH DAN KELUARGA TERHADAP BAYI BARU LAHIR

Respon ayah dan ibu kepada bayinya berbada-beda hal ini dapat disebabkan
pengalaman mereka dalam mengasuh anak dan meliputi keseluran reaksi emosi,
mulai dari tingkatan kebahagaian tapi dapat juga berupa kesedihan yang
mendalam. Situasi yangt bahagia didapatkan apabila kelahiran tersebut diinginkan
dan diharapkan sebaliknya bila kelahiran tidak inginkan atau tidak sesuai dengan
harapan maka respom mereka menjadi tidak bahagia dan kecewa.

Bila respon orang tua tidak bahagia maka bidan perlu memahami apa yang
sedang terjadi dan menfasilitasi proses yang sehat sehingga respon orang tua
terhadap anaknya menjadi baik.

Perilaku orang tua yang mempengaruhi adanya ikatan kasih sayang:

a.perilaku menfasilitasi, meliputi:

1. Menatap, mencari ciri khas anak


2. Kontak mata
3. Memberikan perhatian
4. Memberikan perhatian menganggap anak sebagai individu yang unik
5. Menganggap anak sebagai anggota keluarga
6. Menberiakan senyuman
7. Berbicara/bernyanyi
8. Menunjukkan kebanggaan pada anak
9. Mengjak anak pada acara keluarga
10. Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak
11. Bereaksi posirif terhadap perilaku anak.
b.perilaku menghambat

a. Menjauih dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menhindar,


menolak, untik menyentuh anak.
b. Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak
memberikan nama pada anak.
c. Menganggap anak sebagai suatu yang tidak disukai.
d. Tidak menggenggam jarinya.
e. Terburu-buru dalam menyusui.
f. Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.

Respon orang tua terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor:

a. Faktor internal
Yaitu genetika, kebudayaan yang mereka praktekkan dan
menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan
sebelumnya, pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka
lakukan selama kehamilan, mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai
orang tua yang telah di impikan dan efek pelatihan selama kehamilan.
b. Faktor eksternal
Perhatian yang diterima selama hamil, melahirkan dan postpartum, sikap dan
perilaku pengunjung dan apakah bayinya terpisah dari orang tua selama satu
jam pertama dan hari-hari dalam kehidupannya.

Bila kehamilan dan kelahiran diinginkan dan diharapkan oleh orang tua
terutama ayah akan memperlihatkan perilaku yang dapat menfasilitasi terjalinnya
ikatan batin yang baik begitu juga sebaliknya bila kehimilan dan kelahiran tersebut
tidak diinginkmengenalan maka orang tua cenderung berperilaku yang menghambat
sehingga iktan kasih sayangtersebut tidak akan terjadi.

C.RESPON ORANG TUA TERHADAP SIBLING RIVALRY

Sibling Rivalry dapat di artiakan sebagai persingan antara saudara kandung.


Persaingan antara saudara kandung merupakan respon yang normal seorang anak
karena merasa ancaman gangguan yang mengganggu kestabilan hubungan
keluarganya dengan adanya saudara baru.

Anak-anak akan terus menerus bersaing untuk mendapatkan perhatian dari


orang tuanya dan persaingan akan diperlihatkan oleh anak dengan berbagai cara.
Pada anak biasanya yang paling menonjol adalah rasa marah, kemarahan ini dapat
ditunjukkuan pada orang yang dianggap saingannya atau pada orang yang ia
dambakan kasih sayangnya. Kadang kala selain anak marah anak juga merengek,
bersungut atau menarik simpati. Seorang anak yang iri terhadap saudaranya
bisanya sering terjadi pada anak yang lebih tua terhadap adik bayinya. Sering kali
anak menunjukkan perilaku regresi seperti ingin disuapi ingin di mandikan kembali,
ngompol, dan berak dicelana, rasa takut pada hal-hal tertentu yang sebelumnya
tidak ada. Selain itu rasa iri ini juga sering diekspresikan dengan cara murung
seakan sedang sedih atau malah mulai berfantasi.

Idealnya saudara kandung yang lebih tua harus harus dipersipkan untuk
meneriman kelahiran saudaranya, ini ditunjukkan nmuntuk meyakinkan bahwa
walau ada saudara baru namun dia tetap mendapat kasih sayang yang sama
seperti memberi jaminan bahwa dia akan tetap dicintai dam akan memikul
perawatan meskipun kecil dari bayi yang baru dilahirkan tersebut. Pertanyaan
mengenai bayi dan rumah sakit serta kelahiran sedapat mungkin dijawab
berdasarkan fakta dan secara menyenangkan.

Jika anak yang lebih tua telah merasa telah merasa anak aman dalam
keluarga maka ia akan merasa bebas untuk memberikan perhatian pada saudara
barunya, sehingga persaingan atau rival tidak terjadi.
BAB III

PENUTUP

A.kesimpulan

o Pengalaman awal sebagai seorang ibu dapat menimbulkan harapan


secara tidak sadar tentang hubungan mengasuh bayi, atau model-
model kerja internal, yang memungkinkan para ibu “mendengarkan”
bayi mereka. Dukungan sosial selama masa kehamilan juga penting.
Hubungan yang mendukung dari ayah bayi tersebut diperkirakan akan
menghasilkan perawatan yang memuaskan dari sang ibu. Sebaliknya
konflik atau ditinggalkan oleh sang ayah semasa kehamilan dapat
merusak kemampuan ibu untuk terpikat pada ananknya.
o Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
(membangun ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah
peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara
orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil
dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang
bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan.
o Sibling Rivalry dapat di artiakan sebagai persingan antara saudara
kandung. Persaingan antara saudara kandung merupakan respon
yang normal seorang anak karena merasa ancaman gangguan yang
mengganggu kestabilan hubungan keluarganya dengan adanya
saudara baru.

Anda mungkin juga menyukai