Anda di halaman 1dari 8

TREND PRODUKSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN

KOMODITAS BUAH NAGA DI KABUPATEN JEMBER

Friska Indira Wardani Harvey*), Jani Januar**) Ati Kusmiati**)


*) Alumni Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
**) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember

ABSTRAK
Buah naga atau dragon fruit memang belum lama dikenal, dibudidayakan, dan
diusahakan di Indonesia. Tanaman dengan buahnya berwarna merah dan bersisik hijau ini
merupakan pendatang baru bagi dunia pertanian di Indonesia dan merupakan salah satu
peluang usaha yang menjanjikan dan pengembangan tanaman buah naga sangat bagus
dibudidayakan di daerah tropis seperti di Indonesia. Prospek buah naga di pasar domestik
cukup baik karena penggemarnya berangsur-angsur meningkat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui: (1) trend produksi dan prospek pengembangan komoditas buah naga
di Kabupaten Jember, (2) efisiensi pemasaran komoditas buah naga di Kabupaten Jember,
(3) strategi pemasaran komoditas buah naga di Kabupaten Jember. Metode penelitian
adalah dengan analisis deskriptif dan analitis, pengambilan contoh secara Dispropotioned
Random Sampling. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petani berdasarkan
kuisioner, data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Alat analisis yang digunakan
adalah trend dengan metode kuadrat terkecil (Least Square Method), analisis SWOT,
efisiensi pemasaran dan marjin pemasaran, strategi bauran pemasaran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Trend Produksi buah naga cenderung meningkat, (2) Usahatani
buah naga memiliki peluang pasar yang prospektif, (3) Saluran pemasaran buah naga
adalah efisien, (4) Strategi pemasaran buah naga di Kabupaten Jember menggunakan
strategi bauran pemasaran yaitu dengan menjaga kualitas buah naga yang dihasilkan agar
konsumen dapat terus membelinya, memperluas daerah pemasaran di daerah perkotaan,
bekerjasama dengan pemerintah untuk melakukan promosi, dan menetapkan harga jual
pada kisaran harga Rp. 14.000,00 sampai Rp. 20.000,00.

Kata Kunci: Buah naga, trend produksi, prospek pengembangan, efisiensi pemasaran

PENDAHULUAN juga bersifat spesi-fikasi lokasi,


responsif terhadap teknologi maju,
Sektor pertanian merupakan salah
produk spesial memiliki nilai tambah
satu sektor yang menjadi penopang
yang besar dan pasar terus berkembang,
perekonomian di Indonesia. Sektor
maka tanaman buah-buahan menjadi
tersebut menjadi andalan sebagai
sangat tepat untuk dikembangkan
penggerak pembangunan nasional
menjadi usaha agribisnis (Sumarno,
sampai sekarang. Pengembangan
2001).
pertanian kedepan adalah ditujukan
Tanaman hortikultura yang mulai
untuk penumbuhan dan pengembangan
dikembangkan di Indonesia adalah buah
usaha agribisnis baik skala keluarga,
naga. Buah naga atau dragon fruit
skala menengah maupun skala besar.
memang belum lama dikenal dan
Komoditas buah-buahan mempunyai
diusahakan di Indonesia. Tanaman
keanekaragaman dalam jenisnya dan
dengan buahnya berwarna merah dan
mempunyai nilai ekonomi yang lebih
bersisik hijau ini me-rupakan pendatang
tinggi dibanding dengan tanaman
baru bagi dunia pertanian di Indonesia
pangan. Karena buah-buahan yang
dan merupakan salah satu peluang usaha
selain mempunyai nilai ekonomi tinggi,
yang menjanjikan selain itu

J-SEP Vol. 3 No. 2 Juli 2009 71


pengembangan tanaman buah naga ini didukung oleh ketinggian tempat dari
sangat bagus dibudidayakan didaerah desa tersebut. Penduduk di Desa
tropis seperti di Indonesia. Kemuning Lor juga mulai menanam
Hingga saat ini kebutuhan akan tanaman buah naga di pekarangan
buah Naga Indonesia cukup besar dan rumahnya. Selain itu tujuan
bukan hanya pasar lokal saja yang ingin pembudidayaan buah naga di daerah ini
mencicipi buah ini. Peluang Ekspor juga yaitu untuk mendukung obyek wisata
tidak kalah besarnya, namun kebutuhan rembangan.
yang besar tersebut belum mampu di Tujuan dari penelitian ini untuk
penuhi oleh produksi dalam negeri. mengetahui:
Apalagi kondisi dalam negeri Indonesia 1. Trend produksi dan strategi pe-
cukup sulit memenuhi peluang pasar, ngembangan komoditas buah naga
karena hal-hal yang berhubungan di Kabupaten Jember.
dengan iklim investasi yang cenderung 2. Efisiensi pemasaran komoditas buah
lesu. Tetapi melihat segi potensi wilayah naga di Kabupaten Jember.
lahan pertanian yang luas dan subur, 3. Strategi pemasaran komoditas buah
sangat besar kemungkinannya untuk naga di Kabupaten Jember.
mengembangkan tanaman jenis ini.
Tanaman ini mulai dikembangkan METODE PENELITIAN
sekitar tahun 2001, yaitu di daerah Jawa
Daerah penelitian ini ditentu-kan
Timur di antaranya Mojokerto,
secara sengaja (purposive method).
Pasuruan, Jember, Malang. Tetapi
Penelitian dilaksanakan di Desa
sampai saat inipun areal penanaman
Kemuning Lor Kecamatan Arjasa
buah naga masih bisa dibilang sedikit
Kabupaten Jember. Pemilihan lokasi
dan hanya ada di daerah tertentu karena
penelitian berdasarkan per-timbangan
memang masih tergolong langka dan
bahwa usahatani buah naga sudah mulai
belum dikenal oleh masyarakat luas
dikembangkan di daerah tersebut.
(Muhadianto, 2007).
Metode pengambilan contoh
Salah satu daerah yang
dilakukan secara Dispropotioned
mengembangkan budidaya buah naga
Random Sampling. Pengambilan sampel
adalah Kabupaten Jember. Komoditas
difokuskan pada dusun yaitu Dusun
buah naga telah menjadi tanaman
Rayap dan Dusun Darungan. Jumlah
pekarangan di daerah Jember. Buah
populasinya adalah 706 KK, sedangkan
Naga kini menjadi salah satu komoditi
sampel yang diambil sebanyak 75 KK.
andalan Dinas Pertanian Jember. Hasil
Sampel sebanyak 75 KK dapat mewakili
penjualan buah naga pada panen bulan
dari keseluruhan populasi, selain itu
Maret tahun 2009 mencapai Rp150 juta.
keadaan dari populasi yang ada di Desa
Saat ini komoditas buah naga sudah
Kemuning Lor Kecamatan Arjasa
banyak dikembangkan di daerah Jember.
cenderung homogen.
Beberapa kecamatan yang mulai
Untuk menguji hipotesis mengenai
mengembangkan buah naga antara lain,
trend produksi usahatani buah naga
Kecamatan Arjasa, Kecamatan Gumuk
digunakan analisis trend yaitu dengan
Mas, Kecamatan Kencong, Kecamatan
menggunakan metode kuadrat terkecil
Sumber Baru. Kecamatan Arjasa
(Least Square Method). Analisis trend
merupakan salah satu sentra
dilakukan untuk peramalan produksi
pengembangan buah naga di Kabupaten
buah naga periode 2010-2011 dengan
Jember, terutama Desa Kemuning Lor.
menggunakan data produksi mulai tahun
Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa
2004 sampai dengan tahun 2009.
Kabupaten Jember merupakan daerah
Untuk menguji hipotesis mengenai
dengan keadaan geografis yang sangat
strategi pengembangan pada usahatani
mendukung untuk pengembangan
buah naga digunakan analisis SWOT
komoditas buah naga. Buah naga yang
(Strength, Weakness, Opportunity,
berasal dari daerah tersebut dikenal
Threat). Menurut Rang-kuti (2000),
lebih manis daripada daerah lainnya. Hal

72 J-SEP Vol. 3 No. 2 Juli 2009


Analisis SWOT tahapan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
menyusun strategi, yaitu menyusun
Trend Produksi Buah Naga
terlebih dahulu analisis faktor internal
(Internal Factor Analysis Persamaan garis trend linier
Summary/IFAS) yang terdiri dari produksi diperoleh dari hasil analisis
kekuatan (strength) dan kele-mahan adalah Y = 2488 + 446,46X. Dari
(weakness) serta analisis faktor eksternal persamaan tersebut didapatkan nilai
(Internal Factor Analysis intersep sebesar 2488 yang berarti rata-
Summary/EFAS) yang ter-diri dari rata produksinya selama enam tahun
peluang (opportunity) dan acaman terakhir yang dihasilkan oleh usahatani
(threat). buah naga sebesar 2488 Kg. Besar nilai
Untuk menguji hipotesis mengenai koefisien trend pada persamaan tersebut
efisiensi pemasaran digunakan analisis adalah 446,46 yang berarti besarnya
efisiensi pemasaran dan analisis margin kenaikan produksi setiap tahun adalah
pemasaran. sebesar 446,46 Kg. Gambar 6
a. Analisis Efisiensi Pemasaran menunjukkan bahwa produksi buah naga
(Soekartawi, 2003) cenderung meningkat dan trend
EP= BiayaPemasaran x 100% produksinya memiliki arah trend positif.
Nilai Produk Yang Dipasarkan Maka dari itu petani selalu berusaha
Kriteria pengambilan keputusan: untuk menambah luasan lahan untuk
- EP sebesar 0 – 50% maka saluran pertanaman buah naga sehingga
pemasaran efisien nantinya hasil panen juga akan
- EP lebih besar dari 50% maka saluran meningkat. Penurunan produksi pada
pemasaran kurang efisien. tahun 2009 disebabkan oleh adanya
b. Analisa Margin (Sudiyono, 2004) kerusakan tiang penyangga dari buah
Margi n Pemas aran(MP)=Pr – Pf naga itu sendiri. Tiang penyangga yang
Keter angan: selama ini digunakan roboh, hal ini
Pr = Harga di tingkat pengec er dikarenakan semakin lebatnya tanaman
Pf = Harga di tingkat petani buah naga sehingga tiang penyangga
Untuk menjawab permasalahan tidak mampu untuk menompangnya.
mengenai strategi pemasaran pada Keadaan ini ber-akibat pada penurunan
usahatani buah naga digunakan analisis produksi, tanaman buah naga yang
deskriptif dengan menggunakan strategi tiang pe-
bauran pemasaran. Bauran pemasaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
merupakan kombinasi variabel yang Fakto-faktor itu antara lain penambahan
merupakan inti dari sistem pemasaran. luas areal penanaman buah naga,
Variabel-variabel yang menjadi strategi perawatan yang intensif serta
acuan/bauran pemasaran (marketing menggunakan bahan baku yang
mix) tersebut adalah: berkualitas. Selain itu tanaman buah
a. Produk (yang tepat bagi sasaran- naga merupakan tanaman yang
nya) mempunyai umur produksi 10-15 tahun,
b. Tempat (mencapai sasaran) pada tahun pertama dan kedua biasanya
c. Promosi (kegiatan penjualan) hasil panen tidak maksimal tetapi pada
d. Harga (tentukan yang tepat) tahun ketiga hingga menjelang tahun
kesepuluh hasil panen trus meningkat.

J-SEP Vol. 3 No. 2 Juli 2009 73


Trend Produksi Buah Naga

5000
4000
Produksi

3000
2000
1000
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun

Produksi Buah Naga Trend Produksi Buah Naga

Gambar 6. PerkembanganProduksi Buah Naga Tahun 2004-2011

Tabel 13. Trend Produksi Buah Naga Tahun 2010-2011

Tahun Trend Produksi Buah Naga (Kg)


2010 4274
2011 4720
Sumber : Data Sekunder Diolah Tahun 2009, Lampiran 2
nyangganya roboh tidak dapat dan memiliki kompetensi untuk me-
memberikan hasil yang maksimal. Hal ngerjakannya. Kekuatan yang dimiliki
ini dikarenakan keadaan tanaman usahatani buah naga yaitu ketersediaan
terganggu sehingga buah yang bahan baku seperti bibit yang sangat
dihasilkan tidak makimal. banyak di Desa Kemuning Lor, mutu
Berdasarkan hasil peramalan dan kualitas buah naga yang dihasilkan
produksi dua tahun yang akan datang mempunyai rasa manis, ukuran buah
terlihat bahwa produksi pada dua tahun besar, daging buah kenyal dan warna
yang akan datang nilainya semakin buah yang menarik, teknik budidaya
meningkat dan pada tahun 2011 buah naga mudah dan sederhana
diprediksi jumlah produksi buah naga tanaman buah naga hanya ditancapkan
mencapai 4720 Kg. Peningkatan disekitar penyangga setelah itu disiram,
produksi buah naga dipupuk dan dilakukan pemangkasan
untuk merangsang pembungaan, dan
Prospek dan Rancangan Strategi lokasi usaha (pasar), lokasi Desa
Pengembangan Komoditas Buah Kemuning Lor berada di sekitar jalur
Naga menuju kawasan wisata, karena itu dapat
menarik konsumen yang berkunjung ke
Berdasar hasil analisis faktor-faktor
daerah wisata. Sedangkan peluang yang
strategi internal diperoleh nilai IFAS
dimiliki yaitu keadaan geografis seperti
sebesar 3,05 dan hasil analisis faktor-
ketinggian tempat, kondisi tanah serta
faktor strategi eksternal diperoleh nilai
suhu yang sesuai untuk budidaya buah
EFAS sebesar 3,22. Nilai tersebut
naga, kepercayaan konsumen akan mutu
menempatkan usahatani buah naga
dan kualitas buah naga yang dihasilkan
dalam posisi White Area(Bidang Kuat-
cukup besar sehingga konsumen banyak
Berpeluang) yang artinya usaha tersebut
yang membeli buah naga yang
memiliki peluang pasar yang prospektif

74 J-SEP Vol. 3 No. 2 Juli 2009


dihasilkan di Desa Kemuning Lor, menjual langsung pada konsumen
konsumen tetap dari buah naga sebagian mereka juga menjualnya pada pengepul
besar berasal dari luar kota Jember, dan pengecer. Hal ini dilakukan agar
misalnya seperti Bali dan Surabaya hasil panen buah naga cepat terjual dan
biasanya mereka membeli buah naga keuntungan cepat didapat.
dalam jumlah yang cukup besar, Pada saluran pemasaran I yaitu dari
dukungan pihak luar dan kebijakan produsen langsung ke konsumen hanya
pemerintah, dukungan dari pemerintah melibatkan petani buah naga dan
sangat diharapkan untuk kelanjutan konsumen akhir. Jenis saluran
usahatani buah naga. Dukungan dari pemasaran banyak dilakukan oleh petani
pemerintah dapat berupa penyuluhan buah naga dikarenakan lebih mudah
dan pembinaan serta bantuan modal. serta keuntungan yang didapat cukup
Fokus strategi yang tepat bagi usahatani tinggi, selain itu pada saluran pemasaran
buah naga dalam mengembangkan I tidak ada biaya-biaya pemasaran yang
usahanya adalah strategi yang agresif dikeluarkan. Pada saluran pemasaran II
dengan memaksimalkan kekuatan yang dan III melibatkan petani buah naga,
dimiliki sehingga dapat memanfaatkan pengepul, pedagang pengecer dan
peluang yang ada. Dari hasil analisis konsumen akhir. Jenis saluran
yang dilakukan dapat disimpulkan pemasaran ini juga banyak dilakukan
bahwa daerah white area. oleh petani buah naga. Petani buah naga
biasanya melakukan dua saluran
Efisiensi Saluran Pemasaran
pemasaran sekaligus, selain menjual
Komoditas Buah Naga
langsung kepada konsumen mereka juga
Berdasarkan hasil penelitian yang menjualnya kepada pedagang pengecer
dilakukan, kegiatan pemasaran buah atau pengepul. Petani biasanya menjual
naga yang ada di Desa Kemuning Lor sebagian hasil panen langsung kepada
dapat dikatakan sederhana, hal ini konsumen dan sebagian lagi menjual
dikarenakan para petani buah naga di kepada pengecer dan pengepul.
sana hanya mempunyai 3 macam Pedagang pengepul dan pengecer
saluran pemasaran untuk menjual hasil biasanya mengeluarkan biaya tenaga
panen buah naga mereka. Setiap petani kerja dan biaya transportasi. Lokasi
buah naga di Desa Kemuning Lor pemasaran pedagang pengecer tidak
memiliki alasan tersendiri untuk hanya terbatas pada kawasan wisata
memilih saluran pemasaran yang akan rembangan saja tetapi juga memasarkan
digunakan, misalnya: adanya faktor sampai ke daerah jember kota. Tetapi
kebutuhan ekonomi yang mendesak. tidak seluruh daerah Jember kota bisa
Pada umumnya sebagian besar petani terjangkau, mereka hanya memasarkan
buah naga di Desa Kemuning Lor pada daerah-daerah tertentu.
melakukan 3 saluran pemasaran, selain

Tabel 16 . Analisis Marjin Keuntungan dan Biaya Pemasaran Pada Saluran


Pemasaran II dan III
Harga Share (%) DM (%)
No Lembaga Pemasaran
(Rp/kg) Ski Sbi Ski Sbi
1. Petani Produsen
a) Harga jual 16.166 87,38

2. Pengecer
a) Harga beli 16.166
b) Biaya tenaga kerja 209,92 1,14 8,99

J-SEP Vol. 3 No. 2 Juli 2009 75


c) Biaya transportasi 158,18 0,86 6,78
d) Harga jual 18.500
e) Keuntungan 1965,90 10,62 2,00 84,22 15,77
3. Konsumen
a) Harga beli 18.500
MP = Pf - Pr = 18.500 – 16.166 = 2.334
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2009, Lampiran 5 dan 6

Pada Tabel 16 menunjukkan bahwa pemasaran yang panjang. Pedagang


petani buah naga rata-rata menerima pengepul juga bertindak sebagai
harga sebesar Rp. 16.166,00 pedagang pengecer.
perkilogram atau bagian harga yang
diterima petani adalah 87,38% dari Strategi Pemasaran Komoditas Buah
harga di tingkat konsumen akhir. Biaya Naga
pemasaran pada saluran pemasaran
Salah satu strategi pemasaran yang
kedua ditanggung oleh pedagang
dapat digunakan adalah strategi bauran
pengecer. Biaya pemasaran yang
pemasaran (marketing mix).
ditanggung oleh pedagang pengecer
meliputi biaya tenaga kerja dan biaya a. Strategi Produk
transportasi. Rata-rata biaya tenaga kerja Dalam upaya meningkatkan pangsa
yang dikeluarkan adalah Rp. 209,92 per pasar buah naga, maka dilakukan
kilogram buah naga, rata-rata biaya strategi produk dengan cara meng-
transportasi yang dikeluarkan adalah Rp. hasilkan buah naga yang mempunyai
158,18 per kilogram. Marjin keuntungan rasa manis, daging buah kenyal, warna
yang diterima pedagang pengecer buah cerah sehingga dapat menarik
sebesar Rp. 2.334,00 perkilogram atau minat konsumen, dan ukuran buah buah
10,62% dari harga di tingkat konsumen. yang besar. Buah naga dengan dengan
Total marjin pemasaran pada saluran ini keunggulan di atas dapat dihasilkan
adalah Rp. 2.334,00 untuk setiap dengan menggunakan cara tanam
kilogram buah naga dari harga di tingkat organik. Kualitas buah naga yang baik
konsumen. Dari total marjin pemasaran, berbanding lurus dengan penjualan buah
bagian atau keuntungan yang diterima naga tersebut. Semakin baik kualitasnya
oleh pedagang pengecer buah naga maka semakin meningkat pula
adalah sebesar 84,22% dan sisanya penjualannya.
adalah biaya pemasaran yang b. Strategi Tempat (Distribusi)
dikeluarkan oleh pedagang pengecer Sasaran atau pangsa pasar dari buah
yaitu sebesar 15,77%. Efisiensi naga adalah wisatawan baik itu berasal
pemasaran untuk saluran pemasaran I dari Jember maupun luar kota yang
sebesar 0% lebih kecil daripada nilai berkunjung ke daerah wisata rembangan
efisiensi pemasaran pada saluran II ataupun yang sengaja datang untuk
sebesar 1,98%. Hal ini berarti bahwa membeli buah naga. Karena itu pada
saluran pemasaran I lebih efisien umumnya tidak ada perantara dalam
daripada saluran pemasaran II. Pada pemasaran buah naga, karena konsumen
saluran pemasaran I marjin langsung membeli kepada produsen.
pemasarannya adalah Rp. 0, sedangkan Tetapi seringkali produsen buah naga
saluran pemasaran II melibatkan satu bertindak sebagai pengepul, biasanya
lembaga pemasaran dengan marjin mereka membeli buah naga dari petani-
pemasaran sebesar Rp. 2.334,00. Hal ini petani kemudian menjualnya langsung
menunjukkan bahwa saluran pemasaran kepada konsumen.
pendek lebih efisien daripada saluran

76 J-SEP Vol. 3 No. 2 Juli 2009


c. Strategi Promosi pemasaran I adalah yang paling
Untuk mempromosikan buah naga dapat efisien, menyusul saluran pemasaran
dilakukan dengan pemberian contoh II dan III.
atau “tester” pada calon konsumen 4. Strategi pemasaran buah naga di
sehingga calon konsumen dapat Kabupaten Jember menggunakan
mengetahui rasa dan kualitas dari buah strategi bauran pemasaran yaitu
naga yang di pasarkan. Selain itu dengan menjaga kualitas buah naga
promosi dapat dilakukan dengan yang dihasilkan agar konsumen
menjalin kerjasama dengan pemerintah. dapat terus membelinya,
memperluas daerah pemasaran di
d. Strategi Harga
daerah perkotaan, bekerjasama
petani menjual buah naga di bawah
dengan pemerintah untuk
harga jual yang ditetapkan, biasanya
melakukan promosi, dan potongan
petani menjual buah naganya pada
harga atau diskon akan diberikan
kisaran harga Rp. 14.000,00 sampai Rp.
pada konsumen yang membeli
20.000,00 per kilogram.
dengan jumlah yang besar.
Konsumen dapat melakukan
SIMPULAN DAN SARAN
penawaran agar harga yang diterima
Simpulan dapat lebih rendah.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, dapat diambil beberapa Saran
kesimpulan sebagai berikut: Saran yang dapat peneliti berikan
1. Trend Produksi buah naga di sehubungan dengan hasil pe-nelitian
Kabupaten Jember memiliki arah yang telah dilakukan adalah:
yang positif yang berarti bahwa
1. Petani dapat menjual buah naganya
trendnya cenderung mengalami
di daerah perkotaan untuk
peningkatan dalam dua tahun ke
memperluas jaringan pemasaran.
depan yaitu tahun 2010 dan 2011.
2. Membentuk kelompok tani buah
2. Analisis SWOT menunjukkan
naga agar mempermudah petani
bahwa usahatani buah naga di Desa
dalam memasarkan buah naga,
Kemuning Lor Kecamatan Arjasa
mempermudah dalam memperoleh
berada pada posisi White Area
informasi pasar, dan mempermudah
(Bidang Kuat-Berpeluang).
dalam melakukan kerjasama dengan
Usahatani buah naga di Desa
berbagai pihak.
Kemuning Lor memiliki peluang
pasar yang prospektif dan memiliki
kompetensi untuk mengerjakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kekuatan yang dimiliki usahatani
buah naga yaitu ketersediaan bahan
Hasan, M.I. 2002. Pokok-Pokok Materi
baku, mutu dan kualitas produk,
Statistik (Statistik Deskriptif).
teknik budidaya mudah, dan lokasi
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
usaha (pasar). Sedangkan peluang
yang dimiliki yaitu keadaan
Kotler, P dan Amstrong, G. 1996.
geografis (keadaan daerah),
Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I.
kepercayaan konsumen, konsumen
Jakarta: Erlangga.
tetap, dan dukungan pihak luar.
3. Ketiga jenis saluran pemasaran buah
Muhadianto, N. 2007. Budidaya Buah
naga di Desa Kemuning Lor
Naga. [serial online].
Kecamatan Arjasa Kabupaten
www.tcplanet.blogspot.com/2007/1
Jember adalah efisien. Saluran

J-SEP Vol. 3 No. 2 Juli 2009 77


1/budidaya-buah-naga-dragon-
fruit.html - 75k –. [akses tanggal:
22 Maret 2009].

Nazir, M. 1999. Metodologi Penelitian.


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT


Teknik Membedah Kasus Bisnis:
ReorientasiKonsep Perencanaan
Strategis Untuk Menghadapi Abad
21. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan
Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.

Sudiyono, A. 2004. Pemasaran


Pertanian. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.

78 J-SEP Vol. 3 No. 2 Juli 2009

Anda mungkin juga menyukai